BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi penduduk lanjut usia merupakan kelompok penduduk yang paling cepat pertumbuhannya dibandingkan populasi secara umum, hal ini merupakan bukti bahwa akan ada implikasi yang meningkat pada kesehatan sistemik dan mulut pada lansia di masa yang akan datang. Di Amerika Serikat jumlah lansia yang berumur 85 tahun keatas meningkat dari 3,3 juta jiwa pada tahun 1994 menjadi 8,6 juta jiwa pada tahun 2030, dan akan terus meningkat hingga 19 juta jiwa pada tahun 2050. 1,2 Menurut Badan Pusat Statistik 2006 (BPS-Susenas 2006) jumlah Lansia di Indonesia sebanyak 17.717.800 jiwa (7,90%), jumlahnya pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 23.992.552 (9,77%) dan pada tahun 2020 sebesar 28.822.879 (11,34%). Jumlah lansia di propinsi Sumatera Utara adalah sebanyak 664.900 jiwa pada tahun 2005. Pada tahun 2025 angka harapan hidup akan mencapai usia 73,7 tahun, suatu peningkatan yang cukup tinggi dari angka 69,0 tahun pada tahun 2005. 3 Peningkatan tersebut menandakan kebutuhan pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi lansia juga perlu ditingkatkan. 4 Kesehatan rongga mulut memainkan peranan penting dalam peningkatan kualitas hidup lansia. Namun, perawatan kesehatan mulut hanya sedikit mendapat perhatian dalam kehidupan sehari-hari. Padahal kesehatan fungsi oral yang buruk pada lansia akan berakibat pada seluruh tubuh dan penurunan kualitas hidup. Misalnya, pada
lansia dengan lesi coated tongue dan candidiasis dapat menurunkan atau menghilangkan sensasi rasa pada lidah, sehingga nafsu makan menjadi berkurang dan nutrisi yang cukup tidak terpenuhi yang pada akhirnya akan berdampak pada kesehatan tubuh lansia. 1 Kondisi fisik lansia berbeda dengan dewasa normal. Terdapat banyak teori tentang proses menua baik dari aspek biologis, fisiologi dan degeneratif yang sangat kompleks pada tubuh. 5 Keadaan ini juga berpengaruh pada rongga mulut, dimana proses perbaikan luka dan regenerasi jaringan pada lansia mengalami kemunduran, sehingga respon terhadap injuri mukosa mulut menjadi berkurang. 6 Penyakit mulut akibat perubahan struktur berkaitan dengan umur, perubahan imunologis, trauma lokal, penyakit sistemik, obat-obatan dan gizi yang buruk dapat menyebabkan perubahan yang nyata pada mukosa oral lansia. Contohnya, efek dari gizi yang buruk dan penggunaan obat-obatan dapat menyebabkan lidah yang membesar, berselaput, atau berfisur pada lansia. 1 Motallebnejad, dkk (2008) dalam penelitiannya mengenai lesi-lesi mukosa mulut terhadap pasien kedokteran gigi di Iran menemukan bahwa coated tongue merupakan kelainan lidah yang paling banyak ditemui yaitu sebesar 13,4 % dari keseluruhan kelainan lidah yang diperiksa. Coated tongue juga lebih sering ditemukan seiring dengan meningkatnya umur, ditemukan sebanyak 18,5 % dari seluruh pasien lansia diatas umur 50 tahun memiliki coated tongue. 7 Berbagai penelitian menunjukkan coated tongue berkaitan dengan beberapa faktor diantaranya, kebiasaan merokok, kebiasaan minum teh, oral hygiene yang buruk, obat-obatan, hiposalivasi, penyakit sistemik, keterbatasan fungsi dan defisiensi nutrisi yang dialami oleh lansia. 7,8 Coated
tongue pada orang dengan kebiasaan merokok ditemui sebanyak 35,34%, pada peminum teh ditemui sebanyak 35,35%, pada orang dengan OHI buruk coated tongue ditemui sebanyak 43,51%. Avcu, dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai lesi rongga mulut dan status kesehatan lansia di rumah sakit dengan keterbatasan fungsi, coated tongue dijumpai sebanyak 54,1%, sedangkan pada penderita xerostomia akibat penyakit kanker coated tongue ditemui sebanyak 20%. 9 Coated tongue merupakan keadaan abnormal lidah dimana bagian dorsal lidah ditutupi selaput putih akibat perpanjangan papilla filiformis pada permukaan lidah yang sering mendapat iritasi, sehingga lidah secara fisiologis akan membentuk suatu lapisan pelindung terdiri dari sel-sel deskuamasi yang disebut dengan keratin. Coated tongue juga dapat terjadi akibat pembentukan keratin yang lebih cepat dibandingkan lepasnya keratin dari permukaan lidah, misalnya karena iritasi akibat makanan dan minuman yang terlalu panas atau penggunaan tembakau. 10 Coated tongue juga dapat diakibatkan oleh infeksi jamur yang dikenal dengan sebutan Candida. Hal ini diakibatkan penggunaan antibiotik, kortikosteroid, dalam jumlah banyak dan jangka waktu yang lama. Derajat coated tongue juga memainkan peranan penting pada infeksi mulut akibat Candida. Coated tongue yang disebabkan oleh Candida dapat merupakan salah satu gejala oral thrush. Hal ini menandakan adanya penurunan sistem imun. 11 Coated tongue lebih sering ditemui pada orang tua dan akan meningkat seiring dengan pertambahan umur, hal ini dikarenakan perubahan pola makan, ketidakmampuan secara fisik untuk melakukan teknik pembersihan gigi dan mulut,
serta penurunan laju alir saliva yang membuat akumulasi debris pada gigi, jaringan pendukung mulut dan bagian dorsal lidah meningkat. Selaput pada lidah tersebut terdiri dari berbagai macam mikroorganisme, epitel sel deskuamasi yang sangat banyak dari mukosa oral, leukosit dari saku periodontal, metabolit darah dan berbagai nutrient. 11,12 Coated tongue dapat menyebabkan sensasi kecap menjadi berkurang, bakteri yang berkolonisasi pada dorsal lidah akan memproduksi volatile sulfur compound yang mengakibatkan halitosis, serta Candida yang tumbuh dengan pesat pada mukosa oral dapat mempengaruhi sistem imun tubuh, terutama bila Candida telah melekat pada dinding usus. 13 Coated tongue dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup manusia terutama bagi lansia. 12 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mayvira S. pada tahun 2008 di Panti Jompo Abdi Darma Asih Binjai terhadap seratus orang lansia, coated tongue ditemui sebanyak 69% dari keseluruhan lesi-lesi mukosa mulut yang diperiksa. 14 Atas fakta tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai lesi coated tongue dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada lansia di Sumatera Utara, khususnya di kotamadya Binjai. Penelitian akan dilakukan di Panti Jompo Abdi Darma Asih yang terletak di daerah Kebun Lada kotamadya Binjai. 1.2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara coated tongue dengan Candida sp. pada lansia di Panti Jompo Abdi Darma Asih?
2. Apakah ada hubungan antara derajat coated tongue dengan pertumbuhan Candida sp. yang berlebihan pada lansia di Panti Jompo Abdi Darma Asih? 3. Apakah ada hubungan antara coated tongue dengan faktor kebiasaan merokok, kebiasaan membersihkan lidah kebiasaan minum teh/kopi dan penggunaan obat-obatan di Panti Jompo Abdi Darma Asih? 1.3 Hipotesa - Ada hubungan antara coated tongue dengan Candida sp. pada lansia di Panti Jompo Abdi Darma Asih. - Ada hubungan antara derajat coated tongue dengan pertumbuhan Candida sp. yang berlebihan pada lansia di Panti Jompo Abdi Darma Asih. - Ada hubungan antara coated tongue dengan faktor kebiasaan merokok, kebiasaan membersihkan lidah kebiasaan minum teh/kopi dan penggunaan obat-obatan di Panti Jompo Abdi Darma Asih. 1.4 Tujuan Penelitian - Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan coated tongue dengan Candida sp. pada lansia di Panti Jompo Abdi Darma Asih. - Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan derajat coated tongue dengan pertumbuhan Candida sp. yang berlebihan pada lansia di Panti Jompo Abdi Darma Asih.
- Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan coated tongue dengan faktor kebiasaan merokok, kebiasaan membersihkan lidah, minum teh/kopi dan penggunaan obat-obatan di Panti Jompo Abdi Darma Asih. 1.5 Manfaat Penelitian Dengan mengetahui hubungan coated tongue dengan Candida sp. dan faktorfaktor resiko lainya yang terdapat pada lansia, maka diharapkan: - Dokter gigi dapat memberikan edukasi dan perawatan yang sebaik-baiknya dalam menunjang kesehatan lansia baik kesehatan rongga mulut maupun keseluruhannya. - Sebagai data awal bagi peneliti-peneliti lain untuk menelaah lebih lanjut pengaruh proses menua dengan timbulnya coated tongue. - Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bagi pengelola panti dalam meningkatkan kualitas dalam bidang nutrisi, daya tahan tubuh, serta kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. - Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bagi program pemerintah dalam bidang kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. - Bagi Lansia agar dapat menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulutnya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.