pada kesehatan, khususnya bagi usus. Minuman sinbiotik memiliki cara kerja yang dapat menghasilkan kondisi yang baik bagi mikroflora usus.

dokumen-dokumen yang mirip
pangan fungsional yang beredar di pasaran. Salah satu pangan fungsional yang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

I. PENDAHULUAN. Diversifikasi produk olahan kelapa yang cukup potensial salah satunya adalah

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

adalah produk pangan dengan menggunakan bakteri probiotik. Produk pangan Bakteri probiotik merupakan bakteri baik yang dapat memberikan keseimbangan

merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat lokal seperti umbi-umbian dan kacang-kacangan. Penggunaan bahan baku yang

bulan Februari 2017, sedangkan penelitian utama dilaksanakan bulan April hingga

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. serta mengkonsumsi produk pangan yang baik untuk pencernaan. Probiotik berkembang makin pesat sejalan dengan makin banyaknya

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

I. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio.

masyarakat adalah keju, yoghurt, kefir, maupun susu fermentasi (Siswanti,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

PEMBUATAN MINUMAN SINBIOTIK DARI UBI JALAR UNGU (Ipomoe batatas varietas Ayamurasaki) MENGGUNAKAN Lactobacillus casei SKRIPSI

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

5.1 Total Bakteri Probiotik

I. PENDAHULUAN. sebagai bahan utamanya dan bumbu pelengkap seperti terasi, garam, asam jawa.

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas varietas Ayamurasaki) DALAM PEMBUATAN ES KRIM SINBIOTIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG JAMUR TIRAM PUTIH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis makanan atau mmuman fungsional yang banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

I. PENDAHULUAN. yang jumlah strainnya sangat banyak, serta mengandung alkohol 0,5-1,0% dan

KARAKTERISTIK YOGHURT SINBIOTIK FILTRAT UWI UNGU (Dioscorea alata) DENGAN TAMBAHAN KULTUR Bifidobacteria breve DAN Lactobacillus casei SKRIPSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN. Amerika misalnya, sebagian besar masyarakat menyukai minuman ini, sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kombinasi antara probiotik dan prebiotik dapat disebut sebagai sinbiotik

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

BAB III METODE PENELITIAN

EDUFORTECH 2 (1) EDUFORTECH.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. dan termasuk ke dalam famili Solanacea. Buahnya merupakan sumber vitamin

Keteknikan Pengolahan Pangan, Laboratorium Isolasi, Laboratorium Teknologi. Pengolahan Pangan, Laboratorium Kimia Pangan, Laboratorium Invivo,

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

BABI PENDAHULUAN. Dewasa ini, manusia mengkonsumsi makanan maupun minuman bukan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

PEMANFAATAN UMBI GEMBILI (Dioscorea esculenta) DALAM PEMBUATAN ES KRIM SINBIOTIK SKRIPSI

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor

I. PENDAHULUAN. memberikan efek menyehatkan bagi inangnya dengan cara memperbaiki komposisi

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengembangan Produk Tepung Pisang dengan Indeks Glikemik Rendah dan Sifat Prebiotik sebagai Bahan Pangan Fungsional

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

SKRIPSI. PENGARUH VARIASI KADAR SUSU SKIM TERHADAP KUALITAS YOGURT UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) Disusun oleh : Anissa Polatu NPM :

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

PEMANFAATAN UMBI BENGKUANG (Pachyrrhizus erosus) UNTUK MINUMAN SINBIOTIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

PEMBUATAN YOGHURT SUSU KECAMBAH KACANG HIJAU

Transkripsi:

III. KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Pikiran Pangan fungsional berupa minuman sinbiotik memberikan efek yang baik pada kesehatan, khususnya bagi usus. Minuman sinbiotik memiliki cara kerja yang dapat menghasilkan kondisi yang baik bagi mikroflora usus. Menurut Collins & G.R. Gibson (1999), konsumsi minuman sinbiotik akan memicu pertumbuhan dan perkembangan bakteri positif dan mengeliminasi keberadaan bakteri patogen. Untuk mendapatkan manfaat dari minuman sinbiotik secara optimal perlu diketahui umur simpan dari produk tersebut (Floros dan Gnanasekharan, 1993). Hal ini dapat menjamin kualitas dari komposisi minuman sinbiotik. Informasi mengenai umur simpan minuman sinbiotik akan menunjukkan efek fungsional bagi tubuh dengan karakteristik produk yang tetap terjaga. Komposisi dari minuman sinbiotik terdiri dari prebiotik dan probiotik. Penggunaan sorgum sudah mulai dikembangkan pada beberapa penelitian. Hal ini didasarkan karena kandungan sorgum yang sesuai dengan sifat prebiotik. Menurut Suarni (2012), kandungan sorgum yang berguna sebagai prebiotik adalah serat pangan, oligosakarida, dan kelompok non-starch polysaccharides (NSP). Tahapan yang akan dilakukan terdiri dari empat tahapan. Tahap pertama adalah penepungan dilakukan hingga 100 mesh. Penepungan dilakukan untuk mempermudah proses pencampuran karena bersifat lebih halus dan memiliki volume yang lebih kecil. Proses penepungan juga berfungsi untuk menghilangkan kulit dan bagian lembaga pada biji sorgum (Codex, 1989). Tepung sorgum yang 22

23 akan digunakan dalam pembuatan minuman sinbiotik yaitu sebanyak 10%. Jumlah tersebut digunakan untuk menghasilkan minuman sinbiotik dengan karakteristik sedikit kental namun tetap cair (Daffana, 2017). Tahap kedua yang harus dilakukan adalah persiapan kultur. Dalam penelitian minuman sinbiotik ini bakteri probiotik yang digunakan adalah B. bifidum. Persiapan kultur terdiri dari pembuatan kultur cair dan pembuatan suspense B. bifidum. Media yang digunakan dalam pembuatan suspensi adalah susu skim sebanyak 10%. Menurut Sari (2015), penggunaan konsentrasi tersebut terbukti menujukkan viabilitas yang tinggi. Viabilitas berguna untuk memastikan mikroorganisme tetap aktif dan dapat memberikan efek biologis ketika dikonsumsi (Saarela, 2011). Tahap ketiga merupakan pembuatan minuman sinbiotik mengikuti penelitian Widjayanti (2016) dikutip Daffana (2017). Tepung sorgum dilarutkan dengan akuades steril dengan perbandingan 1:10. Untuk menghasilkan cita rasa manis pada minuman sinbiotik ditambahkan gula cair sebanyak 10%. Setelah itu dilakukan pemanasan dengan suhu 60 o C selama 30 menit dan diturunkan hingga 37 o C untuk menambahkan bakteri probiotik. Pertumbuhan B.bifidum optimum pada suhu tersebut (Retnowati dan Kusnadi, 2014). Konsentrasi probiotik dan prebiotik perlu diperhatikan untuk menghasilkan efek fungsional yang baik bagi tubuh (Bai et al., 2012). Menurut Uma et al. (2012), konsentrasi starter akan menentukan karakteristik organoleptik dan jumlah bakteri probiotik yang dihasilkan. Minuman sinbiotik yang memiliki karakteristik terbaik pada penelitian Daffana (2017) terdapat pada konsentrasi B.

24 bifidum 12%. Konsentrasi tersebut akan menghasilkan minuman sinbiotik dengan total bakteri probiotik sebanyak 10,29 Log CFU/mL, nilai ph 6,61, dan uji hedonik terhadap warna, aroma, rasa, dan kekentalan berupa netral-suka. Tahap keempat adalah pendugaan umur simpan. Pendugaan umur simpan berhubungan dengan terjadinya kerusakan pada bahan. Minuman sinbiotik akan mengalami penurunan mutu bahkan kerusakan selama penyimpanan. Menurut Angelov et al. (2006), penyimpanan dengan suhu 4 o C akan menjaga produk minuman probiotik serealia dari kerusakan. Kerusakan yang sangat mencolok ditandai dengan penurunan jumlah bakteri probiotik dan bakteri asam laktat. Menurut Tamime dan Robinson (1989) kerusakan juga ditandai dengan penurunan ph dan penyimpangan organoleptik. Produk yang mudah mengalami kerusakan menghasilkan umur simpan yang rendah. Untuk mengetahui umur simpan minuman sinbiotik berbahan sorgum dapat dilakukan dengan metode ASLT. Kondisi penyimpanan yang digunakan dalam metode ini adalah suhu yang ekstrim. Kondisi tersebut dapat memicu terjadinya reaksi kimia dan biologi sehingga kerusakan produk akan tercapai dengan cepat (Floros dan Gnanasekharan., 1993). Data yang diperoleh dapat diekstrapolasi untuk mengetahui umur simpan sesuai kondisi sebenarnya menggunakan model Arrhenius. Suhu yang dapat digunakan untuk mengetahui umur simpan dengan model Arrhenius, menurut Septianny (2017) mengenai penurunan total bakteri probiotik pada minuman sinbiotik bonggol pisang, disebutkan bahwa suhu yang dapat digunakan adalah 25 o C, 35 o C, dan 45 o C menghasilkan umur simpan 37, 26, dan

25 21 hari penyimpanan. Penelitian Ihsan et al. (2017) mengenai pendugaan umur simpan yoghurt sinbiotik tepung ubi gembolo, disebutkan bahwa suhu yang dapat digunakan adalah 4 o C, 25 o C, dan 40 o C menghasilkan umur simpan 23, 9, dan 5 hari penyimpanan. Penelitian Raspati (2017) mengenai pendugaan umur simpan yoghurt sinbiotik tepung ubi ganyong, disebutkan bahwa suhu yang dapat digunakan adalah 15 o C±5 o C, 25 o C±5 o C, 35 o C±5 o C menghasilkan umur simpan 17, 11, dan 7 hari penyimpanan. Syarief dan Halid (1993) juga menyatakan bahwa pengujian produk pangan kering sampai semi basah dapat dilakukan dengan menyimpan pada suhu 0 o C, suhu kamar, 30 o C, 35 o C, 40 o C, dan 45 o C jika diperlukan. Berdasarkan uraian tersebut, suhu yang digunakan untuk menentukan umur simpan menggunakan model Arrhenius adalah 15 o C±5 o C, 25 o C±5 o C, dan 35 o C±5 o C. Suhu 15 o C±5 o C digunakan karena produk sinbiotik umumnya disimpan pada lemari pendingin dengan suhu yang rendah. Suhu 25 o C±5 o C digunakan karena mendekati suhu ruang. Penggunaan suhu penyimpanan 35 o C±5 o C berkaitan dengan suhu optimal B. bifidum yakni 37-41 o C (Kailasapathy et al., 2011). Pendugaan umur simpan akan diperoleh dengan mengumpulkan data dan melakukan perhitungan menggunakan model Arrhenius. 3.2 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: Produk minuman sinbiotik B. bifidum berbahan sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) yang disimpan pada suhu rendah akan memiliki

26 umur simpan yang lebih lama dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu tinggi.