BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Karo merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki potensi besar di bidang pertanian. Di Kabupaten Karo ditemukan sumber daya alam yang melimpah seperti pegunungan dengan udara yang sejuk dan berciri khas daerah buah dan sayur. Di daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi yang masih aktif dan berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut dan banyak jenis lahan pertanian yang dikelola oleh masyarakat, mulai dari lahan pertanian untuk sayur-sayuran, buah-buahan yang sudah terkenal seperti jeruk, markisa, terong belanda, strawberry, bahkan kebun bunga yang banyak kita jumpai di daerah dataran tinggi Berastagi. Produk hortikultura khususnya sayur-mayur di Kabupaten Karo tumbuh subur. Syarat tumbuh sayur-mayur agar mendapatkan hasil panen yang maksimal yaitu dengan menanam didataran tinggi. Daerah penanaman yang paling cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter dpl. Namun biasanya sayur-mayur dapat dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Selain itu, sayur-mayur cocok ditanam di tanah yang gembur, banyak humus, serta memiliki pembuangan air yang baik. Derajat keasamannya antara ph6 sampai ph7 (Aninomous, 2014). Sayur-mayur merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang mempunyai arti strategis dalam pergizian masyarakat dan agribisnis secara global, karena hasil panennya yang selain memenuhi kebutuhan lokal juga di ekspor ke luar negeri. Tingginya permintaan oleh konsumen, akan dapat meningkatkan
gairah petani untuk meningkatkan produksi. Di pihak lain juga dapat memacu peningkatkan produksi ditinjau dari sudut kualitas agar memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Oleh karena itu, hortikultura merupakan komoditas yang sangat berpeluang dan prospektif untuk dikembangkan dengan pendekatan agribisnis. Sayuran adalah bagian tanaman yang dikonsumsi beserta makanan utama. Bagian tanaman yang dikonsumsi bisa bagian daun, akar, batang, dan buah muda. Pada daun, komposisi air dan mineral sangat tinggi namun mengandung sedikit energi. Bagian akar dan biji mengandung energi dan pati yang tinggi. Beberapa variasi pada sayuran (warna, aroma, rasa, kekrasan dan sebagainya) membuat peningkatan selera makan. Sayur-mayur merupakan sumber serat, vitamin A dan C serta mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Komposisi sayuran yang beragam dipengaruhi oleh varietas sayuran, cuaca, pemeliharaan, cara panen, dan sebagainya. Komposisi utama pada sayuran adalah air dan mineral (70%-90%). Kandungan protein dan lemak sangat sedikit kecuali pada daun singkong dan daun papaya yang memilki kadar protein 5%-6%. Kandungan karbohidrat pada sayuran berbentuk pati, selulosa (tidak dapat dicerna tubuh), dan gula. Pada tanaman kentang, kentang memiliki kandungan pati yang tinggi dan akan menjadi lebih manis jika ditaruh di suhu rendah (Susanto, 2013).
Menurut data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, jumlah produksi sayur-mayur menurut jenisnya di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1. Jumlah Produksi Sayur-mayur Menurut Jenisnya (Ton) di Sumatera Utara Tahun 2009-2013 No Jenis Tanaman Jumlah Produksi Tahun (Ton) 2009 2010 2011 2012 2013 1 Bawang Merah 12.654 9.413 12.449 14.158 8.305 2 Bawang Putih 285 218 255 200 109 3 Kentang 129.587 126.203 123.078 128.966 100.736 4 Kubis 210.239 196.718 173.565 180.162 165.859 5 Brokoli 18.696 22.855 19.585 22.823 28.764 6 Petsai/Sawi 63.911 87.757 60.472 65.215 69.820 7 Wortel 32.248 44.285 28.180 29.995 37.275 8 Lobak 7.883 10.992 6.115 8.633 7.894 9 Kacang Merah 1.422 2.585 2.847 2.861 3.063 10 Kacang Panjang 34.628 41.628 47.612 50.593 40.653 11 Cabe Besar 124.423 154.694 197.809 197.411 161.933 12 Cabe Rawit 30.379 41.653 35.449 48.362 39.945 13 Tomat 90.147 84.353 93.386 112.391 114.168 14 Terung 35.009 49.675 67.830 76.012 67.259 15 Buncis 38.634 55.965 51.046 47.113 36.482 16 Ketimun 39.768 36.426 45.976 43.431 34.225 17 Labu Siam 4.620 10.069 15.209 26.985 20.797 18 Kangkung 14.447 15.425 22.940 21.192 22.094 19 Bayam 13.706 14.466 13.703 13.864 13.462 20 Melinjo 5.055 5.717 3.858 4.214 5.117 Jumlah 907.741 1.011.097 1.021.364 1.094.851 977.960 Sumber:Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2014 Tabel 1. Menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah produksi sayurmayur di Sumatera Utara dari tahun 2010 karena pada saat itu terjadi letusan terbesar Gunung Sinabung, namun pada tahun 2011-2012 jumlah produksi sayurmayur mengalami peningkatan karena keadaan Gunung yang sudah normal, lalu kembali menurun lagi tahun 2013 karena terjadi letusan besar yang kedua. Maka dari itu, saya ingin meneliti dampak erupsi Gunung Sinabung yang kedua yaitu pada tahun 2013.
Tabel 2. Jumlah Produksi Sayur-Mayur Menurut Kecamatan (Ton) di Kabupaten Karo Tahun 2013 No Kecamatan Cabai Buncis Wortel Lobak Labu Brokol Tomat Siam i Kentang Sawi 1 Mardingding 190 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Laubaleng 811 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 5 6 7 8 9 Tigabinanga 2.123 0 0 0 0 61 0 0 0 Juhar 298 0 0 0 0 0 0 0 0 Munte 1.113 51 0 0 0 5 443 0 0 Kutabuluh 2.165 0 0 0 0 784 0 0 0 Payung 9.819 73 0 0 0 16.305 0 0 2.700 Tiganderket 4.309 476 0 0 0 9.365 0 0 930 Simpang Empat 1.387 3.415 4.042 646 0 1.179 8.128 2.925 4.744 10 11 12 13 14 15 16 17 Naman Teran 6.352 2.198 404 0 737 17.459 13.225 13.351 10.946 Merdeka 878 283 10.420 0 110 3.268 5.124 4.826 2.622 Kabanjahe 2.207 11.855 5.355 670 1.572 7.261 17.240 5.800 4.350 Berastagi 1.255 1.387 5.100 499 235 3.124 7.920 2.754 3.131 Tigapanah 3.342 1.509 2.468 0 1.617 730 10.976 3.579 2.353 Dolat Rayat 715 696 1.284 40 401 2.483 2.434 1.304 1.481 Merek 2.222 498 420 100 0 10.625 5.688 3.598 467 Barusjahe 4.926 385 1.200 0 1.102 1.930 4.534 2.284 862 Jumlah 44.111 23.481 30.693 1. 955 5.774 74.578 75.712 40.420 34.587 Sumber:Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2014 Dari Tabel 2 diperoleh jumlah produksi kentang di Kecamatan Simpang Empat tahun 2013 sebanyak 2.925 ton, brokoli sebanyak 8.128, dan sawi sebanyak 4.744 ton.
Tabel 3. Jumlah Produksi, Luas Panen, dan Rata-Rata Produksi Sayurmayur di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun 2012 (Sebelum Erupsi) No Jenis Sayuran Jumlah Produksi (Kg) Luas Panen (Ha) Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) 1 Cabai 11.240 1.124 110,00 2 Buncis 14.685 977 150,31 3 Wortel 17.478 600 291,30 4 Lobak 14.438 456 316,58 5 Labu Siam 0 0 0 6 Tomat 12.420 562 221,00 7 Brokoli 30.921 1.193 259,92 8 Kentang 11.585 833 139,08 9 Sawi 24.858 1.033 240,64 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2010 Tabel 4. Jumlah Produksi, Luas Panen, dan Rata-Rata Produksi Sayurmayur di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun 2013 (Erupsi Gunung Sinabung) No Jenis Sayuran Jumlah Produksi (Kg) Luas Panen (Ha) Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) 1 Cabai 1.387 184 7,53 2 Buncis 3.415 190 17,97 3 Wortel 4.042 175 23,09 4 Lobak 646 26 24,84 5 Labu Siam 0 0 0 6 Tomat 1.179 36 32,75 7 Brokoli 8.128 269 30,21 8 Kentang 2.925 205 14,26 9 Sawi 4.744 245 19,36 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2014
Dari Tabel 3 dan 4 diperoleh jenis, jumlah produksi, luas panen, dan ratarata produksi sayur-mayur di Kecamatan Simpang Empat. Kecamatan Simpang Empat dikenal sebagai salah satu kecamatan penghasil sayur-mayur terbesar di Kabupaten Karo. Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa produksi, luas lahan dan ratarata produktivitas yang tinggi. Namun kondisi ini telah berubah sejak beberapa waktu yang lalu Gunung Sinabung kembali aktif dan menimbulkan dampak bagi lahan pertanian di Kabupaten Karo khususnya Kecamatan Simpang Empat. Produksi, luas lahan dan rata-rata produksi turun secara signifikan setelah erupsi Gunung Sinabung yaitu pada tabel 4. Gunung Sinabung mengeluarkan bahan material vulkanik seperti debu dan awan panas yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan dan dapat jatuh di wilayah hingga mencapai 25 km dari kawah ke arah timur karena pengaruh hembusan angin. Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan, salah satu desa yang terkena dampak langsung letusan Gunung Sinabung di Kecamatan Simpang Empat adalah Desa Jeraya. Desa Jeraya berada dalam radius ± 5 km dari kaki Gunung Sinabung. Dampak negatif langsung yang dirasakan oleh masyarakat di Desa Jeraya yakni bangunan rumah, jalanan, dan tanaman mereka diselimuti oleh debu vulkanik. Lahan pertanian yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat sekitar juga tidak luput dari tutupan debu vulkanik. Ini mengakibatkan pendapatan petani di Desa Jeraya menurun. Keberadaan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo sangat mempengaruhi kondisi pertanian di daerah tersebut. Gunung Sinabung yang masih aktif dan
belakangan ini masih mengalami erupsi yang cukup panjang, menimbulkan dampak yang besar bagi industri pertanian di daerah sekitar. Hal ini tentu akan berdampak pada jumlah sayur-mayur yang ditawarkan dan petani di Desa Jeraya karena produksinya menurun secara drastis akibat lahan pertanian milik warga banyak mengalami kerusakan yang diperkirakan hingga ribuan hektar sehingga menyebabkan harga sayur-mayur di sejumlah pasar tradisional menjadi tinggi. Secara kasat mata, kondisi tanaman yang terkena dampak debu vulkanik masih tumbuh baik, namun dibeberapa tempat yang terkena penutupan debu vulkanik yang tebal menunjukkan gejala kelayuan sampai kematian dengan pembagian luasan yang berbeda-beda, yakni tanaman pangan (jagung, padi, ubi jalar, kacang tanah) seluas 2.639 ha, tanaman sayuran (cabe, tomat, kubis, kentang, petsai, dan lain-lain) seluas 2.368 ha, tanaman buah-buahan (jeruk, pisang, alpukat, dan lain-lain) seluas 828 ha, serta tanaman perkebunan (kopi, kakao, dan lain-lain) seluas 1.126 ha. Dengan demikian luas keseluruhan yang tertutup debu adalah 6.961 ha (Dinas Pertanian, 2010). Berapa besar dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap jumlah penawaran sayur-mayur khususnya komoditas brokoli, kentang, dan sawi sampai saat ini belum diketahui hasilnya, untuk tujuan tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti secara ilmiah. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1) Bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap produktivitas sayurmayur (kentang, brokoli, dan sawi) di lokasi penelitian sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung? 2) Bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap jumlahsayur-mayur (kentang, brokoli, dan sawi) yang ditawarkan di lokasi penelitian sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung? 3) Bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap pendapatan petani sayur-mayur (kentang, brokoli, dan sawi) di lokasi penelitian sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1) Untuk menganalisis dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap produktivitas sayur-mayur (kentang, brokoli, dan sawi) di lokasi penelitian sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung. 2) Untuk menganalisis dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap jumlahsayurmayur (kentang, brokoli, dan sawi) yang ditawarkan di lokasi penelitian sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung. 3) Untuk menganalisis dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap pendapatan petani sayur-mayur (kentang, brokoli, dan sawi) di lokasi penelitian sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka kegunaan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1) Sebagai bahan informasi bagi petani sayur-mayur untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan dampak erupsi Gunung Sinabung. 2) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan untuk menyusun program pertanian di masa mendatang, khususnya di daerah sekitar Gunung Sinabung. 3) Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin memperluas atau memperdalam penelitian ini.