TOTAL COLIFORM, ESCHERICHIA COLI DAN KEKERUHAN AIR SUMUR GALI DI KELURAHAN WAWONASA KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO TAHUN 2018 Gehati Cheilah Tatuhe*, Oksfriani Jufri Sumampouw*, Odi Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Air adalah satu kebutuhan pokok sehari-hari makluk hidup di dunia baik manusia, hewan dan tumbuhan.. Air digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya minum, mandi, mencuci peralatan rumah tangga mencuci pakaian, memasak, yang keseluruhannya itu merupakan kebutuhan pokok, selain kebutuhan lainnya misalnya menyiram tanaman, mencuci kendaraan, membersihkan lantai, pendingin mesin atau pelarut bahan (Suyono dan Budiman, 2011). Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan akan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat (Permenkes, 2017). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Total Coliform, Escherichia Coli dan Kekeruhan Air Sumur di Kelurahan Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif berbasis laboratorium. Sampel penelitian ini diambil dari 12 sumur gali di Kelurahan Wawonasa Kecamatan Singkil. Parameter yang diamati yaitu Total Coliform, Escherichia Coli dan Kekeruhan. Hasil pemeriksaan laboratorium dibandingkan dengan Permenkes No 32 Tahun 2017. Hasil pemeriksaan dari 12 sumur gali berdasarkan parameter Total Coliform terdapat sebanyak 6 sumur tidak memenuhi syarat, Escherichia Coli semua sumur tidak memenuhi syarat, dan kekeruhan terdapat 3 sumur gali yang tidak memenuhi syarat. Kata Kunci: Total Coliform, Escherichia Coli, Kekeruhan ABSTRACT Water is a basic necessity for living, either for humans, animals and plants. Water is used for various purposes including drinking, bathing, washing household appliances, washing clothes, cooking, all of which are basic needs, in addition to other needs such as watering plants, washing vehicles, cleaning floors, cooling machines or solvent materials (Suyono and Budiman, 2011). Reviewed from the point of view of public health science, the provision of clean water sources must be able to meet the needs of the community because of the limited supply of clean water facilitating the emergence of diseases in the community (Permenkes, 2017). The purpose of this study is to find out the Total Coliform, Escherichia Coli and dug well water turbidity in Wawonasa district, Singkil subistrict, Manado City. This research is a laboratory-based descriptive survey research. The research sample was taken from 12 dug wells in Wawonasa district, Singkil subistrict. Parameters observed were Total Coliform, Escherichia Coli and Turbidity. The results of the laboratory examination were compared with Permenkes 2017 No. 32. The results of the examination of 12 dug wells based on the Total Coliform parameters there were 6 wells that were not eligible, and for the result of Escherichia Coli, all wells did not meet the requirements, and turbidity there were 3 dug wells that did not meet the requirements. Keywords: Total Coliform, Escherichia Coli, Turbidity PENDAHULUAN Air adalah satu kebutuhan pokok sehari-hari makluk hidup di dunia baik manusia, hewan dan tumbuhan. Tanpa air kemungkinan tidak ada kehidupan didunia ini karena makhluk hidup sangat memerlukan air untuk bertahan hidup. Air digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya minum, mandi, mencuci peralatan rumah tangga mencuci pakaian, memasak, yang keseluruhannya itu merupakan kebutuhan pokok, selain kebutuhan lainnya misalnya menyiram tanaman, mencuci kendaraan, membersihkan lantai, pendingin mesin atau pelarut bahan (Suyono dan Budiman, 2011).
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 menjelaskan air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Syarat kesehatan yang dimaksud meliputi syaratsyarat fisika, kimia, biologi dan radioaktif. Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan akan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Salah satu jenis sarana penyediaan air bersih yang banyak dipergunakan adalah sumur gali. Sekitar 45% masyarakat di Indonesia menggunakan sumur sebagai sarana air bersih dan diperkirakan sekitar 75% yang menggunakan sarana air bersih sumur jenis sumur gali. Sumur sebagai sumber air bersih harus ditunjang dengan syarat konstruksi dan syarat lokasi sebuah sumur gali, hal ini diperlukan agar kualitas air sumur gali aman sesuai dengan aturan yang di tetapkan (Chandra, 2007 dan Waluyo, 2005). Menurut ketentuan World Health Organization (WHO) dan American Public Health Association (APHA) kualitas air ditentukan oleh kehadiran dan jumlah bakteri didalamnya. Terdapat berbagai jenis bakteri yang hidup di dalam air, salah satunya yaitu bakteri Coliform. Termasuk di dalam kelompok bakteri ini adalah Escherichia coli (E. coli) yang dijadikan sebagai indikator terhadap pencemaran air. Penyakit-penyakit yang timbul akibat terjadinya pencemaran air adalah Typus abdominalis, kolera, poliomyelitis, penyakitpenyakit cacing seperti Ascariasis, Trichiuris, parasit yang menggunakan air untuk hidupnya seperti Schistoma mansoni (Sarudji, 2010). Pemukiman yang ada di Kelurahan Wawonasa memiliki jarak bangunan yang berdekatan sehingga dapat menimbulkan masalah kesehatan, hal ini dapat mengakibatkan terganggunya kualitas air tanah, jarak septic tank yang terlalu dekat dengan sumur merupakan salah satu faktor pencemar. Sumur gali yang berada di Kelurahan Wawonasa memiliki kedalaman rata-rata ±2 meter, beberapa tidak memiliki penutup, dinding sumur tidak bersemen mudah terkontaminasi melalui rembesan selain itu terdapat hewan-hewan yang berkeliaran dan adanya kotoran-kotoran hewan disekitar pemukiman. Disekitar sumur terdapat genangan-genangan air karna system drainase pemukiman belum maksimal, hal-hal tersebut dapat menjadi faktor-faktor yang menyebabkan sumur dapat terkontaminasi oleh berbagai bakteri adapun warna air sumur yang ada di Kelurahan Wawonasa tidak jernih atau keruh. Penelitian yang dilakukan oleh Tandilangi (2017) menunjukan bahwa kandungan Coliform pada air sumur bersemen tidak memenuhi syarat yang telah di tetapkan oleh Permenkes No. 416
Tahun 1990 tentang persyaratan kualitas air bersih dengan hasil kandungan Coliform sebanyak 460-2400 MPN/ 100 ml air sumur. Berdasakan uraian latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik melakukan penelitian tentang Total Coliform, Escherichia Coli dan Kekeruhan Air Sumur di Kelurahan Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survey deskriptif berbasis laboratorium. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober 2018 di Kelurahan Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado. Populasi dalam penelitian ini total sumur yang ada di Kelurahan Wawonasa Kecamatan Singkil sebanyak 55 sumur. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 12 sumur. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan parameter Total Coliform, Escherichia Coli dan Kekeruhan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas 1 Manado. Hasil pemeriksaan dibandingkan dengan Baku Mutu Air Bersih PERMENKES RI No. 32 Tahun 2017. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan parameter total Coliform Tabel 1. Hasil Laboratorium Total Coliform pada Air Sumur Gali di Kelurahan Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado Kode Sumur Total Hasil Analisa Coliform 1 41 MS 2 84 TMS 3 >1600 TMS 4 >1600 TMS 5 210 TMS 6 47 MS 7 1600 TMS 8 48 MS 9 39 MS 10 240 TMS 11 40 MS 12 23 MS Berdasarkan hasil pengujian sumur gali parameter Total Coliform pada air sumur gali di kelurahan Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado didapatkan bahwa ada 6 sumur tidak memenuhi syarat dan 6 sumur memenuhi syarat. Sampel air sumur yang tidak memenuhi syarat terdapat pada sampel air nomor 3 dan 4 terdapat total coliform >1600 MPN/ 100 ml dan sampel air nomor 7 terdapat total coliform 1600 MPN/ 100 ml. Sampel air nomor 2,3,4,5,7, dan 10 yang lokasinya dekat dengan septic tank, adanya sampah berserakan disekitar sumur, dekat dengan saluran pembuangan air limbah, masih adanya hewan berkeliaran disekitar sumur serta kontruksi sumur tidak memiliki penutup sumur, letak timba tidak digantung sehingga hal
tersebut memungkinkan adanya bakteri masuk ke dalam sumur. Penelitian yang dilakukan oleh Tandilangi (2017) mendapatkan bahwa dari 15 sumur bersemen di Desa Likupang semua sumur memiliki kandungan total Coliform yang tidak memenuhi syarat. Kandungan total Coliform terendah yaitu 210 MPN/100 ml air sumur sedangkan yang tertinggi yaitu > 2400 MPN/100 ml air sumur, hal tersebut disebabkan kondisi fisik sumur yang tidak mememuhi syarat, penelitian yang sama juga dilakukan oleh Kalalo (2017) terdapat 10 sumur di Desa Marinsow yang memiliki kandungan total coliform yang tidak memenuhi syarat. Kandungan total coliform terendah 460 MPN/100 ml air sumur sedangkan yang tertinggi yaitu > 2400 MPN/100 ml air sumur. Hasil pemeriksaan parameter Escherichia Coli Tabel 1. Hasil Laboratorium Escherichia Coli pada Air Sumur Gali di Kelurahan Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado Kode Sumur E.coli Hasil Analisa 1 41 TMS 2 58 TMS 3 41 TMS 4 540 TMS 5 47 TMS 6 47 TMS 7 430 TMS 8 21 TMS 9 31 TMS 10 240 TMS 11 34 TMS 12 23 TMS Berdasarkan hasil pengujian sumur gali parameter E.coli pada air sumur gali di kelurahan Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado didapatkan bahwa semua sumur yang di periksa tidak memenuhi syarat sesuai standar yang di terapkan oleh Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017 dimana nilai batas maksimum. E.coli 0/100 ml, hal tersebut disebabkan karena lokasinya dekat dengan septic tank, adanya sampah berserakan disekitar sumur, dekat dengan saluran pembuangan air limbah, masih
adanya hewan berkeliaran disekitar sumur serta kontruksi sumur tidak memiliki penutup sumur, letak timba tidak digantung sehingga hal tersebut memungkinkan adanya bakteri masuk ke dalam sumur. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati, dkk (2013) mendapatkan bahwa dari 8 sumur yang diperiksa semua sumur memiliki kandungan e.coli yang tidak memenuhi syarat. Kandungan E.coli terendah yaitu 1100 MPN/100 ml air sumur sedangkan yang tertinggi yaitu 2400 MPN/100 ml air sumur. Hal tersebut disebabkan karena konstruksi sumur yang tidak memenuhi syarat, yang akan mempermudah bakteri meresap dan masuk kedalam sumur, kebiasaan warga melakukan aktivitas untuk keperluan domestic rumah tangga yang kurang dari jarak 11 meter dari bibir sumur juga memperparah keadaan sumur, karena menyebabkanm air sumur gali terkontaminasi dengan sisa air yang dipergunakan. Lokasi septic tank, saluran pembuangan air limbah, kandang ternak yang dengan dengan sumur juga akan menyebabkan tingginya kandungan E.coli. Hasil pemeriksaan parameter kekeruhan Tabel 1. Hasil Laboratorium Kekeruhan pada Air Sumur Gali di Kelurahan Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado Kekeruhan Hasil Kode Sumur Analisa (NTU) 1 14.5 MS 2 11.8 MS 3 1.4 MS 4 25.6 TMS 5 51.7 TMS 6 2.3 MS 7 30.2 TMS 8 6.8 MS 9 2.1 MS 10 1.5 MS 11 3.0 MS 12 8.1 MS Berdasarkan hasil pengujian sumur gali parameter kekeruhan pada air sumur gali di kelurahan Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado didapatkan bahwa 9 sumur yang memenuhi syarat dan 3 sumur tidak memenuhi syarat dimana nilai tersebut melebihi batas maksimum 25 NTU sesuai dengan Permenkes RI nomor 32 Tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan hygine sanitasi. Tingkat kekeruhan yang melebihi batas maksimum disebabkan karena konstruksi sumur yang tidak memenuhi syarat seperti kedalaman sumur yang dangkal 2-3 meter, sumur tidak memiliki lantai dan dinding sumur sehingga
mudah terjadi rembesan yang mencemari air sumur. Penelitian yang dilakukan oleh Posumah (2017) di Desa Marinsow mendapat 4 sumur yang tidak memenuhi syarat dimana nilai tersebut telah melebihi kadar maksimum 5 NTU sesuai Permenkes RI nomor 416 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air, tingkat kekeruhan yang didapatkan rata-rata yaitu pada sumur gali 5 yaitu 6,06 NTU, sumur gali 6 yaitu 6,33 NTU, sumur gali 8 yaitu 13,33 NTU dan sumur gali 9 yaitu 5,665 NTU Tingkat kekeruhan yang melebihi kadar maksimum terjadi karena adanya pengaruh perbedaan cuaca pada saat pengambilan sampel, dimana pada pengambilan pertama terjadi hujan pada malam hari hingga pagi hari sedangkan pada pengambilan sampel kedua cuacanya panas. Hal tersebut yang memungkinkan meningkatnya nilai kekeruhan pada sampel. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil laboratorium air sumur gali menunjukan bahwa dari ke 12 sampel air sumur ada 6 air sumur gali yang tidak memenuhi syarat dan ada 6 sumur gali yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI nomor 32 tahun 2017 yaitu dalam setiap 100 ml air terdapat 50 MPN Total Coliform. Pada 12 sampel air di dapat bakteri Coliform berkisar 23 sampai >1600 MPN /100 ml air. 2. Dari ke 12 sampel air sumur yang dibawa di laboratorium untuk diperiksa menunjukan semua hasil pemeriksaan tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI nomor 32 tahun 2017 yaitu dalam setiap 100 ml air terdapat 0 MPN E.coli. 3. Hasil laboratorium kekeruhan pada air sumur mrnunjukan bahwa ada 3 air sumur gali yang tidak memenuhi syarat dan ada 9 sumur gali yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI nomor 32 tahun 2017 dimana nilai batas maksimum kekeruhan 25 NTU. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelurahan wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado Tahun 2018, Berdasarkan dengan PERMENKES RI No. 32 Tahun 2017 maka dapat disimpulkan bahwa semua sumur yang telah di periksa berdasarkan kandungan total Coliform, E.coli dan kekeruhan tidak memenuhi syarat. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, saran yang bisa diberikan ialah: 1. Sebaiknya dilakukan perbaikan terhadap kondisi fisik sumur gali meliputi konstruksi sumur gali, dan penataan jarak yang memenuhi syarat dari sumber pencemar yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap sumur gali.
2. Kepada masing masing kepala lingkungan agar dapat membuat program untuk merenovasi sumur gali yang digunakan sebagai sumber air bersih sesuai dengan syarat sanitasi sumur gali. 3. Sumur yang sudah di teliti sebaiknya di tindaklanjuti oleh Puskesmas setempat untuk melaksanakan Klorinisasi. 4. Melakukan penyaringan air air kotor menggunakan bak penyaringan sederhana. DAFTAR PUSTAKA Chandra B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC. Kalalo T. 2017 Kualitas Bakteriologi Sumber Air Bersih Masyarakat Pesisir Minahasa Utara (Study Kasus di Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur): Vol 9, No 3: Hh 1-7 Https://ejournalhealth.com Peraturan Mentri Kesehatan RI nomor 32 Tahun 2017. Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Hygine Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Permandian Umum. Posumah, E.P. Kualitas Fisika dan Kimia Air bersih di Desa Pesisir Minahasa Utara (Studi Kasus di Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur). Saruji H. D. 2010. Kesehatan Lingkungan Bandung: CV Karya Putra Darwati. Suyono & Budiman 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Konteks Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC. Tandilangi E. 2017. Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali di Desa Pesisir Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Waluyo L. 2005. Mikrobiologi Lingkungan Malang: UMM Press.