OPTIMALISASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS PADA SUPERTAN BAKERY)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

Prosiding Manajemen ISSN:

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

Management Analysis Journal

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

Yehezkiel Alianto Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Manajemen ISSN:

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode EOQ (Economic Order Quantity), Metode JIT (Just In Time) dan Efisiensi Biaya

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (Contoh Pengendalian pada usaha Grenda Bakery Lianli, Manado) Eyverson Ruauw ABSTRACT

Agung Wahyu Prayogo Dwiatmanto Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), inventories of raw materials. vii Universitas Kristen Maranatha

ORDER QUAANTITY (EOQ).

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITI (EOQ) PADA PERUSAHAAN ROTI BONANSA

ABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), Raw Materials, Inventories of Raw Materials. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode EOQ Pada Produk Obat Anti Nyamuk Bakar Manguni. Max O. Siwi

PERBANDINGAN NILAI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PD. ANEKA CIPTA FIBER GLASS

ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA

ABSTRACT. Keywords: Safety Stock, Lead Time, Reorder Point dan Total Inventory Cost, EOQ (Economic Order Quantity) method. viii

BAB 2 LANDASAN TEORI

Prosiding Manajemen ISSN:

Pendahuluan Setiap perusahaan, apalagi perusahaan industri, memerlukan berbagai jenis barang untuk keperluan industrinya. Barang-barang ini dapat berb

PENERAPAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG PADA USAHA PIA ARIAWAN DI DESA BANYUNING TAHUN 2013

DAFTAR GAMBAR. Halaman

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU LIMBAH KAYU SANGKAR BURUNG DENGAN METODE EOQ PADA UD. AMANAH SURAKARTA

Analisa Persediaan Bahan Baku Mengunakan Metode EOQ (Economy Order Quantity) di CV. Alfa Nafis

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3 September 2013 INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ROTI PADA PABRIK ROTI BOBO PEKANBARU

EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ. Diterima: 1 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

USULAN PENENTUAN TEKNIK LOT SIZING TERBAIK DENGAN MINIMASI BIAYA DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN CANVAS EP 200 CONVEYOR BELT DI PT.

ANALISA PENERAPAN TEKNIK LOT SIZING DALAM UPAYA MENGENDALIKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. PAKINDO JAYA PERKASA

ANAISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA UD BASTON FOOD KUDUS

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal

Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS METODE PERSEDIAAN TEPAT WAKTU (JUST IN TIME) SEBAGAI DASAR PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBANTU. ( Studi pada PG.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. a. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Persediaan

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU CAN BODY 250ml DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SEMARANG

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

ANALISA PENGENDALIANPERSEDIAAN BAHAN BAKUDENGANMETODE EOQPADA PT SENTOSA PLASTIKMEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS PADA UD BINTANG USAHA DI KECAMATAN MUAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SKRIPSI... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iii

OLEH : YUSNA QURROTA A YUNI NPM :

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA HOME INDUSTRY ROTI PRIMA

Manajemen Operasi. Manajemen Persediaan.

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA AGROINDUSTRI KRIPIK BUAH SANUR DI KABUPATEN MALANG ABSTRACT

Anggi Lisli Montolalu Celcius Talumingan Eyverson Ruauw

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol.4, No.5, Desember 2015

ANALISIS PENGENDALIAN PESEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PERUSAHAAN ROTI BONANSA

ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

MENGOPTIMALKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UTAMA BEGACRON BLACK GI 200%: STUDI KASUS PT COLORINDO ANEKA CHEMICALS

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU FIBER UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN (STUDY KASUS PT. DJABES TUNAS UTAMA DI NGORO, MOJOKERTO)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TEPUNG TERIGU DAN GULA PASIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY PADA IBU BASUKI BAKERY TAHUN 2014

JTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 32-37

HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN

ANALISIS PERSEDIAAN PRODUK FARMASI CAIRAN INFUS PADA PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) PT. DOS NI ROHA SAMARINDA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN SILVER MEAL ALGORITHM (STUDI KASUS PT SAI)

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ROTAN PADA MEUBEL ROTAN TORA-TORA KELURAHAN UJUNA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengendalian Persediaan, Metode Probabilistik, Demand Variabel dan Lead Time Konstan. Universitas Kristen Maranatha.

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Serbuk Gergaji Kayu (Studi Kasus di Oka Jamur Bali, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk bisa mempertanggungjawabkan kebenaran dari suatu penelitian,

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

NASKAH SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DUMPTRUCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. ASRICO PUTRA PERDANA BEKASI

ABSTRAK. Kata Kunci: peramalan, single exponential smoothing, single moving average, Economic Order Quantity (EOQ). ABSTRACT

Transkripsi:

OPTIMALISASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS PADA SUPERTAN BAKERY) Hartadi Wijaya Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Banten Jaya Jl. Ciwaru Raya II No. 73, Kel. Cipare, Kec. Serang, Kota Serang 42117 wijayahartadi@gmail.com ABSTRACT This research was conducted from the problem of controlling the supply of raw materials for Falcon and Margarine Flour at SuperTan Bakery. This research was conducted using the Economic Order Quantity (EOQ) method which aims to determine the optimal purchase amount, the number of purchase frequency, total inventory costs incurred, the amount of safety inventory and when the reorder point for Falcon and Margarine Flour ingredients at SuperTan Bakery using EOQ. This research is an analytical descriptive study with a quantitative approach, where research is done by collecting, processing the data obtained so that it can produce an overview of the supplies of Falcon and Margarine Flour at SuperTan Bakery. Furthermore, the data obtained were analyzed using forecasting methods, Economic Order Quantity, Total Inventory Cost, Safety Stock, and Reorder Point. The results of the study based on the calculation of EOQ on 2016 and 2017 Falcon and Margarine Flour ingredients, found that the EOQ method is more efficient than the current method of the company, with: (1) the optimal purchase of wheat flour is 11,906.74 Kg while margarine is 1,789.01 Kg and 1,832.08 Kg. (2) the number of times the purchase of flour is as large as 12 times while the margarine material is 10 times and 11 times the order. (3) the total cost to be spent on wheat flour is Rp. 10,894,668.42 and Rp. 10,937,378.72 while margarine is Rp. 7,277,730,416 and Rp. 7,452,928,276. (4) the amount of safety stock of flour is 290 Kg and 44 Kg while margarine is 288 Kg and 36 Kg. (5) the reorder point for wheat flour is 1,449 Kg and 1,212 Kg while margarine is 441 Kg and 196 Kg. Keywords : Falcon and Margarine Flour Material, Economic Order Quantity, Reorder Point, Total Inventory Cost, Safety Stock ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dari masalah pengendalian persediaan bahan baku Tepung Terigu Falcon dan Margarin pada SuperTan Bakery. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) yang bertujuan mengetahui jumlah pembelian optimal, jumlah frekuensi pembelian, total biaya persediaan yang dikeluarkan, jumlah persediaan pengaman dan kapan titik pemesanan ulang bahan Tepung Terigu Falcon dan Margarin pada SuperTan Bakery dengan menggunakan EOQ. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah data yang diperoleh sehingga dapat menghasilkan gambaran mengenai persediaan bahan Tepung Terigu 53

Falcon dan Margarin di SuperTan Bakery. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode peramalan, Economic Order Quantity, Total Inventory Cost, Safety Stock, dan Reorder Point. Hasil penelitian berdasarkan perhitungan EOQ pada bahan Tepung Terigu Falcon dan Margarin tahun 2016 dan 2017, didapat bahwa metode EOQ lebih efisien dibandingkan metode perusahaan saat ini, dengan : (1) jumlah pembelian tepung terigu yang optimal adalah 11.906,74 Kg dan 11.953,41 Kg sedangkan margarin adalah 1.789,01 Kg dan 1.832,08 Kg. (2) jumlah frekuensi pembelian bahan tepung terigu sama besar sebanyak 12 kali pemesanan sedangkan bahan margarin sebanyak 10 kali dan 11 kali pemesanan. (3) total biaya yang harus dikeluarkan untuk tepung terigu adalah Rp. 10.894.668,42 dan Rp. 10.937.378,72 sedangkan margarin Rp. 7.277.730,416 dan Rp. 7.452.928,276. (4) jumlah safety stock tepung terigu adalah 290 Kg dan 44 Kg sedangkan margarin adalah 288 Kg dan 36 Kg. (5) titik pemesanan ulang tepung terigu adalah 1.449 Kg dan 1.212 Kg sedangkan margarin adalah 441 Kg dan 196 Kg. Kata Kunci : Bahan Tepung Terigu Falcon dan Margarin, Economic Order Quantity, Reorder Point, Total Inventory Cost, Safety Stock 1. PENDAHULUAN Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. SuperTan Bakery adalah sebuah pabrik roti sederhana yang menjual beraneka macam roti. Salah satu pabrik roti yang berlokasi di Rangkasbitung, SuperTan Bakery telah berdiri tahun 1994. Masalah utama pada pabrik ini adalah kebijakan sistem pengendalian persediaan masih belum dihitung dengan selayaknya, sehingga mengakibatkan sistem pengendalian persediaan bahan baku belum tentu berjalan secara optimum. 12100 12000 11900 11800 11700 11600 11500 11400 11300 11200 Penggunaan Tepung Terigu Falcon Tahun 2016 (Kg) Gambar 1. Grafik Penggunaan Bahan Tepung Terigu Falcon Tahun 2016 Sumber : PT. SuperTan Bakery (yang telah diolah) 54

2000 1500 1000 500 0 Penggunaan Bahan Baku Margarin Tahun 2016 (Kg) Gambar 2. Grafik Penggunaan Bahan Margarin Tahun 2016 Sumber : PT. SuperTan Bakery (yang telah diolah) Dengan adanya penggunaan yang berfluktuasi ini akan menyulitkan perusahaan dalam menentukan berapa kebutuhan bahan Tepung Terigu Falcon dan Margarin yang optimal untuk setiap kali pembelian karena dalam penentuan pembelian bahan baku, perusahaan masih menggunakan cara perhitungan tradisional, sehingga persediaan yang ada kemungkinan kurang optimal. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003) dalam (Desi, 2011) mendefinisikan manajemen persedian (inventory management) atau pengendalian tingkat persediaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penentuan kebutuhan produk, sehingga kebutuhan produk dapat dipenuhi pada waktunya dan di lain pihak investasi persediaan produk dapat ditekan secara optimal. 2.1.1 Jenis Persediaan Menurut (Zulfikarijah, 2005) menyatakan bahwa pada umumnya jenis persediaan yang terdapat dalam manajemen produksi adalah : (a) Persediaan bahan baku, (b) Persediaan barang setengah jadi, dan (c) Persediaan barang jadi. 2.1.2 Fungsi Persediaan Menurut Handoko (2000) dalam (Michel, 2014), menyatakan bahwa perusahaan melakukan penyimpanan persediaan barang karena berbagai fungsi, yaitu : (a) Fungsi Decoupling, (b) Fungsi Economic Lot Sizing, dan (c) Fungsi Antisipasi 2.1.3 Biaya-biaya Persediaan Menurut (Zulfikarijah, 2005) biaya persediaan di dalam perusahaan secara umum dibedakan menjadi empat jenis, yaitu : (a) Biaya pembeliaan (purchasing cost), (b) Biaya pengadaan (order cost), (c) Biaya penyimpanan (carrying cost/holding cost), dan (d) Biaya kekurangan persediaan (stockout cost). 55

2.1.4 Pengendalian Persediaan Bahan Pengendalian persediaan adalah kegiatan untuk menentukan tingkat dan komposisi persediaan komponen rakitan (part), bahan baku dan barang hasil/produk, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhankebutuhan pembelajaran perusahaan dengan efektif dan efisien, menurut Assauri(2004) dalam (Desi E., 2014). 2.2 Peramalan Menurut (Haming, 2011), peramalan (forecasting) merupakan proses pengestimasian permintaan di masa datang dikaitkan dengan aspek kuantitas, kualitas, waktu terjadinya, dan lokasi yang membutuhkan produk barang atau jasa yang bersangkutan. 2.3 Economic Order Quantity (EOQ) EOQ (Economic Order Quantity) adalah kuantitas bahan yang dibeli pada setiap kali pembelian dengan biaya yang paling minimal (Sutrisno, 2001) dalam (Eyverson, 2011). Perhitungan EOQ adalah sebagai berikut : EOQ= 2DS H...... (1) 3. METODE PENELITIAN Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah persediaan bahan baku roti SuperTan Bakery seperti (tepung terigu, margarin, telor, gula pasir, garam, dan bahan lain-lain). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah persediaan bahan tepung terigu dan margarin. Bahan ini dipilih karena merupakan bahan utama sebagai pembuatan roti dan juga karena persediaan bahan belum optimal dibandingkan dengan bahan baku lainnya. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Pengertiannya adalah : a. Data kualitatif yaitu, data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan dan wawancara langsung kepada pihak SuperTan Bakery. Sedangkan data sekunder berupa studi literatur dan data lain yang berkaitan dengan topik penelitian ini diperoleh dari dokumen, buku, internet, serta tulisan-tulisan yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode peramalan, Economic Order Quantity, Reorder Point, dan Safety stock. 3.1 Analisis Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Proyeksi tren (Trend Projection) atau analisis tren (Trend Analysis) Ŷ = a + b X.. (2) Dimana: Ŷ = Peramalan kebutuhan bahan baku a = Konstanta penggunaan bahan baku b = Bilangan waktu untuk satuan waktu X = Satuan waktu (bulan) 56

3.2 Analisis Pembelian Bahan Baku Sehingga EOQ dapat dirumuskan sebagai berikut : EOQ (Q*) = 2DS H. (3) Dimana : EOQ (Q*) = Jumlah optimal per pemesanan (Kg) S = Biaya pemesanan per pemesanan (Rp) D = Permintaan tahunan bahan baku (Kg) H = Biaya penyimpanan per Kg per tahun 3.3 Frekuensi pemesanan N = D (4) Q Dimana : N = Frekuensi pemesanan optimal D = Permintaan tahunan bahan baku Q* = Jumlah optimal per pemesanan 3.4 Analisis Total Biaya Persediaan Bahan Baku Adapun rumusnya adalah sebagai berikut : TC = D Q S + Q H... (5) 2 Keterangan : TC = Total biaya persediaan bahan baku (Rp) D = Permintaan tahunan bahan baku (Kg) S = Biaya pemesanan per pemesanan (Rp) H = Biaya penyimpanan per Kg per tahun 3.5 Analisis Safety Stock Adapun rumusnya adalah sebagai berikut : SS = Z σ.... (6) Dimana: SS = Safety Stock Z = Standar normal deviasi σ = Standar deviasi (1,65 dengan menggunakan standar 2 deviasi yang mempunyai keyakinan sebesar 95%). Sedangkan untuk mencari standar deviasi adalah sebagai berikut : σ = (x x)2... (7) n Dimana : Σ = Standar deviasi X = Penggunaan bahan baku (Kg) X : Rata-rata penggunaan bahan baku (Kg) N : Jumlah data 57

3.6 Analisis Reorder Point ROP = d x L + SS..... (8) Keterangan : d = Tingkat permintaan bahan baku (Kg) L = Waktu tunggu 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Data-data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode peramalan, Economic Order Quantity,Total Inventory Cost, Reorder Point, dan Safety stock. Tabel 1. Hasil Peramalan Kebutuhan Tepung Terigu dan Margarin tahun 2017 Menggunakan Metode Proyeksi Tren Linear No Bulan / Tahun Kebutuhan Bahan Baku (kg) Tepung Terigu Margarin 1. Januari 2017 11.800 1590,91 2. Februari 2017 11.807,69 1597,2 3. Maret 2017 11.815,38 1603,5 4. April 2017 11.823,08 1609,79 5. Mei 2017 11.830,77 1616,08 6. Juni 2017 11.838,46 1622,38 7. Juli 2017 11.846,15 1628,67 8. Agustus 2017 11.853,85 1634,97 9. September 2017 11.861,54 1641,26 10. Oktober 2017 11.869,23 1647,55 11. November 2017 11.876,92 1653,85 12. Desember 2017 11.884,62 1660,14 Jumlah 142.107,69 19.506,3 Rata-rata 11.842,30 1625,52 58

4.1 Perhitungan Pembelian Bahan Tepung Terigu Falcon dan Margarin a. EOQ Tahun 2016 Tepung Terigu Falcon dan Margarin (1) EOQ Tahun 2016 untuk Tepung Terigu Falcon EOQ ( 2016 ) = 2DS H 2 X 141.000 X 460.000 = 915 = 141.770.491,8 = 11.906,74 Kg Untuk frekuensi pemesanannya adalah : 141.000 = 11,84 dibulatkan menjadi menjadi 12 kali pemesan. 11.906,74 (2) EOQ Tahun 2016 untuk Margarin EOQ ( 2016 ) = 2DS H 2 X 18.600 X 350.000 = 4068 = 3.200.589,971 = 1.789,01 Kg Untuk frekuensi pemesanannya adalah : 18.600 = 10,39 dibulatkan menjadi menjadi 10 kali pemesan. 1.789,01 b. EOQ Tahun 2017 Tepung Terigu Falcon dan Margarin (1) EOQ Tahun 2017 untuk Tepung Terigu Falcon EOQ ( 2017 ) = 2DS H 2 X 142.107,69X 460.000 = 915 = 142.884.234,8 = 11.953,41 Kg 59

Untuk frekuensi pemesanannya adalah : 142.107,69 = 11,88 dibulatkan menjadi menjadi 12 kali pemesan. 11.953,41 (2) EOQ Tahun 2017 untuk Margarin EOQ ( 2017 ) = 2DS H 2 X 19.506,3 X 350.000 = 4068 = 3.356.541,298 = 1.832,08 Kg Untuk frekuensi pemesanannya adalah : 19.506,3 = 10,64 dibulatkan menjadi menjadi 11 kali pemesan. 1.832,08 4.2 Perhitungan Total Biaya Persediaan Tepung Terigu Falcon dan Margarin a. TC Tahun 2016 Tepung Terigu Falcon dan Margarin (1) TC Tahun 2016 untuk Tepung Terigu Falcon TC 2016 = D S Q + Q H 2 = 141.000 11.906,74 (460.000) + 11.906,74 2 (915) = 5.447.334,87 + 5.447.333,55 = Rp. 10.894.668,42 (2) TC Tahun 2016 untuk Bahan Margarin TC 2016 = D S Q + Q H 2 = 18.600 1.789,01 (350.000) + 1.789,01 2 (4.068) = 3.638.884,076 + 3.638.846,34 = Rp. 7.277.730,416 60

b. TC tahun 2017 Tepung Terigu Falcon dan Margarin (1) TC Tahun 2017 untuk Tepung Terigu Falcon TC 2017 = D S Q + Q H 2 = 142.107,69 11.953,41 (460.000) + 11.953,41 2 = 5.468.693,653 + 5.468.685,07 = Rp. 10.937.378,72 (2) TC Tahun 2017 untuk Margarin TC 2017 = D S Q + Q H 2 (915) = 19.506,3 1.832,08 (350.000) + 1.832,08 2 (4.068) = 3.726.477,556 + 3.726.450,72 = Rp. 7.452.928,276 4.3 Penentuan Persediaan Pengaman (Safety Stock) Pada umumnya batas toleransi yang digunakan adalah 5 % di atas perkiraan dan 5 % di bawah perkiraan. Dengan dua batas toleransi tersebut maka nilai standar deviasi yang digunakan adalah 1,65. Adapun perhitungan safety stock pada SuperTan Bakery adalah sebagai berikut : a. Safety Stock tahun 2016 Tepung Terigu Falcon dan Margarin (1) Safety Stock Tahun 2016 untuk Tepung Terigu Falcon σ = (X X)2 n = 370.000 12 = 30.833,3 = 175,59 Dengan nilai standar deviasi sebesar 175,59 maka besarnya safety stock untuk tahun 2016 adalah : SS = Z σ = 1,65 X 175,59 = 289,72 dibulatkan menjadi 290 Jadi safety stock yang harus ada pada tahun 2016 untuk Tepung Terigu Falcon adalah 290 Kg. 61

(2) Safety Stock Tahun 2016 untuk Margarin σ = (X X)2 n = 365.000 12 = 30.416,66 = 174,40 Dengan nilai standar deviasi sebesar 174,40 maka besarnya safety stock untuk tahun 2016 adalah : SS = Z σ = 1,65 X 174,40 = 287,76 dibulatkan menjadi 288 Jadi safety stock yang harus ada pada tahun 2016 untuk Margarin adalah 288 Kg. b. Safety Stock Tahun 2017 Tepung Terigu Falcon dan Margarin (1) Safety Stock Tahun 2017 untuk Tepung Terigu Falcon σ = (X X)2 n = 8.461,18 12 = 705,0983 = 26,55 Dengan nilai standar deviasi 26,55 maka besarnya safety stock untuk tahun 2017 adalah : SS = Z σ = 1,65 X 26,55 = 43,80 dibulatkan menjadi 44 Jadi safety stock yang harus ada pada tahun 2017 untuk Tepung Terigu Falcon adalah 44 Kg. (2) Safety Stock Tahun 2017 untuk Margarin σ = (X X)2 n = 5.664,45 12 62

= 472,037 = 21,72 Dengan nilai standar deviasi 21,72 maka besarnya safety stock untuk tahun 2017 adalah : SS = Z σ = 1,65 X 21,72 = 35,83 dibulatkan menjadi 36 Jadi safety stock yang harus ada pada tahun 2017 untuk Margarin adalah 36 Kg. 4.4 Penentuan Pemesanan Kembali (Re-Order Point) a. Re-Order Point Tahun 2016 Tepung Terigu Falcon dan Margarin (1) Re-Order Point Tahun 2016 untuk Tepung Terigu Falcon ROP = (d x L) + SS = (386,30 x 3) + 290 = 1.448,9 dibulatkan menjadi 1.449 Kg untuk Tepung Terigu Falcon (2) Re-Order Point Tahun 2016 untuk Margarin ROP = (d x L) + SS = (50,95 x 3) + 288 = 440,85 dibulatkan menjadi 441 Kg untuk Margarin. b. Re-Order Point Tahun 2017 Tepung Terigu Falcon dan Margarin (1) Re-Order Point Tahun 2017 untuk Tepung Terigu Falcon ROP = (d x L) + SS = (389,336 x 3) + 44 = 1.212,008 dibulatkan menjadi 1.212 Kg untuk Tepung Terigu Falcon (2) Re-Order Point Tahun 2017 untuk Margarin ROP = (d x L) + SS = (53,44 x 3) + 36 = 196,32 dibulatkan menjadi 196 Kg untuk Margarin 5. KESIMPULAN a. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode EOQ, diketahui jumlah pembelian bahan Tepung Terigu Falcon yang optimal dilakukan oleh SuperTan Bakery untuk tahun 2016 dan 2017 adalah sebesar 11.906,74 Kg dan 11.953,41 Kg. Sedangkan jumlah pembelian bahan Margarin yang optimal oleh SuperTan Bakery untuk tahun 2016 dan 2017 adalah sebesar 1.789,01 Kg dan 1.832,08 Kg. b. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode EOQ, diketahui jumlah frekuensi pembelian yang harus dilakukan SuperTan Bakery untuk bahan Tepung terigu Falcon pada tahun 2016 sebanyak 12 kali pemesanan dan untuk tahun 2017 sebanyak 12 kali pemesanan juga. Sedangkan Margarin pada tahun 2016 dilakukan sebanyak 10 kali pemesanan dan pada tahun 2017 sebanyak 11 kali pemesanan. 63

c. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode EOQ, diketahui total biaya bahan Tepung Terigu Falcon yang harus dikeluarkan oleh SuperTan Bakery untuk tahun 2016 dan 2017 adalah sebesar Rp. 10.894.6682 dan Rp. 10.937.378,72. Sedangkan total biaya bahan pada Margarin yang harus dikeluarkan SuperTan Bakery untuk tahun 2016 dan 2017 adalah sebesar Rp. 7.277.730,416 dan Rp. 7.452.928,276. d. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode EOQ, diketahui jumlah persediaan pengaman atau safety stock yang harus ada pada SuperTan Bakery untuk bahan Tepung Terigu Falcon tahun 2016 dan 2017 adalah sebesar 290 Kg dan 44 Kg. Sedangkan Margarin jumlah persediaan pengaman yang harus ada pada tahun 2016 dan 2017 sebesar 288 Kg dan 36 Kg. e. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode EOQ, diketahui titik pemesanan ulang atau reorder point bahan Tepung Terigu Falcon yang harus dilakukan oleh SuperTan Bakery untuk tahun 2016 dan 2017 adalah pada saat persediaan sebesar 1.449 Kg dan 1.212 Kg. Sedangkan reorder point pada bahan Margarin yang harus dilakukan oleh SuperTan Bakery untuk tahun 2016 dan 2017 adalah pada saat persediaan sebesar 441 Kg dan 196 Kg. DAFTAR PUSTAKA Carien, V. S. 2011. Perbandingan Metode EOQ (Economic Order Quantity) dan JIT (Just In Time) terhadap Efisensi Biaya Persediaan dan Kinerja Non-Keuangan (Studi Kasus pada PT. Indoto Tirta Mulia). Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 05 Tahun ke-2 Mei-Agustus 2011, 19. Desi, E. 2014. Pengaruh Pengendalian Persediaan Just In Time terhadap Efisiensi Pengadaan Persediaan Bahan Baku Studi Kasus pada CV. Jawara Karsa Agusto. Rangkuti, F. 2004. Manajemen Persediaan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Haming, M. 2011. Manejemen Produksi Modern. Bumi Aksara. Jakarta Handoko, H. 1984. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE. Yogyakarta Michel, C. T. 2014. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Ikan Tuna pada CV. GOLDEN KK. Jurnal EMBA Vol.2 No.4 Desember 2014, Hal. 524-536, 13. Bakery Lianli. 2011. ASE Volume 7 Nomor 1, Januari 2011: 1-11, 11. Manado Heizer, J., & Render, B. 2009. Manajemen Operasi, Buku 1, Edisi 9. Salemba Empat. Jakarta Eyverson, R. 2011. Pengendaliaan Persediaan Bahan Baku (contoh Pengendalian pada usaha Grenda) 64