BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Periode Dengan Menggunakan Metode CAMELS

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai tugas untuk menghimpun dana dari masyarakat yang selanjutnya

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kinerja. kinerja keuangan Bank yang telah dilakukan oleh peneliti antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

III. METODE PENELITIAN

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

Transkripsi:

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian terdahulu diperlukan sebagai refrensi untuk penelitian selanjutnya, adapun penelitian terdahulu yang di ambil sebagai berikut : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Judul Variabel yang digunakan 1 Mutiatul Faizah Analisis Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Periode 2006-2008 Dengan Menggunakan Metode CAMELS Capital, Asset Quality, Management, Earning, Likuidity, Sensitivity 2 Ersa Novitasari Analisi Tingkat Kesehatan PT. Bank Perkreditan Rakyat Mentari Terang Tuban Capital, Asset Quality, Earning, Likuidity 3 Mohamad very Askhar Analisis Camel sebagai Alat Pengukuran Tingkat Kesehatan Bank (Studi Pada Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk) Capital, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity, Sumber : www.ririyantika.wordpress.com Penjelesan keseluruhan penelitian terdahulu : 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mutiatul Faizah Tahun (2010) menunjukkan bahwa: Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk pada tahun 2006-2008 dengan metode CAMELS tergolong 8

9 Bank sehat meskipun masih mempunyai kelemahan pada KAP-nya yaitu dalam memberikan pembiayaan, dengan demikian BMI harus lebih selektif lagi dalam melakukan aktivitas penanaman dananya, dan juga dalam prosedur pemberian pembiayaan serta pengelolaan resiko harus dilaksanakan dan didokumentasikan dengan lebih baik, sehingga bisa meningkatkan lagi nilai rasio dan peringkatnya, agar tergolong sangat lancar. 2. Penelitian yang dilakukan Ersa Novita Sari pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Mentari Terang bulan pada periode 2009 sampai 2011 menggunakan analisis rasio keuangan faktor permoalan (capital), kualitas Aset (asset Quality), Rentabilitas (Earning) dan Likuiditas (Liquidity) menunjukkan bank tergolong cukup sehat tetapi pada kemampuan pendapatan dalam menutup biaya operasional nilainya terus mengalami penurunan tapi masih tergolong sehat kerena sesuai dengan kriteria standart BI. 3. Penelitian yang dilakukan Mohamad Very Askhar Pada Bank Rakyat Indonesia pada Periode 2004 sampai 2006 menggunakan metode camel tergolong baik namun pada aspek manajemen yang diproksikan dengan Net Profit Margin (NPM) dengan membandingkan Antara Net income dengan Operating Income (Laba bersih dengan pendapatan bersih menunjukkan bank mengalami penurunan dan puncaknya tahun 2006 nilai Net Profit Margin (NPM) 18,86% dimana nilai interval 16,25 - <20. Dengan

10 melihat kondisi tersebut sebaiknya bank BRI cepat melakukan tindakan agar rasio Net Profit Margin (NPM) nya tetap terjaga pada interval dalam kriteria sehat. B. Tinjauan Teori 1. Bank Kasmir (2012 : 3) Menjelaskan : Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya." Menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 adalah : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dana atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bank memberi tekanan bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dananya, hendaknya bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik modal tapi juga kegiatannya itu harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat.

11 2. Jenis-Jenis Bank (Kasmir : 20) Ada beberapa jenis bank menurut undang-undang nomor 10 Tahun 1998 jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari : 1) Bank Central Bank central bertugas dalam menerbitkan uang logam dan uang kertas untuk bisa dijadikan alat pembayaran yang sah dalam suatu negara dan dapat mempertahankan konversi uang yang dimaksud terhadap perak atau emas maupun keduanya. 2) Bank Umum Bank umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya kegiatan BPR lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. 4) Bank Syariah Bank syariah adalah jenis bank yang senantiasa beroperasi mengacu pada prinsip bagi hasil atau sesuai pada kaidah ajaran islam tentang hukum riba.

12 3. Fungsi Dan Usaha Bank Bank sebagai intermedeasi keuangan memberikan jasa-jasa keuangan baik kepada unit surplus maupun kepada unit defisit. Bank melaksanakan beberapa fungsi dasar seperti : 1) Fungsi pokok bank Bank memiliki funsi pokok sebagai berikut : a) Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi. b) Menciptakan Uang. c) Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat. d) Menawarkan jasa-jasa keuangan lain. 2) Usaha Bank Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan adalah sebagai berikut : a) Menghimpun dana dari masyarakat. b) Memberikan kredit. c) Menerbitkan surat pengakuan hutang. d) Membeli, menjual, atau menjamin surat-surat atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya. e) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabahnya.

13 f) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan kepada bank lain baik menggunakan surat, sarana telekomunikasi, maupun dengan wesel, cek atau lainnya. g) Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan antara pihak ketiga. h) Menyediakan tempat untuk meyimpan barang dan surat berharga. i) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak (custo-dian). j) Melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. k) Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya. l) Melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit, dan kegiatan wali amanat (trustee). m) Menyediakan Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. n) Melakukan kegiatan dalam valuta asing: melakukan Penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain dibidang keuangan seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, dan

14 asuransi; dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi kegagalan kredit. o) Kegiatan lain yang lazim dilakukakan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang. 4. Penilaian Kinerja Keuangan Bank Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank (Abdullah, 2003: 108). Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui kinerja keuangan bank sehingga secara tidak langsung dapat diketahui tingkat kesehatan bank yang digolongkan dalam empat kelompok predikat yaitu bank yang berpredikat sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Analisis kinerja bank memiliki beberapa tujuan sebagai berikut: 1). Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya. 2). Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien Menurut Mulyadi (2001: 434) terdapat 3 macam kriteria dalam penilaian kinerja yaitu:

15 1). Kriteria tunggal, yaitu ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja karyawan. 2). Kriteria beragam, yaitu ukuran kinerja yang terdiri dari bermacammacam aspek beragam. 3). Kriteria gabungan, yaitu kriteria yang didasarkan atas pemberian bobot tertentu dalam beberapa aspek yang kemudian menentukan nilai tunggal dalam menilai kinerja manajemen. Penilaian tingkat kesehatan Bank mencakup penilaian terhadap faktor - faktor CAMEL yang terdiri dari: 1) Permodalan (Capital) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen komponen sebagai berikut: a) Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku; b) Komposisi permodalan; c) Trend ke depan/proyeksi KPMM; d) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal Bank; e) Kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan); f) Rencana permodalan Bank untuk mendukung pertumbuhannya; usaha;

16 g) Akses kepada sumber permodalan; h) Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan Bank. 2) Kualitas Aset (Asset Quality) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen - komponen sebagai berikut: a) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif; b) Debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit; c) Perkembangan aktiva produktif bermasalah/non performing asset dibandingkan dengan aktiva produktif; d) Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP); e) Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif; f) Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif; g) Dokumentasi aktiva produktif; dan h) Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. 3) Manajemen (Management) Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a) Manajemen umum;

17 b) Penerapan sistem manajemen risiko; dan c) Kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya. 4) Rentabilitas (Earnings) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen - komponen sebagai berikut: a) Return on assets (ROA); b) Return on equity (ROE); c) Net interest margin (NIM); d) Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO); e) Perkembangan laba operasional; f) Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan; g) Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya; h) Prospek laba operasional. 5) Likuiditas (Liquidity) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen - komponen sebagai berikut:

18 a) Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan; b) 1-month maturity mismatch ratio; c) Loan to Deposit Ratio (LDR); d) Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang; e) Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti; f) Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities management/alma); g) Kemampuan Bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya; dan h) Stabilitas dana pihak ketiga (DPK). 5. Analisis Rasio CAMEL Analisis rasio-rasio keuangan untuk perbankan secara umum tercangkup dalam CAMEL (Capital adequacy, Asset quality, Management, Earning, dan Liquidity). Alat analisis CAMEL ini digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kesehatan bank, serta dapat digunakan pula sebagai indikator dalam menyusun peringkat dan memprediksi kebangkrutan bank seperti tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia (BI) Nomor 26/23/KEP/DIR tanggal 29 Mei 1993 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank, serta Surat Edaran Gubernur BI Nomor 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, yang kemudian dikukuhkan lagi pada 1997.

19 CAMEL pada dasarnya merupakan metode penilaian kesehatan bank yang meliputi lima kriteria penilaian sebagai berikut: 1) Capital Adequacy Ratio (CAR) Penilaian capital menurut Muljono (2000: 110) berfungsi sebagai: a) Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugiankerugian yang tidak dapat dihindarkan. b) Alat pengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang saham. c) Untuk memungkinkan manajemen bank bekerja dengan efisiensi yang tinggi sesuai dengan yang dikehendaki bersama. Penilaian terhadap jumlah modal yang dimiliki bank berdasarkan kewajiban penyediaan modal minimum, serta menghitung persentase besarnya modal terhadap jumlah aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Kecukupan modal dapat dinilai berdasarkan CAR (Capital Adequacy Ratio) dirumuskan: Modal CAR = x 100% ATMR Penilaian rasio modal yaitu: a) Untuk rasio modal 0% atau negatif diberi nilai kredit 1. b) Untuk setiap kenaikan 0,1% mulai dari kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Rumus untuk menentukan nilai kredit dari rasio modal adalah: Nilai Kredit CAR = 1 + (CAR/0,1x1)

20 Penilaian terhadap Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) dapat dilakukan sebagai berikut: a) Pemenuhan kewajiban pemenuhan modal minimum (KPMM) sebesar 9% diberi predikat sehat dengan nilai kredit sebesar 81 dan setiap kenaikan 0,1% dari Kewajiban pemenuhan modal minimum (KPMM) sebesar 9% nilai kredit ditambah 0.63 hingga maksimum 100. b) Pemenuhan kewajiban pemenuhan modal minimum (KPMM) kurang dari 9% yaitu 8,99% diberi predikat kurang sehat dengan nilai kredit 65 dan setiap penurunan 0,1% nilai kredit dikurangi 0.73 c) Pemenuhan kewajiban pemenuhan modal minimum (KPMM) kurang dari 6.92% yaitu 6.91% diberi predikat tidak sehat dengan nilai kredit 50 dan setiap penurunan 0.1% nilai kredit dikurangi 0.73 dengan minimum nilai kredit 0 (nol). Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Capital Adequacy Ratio (CAR) Nilai CAR Predikat > 8 % Sehat 7,9 8 % Cukup Sehat 6,5 - < 7,9 % Kurang Sehat < 6,5 % Tidak Sehat Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997

21 2) Asset Quality (KAP) Dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/267/KEP/DIR tanggal 27 Februari 1998 disebutkan bahwa aktiva produktif yang dinilai kualitasnya meliputi penanaman dana baik dalam rupiah maupun valuta asing, dalam bentuk kreditdan surat berharga. Aktiva produktif lainnya seperti penanaman dana dalam bentuk penyertaan dan penempatan dana pada bank lain tidak dilakukan penilaian kualitasnya oleh Bank Indonesia. Pengertian kualitas dimaksudkan sebagai keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga atau sering juga disebut dengan istilah kolektibitas (Siamat, 2001: 135). Menurut Abdullah (2003: 160-161) penilaian terhadap faktor kualitas aktiva produktif (KAP) didasarkan pada dua rasio yaitu: a) Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif (KAP I). KAP = Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan x 100% Aktiva Produktif Aktiva Produktif diklasifikasikan terdiri atas: 1) 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar 2) 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan 3) 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet

22 b) Penilaian rasio KAP yaitu: a). Untuk rasio 15,5% atau lebih diberi nilai kredit 0. b). Untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 15,5% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Rumus untuk menentukan nilai kredit dari rasio KAP adalah: Nilai kredit KAP = (15,5% - KAP) / 0,15 Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Nilai KAP Predikat < 10,35 % Sehat 10,35 12,60 % Cukup Sehat 12,61 14,85 % Kurang Sehat >14,86 % Tidak Sehat Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 3) Management Risk Penilaian terhadap faktor manajemen mencakup dua komponen, yaitu manajemen umum dan manajemen risiko dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan. Jumlah pertanyan atau pernyataan ditetapkan sebagai berikut: a) Bank devisa sebanyak 100. b) Bank bukan devisa sebanyak 85.

23 Tabel 2.4 Kriteria Penilaian untuk Manajemen Bank PREDIKAT NILAI KREDIT 1. Sehat 81 100 2. Cukup Sehat 66 < 81 3. Kurang Sehat 51 < 66 4. Tidak Sehat 0 < 51 Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 4) Earning Menurut Abdullah (2003: 162) penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada dua rasio yaitu: a) Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap ratarata volume usaha dalam periode yang sama. Rasio ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase maka semakin baik dan penggunaan dana semakin efektif pada sisi aktiva dalam menghasilkan laba. Rumus ROA adalah : ROA = Laba x 100% Total Aktiva Penilaian rasio ROA yaitu: 1) Untuk rasio 0% atau negatif diberi nilai kredit 0 2) Untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100 Rumus untuk menentukan nilai kredit dari rasio ROA adalah: Nilai Kredit ROA = (ROA/1) x 0,015%

24 Tabel 2.5 Kriteria Penilaian untuk ROA Bank Nilai ROA Predikat > 1,22 % Sehat 0,99 1,21 % Cukup Sehat 0,77 0,98 % Kurang Sehat < 0,76 % Tidak Sehat Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 b) Rasio biaya operaional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama. Rasio ini menunjukkan persentase efisiensi usaha dalam menghasilkan pendapatan dibandingkan biaya yang dikeluarkan, sehingga semakin kecil nilai rasio dibawah 100% maka akan semakin baik. Rumus BOPO adalah: BOPO = Biaya Operasional x 100% Pendapa tan Operasional Penilaian BOPO yaitu: 1) Untuk rasio 100% atau negatif diberi nilai 0 2) Untuk setiap penurunan 0,08% mulai dari 100% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100 Rumus untuk menentukan nilai kredit dari rasio BOPO adalah: Nilai Kredit BOPO = (100- BOPO / 0,08%

25 Tabel 2.6 Kriteria Penilaian Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) NILAI KREDIT PREDIKAT < 93,52 % Sehat 93,52 94,73 % Cukup Sehat 94,73 95,92 % Kurang Sehat > 95,92 % Tidak Sehat Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 5) Liquidity Penilaian terhadap faktor likuiditas dilakukan dengan menilai dua buah rasio, yaitu rasio Kewajiban Bersih Antar Bank terhadap Modal Inti dan rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima oleh Bank. Yang dimaksud Kewajiban Bersih Antar Bank adalah selisih antara kewajiban bank dengan tagihan kepada bank lain. Sementara itu yang termasuk Dana yang Diterima adalah Kredit Likuiditas Bank Indonesia, Giro, Deposito, dan Tabungan Masyarakat, Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan (tidak termasuk pinjaman subordinasi), Deposito dan Pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan, dan surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan. a) Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap Aktiva Lancar. Rumusnya adalah : LR = Kewajiban Bersih x 100% Aktiva Lancar

26 Penilaian LR yaitu: 1) Untuk Rasio 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 2) Untuk setiap Penurunan sebesar 1% mulai dari nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. b) Rasio antara Kredit terhadap dana yang diterima oleh bank (LDR) dengan rumus : LDR = Kredit yang Diterima x 100% Total Dana yang Diterima Penilaian LDR yaitu: 1) Untuk rasio 115% atau lebih diberi nilai kredit 0 2) Untuk setiap penurunan 1% mulai dari 115% diberi nilai kredit ditambah 4, nilai maksimum 100 Rumus untuk menentukan nilai kredit dari rasio LDR adalah: Nilai Kredit LDR = (155% - LDR) x 4 Tabel 2.7 Skala Predikat dan Nilai Kredit untuk LDR Bank NILAI KREDIT PREDIKAT < 94,75 % Sehat 94,75 98,75 % Cukup Sehat 98,75 102,25 % Kurang Sehat > 102,5 % Tidak Sehat Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 Menurut ketentuan SK DIR BI No.30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997, jika digunakan kelima factor CAMEL dalam penilaian

27 kesehatan bank maka prosentase setiap faktor CAMEL tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 2.8 Formula CAMEL Faktor yang dinilai Komponen Bobot Permodalan Kualitas Aktiva Produktif Manajemen Rentabilitas Likuiditas Rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) Sumber : SK DIR BI no 30/11/KEP.DIR 1997 a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva produktif b. Rasio cadangan penghapusan aktiva terhadap jumlah aktiva yang diklasifikasikan a. Manajemen Umum b. Manajemen Risiko a. Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha b. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional a. Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar b. Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga 25 % 25 % 5% 10% 15 % 5 % 5 % 5 % 5 % Jumlah bobot untuk kelima factor tersebut adalah 100 %. Apabila pada saat pemeriksaan semua factor dinilai baik atau positif maka akan mendapat nilai kredit factor CAMEL maksimal 100. Nilai kredit untuk menentukan predikat kesehatan bank ditetapkan sebagai berikut : Tabel 2.9 Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank Nilai Kredit Predikat 81 100 Sehat 66 - <81 Cukup Sehat 51 - <66 Kurang Sehat 0 - <51 Tidak Sehat Sumber : SK DIR BI no 30/11/KEP.DIR 1997

28 Bank Indonesia menentukan nilai kredit dan predikat tetang tingkat kesehatan bank dimana nilai Kredit dari 0-<51 menunjukkan bahwa bank tersebut tidak sehat, nilai 51-<66 kurang sehat, nilai 66- <81 cukup sehat dan nilai 81-100 menunjukkan bank tersebut sehat. A. Hipotesis Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya dan tujuan penelitian, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Tingkat Kesehatan PT. Bank Danamon tahun 2012 2015 dengan menggunakan metode CAMEL berada pada predikat sehat.

29 B. Kerangka Pikir PT. Bank Danamon Laporan Keuangan Bank Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/PBI/1998 CAMEL Capital Asset Quality Management Earning Liquidity Analisis Tingkat Kesehatan Bank SEHAT TIDAK SEHAT Kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank tersebut lebih lanjut diatur dalam surat keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/11/KEP/DIR dan surat edaran Bank Indonesia Nomor 30/2/UPPB masingmasing tanggal 30 april 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank. Kesehatan suatu bank merupakan hal yang penting karena kesehatan bank dapat mempengaruhi persepsi dan kepercayaan masyarakat umum terhadap suatu bank. Masyarakat akan memilih untuk menggunakan jasa bank yang dinilainya dapat memenuhi rasa aman dan memberikan keuntungan bagi mereka. Tingkat

30 kesehatan suatu bank dapat dikategorikan sehat, cukup sehat, kurang sehat, ataupun tidak sehat sesuai dengan kinerjanya pada suatu periode. Tingkat kesehatan bank juga berpengaruh terhadap penentuan strategi yang akan dijalankan oleh bank kedepannya. PT. Bank Danamon merupakan salah satu Bank Umum Swasta Nasional Devisa sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dan meyalurkan kembali kepada masyarakat perlu untuk dinilai tingkat kesehatanya. Penilaian kesehatan menggunakan metode CAMEL yang terdiri dari Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity. Mengingat pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank, maka penilaian mengenai tingkat kesehatan bank harus terus dilakukan agar kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Semakin ketatnya persaingan di sektor perbankan, kepercayaan dari masyarakat merupakan salah satu kunci sukses dalam mendorong kemajuan perusahaan perbankan. Mengingat fungsi, posisi dan peranan Bank Danamon di tengah-tengah masyarakat yang begitu strategis, maka kepentingan akan pengukuran tingkat kesehatannya menjadi begitu penting agar dikemudian hari Bank Danamon lebih dapat diterima oleh masyarakat dan tetap di percaya oleh kalangan pemerintah maupun swasta dalam pengelolaan keuangan bisnisnya.