Laporan Penerapan Tata Kelola
|
|
- Ade Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Laporan Tata Kelola PT. BPR SARANA UTAMA MULTIDANA Periode Tahun 2017
2 DAFTAR ISI PENGANTAR i TRANSPARANSI PENERAPAN TATA KELOLA 1 1. Pengungkapan Tata Kelola Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Luar Biasa tanggal 04 Januari RUPS Tahunan tanggal 22 Februari 2017 (Berita Acara Nomor 560) RUPS Tahunan tanggal 11 Juli 2017 (Berita Acara Nomor 14) RUPS Luar Biasa tanggal 8 Agustus Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Jumlah dan Komposisi Anggota Direksi Tindak Lanjut Rekomendasi Dewan Komisaris Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Jumlah dan Komposisi Anggota Dewan Komisaris Rekomendasi Dewan Komisaris Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas KomiteKomite 3 2. Kepemilikan Saham Direksi 4 3. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi dengan Anggota Direksi Lain, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham BPR 4 4. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris 4 5. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dengan Anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR 4 6. Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang Ditetapkan Berdasarkan RUPS : 4 7. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah : 4 8. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris 5 9. Jumlah Penyimpangan Intern (Internal Fraud) Permasalahan Hukum Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik 6 HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN TATA KELOLA KELOLA 7 1. Kertas Kerja Penilaian Tata Kelola 7 2. Kesimpulan Umum Hasil Penilaian Tata Kelola 27
3 PENGANTAR Yth. PEMEGANG SAHAM PT. BPR SARANA UTAMA MULTIDANA OTORITAS JASA KEUANGAN DPP PERBARINDO MAJALAH MEDIA BPR Dengan hormat, Seiring dengan meluasnya pelayanan dan peningkatan volume usaha PT. BPR Sarana Utama Multidana (BPR), maka semakin meningkatkan risiko BPR, sehingga mendorong kebutuhan terhadap penerapan tata kelola oleh Bank Perkreditan Rakyat. Dalam rangka meningkatkan kinerja BPR, melindungi para pemangku kepentingan (stakeholders) yakni seluruh pihak yang memiliki kepentingan secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan usaha BPR, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan, serta nilainilai etika yang berlaku umum pada Perbankan, maka berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat (berlaku mulai diundangkan pada tanggal 1 April 2015) dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5 /SEOJK.03/2016 tentang Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat (berlaku sejak ditetapkan pada tanggal 10 Maret 2016), BPR secara berkelanjutan telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). Bahwa dalam rangka pemenuhan kewajiban penyampaian Laporan Tata Kelola, dengan ini kami sampaikan laporan dimaksud untuk periode 31 Desember 2017 sebagaimana terlampir. Jakarta, 23 April 2018 Hormat kami, PT. BPR SARANA UTAMA MULTIDANA Hendri Wirja Kusuma Komisaris Utama Nicolaus Denny H. W. Direktur Utama Hal. i
4 TRANSPARANSI PENERAPAN TATA KELOLA 1. Pengungkapan Tata Kelola 1.1. Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ tertinggi dalam struktur organisasi PT. BPR Sarana Utama Multidana. Selama tahun 2017 telah diselenggarakan RUPS sebagai berikut : RUPS Luar Biasa tanggal 28 Desember 2016 (Berdasarkan Akta No.10 tanggal 4 Januari 2017 Notaris Sri Ismiyati, SH., MKn di Jakarta) Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa telah menyetujui halhal berikut ini : Menyetujui pengangkatan Hendri Wirja Kusuma selaku Komisaris Utama Perseroan, maka terhitung tanggal terdapat susunan pengurus Perseroan yang baru RUPS Luar Biasa tanggal 20 Februari 2017 (Berdasarkan Akta No. 560 tanggal 22 Februari 2017 Notaris Sri Ismiyati, SH., MKn di Jakarta) Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa telah menyetujui halhal berikut ini : Menyetujui peningkatan modal disetor dari Rp , (dua puluh milyar Rupiah) menjadi Rp , (dua puluh tujuh milyar lima ratus juta Rupiah). Tambahan modal sebesar Rp , (tujuh milyar lima ratus juta Rupiah) disetorkan atas nama Tjung Alliance Harifin, Suyono dan Pieter Tanuwijaya, masingmasing sebesar Rp , (dua milyar lima ratus juta Rupiah) RUPS tanggal 16 Juni 2017 (Berdasarkan Akta No. 14 tanggal 11 Juli 2017 Notaris Sri Ismiyati, SH., MKn di Jakarta) Rapat Umum Pemegang Saham telah menyetujui halhal berikut ini : Persetujuan Laporan Direksi Perseroan dalam Laporan Direksi 2016; Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan dalam Laporan Keuangan 2016; Memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan Kantor Akuntan Publik yang akan melakuksan audit laporan keuangan perseroan periode tahun RUPS Luar Biasa tanggal 7 Agustus 2017 (Berdasarkan Akta No. 1 tanggal 8 Agustus 2017 Notaris Lidwina Dian Pratiwi, SH., MKn di Kabupaten Tangerang) Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa telah menyetujui halhal berikut ini : Hal. 1
5 Menyetujui untuk menunjuk dan mengangkat Nicolaus Denny Halim Wijaya, Direktur utama Perseroan untuk merangkap jabatan sebagai anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Jumlah dan Komposisi Anggota Direksi Sesuai dengan Berita Acara No 5 tanggal 3 November 2016 telah diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dengan putusan perubahan anggota Direksi. Sehingga susunan pengurus Bank dan telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan adalah sebagai berikut : Keanggotaan Direksi berjumlah 2 (dua) orang dengan komposisi sebagai berikut : Direktur Utama : Nicolaus Denny Halim Wijaya Direktur : Effendi Agus Tindak Lanjut Rekomendasi Dewan Komisaris Direksi telah berupaya penuh melaksanakan rekomendasi Dewan Komisaris, antara lain melalui upaya pemenuhan penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan OJK, penerapan ketentuan OJK dengan baik, perbaikan pengelolaan system penagihan, penguatan permodalan untuk pemenuhan kecukupan modal minimum melalui penambahan setoran modal, dan menjaga tingkat likuiditas yang sehat Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Jumlah dan Komposisi Anggota Dewan Komisaris Sesuai dengan Berita Acara No. 10 tanggal 04 Januari 2017 telah diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dengan putusan perubahan anggota Dewan Komisaris. Sehingga susunan pengurus Bank dan telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan adalah sebagai berikut : Keanggotaan Dewan Komisaris berjumlah 2 (dua) orang dengan komposisi sebagai berikut : Komisaris Utama : Ir. Hendri Wirja Kusuma Komisaris : Indjun Rekomendasi Dewan Komisaris Selama tahun 2017, Komisaris telah memberikan rekomendasi kepada Direksi, yang umumnya disampaikan pada saat pelaksanaan Rapat antara Dewan Komisaris dan Direksi, antara lain: a) Memastikan efektivitas penerapan ketentuan OJK, terutama yang baru terbit di tahun 2017, antara lain mengenai: Standar penyelenggaraan Teknologi Informasi bagi BPR; Program APUPPT; Hal. 2
6 Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan KAP dalam kegiatan jasa keuangan. b) Memperbaiki pengelolaan sistem penagihan (collection), termasuk monitoringnya, antara lain: Perbaikan laporan monitoring penyelesaian kredit bermasalah dan AYDA; Cashback biaya setoran angsuran yang melalui bank lain (al: BCA); Penggunaan sms blast untuk informasi tagihan jatuh waktu; Monitoring kinerja petugas collector di lapangan secara lebih ketat; c) Melakukan langkah penguatan terhadap sistem pengendalian intern agar temuan pemeriksaan oleh OJK tidak terjadi lagi secara berulang, d) Memelihara kecukupan pemenuhan modal minimum dengan menjaga rasio CAR dengan buffer +1% dari minimum yang dipersyaratkan peraturan atau 9%. Untuk itu agar pertumbuhan penyaluran kredit agar lebih selektif dan dibatasi, termasuk percepatan realisasi rencana penambahan modal disetor. e) Memelihara tingkat likuiditas pada level yang aman dengan menjaga rasio LDR tetap sesuai target RKT (<90%) dan maksimal 94,75% supaya penilaian tingkat kesehatan bank untuk rasio ini dinilai sehat. f) Menjaga Cost of fund, khususnya produk deposito agar di bawah suku bunga penjaminan LPS.. g) Mereview kembali terhadap kebijakan pemberian insentif khusus kepada marketing funding. h) Memonitor secara ketat atas proyeksi pendapatan operasional lainnya yang realisasinya Rp2,94 miliar atau hanya mencapai 65,45% dari budget sebesar Rp4,5 miliar. i) Bahwa tingkat konsentrasi penyaluran kredit berdasarkan sektor usaha 98% terkonsentrasi pada hanya tiga sektor usaha saja, dimana 51,59% terkonsentrasi pada sektor perdagangan, maka kiranya Direksi dapat mendiversifikasi risiko ke sektor usaha lain supaya penilaian profil risikonya lebih moderate. j) Mengingat rasio npl yang cukup tinggi, dan mengingat fokus manajemen ke depan dalam pengembangan bisnis, maka disarankan untuk melakukan penghapusan kredit yang sudah tergolong macet lama dan kemungkinan besar sulit untuk tertagih dan menghabiskan sumber daya yang dapat membebani BPR. Dalam hal ini, penyaluran produk kredit angkutan umum diminta untuk ditinjau kembali dan dilakukan monitoring secara ketat. k) Mengingat beberapa kantor cabang kinerjanya sangat rendah, maka agar Direksi melakukan monitoring dan pembinaan secara lebih komprehensif, serta aktif melakukan kunjungan secara berkala ke kantor cabang Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas KomiteKomite Mengingat modal inti BPR belum mencapai Rp50 miliar, maka Direksi memutuskan untuk belum perlu membentuk Komite Manajemen Risiko, termasuk komite lainnya. Dengan demikian, informasi mengenai Struktur, Keanggotaan, Keahlian, dan Independensi Anggota Komite, serta Program Kerja Komite dan Realisasinya tidak disajikan dalam laporan ini. Hal. 3
7 3. Kepemilikan Saham Direksi Kepemilikan pada Nominal % Saham a. BPR yang bersangkutan; dan/atau Nihil 0% b. perusahaan lainnya; Nihil 0% 4. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi dengan Anggota Direksi Lain, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham BPR Semua anggota Direksi tidak ada yang memiliki hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Direksi lain, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham BPR. 5. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris Kepemilikan pada Nominal % Saham a. BPR yang bersangkutan; Nihil 0% b. Kepemilikan pada BPR lain; dan Nihil 0% c. Perusahaan lainnya; Nihil 0% 6. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dengan Anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR Semua anggota Dewan Komisaris tidak ada yang memiliki hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR. 7. Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang Ditetapkan Berdasarkan RUPS : Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah diterima dalam 1 Tahun a. jumlah keseluruhan gaji b. tunjangan c. tantiem d. kompensasi berbasis saham e. remunerasi bagi pengurus BPR yang ditetapkan berdasarkan RUPS dengan memperhatikan tugas, wewenang, tanggung jawab, dan risiko dari masingmasing anggota Direksi dan Dewan Komisaris f. fasilitas lain yang diterima tidak dalam bentuk uang, berupa transportasi (Mobil Dinas) dan asuransi kesehatan. 8. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah : Variabel Rasio a) rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah; b) rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah; 1,07 Hal. 4
8 Variabel Rasio c) rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah; 1.33 d) rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinggi; 3 e) rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi; 1,22 9. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Topik Keterangan 1) jumlah rapat yang diselenggarakan dalam 1 (satu) tahun; 5 x 2) jumlah rapat yang dihadiri secara fisik dan/atau melalui teknologi telekonferensi; 5 x 3) kehadiran masingmasing anggota di setiap rapat; dan Seluruhnya hadir di setiap rapat 4) topik atau materi rapat a) Rapat ke1 : Evaluasi realiasi RKT 2016, Kick Off Meeting RKT 2017 dan Resolusi 2017 b) Rapat ke2: Evaluasi realisasi RKT TW , Isuisu strategis BPR, Evaluasi/ Penetapan Kebijakan Strategis c) Rapat ke3 : Evaluasi realisasi RKT TW , Isuisu strategis BPR, Evaluasi/ Penetapan Kebijakan Strategis d) Rapat ke4: Evaluasi realisasi RKT TW , Isuisu strategis BPR, Evaluasi/ Penetapan Kebijakan Strategis e) Rapat ke5: Penetapan RBB periode Jumlah Penyimpangan Intern (Internal Fraud) Penyimpangan atau kecurangan terkait keuangan yang dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris, pegawai tetap dan pegawai tidak tetap (honorer dan/atau outsourcing) adalah sebagai berikut : Internal Fraud Dalam 1 tahun Tahun Sebelum nya Jumlah kasus yang dilakukan oleh Direksi Dewan Komisaris Pegawai Tetap Tahun Laporan Tahun Sebelum nya Tahun Laporan Tahun Sebelum nya Tahun Laporan Pegawai Tidak Tetap Tahun Sebelum nya Tahun Laporan Total Fraud 1 Telah diselesaikan Dalam proses penyelesaian di Internal BPR Belum diupayakan penyelesaiannya Hal. 5
9 Internal Fraud Dalam 1 tahun Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum Tahun Sebelum nya Jumlah kasus yang dilakukan oleh Direksi Dewan Komisaris Pegawai Tetap Tahun Laporan Tahun Sebelum nya Tahun Laporan Tahun Sebelum nya Tahun Laporan Pegawai Tidak Tetap Tahun Sebelum nya Tahun Laporan 11. Permasalahan Hukum Permasalahan hukum, baik hukum perdata maupun hukum pidana yang dihadapi BPR selama periode tahun laporan dan telah diajukan melalui proses hukum serta upaya penyelesaian, sebagai berikut : Permasalahan Hukum Perdata Jumlah Pidana Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) 1 Dalam proses penyelesaian 3 3 Total Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan No Nama dan Jabatan Pihak yang Memiliki Benturan Kepentingan Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan Jenis Transaksi Nilai Transaksi (jutaan Rupiah) Keterangan *) Nihil *) Note : tidak sesuai sistem dan prosedur yang berlaku; dan menjelaskan keterkaitan antara nama dan jabatan pihak yang memiliki benturan kepentingan dengan nama dan jabatan pengambil keputusan. 13. Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik Selama tahun 2017, BPR tidak melakukan pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik (nihil). Hal. 6
10 HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN TATA KELOLA KELOLA 1. Kertas Kerja Penilaian Tata Kelola 1.1. Penilaian Faktor 1 No Kriteria/Indikator Skala 1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. BPR dengan modal inti kurang dari Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. 2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR. 3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan). 4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. SB B CB KB TB Skala Modal inti PT. BPR SUM per 31 Des 2017 kurang dari Rp50 Miliar, dimana berdasarkan Akta RUPS No. 10 tanggal 4 Januari 2017, keanggotaan Direksi berjumlah 2 orang, yaitu Direktur Utama (Nicolaus Denny H.W) dan Direktur (Effendi Agus). Dalam hal ini, Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan dirangkap oleh Direktur Utama. Berdasarkan data alamat Direksi yang tertera pada Akta RUPS No. 10 tanggal 4 Januari 2017, seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota yang sama dengan kota lokasi Kantor Pusat BPR, yakni di Jakarta. Hal. 7
11 No Kriteria/Indikator Skala 5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud. 6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya. SB B CB KB TB Skala Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan yang terbukti pada Salinan Gubernur BI No. 14/212/ Kep.GBI /DKBU/2012/Rahasia dan Salinan Keputusan Dewan Komisaris OJK No Kep:154 /KR.12/2015 dan telah diangkat melalui RUPS berdasarkan Akta RUPS No. 10 tanggal 4 Januari Jumlah jawaban pada Skala 6 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala 6 6 Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata Kelola (S): 50% 0.50 B. Proses Tata Kelola (P) 7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas. 8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. 9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. Hal. 8
12 No Kriteria/Indikator Skala SB B CB KB TB 10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat. 11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. 12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu. 13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehatihatian. 14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat. Jumlah jawaban pada Skala 7 1 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P): 8 Dikali dengan bobot Proses Tata Kelola (P): 40% C. Hasil Tata Kelola (H) 7 2 Skala Berdasarkan laporan biaya pendidikan 2017, anggota Direksi telah mengikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya. Pedoman dan tata tertib kerja yang mengatur etika kerja, waktu kerja, dan rapat Direksi telah disusun pada tanggal 30 Januari Hal. 9
13 No Kriteria/Indikator Skala 15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. 16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian. SB B CB KB TB 17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi. 18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders. 19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan. Jumlah jawaban pada Skala 4 1 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H): 5 Dikali dengan bobot Hasil Tata Kelola (H): 10% 4 2 Skala Direksi telah mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. Atas pelaksanaan tugasnya telah dilaporkan dan dituangkan dalam berita acara RUPS Kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian tertuang dalam buku Peraturan Perusahaan (PP). Laporan penerapan Tata Kelola untuk periode laporan 31 Desember 2016 telah disampaikan kepada OJK Penjumlahan S + P + H 1.07 Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot Faktor 1:20% Penilaian Faktor 2 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan 2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris SB B CB KB TB Hal. 10
14 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang. BPR dengan modal inti kurang dari Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang. 2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. 3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan. 4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR. 5) BPR memiliki Komisaris Independen: a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp ,00 (delapan puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp ,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen. 6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. SB B CB KB TB Modal inti PT. BPR SUM per 31 Des 2017 kurang dari Rp50 Miliar, dimana berdasarkan Akta RUPS No. 10 tanggal 4 Januari 2017, efektif per tanggal 4 Januari 2017 keanggotaan Komisaris berjumlah dua orang yaitu Komisaris utama (Hendri Wirja Kusuma) dan Komisaris (Indjun). Berdasarkan Akta RUPS No. 10 tanggal 4 Januari 2017, jumlah anggota dewan Komisaris tidak melebihi jumlah anggota direksi. Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan yang terbukti pada Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK No Kep: 30/KR.12/2015 dan No. Kep :96/ KR. 011/2016 Berdasarkan data alamat Direksi pada Akta RUPS No. 10 tanggal 4 Januari 2017, seluruh anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di kota yang sama dengan kota lokasi Kantor Pusat BPR, yakni di Jakarta. BPR belum wajib memiliki komisaris independen Pedoman dan tata tertib kerja yang mengatur etika kerja, waktu kerja, dan rapat Dewan Komisaris telah direvisi tanggal 30 Januari 2017 Hal. 11
15 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan 7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum. 8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi. SB B CB KB TB 9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Jumlah jawaban pada Skala 8 1 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata Kelola (S): 50% 0.56 B. Proses Tata Kelola (P) 10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehatihatian. 11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR. 12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR dan halhal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan. Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasi terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. Hal. 12
16 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan SB B CB KB TB 13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan. 14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. 15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat. 16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. 17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi. Jumlah jawaban pada Skala 4 4 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P): 8 Dikali dengan bobot Proses Tata Kelola (P): 40% C. Hasil Tata Kelola (H) 18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris. 4 8 Dalam tahun 2017, terdapat 4 kali penyelenggaraan rapat Hal. 13
17 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan SB B CB KB TB Jumlah jawaban pada Skala 1 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H): 1 Dikali dengan bobot Hasil Tata Kelola (H): 10% Penjumlahan S + P + H 1.26 Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot Faktor 2 BPR dengan Bobot A, B, & C: 15% BPR dengan Bobot D: 12,5% Penilaian Faktor 3 Tidak dinilai 1.4. Penilaian Faktor 4 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan 4 Penanganan Benturan Kepentingan A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat. SB B CB KB TB Jumlah jawaban pada Skala 1 Kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan telah disusun pada tanggal 10 Februari 2017 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1 Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata Kelola (S): 50% B. Proses Tata Kelola (P) 2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut Hal. 14
18 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan SB B CB KB TB Jumlah jawaban pada Skala 1 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P): 1 Dikali dengan bobot Proses Tata Kelola (P): 40% C. Hasil Tata Kelola (H) 1 3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik. Jumlah jawaban pada Skala Hasil perkalian untuk masingmasing Skala 2 2 Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H): Dikali dengan bobot Hasil Tata Kelola (H): 10% 0.20 Penjumlahan S + P + H 1.10 Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot Faktor 4:10% Penilaian Faktor 5 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan 5 Fungsi Kepatuhan A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit untuk: a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama; b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran dana; dan c. mampu bekerja secara independen. SB B CB KB TB Berdasarkan surat No. S 594/KR.0113/2017 tanggal 30 agustus 2017 tentang Perubahan Susunan Pengurus BPR, telah dilakukan pengangkatan Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan efektif per tanggal 07 Agustus Hal. 15
19 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan BPR dengan modal inti kurang dari Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana. SB B CB KB TB 2) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundangundangan 3) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional. BPR dengan modal inti kurang dari Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional. 4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan. 5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan. Jumlah jawaban pada Skala 4 1 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala 4 2 Efektif per tanggal 02 Februari 2017 telah diangkat PE fungsi kepatuhan. Kebijakan, sistem dan prosedur kepatuhan telah disusun pada tanggal 10 Februari 2017 Ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi Kepatuhan telah disusun pada tanggal 10 Februari Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata Kelola (S): 50% 0.60 B. Proses Tata Kelola (P) Hal. 16
20 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan SB B CB KB TB 6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkahlangkah yang diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundangundangan lain termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya. 7) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini. 8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundangundangan. 9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundangundangan. 10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundangundangan. Jumlah jawaban pada Skala 2 3 Hasil perkalian untuk masingmasing 2 6 Skala 8 Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P): Dikali dengan bobot Proses Tata Kelola (P): 40% 0.64 C. Hasil Tata Kelola (H) Hal. 17
21 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan 11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan. SB B CB KB TB 12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan Komisaris. 13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundangundangan lain, sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Jumlah jawaban pada Skala 3 Hasil perkalian untuk masing masing Skala 6 Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H): Dikali dengan bobot Hasil Tata Kelola (H): 10% 0.20 Penjumlahan S + P + H 1.44 Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan 0.16 dengan bobot Faktor 5: 10% 1.6. Penilaian Faktor 6 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan 6 Fungsi Audit Intern A.Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). BPR dengan modal inti kurang dari Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern. SB B CB KB TB Modal inti PT. BPR SUM per 31 Des 2017, kurang dari Rp 50 Miliar, dimana berdasarkan Surat OJK No. S 45/KR.0113/2016, OJK telah menyetujui pengangkatan Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern. Hal. 18
22 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan 2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi Audit Intern telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor intern sesuai peraturan perundangundangan dan telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris. 3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern independen terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja terkait dengan penghimpunan dan penyaluran dana). 4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. 5) BPR memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia yang melaksanakan fungsi audit intern. Jumlah jawaban pada Skala Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 5 Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata Kelola (S): 50% B.Proses Tata Kelola (P) 6) BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat. 7) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit intern, dan kelemahan SOP audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan. 8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) dilaksanakan secara memadai dan independen yang mencakup persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan tindak lanjut hasil audit. SB B CB KB TB Pedoman kerja serta sistem dan prosedur mengenai pelaksanaan fungsi Audit Intern telah dikinikan sesuai dengan ketentuan terkini per tanggal 20 Februari 2017 Berdasarkan SOP SKAI, Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama Tidak wajib Hal. 19
23 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan SB B CB KB TB 9) BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit intern. Jumlah jawaban pada Skala 4 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P): 4 Dikali dengan bobot Proses Tata Kelola (P): 40% C. Hasil Tata Kelola (H) 10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi Audit Intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan. 11) BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokokpokok hasil audit intern dan laporan khusus (apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 8 12) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 13) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. BPR dengan modal inti kurang dari Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah): BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Jumlah jawaban pada Skala 2 2 Hasil perkalian untuk masing masing Skala Berdasarkan surat No. 001/AI/I/2018 tanggal 23 Januari 2018, BPR telah menyampaikan laporan ke OJK. Belum Wajib Berdasarkan surat BPR Sarana Utama Multidana No. 025/BSUM/II/16 tanggal 19 Februari 2016, BPR telah menyampaikan permohonan persetujuan pengangkatan Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern. 6 Hal. 20
24 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan SB B CB KB TB Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H): Dikali dengan bobot Hasil Tata Kelola (H): 10% 0.15 Penjumlahan S + P + H 1.55 Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan dengan bobot Faktor 6: 10% Penilaian Faktor 7 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan 7 Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total aset paling sedikit Rp ,00 (sepuluh milyar rupiah) A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) SB B CB KB TB 1) Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspekaspek legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan komunikasi antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP dimaksud. Jumlah jawaban pada Skala 1 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1 Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata Kelola (S): 50% B. Proses Tata Kelola (P) 2) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR, BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan usulan Dewan Komisaris. 3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan. 1 Jumlah jawaban pada Skala 2 Hasil perkalian untuk masingmasing 2 Skala Berdasarkan Daftar Kantor Akuntan Publik/Akuntan Publik yang terdaftar sebagai Auditor Bank di OJK 01 Maret 2017, bahwa KAP Herman Dody Tanumihardja & Rekan terdaftar sebagai Auditor di OJK. Berdasarkan surat BPR No. 004/BPRSUM/IV/2017, BPR telah menyampaikan laporan hasil audit KAP kepada OJK Hal. 21
25 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P): 2 Dikali dengan bobot Proses Tata Kelola (P): 40% C. Hasil Tata Kelola (H) SB B CB KB TB 4) Hasil audit dan Management letter telah menggambarkan permasalahan BPR dan disampaikan secara tepat waktu kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk. 5) Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Jumlah jawaban pada Skala Hasil perkalian untuk masingmasing Skala 4 4 Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H): Dikali dengan bobot Hasil Tata Kelola (H): 10% 0.20 Penjumlahan S + P + H 1.10 Total Penilaian Faktor 7 Dikalikan dengan bobot Faktor 7: BPR dengan Bobot A: 0% BPR dengan Bobot B, C, & D: 2,5% Penilaian Faktor 8 Belum diterapkan Penilaian Faktor 9 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan 9 Batas Maksimum Pemberian Kredit A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 1) BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai terkait dengan BMPK termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai bagian atau bagian terpisah dari pedoman kebijakan perkreditan BPR. SB B CB KB TB Kebijakan, sistem dan prosedur tertulis terkait dengan BMPK, pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut monitoring dan penyelesaian masalahnya menjadi bagian dari pedoman kebijakan perkreditan BPR yang telah direvisi pada tanggal 1 Juni Hal. 22
26 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan SB B CB KB TB Jumlah jawaban pada Skala 1 Hasil perkalian untuk masing masing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1 Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata Kelola (S): 50% B. Proses Tata Kelola (P) 2) BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar disesuaikan dengan peraturan perundangundangan. 3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit besar telah memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati hatian maupun peraturan perundangundangan. 1 Jumlah jawaban pada Skala Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit besar telah memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Hasil perkalian untuk masing masing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P): 2 Dikali dengan bobot Proses Tata Kelola (P): 40% C. Hasil Tata Kelola (H) 4) Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit yang melanggar dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan secara berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 5) BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2 Jumlah jawaban pada Skala 2 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Berdasarkan Laporan Pelampauan BMPK dan Laporan Penyediaan Dana Pihak Terkait 2016, bahwa BPR telah menyampaikan laporan tersebut secara benar dan tepat waktu kepada OJK. Berdasarkan Laporan Pelampauan BMPK dan Laporan Penyediaan Dana Pihak Terkait 2016, bahwa BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK. 2 Hal. 23
27 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan SB B CB KB TB Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H): Dikali dengan bobot Hasil Tata Kelola (H): 10% 0.10 Penjumlahan S + P + H 1.00 Total Penilaian Faktor 9 Dikalikan dengan bobot Faktor 9: 7,5% Penilaian Faktor 10 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan 10 Rencana Bisnis BPR A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) SB B CB KB TB 1) Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan visi dan misi BPR. 2) Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana strategis jangka panjang dan rencana bisnis tahunan termasuk rencana penyelesaian permasalahan BPR yang signifikan dengan cakupan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 3) Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh pemegang saham dalam rangka memperkuat permodalan dan infrastruktur yang memadai antara lain sumber daya manusia, teknologi informasi, jaringan kantor, kebijakan, dan prosedur. Jumlah jawaban pada Skala 3 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 3 Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata Kelola (S): 50% B. Proses Tata Kelola (P) 4) Rencana bisnis BPR disusun dengan mempertimbangkan paling sedikit: a. faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha BPR; b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehatihatian; dan c. penerapan manajemen risiko Hal. 24
28 5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana bisnis BPR. Jumlah jawaban pada Skala 2 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P): 2 Dikali dengan bobot Proses Tata Kelola (P): 40% C. Hasil Tata Kelola (H) 4 6) Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Jumlah jawaban pada Skala Hasil perkalian untuk masingmasing Skala 2 2 Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H): Dikali dengan bobot Hasil Tata Kelola (H): 10% 0.20 Penjumlahan S + P + H 2.00 Total Penilaian Faktor 10 Dikalikan dengan bobot Faktor 10:7,5% Penilaian Faktor 11 No Kriteria/Indikator Skala Keterangan 1 1 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) SB B CB KB TB 1) Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non keuangan yang didukung oleh sistem informasi manajemen yang memadai sesuai ketentuan termasuk sumber daya manusia yang kompeten untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini, dan utuh. Jumlah jawaban pada Skala 1 Hasil perkalian untuk masing masing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1 Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata Kelola (S): 50% 2 Sitem pelaporan keuangan dan non keuangan BPR telah berjalan sesuai ketentuan OJK Hal. 25
29 B. Proses Tata Kelola (P) 2) BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap triwulanan dengan materi paling sedikit memuat laporan keuangan, informasi lainnya, susunan pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi paling sedikit memuat informasi umum, laporan keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh aspek transparansi dan informasi, serta seluruh aspek pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 4) BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai produk, layanan dan/atau penggunaan data nasabah BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 5) BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Jumlah jawaban pada Skala 2 2 Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (P): 4 Dikali dengan bobot Proses Tata Kelola (P): 40% C. Hasil Tata Kelola (H) 6) Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu) anggota Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas serta disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 7) Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu. 2 6 Jumlah jawaban pada Skala 1 1 BPR telah menyusun laporan keuangan publikasi setiap triwulan sesuai ketentuan OJK. Laporan Tahunan BPR telah disusun sesuai dengan ketentuan OJK dan disampaikan tepat waktu kepada OJK Hasil perkalian untuk masingmasing Skala Perhitungan ratarata dengan dibagi jumlah pertanyaan (H): Dikali dengan bobot Hasil 0.15 BPR telah menyampaikan laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian pengaduan nasabah sesuai ketentuan secara tepat waktu. Hal. 26
30 Tata Kelola (H): 10% Penjumlahan S + P + H 1.95 Total Penilaian Faktor 11 Dikalikan dengan bobot Faktor 11: BPR dengan Bobot A: 10% BPR dengan Bobot B, C, & D: 7,5% Kesimpulan Umum Hasil Penilaian Tata Kelola a. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 1) Faktor positif pada Governance structure yaitu : a) Persyaratan dari Regulator berkaitan dengan keanggotaan Direksi telah dipenuhi oleh seluruh anggota Direksi b) Jumlah, komposisi, kriteria, indepedensi dan kompetensi Direksi telah sesuai dengan ketentuan OJK c) Seluruh anggota Direksi telah lulus uji kemampuan dan kepatutan sesuai ketentuan OJK 2) Faktor positif pada Governance process yaitu : a) Direksi telah melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawabnya sesuai Anggaran dasar dan Perundangundangan yang berlaku, dan telah dipertanggung jawabkan pada RUPS. b) Direksi telah mengikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya. 3) Faktor positif pada Governance Outcome yaitu : a) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah diterima dan mendapat persetujuan RUPS. b) Rapat Direksi telah terselenggara secara efektif dan efisien, dan hasil rapat Direksi telah didokumentasikan dengan baik dalam notulen rapat. b. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 1) Faktor positif pada Governance structure yaitu : a) Persyaratanpersyaratan dari Regulator berkaitan dengan keanggotaan Dewan Komisaris telah dipenuhi oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. b) Komposisi, kriteria, indepedensi dan kompetensi Komisaris telah sesuai dengan ketentuan OJK. c) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus uji kemampuan dan kepatutan sesuai ketentuan OJK. 2) Faktor positif pada Governance process yaitu : a) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen yang senantiasa berpedoman pada prinsipprinsip GCG. b) Tugas pengawasan dan pemberian nasihat dilakukan oleh Dewan Komisaris sematamata untuk kepentingan BPR. c. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite Bagi BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp ,00 (delapan puluh milyar rupiah) tidak wajib memiliki Fungsi Komite. Hal. 27
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Tata Kelola BPR Profil BPR Nama BPR Alamat BPR Posisi Laporan Modal Inti BPR Total Aset BPR Bobot Faktor BPR PT BPR KEPRI BINTAN JL. D.I. Panjaitan KM. IX No.
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA AGI ANK PERKREDITAN RAKYAT PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA AGI PR - 1 - Penjelasan Umum Pedoman
Lebih terperinciPENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR
PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR Penjelasan Umum Tata Cara Pengisian Faktor Penilaian Profil BPR Nama BPR * PT. BPR CIPATUJAH JABAR Alamat BPR * JL. RAYA CIPATUJAH RT/RW 009/00 CIPATUJAH, KAB. TASIKMALAYA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:
Lebih terperinciPENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR
PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR Penjelasan Umum Tata Cara Pengisian Faktor Penilaian Profil BPR Nama BPR * PT BPR WALET JAYA ABADI Alamat BPR * Jalan Brigjend Katamso No. 8, Yogyakarta Posisi Laporan
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan
Lebih terperinciLAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PT BPR AMBARKETAWANG PERSADA TAHUN 017 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga intermediasi keuangan yang berfungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
Lebih terperinciLAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM
LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM - 1 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF-ASSESSMENT) PENERAPAN TATA KELOLA Tujuan
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH - 2 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT)
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciLAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR BAHTERAMAS WAKATOBI TAHUN 2017
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR BAHTERAMAS WAKATOBI TAHUN 2017 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga intermediasi keuangan yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana dari dan untuk
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA
PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor
Lebih terperinciLAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinci-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK
-1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA
Lebih terperinciFAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan
Lebih terperinciFAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi
Lebih terperinciSelf Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG
Self Assessment GCG Sebagai bentuk komitmen dalam memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan SE
Lebih terperinciMatriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance) bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR../ /POJK/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA(GOOD CORPORATE GOVERNANCE) BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciREVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012
Posisi Dec 01 REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 01 Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit No. Komponen GCG Nilai Bobot Perolehan Nilai
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Daftar isi 1
DAFTAR ISI Daftar isi 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR DASSA 2 TAHUN 2017 Transparansi Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance).... 3 A Pengungkapan Penerapan Tata Kelola... 3 1
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS
Lebih terperinciLaporan GCG BPR Central Kepri 2016
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) Pelaksanaan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan merupakan persyaratan bagi keberhasiilan dan keberlangsungan Perusahaan dalam jangka
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA
PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI
Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan
Lebih terperinciLAPORAN GABUNGAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
LAPORAN GABUNGAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Nama Bank BANK SULTENG Posisi Januari S.d Desember 2013 HASIL PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN
Lebih terperinciLAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/5/DPNP Tanggal 9 April 03 Perihal : Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Lebih terperinciKesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara Tahun 2007
Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara Tahun 2007 a. Pengungkapan Pelaksanaan Good Corporate Governance 1. Pelaksanaan tugas
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI
PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab
Lebih terperinciLAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR ASTANAJAPURA TAHUN 2017 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga intermediasi keuangan yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana dari dan untuk masyarakat,
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN .. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA
Lebih terperinciLAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD. BPR BKK TASIKMADU TAHUN 2017 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga intermediasi keuangan yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana dari dan untuk masyarakat,
Lebih terperinciPERINGKAT Bobot Skor ANALISIS SELF ASSESMENT 2.000% 0.027
ASPEK PENILAIAN : PERINGKAT PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS 2 4 5 % A. Komposisi, Kriteria dan Indepensi Dewan Komisaris 2.000% 0.027 Jumlah Dewan Komisaris sekurang-kurangnya tiga
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2
DAFTAR ISI Daftar isi... 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance berdasarkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN 2016... 1 A. TRANSPARANSI PELAKSANAAN GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)... 2 1. Pelaksaan Tugas dan
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/08 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA - - Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas
Lebih terperinci% % % % 0.002
ASPEK PENILAIAN : PERINGKAT 1 1 PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS 1 4 5 % A. Komposisi, Kriteria dan Indepensi Dewan Komisaris.000% 0.07 1 Sekurang-kurangnya 1 (satu) anggota Dewan Komisaris
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN
Yth. Perusahaan Perasuransian di Indonesia SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN Sehubungan dengan
Lebih terperinciPT. BPR TRISURYA BUMINDO Jl. Kartini No. 79 Tanjung Karang Bandar Lampung Tel (0721) Fax (0721) TATA KELOLA
PT. BPR TRISURYA BUMINDO Jl. Kartini No. 79 Tanjung Karang Bandar Lampung Tel (0721) 253555 Fax (0721) 261452 TATA KELOLA 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan 1 Dewan Komisaris 4 Direksi 7 Komite-Komite
Lebih terperinciANALISIS SELF ASSESMENT. KRITERIA/INDIKATOR I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai:
I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai: a. kecukupan komposisi, kriteria dan independensi Dewan Komisaris; b. efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Lebih terperinciDireksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN
- Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017
Lebih terperinci- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT
- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK
Lebih terperinciPT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance)
PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance) Tahun 2009 Periode Desember 2008 DAFTAR ISI Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance I. Pendahuluan. 1 II. Transparansi
Lebih terperinciASPEK PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan komposisi dan kompetensi Komisaris dibandingkan dengan ukuran
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS
PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS Menunjuk Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia
Lebih terperinciBANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA
LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TAHUN 2008 BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA Jl. Mayjend Sutoyo Nomor 95 Kendari Telp. 0401 321526 Fax. 0401 321568 1 a. Pengungkapan Pelaksanaan Good
Lebih terperinciKERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE COVERNANCE FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE COVERNANCE FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai:
Lebih terperinciLAPORAN TATA KELOLA DAN PELAKSANAAN GCG (Good Corporate Governance)
LAPORAN TATA KELOLA DAN PELAKSANAAN GCG (Good Corporate Goernance) TAHUN 017 PT. BPR WALET JAYA ABADI DAFTAR ISI Pelaksanaan GCG PT. BPR Walet Jaya Abadi Tahun 017... 1 A. Pelaksanaan GCG Berdasarkan Hasil
Lebih terperinciDireksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN
Lebih terperinciBAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE
BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE A. Komite Audit 1. Dasar pembentukan Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum dan
Lebih terperinciKERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE Tujuan 1. Penilaian governance structure bertujuan untuk menilai kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola
Lebih terperinci2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang
No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciPEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk
PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk KETENTUAN UMUM Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Direksi PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank dengan
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT
PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...
Lebih terperinciPedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 12 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 4. Fungsi Direktur Utama 5. Direktur Kepatuhan 6. Rapat 7. Benturan Kepentingan
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan
Lebih terperinciYth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.
Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014
Lebih terperinciArah Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko
Arah Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko Disampaikan dalam Kegiatan Rakerda DPD Perbarindo DKI Jaya dan Sekitarnya, 14 April 2016 Direktorat Penelitian
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT
PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...
Lebih terperinciLaporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)
PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Posisi : 30 Juni 2015 (Revisi OJK) 1. Peringkat Faktor GCG dan Definisi Peringkat
Lebih terperinciNo Selaku Komisaris Independen dan Pihak Independen, anggota komite harus dapat terlepas dari benturan kepentingan.untuk mencegah adanya bentur
No.5685 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Bank Perkreditan Rakyat. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 72) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI
PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI Menunjuk Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia No.
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NATIONALNOBU PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER
LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011 1/16 I. ASPEK-ASPEK CAKUPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 1. Pelaksanaan tugas & tanggung jawab Dewan Komisaris & Direksi
Lebih terperinciPENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2016
LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2016 PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk. PT Bank
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/07 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas Penerapan
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM
Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/15/DPNP TANGGAL 29 April 2013 PERIHAL PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM
LAMPIRAN II SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/15/DPNP TANGGAL 29 April 2013 PERIHAL PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN
Lebih terperinciPedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 11 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab 4. Pembentukan Komite-Komite 5. Fungsi
Lebih terperinciPEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk
PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Dewan Komisaris PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank, disusun
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM I. UMUM Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat umumnya disertai dengan semakin
Lebih terperinciNama Jabatan Periode Jabatan. Ilham Ikhsan Anggota (Pihak Independen) Tjen Lestari Anggota (Pihak Independen)
KOMITE KOMITE DEWAN KOMISARIS Komite di bawah Dewan Komisaris Perseroan terdiri atas : 1. Komite Audit 2. Komite Pemantau Risiko 3. Komite Remunerasi dan Nominasi 4. Komite Tata Kelola Terintegrasi KOMITE
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPT Bank Nationalnobu Tbk. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Periode 1 Januari - 31 Desember 2012
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Periode 1 Januari - 31 Desember 2012 LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT BANK NATIONALNOBU TBK PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2012 0 1. Aspek-Aspek
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLaporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Tahun 2010 Head Office : Jl Abdul Muis No. 40. Jakarta 10160 Telp 3859050 Fax 3859041 Laporan Pelaksanaan Tentang Good Corporate Governance
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.365 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola Perusahaan. Pembiyaan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5639) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI
I. TUJUAN PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI 1. Membantu Dewan Komisaris untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelaksanaan Tata Kelola yang baik (Good Corporate Governance)
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan
Lebih terperinciYth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.
Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116
KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan
Lebih terperinciSUMMARY PERHITUNGAN NILAI KOMPOSIT PERSIAPAN SELF ASESSMENT GCG DESEMBER 2012 PT. BANK NTT. Nilai (a)x(b) Bobot (a) Peringkat (b)
Lampiran 1. No Aspek Yang Dinilai 1. Pelaksanaan Tugas dan TanggungJawab Dewan Komisaris 2. Pelaksanaan Tugas Dan TanggungJawab Direksi 3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 4. Penanganan Benturan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Demikian Laporan pelaksanaan GCG tahun 2012 PT. Bank Dinar Indonesia, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
KATA PENGANTAR Perkembangan industri perbankan dari tahun ke tahun senantiasa menunjukan perkembangan yang menggembirakan baik dari sisi total aset, penyaluran kredit, penghimpunan dana pihak ketiga dan
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - TRANSPARANSI PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Lebih terperinciPEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS
PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS I. Pengantar Pedoman ini membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Direksi dan Dewan Komisaris di Perseroan, seperti : tugas, wewenang, pertanggungjawaban,
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/08 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA - - Transparansi Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Lebih terperinciLAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PT BPR CHANDRA MUKTIARTHA TAHUN 2017
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PT BPR CHANDRA MUKTIARTHA TAHUN 017 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga intermediasi keuangan yang berfungsi sebagai penghimpun dana dari dan untuk masyarakat,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.04/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/4/PBI/2006 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/4/PBI/2006 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan semakin kompleksnya risiko yang dihadapi bank,
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.
Lebih terperinciYth. 1. Perusahaan Pialang Asuransi; 2. Perusahaan Pialang Reasuransi; dan 3. Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi di tempat.
Yth. 1. Perusahaan Pialang Asuransi; 2. Perusahaan Pialang Reasuransi; dan 3. Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/SEOJK.05/2014 TENTANG
Lebih terperinciKesimpulan. Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria / indikator penilaian tersebut diatas, disimpulkan bahwa :
Kesimpulan Sesuai dengan ketentuan POJK No.55/POJK.03/2016 tanggal 09 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.13/SEOJK.03/2017 tanggal 17 Maret
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN
LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI
PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI I. LATAR BELAKANG Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, berpedoman kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/Pojk.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola
Lebih terperinci