BAB 1 PENDAHULUAN. yang identik pada seseorang individu. (Potter & Perry, 2005).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri

BAB l PENDAHULUAN. yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB 1. individu, keluarga, kelompok, bahkan masyarakat (Prasetyawati, 2015). World

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu ketika mengalami cidera. Hal ini juga merupakan pengalaman pribadi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kanker merupakan suatu kondisi sel telah. kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengerikan, hal ini dikarenakan kanker merupakan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pasien kanker di dunia setiap tahun selalu meningkat. Kanker

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis, yang berarti dapat

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Taylor (2009 dalam Muttaqin, 2008) koping didefenisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di RS Islam Surakarta, pada tahun 2013 pasien kanker

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).

Clinical Science Session Pain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan tidak terkendali (Diananda, 2009). Kanker menjadi penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada laki-laki (Price & Wilson, 2005).

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. infeksi Human Papilloma Virus (HPV) grup onkogenik resiko tinggi, terutama HPV 16 dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan manusia di dalam hidupnya adalah mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati ( Hadisaputro &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. serta dapat menjalar ke ke tempat yang jauh dari asalanya yang disebut metastasis.

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang menentukan gaya personal individu serta mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Spiritualitas merupakan bagian inti dari individu (core of individuals) yang

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian medication error (kesalahan pengobatan) merupakan indikasi

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap individu pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alasan yang paling umum orang mencari perawatan kesehatan karena nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding penyakit manapun. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual, tidak ada dua individu mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama mengambil respon atau perasaan yang identik pada seseorang individu. (Potter & Perry, 2005). Nyeri adalah suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak nyaman yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial (The International Association for the Study of Pain 2003 dalam Lathifah 2012). Berdasarkan durasinya nyeri terbagi menjadi 2 yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Menurut Tamsuri, 2004 nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam waktu (durasi) dari 1 detik sampai dengan kurang dari enam bulan. dan akan mereda saat sumber nyerinya diketahui dan diobati. Nyeri kronis adalah nyeri yang berlangsung terus menerus selama 6 bulan atau lebih. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik (Brunner & Suddarth, 2001). Nyeri merupakan manifestasi klinis yang hampir selalu dijumpai dan yang paling ditakuti pada kanker. Kanker adalah istilah umum untuk 1

2 pertumbuhan sel tidak normal (yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh (Diananda, 2009). Salah satu jenis kanker yaitu kanker payudara. Kanker payudara merupakan insidens tertinggi nomor 2 di Indonesia dan terdapat kecenderungan dari tahun ke tahun insidens ini meningkat seperti halnya di negara barat. Angka kejadian kanker payudara di Amerika Serikat 92/100.000 wanita pertahun dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu 18%. Di Indonesia berdasarkan Pathological Based Registrationkanker payudara mempunyai insiden minimal 20.000 kasus pertahun, dengan kenyataan bahwa lebih dari 50% kasus berada dalam stadium lanjut (Protokol Peraboi, 2003). Kanker pada umumnya menghasilkan nyeri melalui dua cara yaitu melalui pertumbuhan dan metastasis sel-sel kanker dan melalui beragam pengobatan yang dilakukan untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker tersebut (Brannon & Feist, 2007). Pertumbuhan dan metastasis kanker akan menyebabkan perubahan-perubahan fisiologi. Perubahan fisiologi yang terjadi akibat kanker yang dapat menimbulkan nyeri yaitu kerusakan tulang, obstruksi lumina, saraf perifer, tekanan kanker yang membesar, adanya iskemia, distensi dan inflamasi, infeksi atau nekrosis jaringan (Baradero & kolega, 2007). Beberapa pengobatan kanker yang dapat menimbulkan nyeri yaitu pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi.

3 Nyeri pada kanker bersifat kronis karena pada umumnya pasien kanker akan mengalami nyeri sepanjang hidupnya dan nyeri akan bertambah seiring meningkatnya stadium (Brunner & Suddarth, 2001). Prevalensi nyeri pada kanker diperkirakan sebesar 25% pada pasien yang baru didiagnosis, 33% pada pasien yang sedang menjalani terapi dan 75% pada stadium akhir. Nyeri kronik pada pasien kanker yang menjalani terapi diperkirakan sekitar 33% (Arasen, 2012). Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang mengalami nyeri dibanding tenaga profesional perawatan kesehatan lainnya dan perawat mempunyai kesempatan untuk membantu menghilangkan nyeri dan efek nyeri tersebut yang dapat membahayakan pasien (Brunner dan Suddart, 2001). Walaupun pengkajian nyeri merupakan aktivitas yang paling umum dilakukan perawat, pengkajian nyeri merupakan aktivitas yang paling sulit dilakukan (Potter & Perry, 2005). Salah satu kesulitan dapat mengkaji nyeri adalah pasien sulit mendeskripsikan nyeri yang dirasakan secara objektif. Jika terdapat benjolan pasien dapat menunjukkannya, jika ada tulang yang patah dapat terdeteksi di X-Ray. Tetapi nyeri tidak mempunyai keterangan yang objektif (Taylor, 2009). Pengkajian dan penilaian pada nyeri kronik sangat kompleks dan multidimensional. Penelitian telah menunjukkan pengaruh yang signifikan dari faktor psikologis terhadap pengalaman dan respon nyeri (Gatchel & Turk 1996 dalam Karlin, dkk, 2005). Menurut Godsoe (2008), banyak

4 faktor psikososial yang berhubungan dengan pengalaman nyeri kronis. Cara masing-masing penderita nyeri kronis menginterpretasikannya memiliki dampak yang signifikan terhadap cara ia merespon nyerinya tersebut. Misalnya, penderita yang menganggap nyerinya sebagai sesuatu yang mengganggu dan menghalanginya dalam beraktivitas akan mengalami perasaan tidak berdaya, penurunan tingkat aktivitas, dan intensitas nyeri yang lebih tinggi. Pengukuran kepribadian dapat membantu perawat mengetahui faktor psikologis yang mempengaruhi pengalaman nyeri sehingga mempermudah dalam proses pengkajian dan treatment pada pasien nyeri kronik (Bradley, dkk 1992 dalam Karlin, dkk 2005). Tipe kepribadian terkait dengan kontrol diri dan pengaturan emosi khususnya dikaitkan dengan nyeri yang lebih hebat. Peningkatankontrol diriseseorang dankemampuan untukmengelola emosijuga bisameningkatkankemampuan mereka untukmengontrol nyeri (McGreal, 2013). Kepribadian adalah bagaimana ia berespon, mengintegrasi stimuli dan bagaimana ia memotivasi dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder (Izzudin, 2006). Sama halnya seperti nyeri, tidak ada satu orang pun yang memiliki kepribadian yang sama,tetapi dalam beberapa hal ada sub-sub kepribadian yang sama. Sudibyo dan koleganya (2013) melakukan penelitian untuk melihat perbedaan intensitas nyeri berdasarkan tipe kepribadian pada pasien Tension Type Headache. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas

5 nyeri bermakna pada tipe kepribadian hipokondrik bila dibandingkan dengan tipe kepribadian depresi dan histeris. Sartika, (2012) juga melakukan penelitian tentang perilaku nyeri pasien post operasi dengan tipe kepribadian A dan B. Dari hasil penelitian di ketahui bahwa perilaku nyeri pada setiap pasien berbeda-beda sesuai dengan kepribadiannya. Perawat dapat mengobservasi perilaku pasien khususnya perilaku nyeri dengan mengetahui tipe kepribadian pasien. Perilaku nyeri juga mempengaruhi intensitas nyeri yang dirasakan pasien. Oleh karena itu, penting bagi perawat mengindentifikasi tipe kepribadian pasien pada saat melakukan pengkajian nyeri. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk melihat perbedaan intensitas dan perilaku nyeri berdasarkan tipe kepribadian pada pasien kanker payudara kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah perbedaan intensitas dan perilaku nyeri pasien berdasarkan tipe kepribadian pada pasien kanker payudara kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan. 3. Pertanyaan Penelitian 3.1 Bagaimana intensitas nyeri pada pasien kankerpayudara kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan? 3.2 Bagaimana perilaku nyeri pada pasien kankerpayudara kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan?

6 3.3 Bagaimana tipe kepribadian pasien kanker payudara kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan? 3.4 Apakah ada perbedaan intensitas nyeri berdasarkan tipe kepribadian pada pasien kankerpayudara kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan? 3.5 Apakah ada perbedaan perilaku nyeri berdasarkan tipe kepribadian pada pasien kanker payudara kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan? 4. Tujuan Penelitian 4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan intensitas dan perilaku nyeri berdasarkan tipe kepribadian pada pasien kanker payudara kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan. 4.2 Tujuan Khusus 4.2.1 Mengidentifikasi intensitas nyeri pada pasien kankerpayudara kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan. 4.2.2 Mengidentifikasi perilaku nyeri pada pasien kanker payudara kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan. 4.2.3 Mengidentifikasi tipe kepribadian pasien kanker payudara kronik di RSUP Haji Adam Malik Medan. 4.2.4 Mengidentifikasi perbedaan intensitas nyeri pada pasien kanker payudara kronik berdasarkan tipe kepribadian di RSUP Haji Adam Malik Medan.

7 4.2.5 Mengidentifikasi perbedaan perilaku nyeri pada pasien kanker payudara kronik berdasarkan tipe kepribadian di RSUP Haji Adam Malik Medan. 5. Manfaat Penelitian 5.1 Pendidikan Keperawatan Sebagai informasi dan tambahan pengetahuan kepada perawat bahwa perlu adanya pengkajian tipe kepribadian di dalam pengkajian nyeri agar perawat lebih mengetahui intensitas dan perilaku nyeri yang ditunjukkan pasien kanker kronik. 5.2 Pelayanan Keperawatan Sebagai informasi dan tambahan pengetahuan bagi perawat dalam mengidentifikasiintensitas nyeri dan memahami perilaku nyeri pada pasien kanker kronik berdasarkan tipe kepribadian sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat kepada pasien dengan masalah keperawatan nyeri dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. 5.3 Penelitian Keperawatan Sebagai masukan atau sumber data bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai perbedaan intensitas dan perilaku nyeri pada pasien kanker kronik berdasarkan tipe kepribadian.