Modul 3 Skala, Pengukuran dan Hubungan Antar Variabel

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V DESAIN PENELITIAN

ANGKET WAWANCARA PENGAMATAN NON TES PORTOFOLIO PENUGASAN PROYEK. Parsaoran Siahaan Fisika, UPI

Pengukuran Variabel (definisi operasional ) dan Skala Pengukuran

1 R i m a R a c h m a w a t i

VARIABEL PADA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STATISTIKA. Pendahuluan 3 SKS. Hugo Aprilianto, M.Kom. - Pengertian Statistik - Jenis - Karakteristik - Kegunaan - Skala Pengukuran - Sumber Data

Pengukuran dan Penetapan Skala DOSEN : DIANA MA RIFAH

BAB 6 SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN. Teknik pengukuran merupakan aturan dan prosedur yang digunakan

MACAM-MACAM DATA DAN VARIABEL PENELITIAN Agus Tri Basuki Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TKS 4209 PENELITIAN DAN STATISTIKA 4/1/2015

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara peneliti untuk memperoleh, menyusun,

Based Learning dan Guided Discovery Setting STAD pada Materi Lingkaran Ditinjau dari Prestasi, Kemampuan Representasi, dan Motivasi Belajar Matematika

Oleh: Nur Azizah (NIM )

Paradigma penelitian adalah jendela ilmu pengetahuan

Statistika Psikologi 1

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA SCALE & MEASUREMENT SCALE : ALAT PENGUKUR DATA MEASUREMENT : UKURAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini menggunakan

ALGORITMA NEAREST NEIGHBOR

Skala dan Alat Analisa Data

Angket Penelitian. I. Identitas Responden. 1. Nama : 2. Usia : 3. Pekerjaan : 4. Jenis kelamin : a. Laki- laki. b. Perempuan. 4. Etnis : a.

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

LECTURE NOTES Measurement and Scaling Concepts

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran

DATA DAN VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL PENELITIAN A. Definisi Variabel B. Jenis-Jenis Variabel 1. Jenis-jenis Variabel Berdasarkan Fungsinya Variabel Independen (Variabel bebas)

SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN. Psikologi Dasar 2015 Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Minggu-5 Pengukuran Variabel, Definisi Operasional Dan Skala

BAB VIII PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

III. METODE PENELITIAN

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Daftar Pertanyaan Kuesioner

BAB IV HASIL PENELITIAN

Modul 2 Permasalahan dan Proposisi Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel

Penelitian Survey deskriptif

Teknik Pengumpulan Data. Prepared By : Dr. Mustakim, MM.

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Dasar Statistika & Pengumpulan Data

INDEKS DAN SKALA PENGUKURAN SIKAP

pengumpulan data penelitian Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Delayota Experiment Team (D Expert) 2012

Bab 3 METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN COVER... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR...

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

QUESTIONER. 6. Jumlah Anak a. Belum ada. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

Resuman Variabel Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN

SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN PERTEMUAN KE 6

Kuesioner. Sebelumnya, saya mohon maaf telah menggangu waktu anda untuk mengisi. untuk memenuhi syarat kelulusan program studi S-1.

Konsep-konsep Dasar Statistika

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

BAB 4 HASIL PENELITIAN

NON TES Penilaian Unjuk Kerja (Observasi, Daftar Cek, Skala Pilihan/Rating Scale) Penilaian Sikap (Skala Sikap/Skala Likert)

Psikometri. Ragam Skala dalam Pengukuran Psikologi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Materi KBK sem 7 Prinsip data Prinsip statistik dalam penelitian Statistik deskriptif Statistik inferensial

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Untuk mengumpulkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STATISTIK PERTEMUAN I

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT /2 SKS]

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Manfaat Metode Penelitian

Pengantar Statistik. Nanang Erma Gunawan

Prinsip Pengukuran, Skala, Validitas dan Reliabilitas

MODUL PERKULIAHAN STATISTIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pengertian Statistika dan Skala Pengukuran. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

SPSS FOR WINDOWS INTRODUCTION

Variabel Penelitian. Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnowati, S.Pd., M.Pd.

Pembobotan Butir Pernyataan Dalam Bentuk Skala Likert Dengan Pendekatan Distribusi Z

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran A Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

STATISTIKA EKONOMI. Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Negeri Jakarta. Nisrina Anzilla

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VARIABLE PENELITIAN. Juni Sumarmono, PhD Telp APA YANG DIMAKSUD DENGAN VARIABEL PENELITIAN?

STATISTIK EKONOMI. Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Negeri Jakarta. Nisrina Anzilla

Peranan Statistika. Disusun oleh Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. Dr. Scolastika Mariani, M.Si.

III. METODE PENELITIAN

STAND N AR R K OMP M E P T E EN E S N I:

Menyusun Karya Tulis Ilmiah

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Konsep statistika. Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat. Universitas Indo Global Mandiri Palembang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIA N

Nilai Brand Equity Sour Sally

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Pengertian dan Kegunaan Statistika

Statistika Dasar. Hansiswany Kamarga

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang

FORMULIR PENDAFTARAN MASUK TK

Transkripsi:

Modul 3 Skala, Pengukuran dan Hubungan Antar Variabel 1. SKALA VARIABEL Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai. Skala nilai variabel, dapat dibedakan ke dalam empat tingkatan skala: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Terdapat banyak cara dalam pengelompokan variabel. Tapi secara umum pengelompokan variabel dapat melalui dua cara: dengan menganggap bobot setiap variabel yang akan dikelompokkan adalah sama, dan dengan menganggap bobot variabel yang akan dikelompokkan adalah berbeda. Pengelompokkan variabel dilakukan melalui cara: Summated Rating, Skala Likert, dan Skala Guttman. Sifat Skala: Skala Nominal ialah skala yang mempunyai sifat hanya membedakan. Misalnya variabel jenis kelamin yang mempunyai kategori "laki-laki" dan "wanita". Atau, misalnya variabel agama yang mempunyai kategori "Islam", "Katolik", "Protestan", "Budha", "Hindu" dan "Konghucu". Skala Ordinal ialah skala yang mempunyai sifat selain membedakan juga mencerminkan adanya tingkatan. Misalnya variabel jenjang pendidikan formal yang mempunyai kategori "SD", "SMP", "SLTA", "D3", "S1", "S2" dan "S3". Skala Interval ialah skala yang mempunyai sifat membedakan, mencerminkan adanya tingkatan dan jarak. Misalnya variabel umur. Dalam skala interval patut diketahui bahwa nilai-nilai pada variabel tidak diukur dari titik awal nol yang sama (titik nol relatif). Skala Rasio ialah skala yang mempunyai sifat membedakan, mencerminkan adanya tingkatan, jarak dan mempunyai titik nol mutlak. Misalnya variabel berat badan. Summated Rating Suatu pengelompokan variabel dengan sekedar menjumlahkan skor dari nilai seperangkat variabel yang bersangkutan. Contoh: misalnya seorang peneliti ingin mengukur "sikap terhadap kelahiran", sehubungan dengan ia mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut: No. Pertanyaan Pertanyaan/Variabel Kategori/nilai jawaban 1. Kelahiran anak adalah salah satu pengalaman yang paliing berarti dalam kehidupan seorang wanita Tidak 2. Adalah kurang baik memiliki hanya seorang anak, karena sebagai anak tunggal ia akan kesepian dan sedih tidak memiliki saudara. Tidak 11

3. Kewajiban utama seorang wanita adalah menjadi ibu, dan tidak mengapa bagi wanita untuk berkarier sepanjang tidak mengganggu peranannya sebagai ibu. Tidak 4. Lebih baik mempunyai sekurang-kurangnya, seorang anak laki-laki dan perempuan, daripada hanya salah satu saja. Tidak Skala Likert Dalam skala ini, kemungkinan jawaban tidak hanya sekedar "setuju" dan "tidak setuju", tetapi dibuat lebih banyak kemungkinan jawaban. Yaitu "sangat setuju", "setuju", "tidak ada pendapat", "tidak setuju", dan "sangat tidak setuju". Contoh: Punya dua anak sudah cukup Sangat Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju 5 4 3 2 1 Punya dua anak tidak cukup Sangat Tidak ada pendapat Tidak setuju Sangat tidak setuju 5 4 3 2 1 Skala Guttman Skala yang hanya mengukur satu dimensi saja, dari gejala yang diukur yang mempunyai beberapa dimensi. Variabel (pernyataan atau pertanyaan) yang tercakup dalam skala ini mempunyai bobot yang berbeda. Contoh: Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada sejumlah orang, sebagai berikut: A apakah anda memiliki radio? B apakah anda memiliki televisi? C apakah anda memiliki sepeda motor? D apakah anda memiliki mobil? Secara teoritis jawaban yang ideal haruslah mempunyai pola sebagai berikut: A B C D Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Ya 12

2. PENGUKURAN KONSEP/VARIABEL Untuk mengukur konsep/variabel perlu menetapkan batasan dan tata cara tertentu untuk mengukur konsep/variabel tersebut. Yaitu dengan merumuskan definisi, menentukan indikator, dan juga menetapkan definisi operasional untuk variabel bersangkutan. Semakin tingkat keabstrakan suatu konsep, semakin banyak indikator yang diperlukan dalam proses operasionalisasi konsep yang bersangkutan; sehingga semakin besar untuk terjadi kesalahpengukuran. Definisi adalah pernyataan yang dapat mengartikan atau memberi makna suatu istilah atau konsep tertentu. Indikator adalah kriteria untuk mengukur suatu konsep yang abstrak, biasanya menggunakan beberapa variabel yang konkret. Operasionalisasi adalah menjabarkan pengertian suatu konsep yang abstrak dengan menurunkannya pada tingkatan yang lebih konkret. Contoh: mengukur "status sosial ekonomi" seseorang dalam suatu masyarakat Tentukan dahulu apa definisi dari "status sosial ekonomi? Status sosial ekonomi merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu didalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status. Agar konsep yang dinyatakan dalam definisi benar-benar dapat diukur dalam dunia nyata (empiris) diperlukan operasionalisasi atau pengukuran suatu konsep. Dalam suatu penelitian seringkali untuk mengukur suatu konsep tertentu tidak dapat menurunkannya hanya dengan satu kali operasionalisasi. Melalui beberapa indikator yang telah kita tetapkan, dapat dibuat pertanyaan sebagai berikut: Variabel pendidikan Dapatkah Anda menyebutkan jenjang pendidikan terakhir yang Anda ikuti? Berapa lama waktu yang dibutuhkan (dalam tahun) untuk mengikuti sampai jenjang pendidikan terakhir Anda? 13

Variabel pekerjaan Apakah Anda sudah bekerja? Kalau ya, apa jenis pekerjaan (utama) Anda? Apakah Anda mempunyai jenis pekerjaan lain (sampingan) selain jenis pekerjaan (utama) yang telah Anda sebutkan? Kalau ya, apa jenis pekerjaan sampingan Anda? Variabel penghasilan Dari jenis pekerjaan (utama) tersebut, berapa penghasilan yang Anda peroleh dalam sebulan. Dari jenis pekerjaan lain (sampingan) tersebut, berapa penghasilan yang Anda peroleh sebulan? Dari hasil jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut anda dapat menetapkan atau menyimpulkan, apakah seseorang berada pada tingkat status sosial ekonomi yang tinggi, menengah, ataupun rendah. Dengan cara membuat defnisi operasional untuk menetapkan hal tersebut. Suatu definisi operasional merupakan petunjuk tentang suatu variabel diukur. Teori adalah suatu pernyataan yang menghubungkan dua atau lebih konsep secara sistematis, dan bertujuan menjelaskan atau memprediksikan hubungan tersebut. Hipotesis merupakan peryataan yang dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji dan menggambarkan atau memprediksikan suatu hubungan tertentu antara dua atau lebih variabel. Contoh suatu hipotesis: Semakin positif daya tarik iklan, semakin tinggi kesadaran merek (brand awareness) 1. Hubungan di antara variabel berdasarkan sifat hubungan: Hubungan simetris adalah apabila salah satu dari variabel yang ada tidak dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lainnya. Hubungan asimetris adalah apabila suatu variabel menyebabkan atau mempengaruhi variabel lainnya. 14

Variabel yang dipengaruhi atau disebabkan variabel lainnya, dinamakan variabel tidak bebas, atau variabel terpengaruh. Variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan variabel yang ingin kita terangkan, dinamakan variabel bebas, atau variabel pengaruh. 2. Hubungan berdasarkan bentuk hubungan di antara dua variabel Hubungan linear adalah apabila terjadi perubahan nilai dalam jumlah satuan tertentu pada satu variabel, akan diikuti oleh perubahan nilai dalam sejumlah satuan yang sama atau sebanding pada variabel lainnya. X 1 2 4 5 6 Y 2 4 6 10 12 Bentuk hubungan antara variabel X dan Y seperti yang tergambar pada grafik tersebut, dikatakan hubungan linear. Hubungan linear yang seperti itu dikatakan hubungan linear positif. Suatu hubungan variabel dikatakan hubungan positif, yaitu apabila terjadi perubahan nilai dalam sejumlah satuan yang sama atau sebanding pada variabel lainnya ke arah yang sama. Contoh pernyataan yang menunjukkan adanya hubungan positif, misalnya: semakin tinggi ( ) pendidikan seseorang, semakin tinggi ( ) jumlah penghasilannya atau semakin rendah ( ) pendidikan seseorang, semakin rendah ( ) jumlah penghasilannya Kebalikan dari hubungan positif adalah hubungan negatif, yaitu apabila terjadi perubahan nilai dalam sejumlah satuan tertentu (X), akan diikuti oleh perubahan nilai dalam sejumlah satuan yang sama atau sebanding pada variabel lainnya (Y) ke arah yang berlawanan. Misalnya: 15

semakin tinggi ( ) X, semakin rendah ( ) Y atau semakin rendah ( ) X, semakin tinggi ( ) Y X 1 3 8 10 13 15 Y 15 13 8 6 3 1 Selanjutnya selain hubungan linear, terdapat pula hubungan tidak linear. Yaitu apabila terjadi perubahan nilai dalam sejumlah satuan tertentu pada satu variabel, akan diikuti oleh perubahan nilai dalam sejumlah satuan yang berbeda atau tidak sebanding pada variabel yang lainnya. Catatan: kebanyakan penelitian hanya berdasarkan pada hubungan linear. Dalam penelitian yang meneliti gejala, kadangkala hubungan antara variabel tidak sekedar menyangkut hubungan di antara dua variabel saja, atau hubungan bivariat. Akan tetapi hubungan antar variabel dapat juga menyangkut lebih dari dua variabel, atau hubungan multivariat. Dapat saja terjadi bahwa pengaruh pengaruh suatu variabel bebas, tetapi melalui suatu variabel lain atau perantaranya. Variabel yang berperan sebagai perantara ini disebut variabel perantara, atau variabel antara, atau variabel intervening. 16

Contoh: Dalam penelitian sering kali untuk mendapatkan suatu keyakinan mengenai apakah antara dua variabel memang benar-benar terdapat hubungan atau tidak, digunakan suatu variabel ketiga untuk menguji atau mengontrol hubungan antara dua variabel tersebut. Variabel yang berperan mengontrol hubungan antara dua variabel tersebut dinamakan, variabel kontrol. Contoh: Anda tertarik untuk meneliti tingkat kejahatan di berbagai kota. Anda mendapat kesan bahwa kota-kota yang memiliki angka tingkat kejahatannya tinggi, selalu terdapat kebun binatang di kota yang bersangkutan. Berdasarkan data yang Anda kumpulkan, Anda menduga terdapat hubungan yang positif ada tidaknya kebun binatang dengan tingkat kejahatan 17

Ternyata hubungan yang ada antara ada-tidaknya kebun binatang dengan tingkat kejahatan adalah hubungan semu (spurious). Yaitu hubungan antara dua variabel yang hanya ada dalam data, tetapi secara logika sebenarnya tidak ada hubungan. Hubungan tersebut ada karena ada variabel ketiga yang berhubungan dengan kedua variabel tersebut. Atau bisa saja terjadi sebaliknya, berdasarkan data tidak terdapat hubungan antara dua variabel, tetapi apabila dilakukan pengontrolan dengan variabel ketiga akan terungkap sebenarnya terdapat hubungan. Hubungan yang demikian disebut hubungan yang ditekan (suppressed). Suatu hubungan di antara variabel tidak cukup jika hanya diketahui ada tidaknya hubungan dan bentuk hubungan saja. Tapi perlu juga mengetahui peranan dari variabel yang satu terhadap variabel yang lainnya. Suatu hubungan variabel dikatakan dalam kondisi hubungan yang perlu, adalah apabila untuk terjadinya suatu variabel diperlukan terlebih dahulu adanya variabel yang lainnya. Contoh: Suatu hubungan variabel dikatakan dalam kondisi hubungan yang cukup, adalah apabila terjadinya suatu variabel sudah cukup untuk dapat menyebabkan terjadi variabel lainnya. Contoh: Kedua kondisi hubungan yang perlu maupun kondisi yang hubungan yang cukup, dapat saja terjadi secara bersamaan dalam suatu hubungan, yaitu kondisi hubungan yang perlu dan cukup. Yaitu di mana bila X terjadi sudah cukup menyebabkan terjadinya Y, dan tanpa X maka Y tidak akan terjadi. 18