BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam menghasilkan telur (Rasyaf, 2002). Jenis ayam petelur menurut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat mengeram lagi (Sudarmono, 2003). Ayam tipe petelur memiliki karakteristik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir ayam ras (Sudaryani dan Santoso, 2002). Ayam petelur dibagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure Line atau ayam

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan baru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan untuk menyeleksi pejantan dan betina yang memiliki kualitas tinggi

VII. ANALISIS PENDAPATAN

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat kita, adalah ayam petelur jenis unggul yang mempunyai daya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan cepat, kulit putih dan bulu merapat ke tubuh (Suprijatna et al., 2005).

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Komoditas Sejarah Ayam Petelur. Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

VII. ANALISIS FINANSIAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi khusus sesuai dengan kapasitas produksi, kandang dan ruangan

[Pemanenan Ternak Unggas]

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

II. TINJAUAN PUSTAKA. daging yang baik dan banyak. Ciri khasdaging broilerdibanding daging jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. medium (dwiguna). Tipe petelur memiliki ciri-ciri tubuh ramping, cuping telinga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi

I. PENDAHULUAN. biaya dalam wujud investasi (modal investasi) maupun biaya produksi. Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemuliabiakan pada ayam. Oleh : Setyo Utomo Smst 1/2015

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiharto (2002) a yam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan

D Praditia, W. Sarengat dan M. Handayani* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan PertanianUniversitas Diponegoro Semarang

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

PENERIMAAN DAN PENDAPATAN USAHA PEMOTONGAN SAPI POTONG DI PERUSAHAAN DAERAH ANEKA WIRAUSAHA KABUPATEN DEMAK. Imelda Oct Utami, Harini TA 1

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan

II TINJAUAN PUSTAKA. Domestikasi lazim dilakukan dengan budidaya yang bertujuan mendapatkan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi. konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock

PROTER UNGGAS PETELUR MK PROTER UNGGAS SEMESTER V PS PROTER 16 DESEMBER 2014

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan (telur, daging, dan susu) terus meningkat. Pada tahun 2035

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya (Sudaryani dan Santosa, 2000). Menurut Suharno (2012)

II. TINJAUAN PUSTAKA

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. peternakan seperti telur dan daging dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disisi lain biaya dari faktor-faktor produksi usaha ayam pedaging ini relatif tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus mungil/kecil dan mata

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM

III KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. ini akan dinilai apakah pantas atau layak dilaksanakan didasarkan kepada

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, permintaan

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

Penyiapan Mesin Tetas

TINJAUAN PUSTAKA Probiotik

Analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler pada Peternakan Rakyat di Desa Karya Bakti, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbanyak jumlah daya tetas telur agar dapat diatur segala prosesnya serta

ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada 28 Mei--28 Juni 2012,

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Ras Petelur Ayam ras petelur merupakan jenis ayam yang mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan telur (Rasyaf, 2002). Jenis ayam petelur menurut Sudaryani dan Santosa (1996), dapat dibedakan dengan beberapa kelas bangsa dan varietasnya seperti berikut ini : 1) Kelas Amerika (Rhode Island Red, Playmont Rock, New Hamsphire), 2) Kelas Inggris (Cornish, Austrolop), 3) Kelas Mediterania (Leghorn, Ancona, Minorca). Menurut pendapat Rasyaf (1999) bahwa tipe ayam petelur ada dua macam, yaitu tipe ayam petelur ringan dan tipe ayam petelur medium. Tipe petelur ringan atau ayam petelur putih mempunyai badan yang ramping atau kurus mungil dengan warna buluyang putih bersih dengan jengger merah,sedangkan ayam petelur tipe medium mempunyai badan yang tidak kurus tetapi juga tidak terlalu gemuk dan warna bulunya coklat. 2.1.1. Produksi Ayam ras petelur umumnya bertelur pada umur 16 20 minggu. Tipe ayam petelur ringan rata-rata mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun, sedangkan pada tipe ayam petelur mediummulai bertelur pada usia 18 minggu. Produksi telur pertama rata-rata 102 per ekor (Cahyono, 1995). Blakely dan Bade (1991)

5 menyatakan bahwa untuk ayam petelur produksi telur rata-rata yang baik adalah 20 butir per bulan. Produksi ayam petelur biasanya diukur menggunakan Hen Day, dirumuskan sebagai berikut : x100% Keterangan : JT : Jumlah Telur JA: Jumlah Ayam Kemampuan bertelur dari tiap macam unggas dipengaruhi oleh faktorfaktor sebagai berikut, yaitu kemampuan unggas untuk menyesuaikan dengan lingkungan, dan kemampuan genetiknya. Unggas yang mampu menyesuaikan dengan lingkungannya, maka produksi telur nya akan tinggi (Rasyaf, 2003). 2.1.2. Peternakan Ayam Petelur Ayam petelur merupakan jenis ayam yang efisien diternakan sebagai penghasil telur (Suharno dan Nazaruddin, 1994). Menurut Sudaryani dkk. (2001), lokasi peternakan ayam petelur sebaiknya memperhatikan syarat-syarat antara lain peternakan harus berada di tempat yang tidak bising sebab ayam mudah stress dan mengggangu produksi telur, mudah dijangkau (transportasi mudah) dan ada sumber air. Kandang dipilih ditempat yang paling tinggi dari lokasi peternakan sehingga sistim pembuatan drainase akan lebih baik serta kandang sebaiknya dibangun agak jauh dari pemukiman penduduk. Selain itu lokasi usaha

6 peternakan tersebut tidak jauh dari sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan minum ternak dan jalan raya sehingga pendistribusian produksi tidak mengalami kesulitan (Priyatno, 2004). 2.1.3. Bibit Bibit ayam petelur yang baik mempunyai bobot badan yang seragam, warna bulu yang seragam, tidak terdapat cacat pada tubuh, keadaan bulu halus, kering dan mengkilap serta pusar kering dan tertutup (Kusno, 1989). Anak ayam yang baik sebaiknya memiliki ukuran dan bobot tubuh yang cukup. Bobot (DOC) yang baik sekitar 38-42 gram/ ekor. Bobot dan ukuran DOC sangat ditentukan oleh ukuran telur tetas (Widjaja dan Said, 2003). Dalam pemilihan bibit ayam petelur yang baik hendaknya peternak ayam mengetahui pedoman pemilihan ayam yaitu, DOC berasal dari induk yang sehat, bulu tampak halus dan penuh, pertumbuhan baik, punya nafsu makan yang bagus, tidak ada letakan kotoran di duburnya dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan setempat (Herman, 2000). Jenis ayam petelur yang banyak dipelihara di Indonesia yaitu jenis 402 platinum lohman karena produksinya tinggi dan tahan dengan cuaca panas (Halim dkk.,2007). 2.1.4. Pakan Pakan diberikan pada ayam petelur dibedakan pada umur, hal ini sesuai pendapat Sudaryani dkk. (2001) bahwa kandungan nutrisi dalam pakan harus sesuai dengan kebutuhan ayam agar ayam dapat berproduksi secara maksimal. Pemberian pakan sebaiknya sedikit demi sedikit agar ayam terangsang dengan

7 jumlah pakan yang dimakan dapat lebih baik (Blakely dan Bade, 1998). Pakan yang diberikan berdasarkan umur yaitu periode starter, pullet dan layer kandungan dari pakan terutama protein starter sebesar 19-22 % untuk periode pullet 13-15 % sedangkan periode layer sebesar 15-18 % (Wahyu, 1978). 2.1.5. Perkandangan Kandang bagi ras ayam petelur berfungsi untuk melindungi ayam dari gangguan pengaruh iklim seperti hujan, panas matahari dan juga angin untuk meningkatkan produksi ayam dengan memberi rasa nyaman bagi ayam yang dipelihara (Sudaryani dkk, 2001). Selain itu ditambahkan pula Herman dan Zamrowi (2000) bahwa letak kandang harus memungkinkan sinar matahari pagi leluasa masuk kedalam kandang dan bahan atap kandang yang baik adalah genting karena genting dapat menyerap panas. Kandang yang digunakan berbeda untuk masing masing periode, untuk periode starter kandang yang digunakan menggunakan sistem indukan yaitu kandang dengan pemanas agar ayam tidak kedinginan dengan nukuran 20-25 ekor per m 2 (Priyatno, 2004). 2.1.6. Penyakit Penyakit adalah segala penyimpangan gejala dari keadaan kesehatan yang normal. Hal ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, defisiensi nutrisi, atau stress akibat lingkungan yang tidak menguntungkan (Blakely dan Bade, 1998). Ayam yang menujukkan ciri-ciri di luar normal termasuk ayam sakit. Hal ini dimana sebagai suatu tanda yang disebut simptom atau gejala. Beberapa simptom

8 yang bersifat umum sering dijumpai pada beberapa penyakit, seperti bulu terkulai dan kusam, diare, nafsu makan hilang, pertumbuhan terganggu dan produksi telur turun, kualitas kerabang buruk, serta suara tidak normal (Suprijatna dkk, 2005). 2.1.7. Pemanenan Hasil Panen adalah hasil dari produksi ternak yang dimanfaatkan oleh peternak yang kemudian dipasarkan untuk mendapatkan suatu keuntungan dan memperoleh laba, dan kegiatan ini masih berada di lingkungan peternakan, tujuannya adalah mengelola hasil produksi agar kualitas yang terbaik dapat diperoleh dan juga untuk menyesuaikan hasil dengan permintaan pasar kelak agar hasil ini dapat diterima konsumen (Rasyaf, 2003). Sudaryani dan Santoso (2000) menambahkan bahwa pemanenan adalah suatu proses pengumpulan telur mulai dari produksi sampai saat pemasaran. Pengambilan telur diletakan diatas egg tray (nampan telur) atau cara lain dalam penyimpanan telur dapat menggunakan peti atau ember yang telah diberi alas sekam padi. Telur normal adalah telur yang memiliki bentuk oval, bersih dan tidak terdapat retakan (Rasyaf, 2003). 2.2. Pemasaran Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton,1985). Pemasaran menurut Downey dan Erickson (1987) adalah telaah terhadap aliran produk secara fisis dan

9 ekonomik, dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen. Aliran produk tersebut yang dikatakan sebagai rantai pasokan atau saluran pemasaran, yakni jejak penyaluran barang dari produsen ke konsumen akhir, Jenis dan kerumitan saluran pemasaran berbeda-beda sesuai dengan komoditinya. Menurut Bloom dan Louise (2006), pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga pokok yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. 2.3. Biaya Produksi Biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan keuntungan atau manfaat pada saat ini atau pada masa yang akan datang (Daljono, 2005). Menurut Harahap (2006) biaya biasanya dibagi dalam tiga golongan yaitu :1. Biaya yang dihubungkan dengan penghasilan pada periode itu, 2. Biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan penghasilan, dan 3. Biaya karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun. Dalam usaha peternakan, pakan merupakan faktor produksi yang menuntut biaya paling besar, yaitu 60-80% dari total biaya produksi (Rahardi dkk, 1996).

10 2.3.1. Biaya tetap (fixed cost) Biaya tetap adalah biaya yang pada batas tertentu tidak berubah. Biaya ini tidak dipengaruhi besar kecilnya volume hasil atau tidak dipengaruhi oleh kesibukan perusahaan sampai pada tingkat tertentu saja (Wasis, 1992). Menurut Riyanto (2001) bahwa biaya tetap biasanya berupa penyusutan, gaji, sewa, pemeliharaan, bunga dan biaya-biaya tidak langsung. Ditambahkan oleh Siregar (1995), Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan untuk sarana produksi dan berkali-kali dapat dipergunakan.biaya tetap meliputi biaya penyusutan, upah tenaga kerja, pajak maupun sewa tanah atau bangunan dan lain-lain. 2.3.2. Biaya tidak tetap (variable cost) Biaya tidak tetap atau biaya variabel merupakan biaya yang bervariasi sesuai dengan tingkat perubahan output, seperti biaya bahan baku, tenaga kerja (Samuelson dan Nordhaus, 1993). Menurut Mulyadi ( 1991) biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya biaya produksi. Biaya tidak tetap berhubungan langsung dengan tingkat produksi atau penjualan karena besarnya ditentukan oleh besarnya volume produksi ayam petelur terhadap penjualan yang dilakukan. Biaya variabel sering disebut juga biaya operasional, artinya manajer selalu mengatur sepanjang waktu produksi (Prawirokusumo, 1989). Biaya variabel selalu berubah-ubah sesuai kesibukan perusahaan. Biaya akan nol jika tidak ada kesibukan dan naik secara proporsional bila ada kesibukan sehingga

11 disebut activity cost. Contohnya biaya untuk pemeliharaan, biaya pemilihan bibit, biaya obat-obatan dan biaya operasional (Wasis, 1992). 2.4. Penerimaan Penerimaan (revenue) adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan (Darmawan, 1992). Menurut Soekartawi (1986), bahwa penerimaan usaha tani atau usaha ternak dibedakan menjadi penerimaan tunai dan penerimaan yang diperhitungkan. Penerimaan tunai di dasarkan pada hasil penjualan produksi usaha tani, baik berupa tanaman atau ternak. Penerimaan total dari setiap penjualan, dapat diketahui dengan mengalikan harga dengan kuantitas (Samuelson dan Nordhaus, 1993). 2.5. Pendapatan Pendapatan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama suatu akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.pendapatan merupakan jumlah yang di bebankan kepada langganan atas penjualan barang atau penyerahan jasa yang dilakukan (Soemarsono, 2005). Menurut Chariri dan Ghazali (2001), menyatakan bahwa pendapatan adalah sesuatu yang dihasilkan oleh potensi jasa (cost) yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Noor (2008), pendapatan dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis,antara lain : a. pendapatan total yaitu total dari seluruh pendapatan dari penjualan atau dapat dicari dengan mengurangkan total revenue dengan total cost.

12 b. Pendapatan rata-rata yaitu pendapatan total yang dibagi dengan jumlah unit produk yang terjual. c. Pendapatan marginal yaitu tambahan pendapatan yang di dapat untuk setiap tambahan satu unit penjualan. Sehingga pendapatan tambahan, adalah selisih dari dari tambahan pendapatan dengan tambahan biaya.