BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian pada dasarnya adalah bagian dari pembangunan ekonomi,

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani. Permasalahan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih

ANALISIS USAHATANI PADI DAN PALAWIJA PADA LAHAN KERING DI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

DAMPAK PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) TERHADAP PENDAPATAN PETANI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI, USAHATANI DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

IV. METODE PENELITIAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam meningkatkan. 29,41%, tahun 2013 tercatat 29,13%, dan 2014 tercatat 28,23%.

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Bentuk Bantuan Modal pada Pertanian

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CAISIM

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

BAB I PENDAHULUAN. Palawija dan hortikultura merupakan bagian dari tanaman pertanian yang

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VIII. ANALISIS KEBIJAKAN ATAS PERUBAHAN HARGA OUTPUT/ INPUT, PENGELUARAN RISET JAGUNG DAN INFRASTRUKTUR JALAN

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN. energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Tidak perlu di ragukan lagi

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

BAB VI PENGEMBANGAN KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya bertopang pada sektor pertanian sebagai mata pencaharian. Petani di Indonesia belum bisa dikatakan sejahtera apabila dihat dari segi ekonominya. Hal ini desebabkan oleh banyaknya kebijakan Pemerintah yang tidak memihak pada para petani, selain itu semakin mahalnya harga input produksi serta kelangkaan menghambat produksi dibidang pertanian. Adanya kebijakan yang tidak sesuai dengan keadaan pertanian maka dapat menambah kemiskinan yang didominasi di perdesaan. Pertanian merupakan mata pencaharian utama bagi para petani. Sudah selayaknya negara melakukan pembangunan dibidang pertanian secara kontinyu dan berkelanjutan. Pembangunan dibidang pertanian diarahkan pada peningkatan produktivitas pangan yang meliputi tanaman pangan dan hortikultura yang dilakukan melalui intensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi, dan ekstensifikasi. Pembangunan pertanian pada dasarnya adalah bagian dari pembangunan ekonomi, yaitu suatu proses kegiatan manusia untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama petani dan pelaku usaha pertanian. Pembangunan sektor pertanian yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani saat ini banyak menemui kendala yang sangat kompleks, diantaranya: 1) semakin sempitnya lahan pertanian 2) tebatasnya informasi untuk akses permodalan bagi petani, 3) kurangnya infrastruktur yang menunjang peningkatan 1

produktivitas pertanian dan kemampuan petani, 4) masalah pasar dan harga yang fliktuatif dan tidak menguntungkan petani, 5) keterbatasan sistem pembibitan dan pembenihan nasional, 6) serta rawannya ketahanan pangan nasional. Banyak kendala yang dihadapi oleh petani, masalah sumberdaya manusia, lemahnya kapasitas kelembagaan petani, serta masalah pembiayaan dan modal pertanian merupakan salah satu masalah klasik bagi pembangunan sektor pertanian di Indonesia. Data persentase penduduk miskin Indonesia menurut daerah tahun 2011-2015, penduduk miskin lebih besar terdapat di pedesaan dibanding dengan perkotaan. Sesuai dengan kesempatan kerja terbesar terjadi pada sektor pertanian sehingga terlihat sinkronisasi antara kesempatan kerja terbanyak dengan penduduk miskin, artinya penduduk miskin banyak yang bekerja di sektor pertanian khususnya di Desa. Hasil perhitungan jumlah penduduk miskin di Indonesia yang dilakukan oleh (Badan Pusat Statistik, 2017) menunjukkan jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun baik di kota maupun di desa terus berfluktuatif. Periode yang sama pada tahun 2011-2015 dapat terlihat bahwa jumlah penduduk miskin lebih banyak di daerah perdesaan dari pada di perkotaan (Badan Pusat Statistik, 2017). Dilihat dari sisi mata pencaharian penduduk desa, dapat dikatakan bahwa kemiskinan mayoritas terjadi pada penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Hal ini selaras dengan pernyataan Menteri Pertanian pada suatu kesempatan bahwa 70 persen masyarakat miskin Indonesia adalah petani, terutama buruh tani yang jumlahnya sangat besar dan memang rawan terhadap kemiskinan. 2

Kemiskinan pada umumnya berhubungan erat dengan permasalahan pertanian di Indonesia. Beberapa masalah pertanian yang dimaksud yaitu pertama, sebagian besar petani Indonesia sulit untuk mengadopsi teknologi sederhana untuk meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya. Selain itu, masih banyak petani yang menggunakan cara-cara tradisional. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan ruang gerak petani terhadap fasilitas yang dimiliki sehingga membuat petani menjadi tertutup dan lambat dalam merespon perubahan yang terjadi di dunia luar. Mengatasi permasalahan permodalan pada petani, biasanya petani melakukan peminjaman atau kredit kepada lembaga Bank dan non Bank. Akan tetapi pada umumnya pihak Bank sangat sulit memberikan kredit ke petani pertanian yang tergantung pada musim, perishable, bulky, voluminous yang pada akhirnya akan mempengaruhi produk ketika pemanenan sehingga kondisi ini merupakan kendala bagi pihak perbankan dalam memberikan kredit. Umumnya pihak perbankan lebih suka untuk memberikan dananya ke sektor lain yang tingkat pengembaliannya lebih tinggi, seperti sektor perdagangan, jasa, perindustrian dan sebagainya. Keberpihakan Bank pada sektor non pertanian mengakibatkan petani semakin sulit untuk memajukan usaha tani karena modalnya terbatas. Keterbatasan dengan modal tersebut sektor lain jauh lebih maju dibandingkan dengan sektor pertanian. Akan tetapi meskipun sektor diluar pertanian jauh lebih pesat, sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja terbesar sebagaimana hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Tahun 2015-2017. 3

Program PUAP merupakan program terobosan Kementrian Pertanian Republik Indonesia untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah pusat dan daerah serta antara subsektor. PUAP berbentuk fasilitasi bantuan modal usaha petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Program ini memiliki tujuan yaitu; (1) untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah. (2) meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan, penyuluh dan penyedia mitra tani. (3) memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis. (4) meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan (Syahyuti, 2014) Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan dimulai sejak tahun 2008. Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) tersebut telah disalurkan sebagian besar kepada gapoktan-gapoktan dengan nilai sebesar Rp. 1,0573 Trilyun dengan jumlah rumah tangga petani yang terlibat adalah sekitar 1,32 juta. Penyaluran dana PUAP disalurkan melalui gabungan kelompok tani (Gapoktan) selaku kelembagaan tani yang berfungsi sebagai pelaksana PUAP. Hal ini dilakukan dengan harapan Gapoktan PUAP dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani. Penyaluran dana PUAP difokuskan untuk daerah-daerah yang tertinggal namun memiliki potensi pengembangan agribisnis ke depannya. Berdasarkan 4

kebijakan teknis program PUAP, sebaran lokasi PUAP meliputi 33 propinsi, 379 Kabupaten atau Kota, 1834 Kecamatan miskin dan 10524 Desa miskin. Salah satu provinsi yang memperoleh PUAP adalah Provinsi Jawa Timur. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai bulan maret 2016 yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur setiap tahunnya cenderung menurun. Tahun 2011-2016 dimana pada tahun ini program PUAP telah berjalan kondisi jumlah kemiskinan jawa timur juga menurun, hal ini mengindikasikan program yang diberikan pemerintah sangat berpengaruh signifikan. Tahun 2016 jumlah penduduk miskin jawa timur sebanyak 470330 orang atau sebesar 1205 persen. Kondisi ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang jumlah penduduk miskinnya sebanyak 478912 orang. Dengan demikian, ada penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 8582 orang atau sebesar 029 persen. Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Jawa Timur Tahun 2011 Maret 2016 Tahun Jumlah Penduduk (Ekor) Prosentase (%) 2011 5388.97 14,27 2012 5099.01 13,40 2013 4805.01 12,55 2014 4786.79 12,42 2015 4789.12 12,34 2016 4703.30 12,05 Sumber : Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2016 Penurunan jumlah penduduk miskin di Jawa Timur mengindikasikan bahwa diduga dampak dari program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah cukup berperan dalam menurunkan penduduk miskin di Jawa Timur. Tahun 2015 pemerintah kembali melakukan program bantuan kepada msyarakat 5

khususnya petani yang bertujuan dalam pengentasan kemiskinan seperti PNPM Mandiri, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Program dari pemerintah tersebut diharapkan masyarakat khususnya petani dapat terbantu dalam masalah yang dihadapi dan diduga dapat menurunkan kemiskinan. Karakteristik Desa Ledoktempuro dibidang pertanian dan mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani. Komoditas yang dibudidayakan petani di Desa Ledoktumpuro adalah tanaman palawija. Komoditas tanaman palawija yang paling banyak ditanam petani yaitu jagung. Kondisi wilayah di Desa Ledoktempuro sangat mendukung apabila ditanami komoditas jagung sehingga petani banyak yang membudidayakan jagung. Desa Ledoktempuro adalah salah satu Desa yang mendapatkan dana pengembangan usahatani agribisnis untuk meningkatkan pendapatan petani terhadap usahatani. Desa Ledoktempuro memperoleh Dana PUAP sebesar Rp 100.000.000,- pada tahun 2008. Sampai saat ini dana PUAP tersebut dikelola oleh Gapoktan Abadi untuk kepentingan petani dalam pengembangan usaha pertanian, khususnya tanaman jagung yang ada di Desa Ledoktempuro. Gapoktan Abadi menyediakan bibit unggul jagung dan menyediakan pupuk organik maupun non organik yang dibutuhkan petani. Adanya dana PUAP di Desa Ledoktempuro ini maka petani tidak lagi mengalami kekurangan modal usaha pertaniannya. Hal ini menunjukan bahwa dana PUAP tersebut sangat menguntungkan petani, meningkatakan pendapatan petani dan produktifitas pangan. Oleh kerena itu peneliti ingin mengetahui pendapatan petani jagung anggota Gapoktan Abadi dengan adanya Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan. 6

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Desa Ledoktempuro Kecamatan Randuagung Kabupaten Lumajang? 2. Bagaimana pendapatan petani jagung dengan adanya program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Desa Ledoktempuro? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Desa Ledok Tempuro Kecamatan Randuaggung Kabupaten Lumajang. 2. Analisis pendapatan petani jagung dalam program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Desa Ledok Tempuro Kecamatan Randuaggung Kabupaten Lumajang. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penelitian ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan terutama mengenai program-program yang diberikan oleh Departemen Pertanian. 7

2. Bagi peneliti lain, dapat berguna sebagai informasi dan bahan rujukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 3. Bagi pemerintah, sebagai bahan masukan dan evaluasi kepada Kementrian Pertanian Republik Indonesia agar bisa maksimal dalam melakukan sosialisasi mengenai programnya kepada masyarakat. 4. Bagi Gapoktan, sebagai bahan masukan perbaikan terhadap perkembangan Gapoktan setempat. 1.5 Batasan Istilah dan Pengukuran Variabel 1.5.1 Batasan Masalah Batasan penelitian perlu dijelaskan agar tidak menimbulkan adanya perbedaan pengertian dalam penelitian ini, yaitu : 1. Responden adalah petani yang menerapkan usahatani jagung dan mendapatkan dana bantuan dari Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) tahun 2017. 2. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) merupakan bentuk fasilitas bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan kelompok tani (Gapoktan). 1.5.2 Pengukuran Variabel Beberapa Pengukuran Variabel yang perlu dijelaskan agar tidak menimbulkan adanya perbedaan pengertian dalam penelitian ini yaitu: 8

1. Petani jagung adalah petani yang mengusahakan Uasahatani jagung dan mendapat bantuan dari program PUAP. 2. Pupuk adalah jumlah pupuk yang digunakan petani jagung dalam satu musim tanam meliputi pupuk NPK, TSP, ZA, KCL dan kandang, dihitung dalam satuan kilogram (Kg) dan harga pupuk dinilai dalam satuan rupiah (Rp/ Kg). 3. Luas lahan adalah yang digunakan selama satu musim tanam untuk usahatani jagung pada luasan tertentu dihitung dalam satuan hektar (Ha). 4. Benih adalah benih jagung yang digunakan pada usahatani selama satu musim tanam yang dihitung dalam satuan kilogram (Kg) dan dinilai dengan rupiah (Rp). 5. Tenaga kerja adalah keseluruhan tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani jagung dalam satu musim tanam, baik tenaga kerja keluarga maupun tenaga kerja luar. Semua tenaga kerja dikonversikan kedalam tenaga kerja pria dan diukur dalam HKSP, sedangkan nilai tenaga kerja berdasarkan upah dan dinyatakan dalam rupiah (Rp/ HKP). 6. Harga produksi merupakan nilai dari produk jagung yang dijual dan dinyatakan dalam rupiah Kg (Rp/Kg). 7. Produksi adalah hasil yang diperoleh dari usahatani Jagung dalam satu masa tanam dengan satuan Kilogram(Kg) dan nilai produksi dinilai dengan rupiah per Kg (Rp/Kg). 8. Biaya total adalah jumlah biaya yang dikeluarkan selama proses usahatani jagung, meliputi biaya tetap dan biaya variabel yang diukur dalam satuan rupiah untuk per. 9

9. Biaya tunai adalah besarnya nilai uang tunai yang dikeluarkan, diukur dalam satuan rupiah. (Rp) 10. Penerimaan adalah nilai produk total dari usahatani jagung yang diterima oleh petani selama satu musim tanam, Penerimaan dihitung dengan mengalikan jumlah produksi dengan harga jual produk, Dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). 11. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan petani dengan total biaya mengusahakan yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani jagung selama satu musim tanam yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). 12. Jagung adalah jumlah komoditas jagung yang diperoleh petani dari hasil usahatani. 10