Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola BPR

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

PERINGKAT Bobot Skor ANALISIS SELF ASSESMENT 2.000% 0.027

% % % % 0.002

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

Laporan Penerapan Tata Kelola

LAPORAN GABUNGAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN .. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

ASPEK PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE COVERNANCE FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR BAHTERAMAS WAKATOBI TAHUN 2017

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance) bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAPORAN TATA KELOLA DAN PELAKSANAAN GCG (Good Corporate Governance)

ANALISIS SELF ASSESMENT. KRITERIA/INDIKATOR I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai:

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

Arah Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

LAMPIRAN II SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/15/DPNP TANGGAL 29 April 2013 PERIHAL PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance)

KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/4/PBI/2006 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PT BPR CHANDRA MUKTIARTHA TAHUN 2017

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

No Selaku Komisaris Independen dan Pihak Independen, anggota komite harus dapat terlepas dari benturan kepentingan.untuk mencegah adanya bentur

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/4/PBI/2006 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

SUMMARY PERHITUNGAN NILAI KOMPOSIT PERSIAPAN SELF ASESSMENT GCG DESEMBER 2012 PT. BANK NTT. Nilai (a)x(b) Bobot (a) Peringkat (b)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2016

PEDOMAN DAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

PIAGAM KOMITE AUDIT PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI (NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTE) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BPR SUPRADANAMAS No. 232/SK-DIR/BSM/III/2017 TENTANG PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara Tahun 2007

Pedoman Kerja Komite Audit

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

Transkripsi:

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola PR Profil PR Nama PR Alamat PR Posisi Laporan Modal Inti PR Total Aset PR obot PR PT. PR intang Dana Persada Jl. Mesjid Lama. 8-89 Kel 7 Ilir Palembang Desember, 07 Rp,96,966,06 Rp,809,,68

S C K T Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) ) PR dengan modal inti paling sedikit Rp0M: Jumlah anggota Direksi paling sedikit (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. S PR dengan modal inti kurang dari Rp0 M: Jumlah anggota Direksi paling sedikit (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. ) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada proinsi yang sama, atau kota/kabupaten di proinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada proinsi lokasi Kantor Pusat PR. S ) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada ank, Perusahaan n ank dan/atau lembaga lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan). S ) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. S

) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud. S 6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya. S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 6 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh 6 Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 6.00 Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 0% 0.0 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas. S C K T S

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. S 9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. 0) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat. S S ) Direksi tidak menggunakan PR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan PR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari PR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. S ) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai PR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas indiidu. S ) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian. S

) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat. Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 7 0 0 0 Total nilai untuk seluruh 9 Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 8. Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 0% 0. S C K T Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) ) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. S 6) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis PR di bidang kepegawaian. S 7) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi. S 8) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan PR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja PR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi PR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders. S

9) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi PR di Indonesia, dan (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan. S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 0% 0.0 Penjumlahan S + P + H.0 Total Penilaian Faktor Dikalikan dengan bobot Faktor 0. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) ) PR dengan modal inti paling sedikit Rp0 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit (tiga) orang. S C K T S PR dengan modal inti kurang dari Rp0 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit (dua) orang. ) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. S

) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal PR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan. S ) Paling sedikit (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di proinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada proinsi lain yang berbatasan langsung dengan proinsi lokasi Kantor Pusat PR. S ) PR memiliki Komisaris Independen: a. Untuk PR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) paling sedikit 0% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. b. Untuk PR dengan modal inti paling sedikit Rp0.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen. 6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. 7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari (dua) PR atau PRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada PR, PRS dan/atau ank Umum. S 8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi. S

9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 7 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 9. Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 0% 0.6 S C K T Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 0) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan PR termasuk prinsip kehati-hatian. S ) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan mengealuasi pelaksanaan kebijakan strategis PR. S

) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional PR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit PR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan. S ) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan. S ) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit (satu) kali dalam bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. S ) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat. S 6) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan PR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan PR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari PR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. S 7) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi. Jumlah jawaban pada

Hasil perkalian untuk masing-masing 7 0 0 0 Total nilai untuk seluruh 9 Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 8. Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 0% 0. C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) 8) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris. S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 0% 0.0 Penjumlahan S + P + H.6 Total Penilaian Faktor Dikalikan dengan bobot Faktor 0.7

S C K T Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite bagi PR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000 (delapan puluh milyar rupiah) A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) ) PR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai ketentuan. - Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh 0 Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 0.00 0% 0.00. Proses Penerapan Tata Kelola (P) ) Komite Audit melakukan ealuasi terhadap penerapan fungsi audit intern. ) Komite Pemantau Risiko melakukan ealuasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko. ) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja. - - - Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh 0

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 0.00 0% 0.00 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) ) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi PR. - Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh 0 Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 0.00 0% 0.00 Penjumlahan S + P + H 0.00 Total Penilaian Faktor Dikalikan dengan bobot Faktor 0.00

Penanganan enturan Kepentingan A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) ) PR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai PR termasuk administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat. S C K T S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 0% 0.0. Proses Penerapan Tata Kelola (P).00 ) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan PR, atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut. S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00

0% 0.0 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) ) enturan kepentingan yang dapat merugikan PR atau mengurangi keuntungan PR diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik. S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 0%.00 Penjumlahan S + P + H.00 Total Penilaian Faktor Dikalikan dengan bobot Faktor 0.0 0.0

S C K T Penerapan Fungsi Kepatuhan A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) ) PR dengan modal inti paling sedikit Rp0.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit untuk: a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama; b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran dana; dan c. mampu bekerja secara independen. S PR dengan modal inti kurang dari Rp0.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana. ) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundangundangan lain yang berkaitan dengan perbankan. S ) PR dengan modal inti paling sedikit Rp0.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional. S PR dengan modal inti kurang dari Rp0.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan. ) PR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan. S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 Total nilai untuk seluruh 6 Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.0 0% 0.60 Penerapan Fungsi Kepatuhan. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan PR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya. S C K T

7) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong terciptanya budaya kepatuhan PR antara lain melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini. 8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan PR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh PR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi PR yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundangundangan. 9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan PR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan. 0) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan reiu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh PR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundangundangan. Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh 0 Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0% 0.80 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

) PR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan. S ) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan Komisaris. C ) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 Total nilai untuk seluruh 6 Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0% 0.0 Penjumlahan S + P + H.60 Total Penilaian Faktor Dikalikan dengan bobot Faktor 0.6 6 Penerapan Fungsi Audit Intern A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) S C K T

) PR dengan modal inti paling sedikit Rp0.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): PR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). S PR dengan modal inti kurang dari Rp0.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): PR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern. ) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor intern sesuai peraturan perundang-undangan dan telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris. S ) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern independen terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja terkait dengan penghimpunan dan penyaluran dana). S ) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. ) PR memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia yang melaksanakan fungsi audit intern. S S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0% 0.0. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

6) PR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun oleh PR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan PR dan masyarakat. S 7) PR dengan modal inti paling sedikit Rp0.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): PR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan kaji ulang paling sedikit (satu) kali dalam (tiga) tahun atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit intern, dan kelemahan SOP audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan. 8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) dilaksanakan secara memadai dan independen yang mencakup persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan tindak lanjut hasil audit. S 9) PR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit intern. S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 0% 0.0.

6 Penerapan Fungsi Audit Intern C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) 0) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi Kepatuhan. S C K T ) PR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern dan laporan khusus (apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. S ) PR dengan modal inti paling sedikit Rp0.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): PR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. ) PR dengan modal inti paling sedikit Rp0.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): PR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. S PR dengan modal inti kurang dari Rp0.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): PR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Jumlah jawaban pada

Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 Total nilai untuk seluruh 6 Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.0 0% 0. Penjumlahan S + P + H. Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan dengan bobot Faktor 6 0. 7 Penerapan Fungsi Audit Ektern A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) ) Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-aspek legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan komunikasi antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP dimaksud. S C K T S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0% 0.0. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan PR, PR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan usulan Dewan Komisaris. S ) PR telah melaporkan hasil audit KAP dan Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan. Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 S Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0% 0.0 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) ) Hasil audit dan Management Letter telah menggambarkan permasalahan PR dan disampaikan secara tepat waktu kepada PR oleh KAP yang ditunjuk. S ) Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 S Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0% 0.0 Penjumlahan S + P + H.00 Total Penilaian Faktor 7 Dikalikan dengan bobot Faktor 7 0.0

8 Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) ) PR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah): PR telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan satuan kerja Manajemen Risiko; S C K T S PR dengan modal inti paling sedikit Rp0.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah): PR telah membentuk satuan kerja Manajemen Risiko; PR dengan modal inti kurang dari Rp0.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): PR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap penerapan fungsi Manajemen Risiko. ) PR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur Manajemen Risiko, dan penetapan limit Risiko. ) PR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat pada produk dan aktiitas baru sesuai ketentuan. S S

Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0% 0.0 8 Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern. Proses Penerapan Tata Kelola (P) ) Direksi : a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko secara tertulis, dan b. mengealuasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi. S C K T S ) Dewan Komisaris : a. menyetujui dan mengealuasi kebijakan Manajemen Risiko, b. mengealuasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan c. mengealuasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. S 6) PR melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap seluruh faktor Risiko yang bersifat material.

7) PR menerapkan sistem pengendalian intern yang menyeluruh. 8) PR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 9) PR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu sistem informasi manajemen yang mampu menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, kini, dan utuh. S 0) Direksi telah melakukan pengembangan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi dan peningkatan kompetensi SDM antara lain melalui pelatihan dan/atau sosialisasi mengenai manajemen risiko. S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 7 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh 7 Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 7 0% 0.0.00 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) ) PR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko lain (jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. ) PR menyusun laporan produk dan aktiitas baru yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 S S Total nilai untuk seluruh

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0% 0.0 Penjumlahan S + P + H.00 Total Penilaian Faktor 8 Dikalikan dengan bobot Faktor 8 0.0 9 atas Maksimum Pemberian Kredit A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) ) PR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai terkait dengan MPK termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai bagian atau bagian terpisah dari pedoman kebijakan perkreditan PR. S C K T Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0%.00. Proses Penerapan Tata Kelola (P) ) PR secara berkala mengealuasi dan mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur MPK agar disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan. C

) Proses pemberian kredit oleh PR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit besar telah memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang MPK dan memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun peraturan perundang-undangan. Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0% 0.80 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) ) Laporan pemberian kredit oleh PR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit yang melanggar dan/atau melampaui MPK telah disampaikan secara berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. S ) PR tidak melanggar dan/atau melampaui MPK sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 K Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 0% 0.0 Penjumlahan S + P + H.00 Total Penilaian Faktor 9 Dikalikan dengan bobot Faktor 9.00 0.

0 Rencana isnis PR A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) ) Rencana bisnis PR telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan isi dan misi PR. S C K T S ) Rencana bisnis PR menggambarkan rencana strategis jangka panjang dan rencana bisnis tahunan termasuk rencana penyelesaian permasalahan PR yang signifikan dengan cakupan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. S ) Rencana bisnis PR didukung sepenuhnya oleh pemegang saham dalam rangka memperkuat permodalan dan infrastruktur yang memadai antara lain sumber daya manusia, teknologi informasi, jaringan kantor, kebijakan, dan prosedur. S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0% 0.0. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

) Rencana bisnis PR disusun dengan mempertimbangkan paling sedikit: a. faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha PR; b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian; dan c. penerapan manajemen risiko. S ) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana bisnis PR. Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 S Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 0% 0.0.00 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) 6) Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 S Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0% 0.0 Penjumlahan S + P + H.00 Total Penilaian Faktor 0 Dikalikan dengan bobot Faktor 0 0.08

Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, serta pelaporan internal A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) ) Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non keuangan yang didukung oleh sistem informasi manajemen yang memadai sesuai ketentuan termasuk sumber daya manusia yang kompeten untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini, dan utuh. S C K T S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0% 0.0. Proses Penerapan Tata Kelola (P) ) PR menyusun laporan keuangan publikasi setiap triwulanan dengan materi paling sedikit memuat laporan keuangan, informasi lainnya, susunan pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. S ) PR menyusun laporan tahunan dengan materi paling sedikit memuat informasi umum, laporan keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan keuangan tahunan PR (apabila ada), seluruh aspek transparansi dan informasi, serta seluruh aspek pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. S

) PR melaksanakan transparansi informasi mengenai produk, layanan dan/atau penggunaan data nasabah PR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. S ) PR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00 0% 0.0 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H) 6) Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi ditandatangani paling sedikit oleh (satu) anggota Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas serta disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. S 7) Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu. S Jumlah jawaban pada Hasil perkalian untuk masing-masing 0 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S):.00

0% 0.0 Penjumlahan S + P + H.00 Total Penilaian Faktor Dikalikan dengan bobot Faktor 0.08