Universitas Katolik Santo Thomas, Fakultas Teknik, Prodi Arsitektur,

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas dan daya tariknya kemudian berangsur-angsur akan berubah

STUDI RUANG PARKIR UNIVERSITAS SULTAN FATAH (UNISFAT) DEMAK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.4. Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan merancang dan menata penggal Jalan Garuda Mas dengan menerapkan konsep city walk.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian dinamika aktifitas di ruang pejalan kaki di Jalan

PRASARANA KOTA DI JALAN KOLONEL ATMO PALEMBANG

KAJIAN ASPEK KENYAMANAN PADA JALUR PEDESTRIAN PENGGAL JALAN PROF. SOEDHARTO, SEMARANG (NGESREP (PATUNG DIPONEGORO) - GERBANG UNDIP)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

BAB VI KESIMPULAN. kemudian didapatkan temuan penelitian. Temuan-temuan penelitian ini

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

UNIVERSITAS GUNADARMA KRITIK ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ARTIKEL PUBLIKASI PENGEMBANGAN KAWASAN KAMPUS UMS SEBAGAI DESTINASI WISATA KREATIF BERBASIS EDUKASI

PEMILIHAN PEDESTRIAN WAYS DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI KORIDOR JALAN GUNUNG SAHARI JAKARTA PUSAT

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ELEMEN ELEMEN PELENGKAP JALUR PEDESTRIAN TERHADAP KENYAMANAN PEJALAN KAKI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB I MENGENAL ARSITEKTUR KOTA, BENTUK DAN DINAMIKANYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Jl. Tamansari No.1 Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KONSEP THE CITY OF PEDESTRIAN. Supriyanto. Dosen Tetap Prodi Teknik Arsitektur FT UNRIKA Batam

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

Perancangan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Ruas Jalan Cihampelas Sta Sta Kota Bandung Untuk Masa Pelayanan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SENTRA BATIK & TENUN DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE SETTLEMENT

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Arahan Penataan Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Pangandaran The Direction of The Central Government Setup the Regency of Pangandaran

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR KEBONDALEM PURWOKERTO SEBAGAI KAWASAN WISATA BELANJA

HIRARKI ANTARA PERENCANAAN WILAYAH KAB/KOTA DENGAN PERANCANGAN KOTA

POLA PERSEBARAN PENANDA KOMERSIAL DI PERKOTAAN (Penggal Jalan Jendral Sudirman Palembang)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

MALL DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN KONSEP CITY WALK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

JALUR EVAKUASI BENCANA DI KAWASAN PERKOTAAN (Study Kasus : Gunung Sahari Jakarta Pusat) Jl. Prof Sudarto SH Tembalang Semarang 50131

SURVEY TC (Traffic Counting) PEJALAN KAKI

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana

Prinsip Desain Koridor Komersial di Kawasan Kota Tua Gorontalo

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Urban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space)

BAB V KESIMPULAN DAN PANDUAN RANCANG BANGUN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

KAJIAN KENYAMANAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Eksistensi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan tidak bermotor dan pedestrian seperti terabaikan.

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari di daerah perkotaan, seringkali muncul

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

Canopy: Journal of Architecture

PUSAT PERTOKOAN DENGAN KONSEP PEDESTRIAN MALL DI KOTA PALU

PREFERENSI PEDESTRIAN DITINJAU DARI PENGGUNAAN TROTOAR DI KORIDOR JALAN PEMUDA KOTA MAGELANG

KAJIAN ELEMEN PEMBENTUK RUANG KOTA PADA RUANG TERBUKA PUBLIK KOTA (Studi Kasus : Alun-Alun Karanganyar) ABSTRAK ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk bermasyarakat. Jadi suatu kota bukanlah hanya

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

Universitas Sumatera Utara

PENATAAN ULANG TROTOAR TERHADAP KENYAMANAN PEJALAN KAKI (Studi Kasus Penggal Jalan Babarsari, Sleman, Yogyakarta)

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Evaluasi Purna Huni pada Ruang Terbuka Publik di

PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN (Kasus: Taman Lesmana dan Taman Pandawa)

Transkripsi:

PEDESTRIANISASI KAWASAN KESAWAN SEBAGAI UPAYA REVITALISASI KAWASAN Nicholaus Simamora (1) (1) Universitas Katolik Santo Thomas, Fakultas Teknik, Prodi Arsitektur, email: nicosima2808@gmail.com Abstrak Penellitian ini bertujuan untuk menemukan pedestrian yang aman dan nyaman sehingga mampu meningkatkan image Kawasan Kesawan sebagai citra kota. Metoda yang digunakan adalah analisa deskripsi, yakni analisa yang dilakukan pada masing masing segmen dan dijabarkan dalam tabel analisa. Analisa dilakukan terhadap jalur pejalan kaki di sepanjang Jl. Ahmad Yani, Kesawan dibagi dalam 3 kategori, yaitu : memenuhi, kurang memenuhi, tidak memenuhi,. Kategori memenuhi bila aspek pedestrian yang ada mampu memenuhi seluruh aktivitas dititik tersebut. Kategori kurang memenuhi bila aspek pedestrian yang ada mampu memenuhi sebagian aktivitas dititik tersebut. Kategori tidak memenuhi, bila aspek pedestrian yang ada tidak mampu memenuhi seluruh aktivitas di titik tersebut Untuk proses menganalisa fisik jalur pejalan kaki disekitar bangunan, menggunakan aspek kelayakan jalur pejalan kaki meliputi faktor continuity, keamanan fisik, convenience dan delight. Dari hasil analisa dapat kita ketahui bahwa, jalur pejalan kaki di Jl. Ahmad Yani masih jauh dari kondisi pedestrian yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman. Banyaknya faktor penghambat, serta penempatan perangkat jalan yang tidak tepat mengakibatkan pejalan kaki enggan menggunakannya. Padahal pedestrian merupakan salah satu faktor yang mampu meningkatkan citra dari Kawasan Kesawan itu sendiri. Dengan layaknya jalur pedestrian, maka dengan sendirinya, akan semakin banyak orang mampu menikmati ke khas an dari kawasan tersebut Kata-kunci : Kawasan Kesawan, pedestrianisasi,upaya Revitalisasi. 1

1. Pendahuluan Suatu kawasan dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi diperlukan pemisahan yang jelas antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor untuk menjamin keamanan dan kenyamanan sirkulasi pejalan kaki. Pada dasarnya, pejalan kaki adalah pemakai jalur lalu lintas yang terbanyak jumlahnya dibandingkan dengan jumlah lalu lintas kendaraan. Namun pada saat ini sikap perencana kota terutama dikota kota besar pada umumnya sangat kurang memperhatikan kepentingan pejalan kaki. Hal ini jelas terlihat pada terbatasnya pengadaan sarana jalur pejalan kaki yang tepat, aman dan nyaman sehingga banyak yang merasa bahwa berjalan kaki itu adalah suatu pekerjaan yang berbahaya, terutama di daerah yang berlalu lintas padat. Kawasan Kesawan sesuai dengan posisinya (pada jantung kota) Medan merupakan simpul pergerakan penghubung wilayah Kota Medan yang menerima beban sirkulasi dari berbagai belahan Kota Medan, hingga potensi yang ada perlu dipertahankan dan ditata dengan baik. Kawasan kesawan dengan banyaknya fungsi fungsi seperti bangunan perkantoran, perdagangan/ pertokoan, bank, rumah dan sebagainya menyebabkan banyaknya aktifitas yang terjadi didalamnya. Dengan banyaknya aktifitas tersebut maka timbullah kegiatan pejalan kaki. Dengan adanya pejalan kaki, maka diperlukan suatu jalur khusus yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Jalur pejalan kaki di Kota Medan masih kurang mendapat perhatian baik dari pemakaian maupun dalam perlindungannya. 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk melakukan pengkajian dengan cara membandingkan, selanjutnya melakukan analisa terhadap kondisi tersebut sesuai dengan teori yang dijadikan sebagai acuan. Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian deskriptif-komparatif. 2.1 Metode Pengumpulan Data Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan (observasi), penggambaran, wawancara, dan dokumentasi. Teknik tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi yang saling menunjang dan melengkapi. Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan 2

dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapat informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. (https://id.wikipedia.org/wiki/pengamatan). Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara pengamatan secara langsung kesasaran penelitian agar didapat data yang benar-benar sesuai yang diinginkan. Metode Analisis Data Teknik analisa data yang dilakukan ialah teknik analisis komparatif yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan dengan teori teori yang telah ada dan menganalisa terhadap teori yang menjadi acuan penelitian. 3. Analisis Analisa per titik dibagi dalam 3 kategori, yaitu : a. memenuhi, bila aspek pedestrian yang ada mampu memenuhi seluruh aktivitas dititik tersebut b. kurang memenuhi, bila aspek pedestrian yang ada mampu memenuhi sebagian aktivitas dititik tersebut c. tidak memenuhi, bila aspek pedestrian yang ada tidak mampu memenuhi seluruh aktivitas di titik tersebut Untuk proses menganalisa fisik jalur pejalan kaki disekitar bangunan, menggunakan aspek kelayakan jalur pejalan kaki meliputi faktor continuity, keamanan fisik, convenience dan delight. Ada beberapa kriteria yang dijadikan sebagai penilaian dalam menganalisa kondisi pedestrian pada area Jl. Ahmad Yani, yaitu : Harus sedapat mungkin menerus (continuity) Harus aman bagi pejalan kaki untuk menciptakan rasa aman bagi pejalan kaki, yang dapat ditinjau dari sisi : Aman dari lalu lintas kendaraan, iklim Nyaman Harus mudah ditemukan dan jelas (Convenience) Fungsi pedestrian hanya sebagai jalur pejalan kaki Harus dapat memberikan kenikmatan (Delight) Dilengkapi perabot jalan (street furniture) 3

Berdasarkan 4 kriteria yang menjadi acuan, maka dari seluruh segmen yang di analisa hanya ada satu segmen pedestrian yang mampu memenuhi kebutuhan para pejalan kaki, yaitu segmen 4 Secara umum, bahan dan perangkat jalan sudah memenuhi kebutuhan pada 7 segmen lainnya, namun yang menjadi kendala adalah : Tidak adanya continuity diakibatkan perletakan perangkat jalan yang tidak teratur serta penyalahgunaan fungsi pedestrian itu sendiri Tidak tersedianya perangkat parangkat yang dapat memberikan rasa aman bagi pejalan kaki seperti pembatas, rambu penyeberangan, zebra cross Tidak tersedianya perangkat parangkat yang dapat memberikan rasa nyaman bagi pejalan kaki seperti pohon peneduh, dimensi trotoar yang layak Perletakan perangkat jalan yang tidak teratur dikarenakan tidak adanya ketetapan jarak sebagai acuan seperti perletakan lampu, vegetasi, bangku, tempat sampah Tidak adanya ketetapan mengenai dimensi signage sehingga kurang adanya keseragaman besaran papan signage tersebut Tidak tersedianya sarana informasi dan fasilitas umum seperti telepon umum 4. Kesimpulan, Pedestrian di Jl. Ahmad Yani Kesawan masih terdapat banyak permasalahan, diantaranya adalah: : Segmen pedestrian yang memenuhi kebutuhan para pejalan kaki hanya, yaitu segmen 4 Kendala yang terjadi antara adalah : Tidak adanya continuity Tidak tersedianya pembatas, rambu penyeberangan, zebra cross sehingga memberi kesan tisak nyaman Tidak tersedianya perangkat parangkat jalan seperti pohon peneduh, dimensi trotoar yang layak Ukuran dan perletakan signage tidak terencana dan tertata dengan baik Perangkat jalan yang tidak ditemukan salah satunya adalah telepon umum 4

Dengan demikian, jalur pejalan kaki di Jl. Ahmad Yani masih jauh dari kondisi pedestrian yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman. Banyaknya faktor penghambat, serta penempatan perangkat jalan yang tidak tepat mengakibatkan pejalan kaki enggan menggunakannya. Padahal pedestrian merupakan salah satu faktor yang mampu meningkatkan citra dari Kawasan Kesawan itu sendiri. Dengan layaknya jalur pedestrian, maka dengan sendirinya, akan semakin banyak orang mampu menikmati ke khas an dari kawasan tersebut. Daftar Pustaka Budihardjo, Eko, dan Sidharta. 1989. Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Surakarta. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press Buiskool, Dirk A. & Tjeerd Koudenburg (1999). Tours Through Historical Medan and its Surroundings. Medan : PT. Tri Jaya Wisatapermai Tour & Travel Catanese, Anthony J. & James C. Synder. 1986. Pengantar Perencanaan Kota. Jakarta, Erlangga Chiara, Joseph De & Lee E. Koppelman. 1989. Standart Perancangan Tapak. Jakarta. Erlangga Ching, Francis D.K. 1991. Bentuk, Ruang dan Susunannya. Jakarta, Erlangga Shirvani, Hamid. The Urban Design Process. New York: Van Nostrand Reinhold Company Inc. Sinar, Tengku Lukman. 2001. Sejarah Medan Tempo Doeloe. Medan : Percetakan Perwira Yosinobu, Ashihara. Perancangan Eksterior Dalam Arsitektur. Bandung. Abdi Wijaya Zahnd, Markus. 1999. Perancangan Kota secara Terpadu; Teori Perancangan Kota dan Penerapannya. Semarang: Penerbit Kanisius dan Soegijapranata University Press 5