PEDESTRIANISASI KAWASAN KESAWAN SEBAGAI UPAYA REVITALISASI KAWASAN Nicholaus Simamora (1) (1) Universitas Katolik Santo Thomas, Fakultas Teknik, Prodi Arsitektur, email: nicosima2808@gmail.com Abstrak Penellitian ini bertujuan untuk menemukan pedestrian yang aman dan nyaman sehingga mampu meningkatkan image Kawasan Kesawan sebagai citra kota. Metoda yang digunakan adalah analisa deskripsi, yakni analisa yang dilakukan pada masing masing segmen dan dijabarkan dalam tabel analisa. Analisa dilakukan terhadap jalur pejalan kaki di sepanjang Jl. Ahmad Yani, Kesawan dibagi dalam 3 kategori, yaitu : memenuhi, kurang memenuhi, tidak memenuhi,. Kategori memenuhi bila aspek pedestrian yang ada mampu memenuhi seluruh aktivitas dititik tersebut. Kategori kurang memenuhi bila aspek pedestrian yang ada mampu memenuhi sebagian aktivitas dititik tersebut. Kategori tidak memenuhi, bila aspek pedestrian yang ada tidak mampu memenuhi seluruh aktivitas di titik tersebut Untuk proses menganalisa fisik jalur pejalan kaki disekitar bangunan, menggunakan aspek kelayakan jalur pejalan kaki meliputi faktor continuity, keamanan fisik, convenience dan delight. Dari hasil analisa dapat kita ketahui bahwa, jalur pejalan kaki di Jl. Ahmad Yani masih jauh dari kondisi pedestrian yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman. Banyaknya faktor penghambat, serta penempatan perangkat jalan yang tidak tepat mengakibatkan pejalan kaki enggan menggunakannya. Padahal pedestrian merupakan salah satu faktor yang mampu meningkatkan citra dari Kawasan Kesawan itu sendiri. Dengan layaknya jalur pedestrian, maka dengan sendirinya, akan semakin banyak orang mampu menikmati ke khas an dari kawasan tersebut Kata-kunci : Kawasan Kesawan, pedestrianisasi,upaya Revitalisasi. 1
1. Pendahuluan Suatu kawasan dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi diperlukan pemisahan yang jelas antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor untuk menjamin keamanan dan kenyamanan sirkulasi pejalan kaki. Pada dasarnya, pejalan kaki adalah pemakai jalur lalu lintas yang terbanyak jumlahnya dibandingkan dengan jumlah lalu lintas kendaraan. Namun pada saat ini sikap perencana kota terutama dikota kota besar pada umumnya sangat kurang memperhatikan kepentingan pejalan kaki. Hal ini jelas terlihat pada terbatasnya pengadaan sarana jalur pejalan kaki yang tepat, aman dan nyaman sehingga banyak yang merasa bahwa berjalan kaki itu adalah suatu pekerjaan yang berbahaya, terutama di daerah yang berlalu lintas padat. Kawasan Kesawan sesuai dengan posisinya (pada jantung kota) Medan merupakan simpul pergerakan penghubung wilayah Kota Medan yang menerima beban sirkulasi dari berbagai belahan Kota Medan, hingga potensi yang ada perlu dipertahankan dan ditata dengan baik. Kawasan kesawan dengan banyaknya fungsi fungsi seperti bangunan perkantoran, perdagangan/ pertokoan, bank, rumah dan sebagainya menyebabkan banyaknya aktifitas yang terjadi didalamnya. Dengan banyaknya aktifitas tersebut maka timbullah kegiatan pejalan kaki. Dengan adanya pejalan kaki, maka diperlukan suatu jalur khusus yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Jalur pejalan kaki di Kota Medan masih kurang mendapat perhatian baik dari pemakaian maupun dalam perlindungannya. 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk melakukan pengkajian dengan cara membandingkan, selanjutnya melakukan analisa terhadap kondisi tersebut sesuai dengan teori yang dijadikan sebagai acuan. Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian deskriptif-komparatif. 2.1 Metode Pengumpulan Data Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan (observasi), penggambaran, wawancara, dan dokumentasi. Teknik tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi yang saling menunjang dan melengkapi. Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan 2
dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapat informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. (https://id.wikipedia.org/wiki/pengamatan). Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara pengamatan secara langsung kesasaran penelitian agar didapat data yang benar-benar sesuai yang diinginkan. Metode Analisis Data Teknik analisa data yang dilakukan ialah teknik analisis komparatif yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan dengan teori teori yang telah ada dan menganalisa terhadap teori yang menjadi acuan penelitian. 3. Analisis Analisa per titik dibagi dalam 3 kategori, yaitu : a. memenuhi, bila aspek pedestrian yang ada mampu memenuhi seluruh aktivitas dititik tersebut b. kurang memenuhi, bila aspek pedestrian yang ada mampu memenuhi sebagian aktivitas dititik tersebut c. tidak memenuhi, bila aspek pedestrian yang ada tidak mampu memenuhi seluruh aktivitas di titik tersebut Untuk proses menganalisa fisik jalur pejalan kaki disekitar bangunan, menggunakan aspek kelayakan jalur pejalan kaki meliputi faktor continuity, keamanan fisik, convenience dan delight. Ada beberapa kriteria yang dijadikan sebagai penilaian dalam menganalisa kondisi pedestrian pada area Jl. Ahmad Yani, yaitu : Harus sedapat mungkin menerus (continuity) Harus aman bagi pejalan kaki untuk menciptakan rasa aman bagi pejalan kaki, yang dapat ditinjau dari sisi : Aman dari lalu lintas kendaraan, iklim Nyaman Harus mudah ditemukan dan jelas (Convenience) Fungsi pedestrian hanya sebagai jalur pejalan kaki Harus dapat memberikan kenikmatan (Delight) Dilengkapi perabot jalan (street furniture) 3
Berdasarkan 4 kriteria yang menjadi acuan, maka dari seluruh segmen yang di analisa hanya ada satu segmen pedestrian yang mampu memenuhi kebutuhan para pejalan kaki, yaitu segmen 4 Secara umum, bahan dan perangkat jalan sudah memenuhi kebutuhan pada 7 segmen lainnya, namun yang menjadi kendala adalah : Tidak adanya continuity diakibatkan perletakan perangkat jalan yang tidak teratur serta penyalahgunaan fungsi pedestrian itu sendiri Tidak tersedianya perangkat parangkat yang dapat memberikan rasa aman bagi pejalan kaki seperti pembatas, rambu penyeberangan, zebra cross Tidak tersedianya perangkat parangkat yang dapat memberikan rasa nyaman bagi pejalan kaki seperti pohon peneduh, dimensi trotoar yang layak Perletakan perangkat jalan yang tidak teratur dikarenakan tidak adanya ketetapan jarak sebagai acuan seperti perletakan lampu, vegetasi, bangku, tempat sampah Tidak adanya ketetapan mengenai dimensi signage sehingga kurang adanya keseragaman besaran papan signage tersebut Tidak tersedianya sarana informasi dan fasilitas umum seperti telepon umum 4. Kesimpulan, Pedestrian di Jl. Ahmad Yani Kesawan masih terdapat banyak permasalahan, diantaranya adalah: : Segmen pedestrian yang memenuhi kebutuhan para pejalan kaki hanya, yaitu segmen 4 Kendala yang terjadi antara adalah : Tidak adanya continuity Tidak tersedianya pembatas, rambu penyeberangan, zebra cross sehingga memberi kesan tisak nyaman Tidak tersedianya perangkat parangkat jalan seperti pohon peneduh, dimensi trotoar yang layak Ukuran dan perletakan signage tidak terencana dan tertata dengan baik Perangkat jalan yang tidak ditemukan salah satunya adalah telepon umum 4
Dengan demikian, jalur pejalan kaki di Jl. Ahmad Yani masih jauh dari kondisi pedestrian yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman. Banyaknya faktor penghambat, serta penempatan perangkat jalan yang tidak tepat mengakibatkan pejalan kaki enggan menggunakannya. Padahal pedestrian merupakan salah satu faktor yang mampu meningkatkan citra dari Kawasan Kesawan itu sendiri. Dengan layaknya jalur pedestrian, maka dengan sendirinya, akan semakin banyak orang mampu menikmati ke khas an dari kawasan tersebut. Daftar Pustaka Budihardjo, Eko, dan Sidharta. 1989. Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Surakarta. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press Buiskool, Dirk A. & Tjeerd Koudenburg (1999). Tours Through Historical Medan and its Surroundings. Medan : PT. Tri Jaya Wisatapermai Tour & Travel Catanese, Anthony J. & James C. Synder. 1986. Pengantar Perencanaan Kota. Jakarta, Erlangga Chiara, Joseph De & Lee E. Koppelman. 1989. Standart Perancangan Tapak. Jakarta. Erlangga Ching, Francis D.K. 1991. Bentuk, Ruang dan Susunannya. Jakarta, Erlangga Shirvani, Hamid. The Urban Design Process. New York: Van Nostrand Reinhold Company Inc. Sinar, Tengku Lukman. 2001. Sejarah Medan Tempo Doeloe. Medan : Percetakan Perwira Yosinobu, Ashihara. Perancangan Eksterior Dalam Arsitektur. Bandung. Abdi Wijaya Zahnd, Markus. 1999. Perancangan Kota secara Terpadu; Teori Perancangan Kota dan Penerapannya. Semarang: Penerbit Kanisius dan Soegijapranata University Press 5