PENDAHULUAN Latar Belakang su lingkungan mengenai perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca (C02, CH4, N20, HFCs) ke lapisan atmosfir merupakan salah satu isu penting yang mendapat sorotan dunia saat ini. Laju kenaikan konsentrasi gas rumah kaca dapat mengakibatkan pemanasan global di muka bumi. Pemanasan global dapat diartikan sebagai kenaikan temperatur muka bumi secara perlahan yang berakibat pada pe~bahan iklirn global di muka bumi yang berdampak negatiif terhadap keberlangsungan kehidupan manusia. Peningkatan efek dari gas rumah kaca tersebut mendapat perhatian yang cukup serius dari negara-negara di dunia. Pada tahun 1997 melalui Protokol Kyoto (PK) telah disepakati bahwa negara-negara maju diharuskan mengurangi emisi gas rumah kaca paling sedikii 5% dari tingkat emisi tahun 1990 dalam periode komitmen pertama yaitu tahun 2008-2012 (Mudiyarso 2003). Penekanan emisi boleh dilakukan di negara lain melalui makanisme Protokol Kyoto yaitu Emission Trading (ET), Joint mplementation (J) dan Clean Development Mechanism (CDM). Mekanisme PK yang dilakukan di negara berkembang adalah CDM dimana dalam mekanisme ini negara maju melaksanakan proyek penekanan emisi atau peningkatan serapan gas rumah kaca di negara berkembang. Sektor kehutanan merupakan salah satu sektor yang dimasukan dalam skerna CDM yang diharapkan dapat menekan laju kenaikan konsentrasi gas rumah kaca. Diantara beberapa gas rumah kaca tersebut, C02 memiliki jumlah yang paling berlirnpah. Ekosistem hutan memainkan peranan penting dalam mengurangi perubahan iklim. Peran sektor kehutanan, khususnya hutan tropis dalam menekan efek kenaikan konsentrasi gas rumah kaca (Con) adalah melalui penyerapan karbon dalarn bentuk akumulasi biomassa. Biornassa vegetasi hutan berisi cadangan karbon yang sangat besar yang dapat menjaga dan memberikan keseimbangan siklus karbon di muka bumi (Elias 2002). ~elain berfungsi sebagai penyerap karbon, hutan juga sebagai sumber emisi karbon melalui proses respirasi. AMfis kehutanan sangat mempengaruhi potensi cadangan karbon yang ada di dalam hutan. Diantara beberapa aktifitas kehutanan yang mempengaruhi
potensi cadangan karbon hutan adalah kegiatan pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur yang digunakan. Kegiatan pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur di hutan alam tropika di lndonesia yang dilakukan oleh para pemegang ljin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (UPHHK) berperan sebagai faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya cadangan karbon di hutan alam tropika. Kegiatan pemanenan kayu dan sistem silvikultur dalam pengelolaan hutan lestari merupakan dua kegiatan yang tidak bisa dipisahkan. Sampai saat ini sistem silvikultur yang digunakan di hutan alam tropika lndonesia adalah sistem silvikultur TPTl (Tebang Pilih Tanam ndonesia), sistem silvikultur TPTll (Tebang Pilih Tanam lndonesia ntensif) dan sistem silvikultur TPTJ (Tebang Pilih Tanam Jalur). Sistem silvikultur TPTJ adalah sistem silvikultur yang meliputi cara tebang pilih dengan batas diameter minimal 40 cm diikuti dengan permudaan buatan dalam jalur. Sistem silvikultur TPTJ dilaksanakan pada kawasan hutan alam produksi yang termasuk kategori hutan tanah kering dataran rendah dan di kawasan lain yang memungkinkan sesuai Ketetapan Menteri Kehutanan N0.435iKpts-li1997. Kegiatan pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur di hutan alam tropis dapat menimbulkan perubahan terhadap ekosistem hutan yang cukup besar. Dampak dari kegiatan pemanenan kayu di hutan alam, antara lain mengakibatkan kerusakan vegetasi hutan (tegakan tinggal dan tumbuhan bawah) dan kerusakan tanah. Hasil penelitian (Bertault and Sist, 1997; Elias, 1998) menyimpulkan bahwa dampak dari kegiatan pemanenan kayu dengan sistem TPTl mengakibatkan kerusakan tegakan tinggal sebesar 25-45% dan keterbukaan areal sebesar 20-35%. Lasco (2002) menyatakan bahwa amfias pemanenan kayu berperan dalam menurunkan cadangan karbon di atas permukaan tanah minimal 50%. Di hutan tropis Asia penurunan cadangan karbon akibat aktiitas pemanenan kayu berkisar antara 22-67%. Penelitian mengenai keberadaan potensi cadangan karbon di hutan alam tropis akibat kegiatan pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur TPTJ sangat penting untuk dilakukan. Hal ini untuk mengkaji seberapa besar dampak kegiatan pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur TPTJ terhadap potensi cadangan karbon vegetasi.
Perumusan Masalah Laju deforestasi hutan alam tropika di ndonesia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, ha1 ini berpengaruh terhadap proses penyerapan C02 dari atmosfir yang dapat mempengaruhi kondisi iklim global, yaitu menimbulkan efek gas rumah kaca. Pohon-pohon di dalam hutan menggunakan C02 dalam proses fotosintesis yang menghasilkan O2 dan energi. Sebagian energi hasil fotosintesis tersebut disimpan dalam bentuk biomassa vegetasi. Brown (1997) menyatakan bahwa 50% dari biomassa vegetasi tersusun atas karbon. Kegiatan pemanenan kayu dan tindakan-tindakan silvikultur di hutan alam yang sampai saat ini dilakukan oleh pemegang UPHHK mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi dan struktur vegetasi hutan. Perubahan komposisi dan struktur vegetasi hutan berakibat terhadap kemampuan vegetasi hutan tersebut untuk menyerap ataupun melepaskan karbon ke atmosfir. Brown et a/. (1999) menyatakan bahwa penyimpanan karbon pada vegetasi hutan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu diantaranya iklim, topografi, karakteristik lahan, komposisi dan jenis tanaman dan perbedaan siklus pertumbuhan tanaman. Sedangkan Proses pelepasan cadangan karbon ke atmosfir dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya intensitas pemanenan hutan serta proses dekomposisi (Ojima et a/. 1996). Atas dasar uraian perrnasalahan yang dikemukakan di atas maka timbul beberapa pertanyaan yang perlu di jawab dalam penelitian ini : 1. Seberapa besar terjadinya perubahan komposisi dan struktur vegetasi hutan alam akibat kegiatan pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur TPTJ pada areal bekas penebangan umur 0, 2, 3, 4 tahun jika dibandingkan dengan vegetasi hutan primer? 2. Berdasarkan inforrnasi dari jawaban permasalahan 1 di atas, seberapa besar perbedaan potensi cadangan karbon vegetasi hutan alam pada areal bekas penebangan umur 0,2,3,4 tahun dan areal hutan primer? Kerangka Pemikiran Aktifias pemanenan kayu dan perlakuan silvikubr merupakan faktor yang berperan pnting dalam menentukan potensi cadangan karbon. Komposisi dan struldur hutan alam b-opika yang berubah akan berakibat terhadap potensi penyerapan karbon oleh vegetasi hutan. Gambar la dan 1 b menjelaskan kerangka pemikiran dalam penelitian ini.
Pelepasan Karbon ii f Hutan Alam Atmosfir 4 Tropika i i Penyerapan Karbon * Pemanenan Kayu dan Pelepasa Ka -bon Perlakuan Silvikultur TPTJ dan Penyerap n k :arbon Perlakuan Silvikultur TPTJ Perubahan Komposisi dan Perubahan Struktur Vegetasi Hutan Potensi Cadangan Karbon di atas Permukaan Tanah Gambar la Flow chart dampak pemanenan kayu dan perlakuan silvikuitur TPTJ terhadap potensi cadangan karbon di atas perrnukaan tanah. VegM Tingkat Sernai dan Tumbuhan Bawah Berdiiter 2 5 crn Secara Langsung T Pendugaan Biornassa Secara Tidak Langsung (Non Desfn~Mif) dengan Persamaan Allometrik : Biomassa = f (Diameter) Tanah di Hutan Alam Tropika + Potensi Cadangan Karbon di Atas Permukaan Tanah Pada Hutan Alam Tropika Gambar lb Flow chart pendugaan potensi cadangan karbon dalam vegetasi hutan alam tropika.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) untuk membandingkan perubahan komposisi dan struktur vegetasi hutan akibat kegiatan pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur TPTJ di hutan alam tropika pada areal bekas tebangan umur 0, 2, 3, 4 tahun dengan hutan primer; (2) untuk membandingkan potensi cadangan karbon vegetasi hutan alam tropika pada areal bekas tebangan umur 0,2,3,4 tahun dengan hutan primer. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data kuantitaffl mengenai perubahan komposisi dan struktur vegetasi dan besarnya potensi cadangan karbon vegetasi di atas permukaan tanah akibat kegiatan pemanenan kayu dan tindakan silvikultur TPTJ. Dengan tersedianya data ini diharapkan dapat dijadikan dasar acuan dalam perencanaan pengelolaan hutan yang lestari. Hipotesis Berdasarkan tujuan yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan beberapa hipotesis berikut ini : 1. Terjadi perubahan komposisi dan struktur vegetasi hutan akibat kegiatan pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur TPTJ di hutan alam tropika. 2. Tejadi perbeciaan potensi cadangan karbon vegetasi di hutan alam primer dan areal bekas penebangan TPTJ.