BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub-bab ini akan dijelaskan secara rinci mengenai setting dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Dukuh 02 Salatiga.Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 SDN Dukuh 02 Salatiga pada Semester II Tahun Ajaran 2012/2013. Subyek yang menjadi fokus penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Dukuh 02 Salatiga. Adapun penelitian ini direncanakan (disetting) untuk dilakukan mulai pada Januari hingga April 2013 dengan rencana seperti pada tabel berikut ini: Pelaksanaan No penelitian 1 Proposal PTK 2 3 Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 4 Pelaporan Tabel 1.2 Setting (Alokasi Waktu Penelitian) Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 SIKLUS I SIKLUS II 21

22 3.2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri 02 Dukuh Salatiga. 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2008:60), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Variabel berasal dari bahasa inggris Variable yang berarti faktor yang tak tetap atau berubah-ubah. Variabel adalah fenomena yangbervariasi dalam bentuk kualitas, kuantitas, mutu standar dan sebagainya.variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat(y): 1) Variabel bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Arikunto (2006), menyebutkan bahwa variabel ini dapat disebut juga sebagai variabel independent. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas (X) adalah model pembelajaran Student Teams Achievement DivisionSTAD. 2) Variabel terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas.variabel ini juga dapat disebut variabel dependent (Arikunto,2006). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah aktivitas dalam hasil belajar siswa.

23 3.2.2. Prosedur Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus tiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dan tiap pertemuan 70 menit. Konsep pokok penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto, 2010:137) terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Alur dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Kemmis dan Mc Taggart yang disajikan dalam bagan berikut ini Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui alat peraga. Pengamatan aktivitas guru dan siswa Refleksi Perencanaan SIKLUS II Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melaluimedia alat peraga. Pengamatan aktivitas guru dansiswa Bagan 3.1 Bagan Penelitian tindakan (Arikunto, 2009: 16)

24 a) Perencanaan (planning) merupakan kegiatan menyusun rancangan tindakan. Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan penelitian. Perencanaan dilaksanakan oleh peneliti sebelum tahap pelaksanaan tindakan diterapkan. Kegiatan dalam tahap ini seperti: penyusunan skenario pembelajaran, pembuatan istrumen pengamatan dan pembuatan media/alat peraga. b) Tindakan (acting), yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan. Hal yang perlu diingat pada tahap 2 ini adalah pelaksana tindakan harus taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan. Dalam penelitian ini tindakan yang diterapkan adalah pmr dengan alat peraga dan peneliti sebagai pelaksana tindakan. c) Observasi (observing), yaitu kegiatan mengamati dampak atas tindakan yang dilakukan. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan dalam kelas, sehingga antara pelaksanaan tindakan dan pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Jika peneliti telah berperan sebagai pelaksana tindakan maka yang melakukan pengamatan adalah guru kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara pengamatan terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung, wawancara, kuesioner atau cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan. d) Refleksi (reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan dapat diketahui perubahan yang terjadi dan dilakukan telaah mengapa, bagaimana, dan sejauhmana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Tahap ini dilaksanakan ketika pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan pengamat dan subjek penelitian (siswa-siswa yang diajar) untuk bersama-sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan dalam bentuk replanning dapat dilakukan. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi

25 terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya. Untuk lebih memperjelas rincian prosedur tindakan yang akan dilaksanakan terdiri atas 2 siklus dengan tiga kali pertemuan tiap siklusnya, adalah sebagai berikut:. Siklus I 1) Perencanaan (planning) Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah: a) Menyusun RPP dengan materi sifat-sifat cahaya b) Merencanakan membagi kelompok-kelompok siswa. c) Menyiapkan materi ajar berupa buku paket IPA kelas d) Menyiapkan alat peraga e) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk melihat bagaimana suasana belajar mengajar di kelas ketika pembelajaran dengan model koopertif tipe STAD melalui alat peraga dilaksanakan f) Menyiapkan instrument penilaian hasil belajar lembar evaluasi untuk melihat apakah materi IPA telah dikuasai oleh siswa 2) Pelaksanaan (acting) Sesuai dengan standar proses bahwa pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Dalam kegiatan inti masih dijabarkan lagi ke dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Untuk lebih jelasnya tahap pelaksanaan tindakan pada penelitian ini sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Guru membuka pelajaran meliputi berdoa dan presensi apersepsi. b) Guru menyampaikan rumusan masalah. c) Merumukan hipotesis d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

26 2) Kegiatan Inti 1) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru bersama siswa : a) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai apersepsi tentang sifat-sifat cahaya. b) Guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat cahaya. c) Guru memberikan sebuah permasalahan/soal kepada semua siswa. 2) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a) Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa dalam kelas (teman sebangku). Kelompok tersebut bersifat heterogen. b) Membagikan lembar kerja siswa (alat peraga) kepada setiap kelompok. c) Setiap anggota kelompok mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi dan menuliskan jawabanya di kertas yang sudah disediakan. d) Setiap kelompok mempresentasikan hasil dari kerja kelompok. e) Kelompok lain bertanya atau menanggapi hasil presentasi dari kelompok. f) Guru membagikan bintang sebagai tanda keaktifan siswa dalam presentasi, baik siswa yang bertanya maupun menjawab pertanyaan. g) Memberikan penghargaan bagi kelompok yang mengumpulkan bintang terbanyak sebagai kelompok teraktif pada pembelajaran di kelas. 3) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru : a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan. c) Memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang sudah dijelaskan. 3) Penutup 1) Guru menanggapi hasil presentasi siswa dalam setiap kelompok.

27 2) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 3) Pemantapan, yaitu siswa didorong untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan, dan ketrampilan yang baru saja diperoleh dalam kegiatan sehari-hari dan menyisipkan pesan moral mengenai sikap dan kerjasama. Evaluasi, dalam kegiatan ini guru membagikan soal tertulis untuk dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat pemahaman.evaluasi ini diberikan pada akhir pertemuan siklus I. 4) Pengamatan (observing) Tahap ini peneliti melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.peneliti melakukan pengamatan kepada keterlaksanaan tindakan guru dalam pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan materi sifat-sifat cahaya.observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dan terhadap hasil evaluasi siswa. 5) Refleksi (reflecting) Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan belajar. Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer/teman sejawat terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan materi sifatsifat cahaya.setelah tahap refleksi dan siklus I selesai dilaksanakan, maka diperoleh hasil. Hasil tersebut akan dianalisis apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum, serta kelemahan-kelemahan apa saja yang menghambat proses belajar mengajar. Apabila hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan maka dilanjutkan pada siklus II.

28 Siklus II 1) Perencanaan (planning) Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah: a) Menyusun perencanaan pembelajaran berdasarkan refleksi pada siklus I b) Menyiapkan materi ajar berupa buku paket IPA kelas c) Menyiapkan alat peraga d) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk melihat bagaimana suasana belajar mengajar di kelas ketika pembelajaran dengan model koopertif tipe STAD melalui alat peraga dilaksanakan e) Menyiapkan instrument penilaian hasil belajar lembar evaluasi untuk melihat apakah materi IPA telah dikuasai oleh siswa 2) Pelaksanaan (acting) Sesuai dengan standar proses bahwa pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Dalam kegiatan inti masih dijabarkan lagi ke dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Untuk lebih jelasnya tahap pelaksanaan tindakan pada penelitian ini sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Guru membuka pelajaran meliputi berdoa dan presensi apersepsi. b) Guru menyampaikan rumusan masalah. c) Merumukan hipotesis d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan Inti 1) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru bersama siswa : 1) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai apersepsi tentang sifat-sifat cahaya. 2) Guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat cahaya. 3) Guru memberikan sebuah permasalahan/soal kepada semua siswa.

29 2) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a) Membagikan lembar kerja siswa (alat peraga) kepada setiap kelompok. b) Setiap anggota kelompok mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi dan menuliskan jawabanya di kertas yang sudah disediakan. c) Setiap kelompok mempresentasikan hasil dari kerja kelompok. d) Kelompok lain bertanya atau menanggapi hasil presentasi dari kelompok. e) Guru membagikan bintang sebagai tanda keaktifan siswa dalam presentasi, baik siswa yang bertanya maupun menjawab pertanyaan. f) Memberikan penghargaan bagi kelompok yang mengumpulkan bintang terbanyak sebagai kelompok teraktif pada pembelajaran di kelas. 3) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru : 1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan. 3) Memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang sudah dijelaskan. 1) Penutup a) Guru menanggapi hasil presentasi siswa dalam setiap kelompok. b) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. c) Pemantapan, yaitu siswa didorong untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan, dan ketrampilan yang baru saja diperoleh dalam kegiatan sehari-hari dan menyisipkan pesan moral mengenai sikap dan kerjasama. Evaluasi, dalam kegiatan ini guru membagikan soal tertulis untuk dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat pemahaman.evaluasi ini diberikan pada akhir pertemuan siklus II.

30 3) Pengamatan (observing) Tahap ini peneliti melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan kepada keterlaksanaan tindakan guru dalam pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan materi sifat-sifat cahaya. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dan terhadap hasil evaluasi siswa. 4) Refleksi (reflecting) Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan belajar. Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer/teman sejawat terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan materi sifat-sifat cahaya.setelah tahap refleksi dan siklus II selesai dilaksanakan, maka diperoleh hasil. Hasil tersebut akan dianalisis apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum, serta kelemahan-kelemahan apa saja yang menghambat proses belajar mengajar. 3.3.Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akanmendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Dalam menggunakan teknik observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi, Arikunto (2010:272). Teknik ini digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran yang diterapkan guru dalam

31 kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media alat peraga serta aktivitas siswa pada saat mengikuti pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan di dalam kelas dan yang melakukan pengamatan adalah peneliti.pengamat hanya perlu memberi skor pada blangko pengamatan sesuai keadaan yang terjadi pada saat penerapan tindakan di kelas. 1) Metode Tes Metode tes ini digunakan untuk mengetahui nilai atau hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dengan pembelajaran diluar kelas dan dengan pembelajaran konvensional. Tes ini diberikan pada siswa kelas 5 kedua SD yang akan digunakan penelitian. 2) Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada barang-barang tertulis (Arikunto, 2002). Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang populasi penelitian dan informasi mengenai hasil belajar siswa. Dalam hal ini hasil belajar diambil dari nilai pra siklus, siklus I dan siklus II. 3.4.1.Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Lembar Observasi Lembar observasi yang menjadi instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi pembelajaran. Lembar observasi mengacu pada langkah-langkah pembelajaran cooperative

32 learning tipe STAD maupun model pembelajaran ekspositori. Adapun kisi-kisi lembar observasi adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Aspek Indikator Nomor item Pra pembelajaran (mengkondisikan kelas). Kegiatan Awal. Membukapembelaja ran. Kegiatan Inti. Pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD melalui media alat peraga Guru memeriksa kesiapan siswa Guru membuka pelajaran meliputi berdoa dan presensi. Guru menyampaikan sebuah apersepsi sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Merumukan hipotesis Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan materi tentang sifat-sifat cahaya Guru bertanya jawab sesuai dengan materi Guru memberikan suatu permasalahan/soal kepada semua siswa Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi memikirkan jawaban dari soal Guru membagi siswa ke dalam kelompok (satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa). Kelompok tesebut bersifat heterogen. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok. Terdapat permasalahan yang berbeda-beda. masing-masinganggota kelompok secara bergantian menjawab pertanyaan/permasalahan yang dihadapi. Setiap anggota kelompok harus mengutarakan jawabannya. Selanjutnya jawabannya tersebut 1, 2, 3, 4, 5, 6 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17

33 Kegiatan Akhir. Menutup pelajaran di tulis di sebuah kertas yang sudah disediakan. Setiap kelompok maju untuk mempresentasikan hasil dari kerja kelompok. Guru menarik kesimpulan atas diskusi tersebut, kesimpulannya bersifat global. Memberikan penghargaan bagi kelompok yang terbaik dalam penyampaian hasil diskusi. Refleksi pembelajaranevaluasi di akhir pertemuan Pemberian tugas 18, 19, 20 Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas guru diatas sesuai dengan standar proses dan sintaks model kooperatif tipe STAD melalui media alat peraga Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa Aspek Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran Kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja Aktif mengajukan pertanyaan dalam Indikator Membawa alat pelajaran lengkap Membawa buku sumber Bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Sudah mempelajari materi pelajaran di rumah Bersungguh-sungguh mengerjakan lembar kerja dalam Mengerjakan lembar kerja sesuai dengan petunjuk yang ada Dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dalam lembar kerja Bertanya bila mengalami kesulitan memecahkan masalah. Memiliki inisiatif untuk bertanya tanpa ditunjuk guru Nomor soal 1, 2, 3, 4 5, 6, 7 8, 9,10, 11

34 pembelajaran Bekerja sama dalam kelompok Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan materi pembelajaran. Bertanya lebih dari 1 kali. Bertukar pikiran dalam memecahkan masalah. Antusias untuk bekerjasama dengan teman. Menghargai pendapat teman. Merespon pendapat teman dengan positif. Keberanian Mempresentasikan hasil kerja kelompok ke depan kelas Menanggapi hasil kerja kelompok lain 12, 13, 14, 15 16,17 Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas siswa diatas sesuai dengan standar proses dan sintaks model kooperatiftipe STAD melalui media alat peraga. 2) Tes Instrument tes dalam penelitian ini berupa lembar soal guna mengungkap hasil belajar, instrumen yang digunakan adalah tes prestasi/hasil belajar atau achievement test. Tes dilakukan untuk mengungkapkan hasil belajar sebelum dan sesudah pemberian perlakuan.jenis tes yang digunakan tes formatif berupa pilihan essai. Untuk menjamin bahwa instrumen berupa tes pilihan essai yang akan digunakan merupakan instrumen yang baik, maka tes disusun mengikuti langkah-langkah penyusunan soal. Langkah yang dimaksud adalah : 1) penyusunan kisi-kisi, 2) uji coba instrumen, 3) uji validitas dan reliabilitas. Kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur hasil belajar IPA disusun berdasarkan SK: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan KD: 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Kisi-kisi untuk mengukur hasil belajar IPA dapat dilihat pada Tabel 3.2.

35 Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Materi Sifat-sifat Cahaya Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Jumlah Soal Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model 6.1Mendeskrip sikan sifat-sifat cahaya Membuktikan cahaya dapat merambat lurus Mendemonstrasikan sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap) Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar, cerming lengkung (cembung atau cekung) 4,5,8,9,10 11 1, 2, 3, 6, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 32, 46 4, 5, 7, 11, 12, 13, 14, 16, 42, 43, 44, 48 Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan. 8, 9, 15, 17, 30, 31, 38 Menunjukkan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna. 33, 34, 35, 47, Memberikan contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan seharihari. 36, 37, 39, 49,50 Total 50 3.4.2 Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data deskriptif kualitatif dan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif. Data yang diperoleh akan dianalisis dalam bentuk-bentuk kata atau penjelasan yaitu data deskriptif kualitatif dan dalam bentuk angka yaitu data kuantitatif.

36 Data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan oleh guru, sedangkan untuk keperluan data kuantitatif, diperoleh dari hasil tes belajar siswa. 3.3 Indikator Kinerja Hasil belajar siswa dikatakan telah tercapai jika hasil tes evaluasi mendapat 70 atau lebih, minimal 80% dari 24 siswa. P= Siswa yang tuntas belajar x 100% Siswa P : Prosentase Ketuntasan belajar : Jumlah Kriteria Ketuntasan Minimal untuk mata pelajaran IPA di SDN Dukuh 02 Salatiga adalah 70.Pada kondisi sebelum pelaksanaan tindakan presentase ketuntasan belajar siswa kelas 5 dalam mata pelajaran IPA hanya 34.0,9%.Untuk siklus I ketuntasan minimal yang dicapai minimal 65%,sedangkan untuk siklus II Ketuntasan minimal yang di capai adalah 80% 3.4 Uji Validitas Menurut Priyatno (2010 : 90) validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Menurut Arikunto ( 1991: 136) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesaisihan suatu instrumen.

37 Suatuinstrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas rendah. Teknik yang digunakan untuk menguji kevalidan instrument menggunakan teknik corrected item to total score correlation yang dinotasikan (r), yang mengatakan bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item total correlation 0,3 (Sugiyono,2006:187). Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Hasil uji validitas dari perhitungan 50 soal diperoleh 7 soal memiliki tingkat validitas sangat rendah sehingga peneliti menyimpulkan bahwa item soal tersebut termasuk tidak valid dan 43 soal valid. Selanjutnya dari 43 soal yang valid tersebut 20 soal akan digunakan untuk menukur tingkat keberhasilan penelitian siklus I dan 20 soal untuk penelitian siklus II. Hasil dari validitas soal-soal dirangkum dalam tabel 3.6 Tabel 3.3 Validitas Tes Formatif Siklus I dan Siklus II No Kriteria Nomor Soal 1 Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,22,23,24 2 Tidak Valid 25,28,29,31,32,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47, 48, 49, 50 9, 10, 21,26, 27, 34 3.5 Reliabilitas Menurut Sudjana (2010:16) Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Dapat diartikan sejauh mana instrumen dapat diandalkan. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen menggunakan teknik Reliability Coefficient Alpha menggunakan program

38 SPSS 16,0. Menurut George dan Mallery (dalam Jasminah, 2010: 31), kategori koefisien reliabilitas instrument adalah Tabel 4.1 Koefisien Reliabilitas No Koefisien Reliabilitas Kategori 1 0, 7 Reliabilitas Rendah 2 0,7 < < 0,8 Reliabilitas Sedang 3 0,8 < α 0,9 Reliabilitas bagus 4 α > 0,9 Reliabilitas memuaskan Dengan demikian soal-soal yang akan digunakan untuk penelitian telah memenuhi syarat reliabilitas. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.972 50 3.6 Taraf Kesukaran Soal Menurut Arikunto (2010: 207-210), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat. Menurut Nana Sudjana (2008: 135) ada beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah kategori mudah, sedang, dan sukar. Pertimbangan pertama adalah adanya keseimbangan. Yakni jumlah soal sama untuk ketiga kategori tersebut. Artinya soal mudah, sedang, dan sukar jumlahnya seimbang. Misal tes objektif pilihan ganda sebanyak 50 pertanyaan.

39 Dari ke-50 pertanyaan tersebut, soal kategori mudah sebanyak 25, kategori sedang 15, dan kategori sukar 10. Pertimbangan kedua aproporsi jumlah soal untuk ketiga kategori tersebut di dasarkan atas kurva normal. Perbandingan soal mudah-sedang-sukar bisa dibuat 3-5-2. Artinya 30% soal kategori mudah, 50% soal kategori sedang dan 20% soal kategori sukar. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Untuk menguji tingkat kesukaran instrument. Soal yang baik untuk diujikan adalah soal yang bukan berada pada kategori mudah ataupun pada kategori sulit, melainkan berada pada kategori sedang. Untuk menguji tingkat kesukaran instrument (soal), digunakan persamaan sebagai berikut: (Sudjana, 2008: 137) Keterangan: I = indeks kesukaran untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar setiap butir soal N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Kategori tingkat kesukaran soal meliputi sukar, sedang dan mudah. Untuk mengetahui kategori tingkat kesukaran soal, berikut adalah koefisien tingkat kesukaran soal, sebagai berikut: 0,00 0,30 = soal kategori sukar 0,30 0,70 = soal kategori sedang 0,70 1,00 = soal kategori mudah Berdasarkan perhitungan rumus dan kriteria yang digunakan pada analisis taraf kesukaran instrumen Sudjana (2011:135), maka hasil analisis untuk taraf kesukaran instrumen penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

40 Tabel 4.2 Analisis Taraf Kesukaran Instrumen Siklus I dan Siklus II Mudah Sedang Sukar 1,4,9,10,14,17,18, 3,5,6,8,11,13,16,19 2,7,12,15,23 21,24,25,26,29,32, 20,22,27,28,30, 37,38,42,43,48 33,35,36,39,40,41, 34,47 44,45,46,49,50 25 15 10 Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa kriteria taraf kesukaran soal adalah kriteria sukar, sedang dan mudah, dengan perbandingan untuk soal, Sukar 10 sedang 15 soal, dan soal mudah 25.