BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab
|
|
- Ratna Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab kematian pada manusia adalah penyakit kronis (dalam Sarafino, 2006). Penyakit kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yang berkembang atau bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama, yakni lebih dari enam bulan (Sarafino, 2006). Menderita penyakit kronis merupakan salah satu pengalaman yang bersifat stressful bagi hampir semua penderita. Orang yang menderita penyakit kronis cenderung memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan cenderung mengembangkan perasaan hopelessness dan helplessness karena berbagai macam pengobatan tidak dapat membantunya sembuh dari penyakit kronis (Sarafino, 2006). Rasa sakit yang diderita akan mengganggu aktivitasnya sehari-hari, tujuan dalam hidup, dan kualitas tidurnya (Affleck et al., dalam Sarafino, 2006). Masalah lain yang dihadapi oleh penderita kronis adalah kehilangan pekerjaan dengan alasan emosional atau fisik yang menyebabkan pendapatannya berkurang sedangkan biaya pengobatan meningkat (Sarafino, 2006). Berdasarkan pada faktor keberbahayaan dan tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan, Dennis Turk, Donald Meichenbaum, dan Myles Genest (dalam Sarafino, 2006) menggambarkan tiga tipe penyakit kronis, yakni: (1) chronicrecurrent pain yang ditandai oleh adanya pengulangan dan episode rasa sakit yang
2 dipisahkan dengan periode tanpa rasa sakit (seperti migraine headache dan tension-type headache); (2) chonic-intracable-beningn pain yang ditandai oleh ketidaknyamanan yang dirasakan sepanjang waktu dengan tingkat bervariasi, namun bukan merupakan kondisi yang berbahaya (seperti chronic low back pain); (3) chronic-progressive pain yang ditandai oleh ketidaknyamanan berkelanjutan yang merupakan kondisi berbahaya, dimana rasa sakit akan semakin meningkat saat kondisi semakin memburuk (seperti rheumatoid arthritis dan kanker). Penyakit kanker merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang dikarakteristikkan dengan pembelahan sel-sel yang tidak terkontrol dan biasanya akan membentuk neoplasma yang berbahaya (Sarafino, 2006). Kanker merupakan suatu penyakit akibat adanya pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan invasi ke jaringan-jaringan normal atau menyebar ke organ-organ yang jauh. Definisi yang paling sederhana untuk kanker adalah pertumbuhan sel-sel yang kehilangan kendalinya (Sitorus, 2006). Penyakit kanker merupakan jenis penyakit yang ditakuti oleh kebanyakan orang. Hal ini dikarenakan tingginya angka kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker (Bunish et al., dalam Sarafino, 2006). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap 11 menit ada satu penduduk meninggal karena kanker dan setiap 3 menit ada satu penderita kanker baru. Data yang diperoleh dari Pusat Kanker di Amerika, setiap tahunnya penyakit kanker akan menjangkiti lebih dari jiwa, dan hampir 1,4 juta kasus kanker baru akan didiagnosis (ACS, dalam Sarafino, 2006). Menurut laporan WHO pada tahun 2003, setiap tahun timbul lebih dari 10 juta kasus penderita baru kanker dengan prediksi
3 peningkatan setiap tahun kurang lebih 20%. Diperkirakan pada tahun 2020, jumlah penderita baru penyakit kanker meningkat hampir 20 juta penderita, 84 juta di antaranya akan meninggal pada sepuluh tahun ke depan bila tidak dilakukan intervensi yang memadai (Supari, 2009). Menurut Menteri Kesehatan RI, jumlah penderita kanker di Indonesia mencapai 6% dari populasi. Angka tersebut hampir sama di negara-negara berkembang lainnya (Siswono, 2005). Data di Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa sekitar 6% atau 13,2 juta jiwa penduduk Indonesia menderita penyakit kanker (Supari, 2009). Jumlah pasien penderita berbagai jenis penyakit kanker di RS Pirngadi Medan tercatat terus meningkat. Pada bulan Juli 2010 sebanyak 59 orang, Agustus 2010 sebanyak 62 orang, dan September 2010 sebanyak 64 orang (Reyno, 2010). Pada umumnya, orang-orang percaya bahwa penyakit kanker merupakan penyakit yang hopeless, disebabkan karena penyakit kanker memiliki penyebab yang sulit diidentifikasi, perkembangannya sulit diprediksi, serta belum adanya pengobatan yang pasti (Peters-Golden, dalam Taylor, 2000). Bagi banyak orang, diagnosis kanker bukan saja berdampak pada fisiknya, tetapi juga pada emosi dan mentalnya yang kemudian dapat berpengaruh terhadap hubungannya dengan orang lain, seperti hubungan dengan teman, pasangan, anak, dan anggota keluarga lainnya. Hal ini senada dengan yang dikemukan oleh Katherine Puckett, Direktur Nasional Mind-Body Medicine, di Pusat Pengobatan Kanker di Chicago, Amerika, bahwa kanker mempunyai dampak yang lebih parah terhadap emosi serta hubungan emosional penderita daripada penyakit berat lainnya (Detak, 2007).
4 Pada penderita kanker akan terlihat adanya simtom-simtom depresi di setiap tahap perkembangan penyakitnya, dimulai dari saat menemukan gejala pertama sewaktu didiagnosis kanker, selama proses treatment, dan bahkan setelah menjalani pengobatan. Dari banyak studi yang dilakukan terhadap penderita kanker, ditemukan bahwa prevalensi penderita kanker yang mengalami depresi bervariasi dari 1% hingga 50%. Kesedihan dan kekhawatiran akan masa depan merupakan respon yang kerap timbul, karena adanya suatu arti tertentu yang melekat pada penyakit kanker, yakni ketakutan akan ketidakmampuan atau kematian (Holland and Evcimen, 2009). Fenomena ini banyak terlihat pada individu yang menerima diagnosa kanker. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Barens Hidayat yang didiagnosis dokter menderita kanker kelenjar otot. Saat menerima diagnosa tersebut, Barens merasa putus asa. Keputusasaan Barens dapat dilihat pada kutipan pernyataannya seperti berikut ini. Mau mati aja? Mau banget, saat itu biar gak ngebebanin orang di sekitar gue. Dammed.. gue udah sedekat ini sama mati! Mati! (dalam Hidayat, 2006). Dari kutipan tersebut, dapat terlihat bahwa Barens begitu pesimis dan putus asa saat harus menerima diagnosa kanker kelenjar otot yang diberikan dokter kepadanya. Pernyataan Barens yang menyatakan, Mau mati aja? Mau banget, saat itu biar gak ngebebanin orang di sekitar gue. mencerminkan bahwa Barens merasa dirinya akan menjadi beban bagi orang-orang di sekitarnya. Selain itu, pernyataan Barens yang menyatakan, gue udah sedekat ini sama mati! ini menunjukkan bahwa ia melihat penyakitnya akan membawanya menuju kematian,
5 Hal ini sesuai dengan pandangan Seligman yang menyatakan bahwa orang yang pesimis akan cenderung memandang kejadian buruk yang dialaminya bersifat permanen dan tidak dapat berubah lagi (dalam Carr, 2004). Meskipun penyakit kanker sering membawa penderita pada keadaan depresi, fakta menunjukkan bahwa tidak semua penderita kanker merasa hopeless dan depresi. Fenomena seperti itu dapat dilihat pada pengalaman Titiek Puspa, seorang artis senior Indonesia yang berusia 72 tahun, yang divonis dokter menderita kanker rahim stadium dua. Vonis kanker tersebut tidak membuat Titiek menjadi putus asa. Hal ini dapat dilihat pada kutipan pernyataannya berikut ini. Kalaupun pilihannya harus diangkat rahimnya, buat saya nggak apa-apa, ambil aja. Udah gak perlu dan digunakan lagi kok. Waktu vonis dokter, anak dan cucu menangis. Aku cuma bilang, masih bisa diperbaiki kok, baru stadium dua. (dalam Octaviata, 2010). Dari kutipan tersebut, dapat terlihat bahwa Titiek begitu optimis dalam menghadapi diagnosa kanker rahim yang diberikan kepadanya. Pernyataan Titiek masih bisa diperbaiki kok.. mencerminkan bahwa dirinya percaya kejadian buruk yang dialaminya hanya bersifat sementara dan bisa diperbaiki. Keyakinannya akan kesementaraan atas kejadian buruk yang dialami ini, selaras dengan pandangan Seligman bahwa orang yang optimis menjelaskan kejadian buruk sebagai sesuatu yang bersifat sementara (dalam Carr, 2004). Hal ini juga tercermin dari ucapannya yang lain, baru stadium dua.. mencerminkan bahwa dirinya percaya penyakit kanker yang dialaminya masih sangat ringan.
6 Pemikiran yang optimis dapat meningkatkan harapan hidup dan memperbaiki kualitas hidup penderita kanker (Peters-Golden, dalam Taylor, 2009). Hal ini juga sejalan dengan Carr (2004) yang menyatakan bahwa pada umumnya, orang yang optimis lebih sehat dan lebih bahagia. Sistem imun akan bekerja dengan lebih baik dan mereka dapat mengatasi stres dengan strategi yang lebih efektif. Orang yang optimis secara aktif akan menghindari kejadian yang stressful dan senantiasa membentuk jaringan dukungan sosial yang kuat. Mereka juga cenderung mengembangkan gaya hidup yang lebih sehat untuk mencegah mereka dari penyakit (Carr, 2004). Sebaliknya, orang yang pesimis akan mengembangkan pola perilaku yang bersifat merusak diri sendiri, cenderung menggunakan avoidance coping, perilaku yang merusak kesehatan, dan bahkan dorongan untuk melarikan diri dari kehidupan secara menyeluruh. Tanpa adanya kepercayaan akan masa depan, maka tidak akan ada dorongan untuk memperpanjang hidup (Carver dan Scheier, 2002). Dalam suatu studi yang dilakukan terhadap pasien penderita kanker, Carver dan kolega (dalam Taylor, 2000) menemukan bahwa orang yang optimis dalam menghadapi situasi krisis akan lebih sedikit mengalami distress, meningkatkan well being, dan sembuh dalam waktu yang lebih cepat. Selain itu, orang optimis akan berpegang teguh pada tujuannya dan terus berusaha, sedangkan orang yang pesimis akan cenderung merasa sedih dan kemudian menyerah.
7 Mengalami kejadian uruk, seperti menerima diagnosa kanker, akan membuat setiap individu memberikan reaksi yang berbeda-beda. Bagaimana seorang individu menerima diagnosa kanker akan berpengaruh terhadap proses penyesuaian diri dan treatment di kemudian hari. Orang yang optimis cenderung menerima nasihat medis dengan lebih baik dan melakukan serangkaian pola perilaku dalam proses penyembuhan (Carr, 2004). Sebaliknya, orang yang pesimis akan lebih berisiko mengalami penyesuaian yang buruk terhadap diagnosis dan proses treatment kanker (Carver, et al, dalam Taylor, 2000) Bagaimana seorang pasien atau individu memandang kondisi yang dihadapinya dapat dijelaskan melalui teori Explanatory Style. Abramson, Seligman, dan Teasdale (dalam Snyder & Lopez, 2007) mengemukakan mengenai atribusi atau penjelasan yang dibuat atas kejadian yang dihadapi, baik positif maupun negatif. Cara yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk menjelaskan setiap event yang terjadi inilah yang disebut dengan explanatory style (Shaver, dalam Peterson & Steen, 2002). Explanatory style dapat dijelaskan melalui 3 dimensi, yakni dimensi permanence, dimana individu merasa bahwa kejadian yang dialaminya bersifat stabil atau tidak stabil; dimensi pervasiveness, dimana individu menjelaskan kejadian yang dialami bersifat global atau spesifik; dan dimensi personalization, dimana individu dalam menghadapi suatu kejadian akan cenderung menyalahkan diri sendiri atau faktor lingkungan (Seligman, 2006). Explanatory style yang dikarakteristikkan dengan bentuk eksternal, tidak stabil, dan spesifik terhadap event yang buruk digambarkan sebagai seorang yang
8 bersifat optimis. Sebaliknya explanatory style yang dikarakteristikkan dengan bentuk internal, stabil, dan global terhadap event yang buruk digambarkan sebagai orang yang bersifat pesimis (Buchanan & Seligman, dalam Peterson & Steen, 2002). Menurut Seligman, orang yang optimis akan membuat atribusi kausal yang adaptif dalam menjelaskan kejadian negatif yang dialami. Orang yang optimis akan menjelaskan suatu hal yang buruk berdasarkan: (1) Peran dari orang lain ataupun lingkungan dalam menciptakan hasil yang buruk (atribusi eksternal); (2) Penafsiran bahwa hal buruk tidak akan terjadi lagi (atribusi variabel); serta (3) Hasil yang buruk hanya terjadi pada satu bidang tertentu (atribusi spesifik) (Snyder & Lopez, 2007). Sebaliknya, orang optimis dalam menjelaskan keadian yang baik akan memiliki cara yang berbeda yaitu berdasarkan: (1) Peran dirinya sendiri yang dapat menciptakan hasil yang baik (internal); (2) Penafsiran bahwa hal yang baik bersifat permanen (atribusi stabil); dan (3) Hal yang baik akan terjadi pada semua bidang (Seligman, 2006). Seligman mendefinisikan bahwa orang yang optimis cenderung percaya bahwa kegagalan hanya bersifat sementara serta terjadi pada satu kasus tertentu saja. Ketika berhadapan dengan situasi yang buruk, maka orang yang optimis akan menerimanya sebagai suatu tantangan dan akan lebih berusaha lagi. Sedangkan orang yang pesimis adalah orang yang cenderung percaya bahwa hal buruk yang terjadi akan berlangsung lama, merusak semua yang telah dimiliki, dan hal buruk tersebut terjadi akibat kesalahan mereka sendiri (Seligman, 2006).
9 Berdasarkan pada pandangan Seligman, maka orang yang optimis dalam menerima diagnosa kanker akan percaya bahwa penyakit kanker yang dideritanya disebabkan faktor di luar dirinya. Hal ini dapat dilihat pada dimensi personalization, yang mana individu yang optimis akan memandang kejadian buruk yang terjadi padanya adalah karena faktor eksternal, sedangkan orang yang pesimis cenderung akan menyalahkan dirinya sendiri. Demikian juga dalam menghadapi diagnosa kanker, orang yang optimis cenderung percaya bahwa penyakit tersebut pasti dapat disembuhkan. Hal ini dapat dilihat pada dimensi permanence, dimana orang yang optimis akan memandang kejadian buruk yang dialaminya hanya bersifat sementara, sedangkan orang yang pesimis akan cenderung menyerah dan putus asa. Selain itu, orang yang optimis juga cenderung percaya bahwa penyakit kanker tidak akan merusak atau mengganggu aspek kehidupan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada dimensi pervasiveness, dimana orang yang optimis dalam menghadapi kejadian buruk akan terus berjuang dan berusaha pada aspek lain, sedangkan orang yang pesimis akan menyerah dalam segala hal. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian pada individu yang menerima diagnosa kanker. Penelitian yang akan dilakukan adalah untuk melihat bagaimana gambaran explanatory style individu dalam menghadapi penyakit kanker. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menggambarkan bagaimana umumnya penderita kanker menjelaskan atau mengatribusikan penyakit kanker yang dideritanya.
10 B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah yang dapat dirumuskan dari penelitian ini adalah bagaimana gambaran explanatory style pada individu dalam menghadapi penyakit kanker. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai bentuk explanatory style yang ditunjukkan oleh individu dalam menghadapi penyakit kanker. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan 2 (dua) manfaat, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan kontribusi informasi di bidang Psikologi pada umumnya dan secara khusus dapat menambah wawasan dan khasanah ilmiah dalam bidang Psikologi Klinis mengenai explanatory style pada individu dalam menghadapi penyakit kanker.
11 2. Manfaat Praktis a. Gambaran explanatory style yang diperoleh dapat membantu penderita kanker untuk dapat lebih memahami diri mereka sendiri berkaitan dengan diagnosa penyakit kanker yang diterimanya. b. Gambaran explanatory style yang ditunjukkan oleh penderita kanker dapat membantu agar pihak tim medis, keluarga, dan pihak lain yang terkait dapat lebih memahami kondisi psikologis setiap penderita kanker. c. Dapat membantu pihak tim medis dalam mengkomunikasikan diagnosa penyakit kanker yang akan diberikan kepada pasien. d. Dapat memberikan masukan dalam pengembangan konseling khusus bagi penderita kanker. e. Dapat menjadi bahan referensi atau rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai explanatory style pada individu dalam menghadapi penyakit kanker. E. SISTEMATIKA PENULISAN berikut: Sistematika penulisan dalam proposal penelitian ini antara lain sebagai Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
12 Bab II Landasan teori Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti serta gambaran variabel tersebut. Bab III Metode penelitian Dalam bab ini dijelaskan alasan digunakannya pendekatan kuantitatif, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, instrumen/alat ukur yang digunakan, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisa data. Bab IV Analisa data dan pembahasan Dalam bab ini akan diuraikan mengenai analisa terhadap data yang telah diperoleh dalam penelitian. Analisa data ini dimulai dengan menjelaskan gambaran umum subjek penelitian, memaparkan hasil penelitian, dan akan diakhiri dengan pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh. Bab V Kesimpulan dan saran Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan secara keseluruhan terhadap hasil penelitian yang telah diperoleh. Selanjutnya dari kesimpulan yang telah dirumuskan tersebut, diharapkan dapat memberikan saran yang membangun dan bermanfaat bagi penderita kanker pada umumnya dan segala pihak yang terkait.
BAB I PENDAHULUAN. kaum wanita yang cukup tinggi, baik di negara-negara maju maupun negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker serviks sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian kaum wanita yang cukup tinggi, baik di negara-negara maju maupun negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker payudara (Rahmah, 2009). Menurut data organisasi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada umumnya memiliki harapan dengan memiliki tubuh yang selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari kesejahteraan. Mereka mencoba berbagai cara untuk mendapatkan kesejahteraan tersebut baik secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker adalah penyakit yang sangat berbahaya bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sampai saat ini kanker masih menjadi momok bagi semua orang, hal ini
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes RI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dalam menyokong pembangunan suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang dan masyarakat pada umumnya dalam menyokong pembangunan suatu negara. Namun, pada saat ini banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks menempati terbanyak kedua di seluruh dunia yang mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi penyebab kanker terbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan merupakan suatu misteri yang dijalani seseorang. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik sehat secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang
Lebih terperinciEXPLANATORY STYLE PADA INDIVIDU DALAM MENGHADAPI PENYAKIT KANKER SKRIPSI DEWI NATALIA RUSLI
EXPLANATORY STYLE PADA INDIVIDU DALAM MENGHADAPI PENYAKIT KANKER SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh DEWI NATALIA RUSLI 071301037 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa
BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 40 tahun, saat perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif semakin sering terdengar dan dialami oleh masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit degeneratif semakin sering terdengar dan dialami oleh masyarakat Indonesia. Bahkan penyakit degeneratif telah menjadi pembicaraan hangat di berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun, namun biasanya tidak dapat disembuhkan melainkan hanya diberikan penanganan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang merusak sel-sel hati (liver)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang merusak sel-sel hati (liver) sehingga mengganggu kerja hati. Hati merupakan organ penting dan vital bagi tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit kanker merupakan kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Teasdale, dalam Peterson, 1988). Explanatory style merupakan hal penting yang
BAB II LANDASAN TEORI A. EXPLANATORY STYLE 1. Definisi Explanatory Style Explanatory style berasal dari reformulasi model teori learned helplessness sebagai cara untuk menerangkan keragaman respon yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam benak mereka, seperti Who am I?, Apa yang membuat saya berbeda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja menjadi salah satu tahap dalam rentang kehidupan yang harus dilalui individu. Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak mengalami transisi dari masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah serangan pada otak yang timbul secara mendadak dimana terjadi gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembuluh darah yang pecah atau terhalang oleh gumpalan darah sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. World Health Organization (WHO) (2015) mendefinisikan stroke sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. Manusia dapat menjalankan berbagai macam aktivitas hidup dengan baik bila memiliki kondisi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tri Fina Cahyani,2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah peristiwa penting dalam kehidupan seorang individu, di mana pernikahan ini memiliki beberapa tujuan yaitu mendapatkan kebahagiaan, kepuasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penderita umumnya berusia belasan tahun (Hutagalung dalam Kompas, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker tulang merupakan salah satu jenis kanker yang cukup sering dijumpai di Indonesia. Berbeda dengan kanker mulut rahim atau kanker payudara, informasi tentang gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya sehat secara fisik. Tujuan tersebut memicu seseorang untuk menjaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seluruh individu di dunia tentunya ingin memiliki kesehatan salah satunya sehat secara fisik. Tujuan tersebut memicu seseorang untuk menjaga kesehatannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang mematikan di dunia. Kanker menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi setiap orang. Setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran diri (body image) dan dukungan sosial pada tiga orang wanita yang mengalami penyakit kanker payudara yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati peringkat kedua penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Holmes dan Rahe tahun 1967 dengan menggunakan Live Event Scale atau biasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik sehat secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang sehatlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpuaskan dorongan-dorongan seks (Parker, 2007). terganggu maka dapat mempengaruhi kegiatan dan rutinitas keseharianya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi wanita memberikan pengaruh yang besar dan berperan penting terhadap kelanjutan generasi penerus bagi suatu negara, serta merupakan parameter kemampuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimisme Optimis dalam KBBI diartikan sebagai orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal sedangkan optimistis didefenisikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri merupakan hak dasar setiap orang (Breivik, 2005). Menurut Kozier dan Erb (1983, dalam Tamsuri, 2004),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta orang mengalami GGK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hal yang tidak pasti dari kematian adalah waktu datang dan proses menjelangnya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kematian merupakan suatu hal yang pasti akan terjadi dalam kehidupan ini. Hal yang tidak pasti dari kematian adalah waktu datang dan proses menjelangnya. Hal ini menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam jiwa menjadi tantangan dunia, termasuk Indonesia. Hal ini ditandai dengan fenomena temuan terjadinya peningkatan penyakit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah sel-sel tubuh yang tumbuh tanpa kendali dan dapat menyebar ke seluruh tubuh. Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada manusia modern.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global Action Againts Cancer (2006) dari WHO menyatakan bahwa angka kematian akibat kanker dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan bilogis lainnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. Komunikasi bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkompetensi dalam berbagai bidang, salah satu indikator kompetensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman semakin dibutuhkan pula individu yang berkompetensi dalam berbagai bidang, salah satu indikator kompetensi individu tercermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai macam perubahan yaitu perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat optimisme pada penderita kanker payudara stadium akhir yang sedang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit X Bandung. Teknik pengambilan sampel dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Olahraga merupakan petualangan tubuh dan jiwa manusia menuju suatu kesatuan yang harmonis. Latihan olahraga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu latihan aerobik dan
Lebih terperincijuga kelebihan yang dimiliki
47 1. Pengertian Optimisme Seligman (2005) menjelaskan bahwa optimisme adalah suatu keadaan yang selalu berpengharapan baik. Optimisme merupakan hasil berpikir seseorang dalam menghadapi suatu kejadian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Hidup 1. Pengertian Kualitas Hidup Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) (1996), kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan darah tinggi > 140/90 mmhg selama beberapa minggu dan dalam jangka waktu yang lama (Sarafino,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Kementrian Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Pusat Komunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah sel-sel jaringan tubuh yang menjadi ganas yang ditandai oleh pembelahan sel dengan cepat dan tidak terkendali membentuk sel sejenis dengan sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini sedang memasuki era baru yaitu era globalisasi dimana hampir
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia saat ini sedang memasuki era baru yaitu era globalisasi dimana hampir semua bidang kehidupan berkembang sangat pesat. Berkembangnya berbagai bidang kehidupan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) atau yang biasa dikenal dengan lupus merupakan penyakit kronis yang kurang populer di masyarakat Indonesia dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, diperkirakan sebanyak 24 juta orang telah menderita skizofrenia (WHO, 2009). Di Indonesia, menurut Riskesdas (2007), sebanyak 1 juta orang atau sekitar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan masalah kesehatan global baik di negara maju maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah suatu sindroma atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress (misalnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh (WHO, 2015). Menurut National
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Schneider (2010) menyatakan kanker merupakan suatu peristiwa molekuler yang mengubah sifat normal sel. Dalam sel-sel kanker, sistem kontrol normal yang mencegah pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan periode dalam kehidupan yang dimulai pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan menimbulkan krisis pada kehidupannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan kadar glukosa darah di atas normal (hiperglikemia) akibat kelainan pada sekresi insulin, kerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti mengalami stres, stres normal dialami oleh setiap individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut Antonovsky & Burr
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu lama dan bersifat residif (hilang-timbul). Sampai saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisik adalah bagian dari tubuh manusia yang mudah dilihat dengan kasat mata, termasuk bagian kulit. Kulit merupakan bagian yang terluas dari tubuh dan bagian terpenting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
Lebih terperinciDITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI
DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI PENGERTIAN Dasar pemikiran: hubungan pikiran/mind dengan tubuh Merupakan bidang kekhususan dalam psikologi klinis yang berfokus pada cara pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker merupakan penyakit yang mematikan dan jumlah penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun 2012 yang dikeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak atau ke bagian otak tertentu. Stroke dapat menyebabkan kerusakan permanen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai di masyarakat modern sekarang ini. Stroke merupakan penyakit yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kebahagiaan yang menjadi tujuan seseorang. Kebahagiaan autentik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang pada dasarnya berusaha untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan merupakan sebuah kebutuhan dan telah menjadi sebuah kewajiban moral. Biasanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Peraturan Republik Indonesia No. 30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara seseorang, yang bersifat buruk, sifat tumbuhnya sangat cepat, merusak, menyebar dan menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS.Sejak pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di Indonesia. Pergeseran tersebut terjadi dari penyakit menular menjadi penyakit degeneratif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN diprediksikan mencapai jiwa atau 11,34%. Pada tahun terjadi peningkatan mencapai kurang lebih 19 juta jiwa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2000 diperoleh data bahwa jumlah lansia (kaum lanjut usia) mencapai 15,8 juta jiwa atau 7,6%. Sementara itu populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga kesehatan yang sangat vital dan secara terus-menerus selama 24 jam berinteraksi dan berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh dunia. Satu dari empat kematian yang terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh penyakit kanker (Nevid et
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Psychological Well-Being. kehidupan berjalan dengan baik. Keadaan tersebut merupakan kombinasi dari
BAB II LANDASAN TEORI A. Psychological Well-Being 1. Pengertian Psychological Well-being Huppert mendefinisikan psychological well-being sebagai keadaan kehidupan berjalan dengan baik. Keadaan tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Hidup 1. Pengertian Menurut WHOQOL Group (1997) kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan sistem nilai dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembeda. Berguna untuk mengatur, mengurus dan memakmurkan bumi. sebagai pribadi yang lebih dewasa dan lebih baik lagi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Diciptakan dengan istimewa serta sempurna. Dengan memiliki akal pikiran dan hati yang dapat
Lebih terperinciRESILIENSI PADA PENDERITA KANKER SERVIKS STADIUM LANJUT NASKAH PUBLIKASI
RESILIENSI PADA PENDERITA KANKER SERVIKS STADIUM LANJUT NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh: RAYI DWI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat, bahkan diperkirakan jumlah penderita kanker di dunia naik. kanker dan 25 juta hidup dengan kanker.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kanker dewasa ini dirasakan semakin menonjol dibandingkan dengan masa 40 tahun yang lalu.semakin tahun penderita kanker di dunia terus bertambah. Jumlah kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker pada anak menjadi masalah bagi dunia karena kejadiannya terus mengalami peningkatan, terutama di negara-negara sedang berkembang. Di Pakistan tercatat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan berfungsi memproduksi susu untuk nutrisi. Terletak diantara tulang iga kedua dan keenam
Lebih terperinci