HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN ORANGTUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG ANAK RSUD KALABAHI KABUPATEN ALOR PROPINSI NTT

dokumen-dokumen yang mirip
STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDANG KOMUNIKASI DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

HUBUNGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR, KOMUNIKASI DAN TINDAKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP ORGANISASI PPNI DI RUMAH SAKIT UMUM BAJAWA KABUPATEN NGADA NUSA TENGGARA TIMUR

: Komunikasi Terapeutik, Perawat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH WAKTU TUNGGU PETUGAS PELAYANAN REKAM MEDIS TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PENDAFTARAN RAWAT JALAN DI RSUD. DR. R. M. DJOELHAM BINJAI TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

HUBUNGAN KOMUNIKASI DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM (RSU) ANUTAPURA PALU

BAB III METODE PENELITIAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

PENGARUH KOMUNIKASI DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KESEMBUHAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN LONTARA I RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB III METODE PENELITIAN

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. Poltekkes Kemenkes Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP RESIKO PERILAKU KEKERASAN DIRUANG KENARI RS.KHUSUS DAERAH PROVINSI SUL-SEL

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pada kesembuhan pasien, dalam berkomunikasi dengan pasien. dokter dan perawat menjadikan dirinya secara terapeutik dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan jasa atau pelayanan di sektor kesehatan. merupakan sektor ekonomi terbesar dalam masyarakat maju (Heizer, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

PENGARUH PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG INTERNA RSUD DAYA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

Oleh : Rahayu Setyowati

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan pendekatan cross

Transkripsi:

HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN ORANGTUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG ANAK RSUD KALABAHI KABUPATEN ALOR PROPINSI NTT Sarah Susana Atalani 1, Chaeruddin 2 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Proses keperawatan merupakan bagian integral dari praktik keperwatan yang meliputi 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam penerapan asuhan keperawatan dibutuhkan komunikasi terapeutik yang terdiri dari beberapa tahap yaitu fase pra interaksi, fase perkenalan, fase kerja dan fase terminasi. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan pasien. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan komunikasi perawat dengan orangtua dalam pemberian asuhan keperawatan di Ruang Anak RSUD Kalabahi Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini menggunakan rancangan metode cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang dengan menggunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer. Analisis data mencakup analisis karakteristik umum responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan analisis univariat yang mencakup distribusi responden berdasarkan fase pra interaksi, perkenalan, kerja, terminasi serta analisis bivariat yang dilakukan dengan uji chi square (p<α 0,05) untuk mengetahui hubungan fase pra interaksi, perkenalan, kerja dan terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan. Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa ada hubungan fase pra interaksi, perkenalan, kerja dan terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan dimana didapatkan nilai P=0,002 pada fase pra interaksi, P= 0,004 pada fase perkenalan, P= 0,002 pada fase kerja, 0,002 pada fase terminasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara fase pra interaksi, perkenalan, kerja dan terminasi dalam komunikasi perawat dengan orangtua dalam pemberian asuhan keperawatan di RSUD Kalabahi, Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur. Kata Kunci : komunikasi perawat, pemberian asuhan keperawatan. PENDAHULUAN Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komperhensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan prnyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan undang-undang yaitu No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Menurut WHO komunikasi berasal dari bahasa Latin: communis yang berarti keadaan yang biasa membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah suatu proses didalam upaya membangun saling pengertian. Rumah sakit umum daerah Kalabahi didirikan pada tahun 1928 yang dirintis oleh pemerintah kolonial Belanda untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan menempati lokasi perumahan pendeta untuk masyarakat di Kalabahi. Pelayanan kesehatan dikelola oleh Zuster M.A Walf asal Belanda. Pada saat itu rumah sakit diberi nama Rumah Sakit Bersalin yang khusus melayani ibu hamil dan balita namun dengan banyaknya pasien dengan jenis penyakit yang ada di rumah sakit bersalin diberi nama rumah sakit Landscap Zeicam dengan pelayanan rawat jalan, rawat inap serta ruang perawatan tubercolosis namun ruang perawatan tubercolosis tidak dipakai karena tidak memenui syarat. Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi adalah salah satu rumah sakit pemerintah yang berada di Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur yang pada 395

tahun 2012-2013 memiliki tenaga medis sebanyak 380 orang. Diruang perawatan anak terdapat 32 tenaga perawat dengan latar belakang pendidikan Diploma III sebanyak 30 orang (93,8%) dan Sekolah Perawat Kesehatan 2 orang (6,2%). Sedangkan jumlah kasus yang terjadi pada anak yang dirawat di ruamg perawatan anak sebanyak 242 kasus pada tahun 2011 sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 263 kasus. Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berpikir seorang perawatan anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya. Isi bahasan keperawatan anak mencakup keperawatan anak, falsafah keperawatan anak dan peran perawat anak merupakan keyakinan atau cara pandang perawat dalam memberikan filosofi keperawatan anak. Pelayanan keperawatan pada anak merupakan palayanan keperawatan yang berfokus pada orangtua agar dapat memberikan asuhan yang efektif selama hospitalisasi. Hubungan anak dan orangtua adalah unik. Perawatan berfokus pada keluarga. Elemen pokok asuhan yang berpusat pada keluarga, pencegahan terhadap trauma dan manajemen kasus. Kerjasama dalam model asuhan adalah fleksibel dan menggunakannya. Keberhasilan dari pendekatan ini tergantung pada kesepakatan tim konsep dasar asuhan keperawatan anak. Kesehatan untuk mendukung kerjasama yang aktif dari orangtua. Kesepakatan untuk menggunakan pendekatan family centered perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma pada anak traumatic care tidak cukup hanya dari perawat tetapi juga seluruh petugas yang ada difokuskan pada pencegahan terhadap trauma pada keluarga yang merupakan bagian penting dalam keperawatan anak (Anonim, 2012). Pada institusi pelayanan kesehatan, pasien sering complain terhadap pelayanan keperawatan dimana pelayanan yang kurang memuaskan dan membuat pasien menjadi marah serta pasien tidak datang lagi berkunjung ke pelayanan kesehatan yang sama. Hal tersebut terkadang disebabkan oleh hal yang sepele yaitu kesalahpahaman, komunikasi dan tenaga keperawatan tidak mengerti maksud pesan yang disampaikan pasien. Jika kesalahan tersebut terus berlanjut maka akan berakibat ketidakpuasan baik dari pasien maupun tenaga keperawatan, rendahnya mutu pelayanan, pasien kemudian berpindah ke institusi pelayanan kesehatan yang lain yang dapat memberikan kepuasan kepada klien (Hidayatus Sya diyah, 2013). Dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan tentunya diperlihatkan kemampuan berkomunikasi yang efektif sehingga dapat mendukung pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terbinanya hubungan yang baik antara pasien dan tenaga keperawatan, melihat perubahan perilaku yang terjadi antara individu atau pasien, kunci keberhasilan, tindakan yang telah dilakukan, tolak ukur kepuasan dari seorang pasien, tolak ukur complain tindakan keperawatan dan rehabilitasi (Hidayatus Sya diyah,2013). Komunikasi yang kurang baik tentang pemberian asuhan keperawatan sangat berdampak tehadap sikap kurang aktif serta motivasi perawat. Fenomena ini memberi gambaran kepada penulis apakah komunikasi perawat, fase pra interasi, fase perkenalan, fase kerja dan fase terminasi memberi pengaruh terhadap perilaku seseorang terhadap pemberian asuhan keperawatan. Dalam memberikan pelayanan keperawatan tentunya diperlihatkan kemampuan berkomunikasi yang efektif sehingga dapat mendukung pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terbinanya hubungan yang baik antara pasien dan tenaga keperawatan, melihat perubahan perilaku yang terjadi antara individu atau pasien, kunci keberhasilan, tindakan keperawatan yang telah dilakukan, tolak ukur kepuasan pasien, tolak ukur complain tindakan dan rehabilitasi (Hidayatus sya diyah,2013). Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka penting bagi saya untuk meneliti tentang hubungan komunikasi perawat dengan orangtua dalam pemberian asuhan keperawatan di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi Kabupaten Alor Propinsi NTT. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analisis artinya mengkaji suatu fenomena berdasarkan fakta empiris di lapangan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kalabahi, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 14 Juni sampai dengan 13 Juli 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat di bangsal perawatan anak sebanyak 32 oran Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sampel melalui 396

pengukuran dan pengisian kuesioner. Alat yang digunakan adalah alat tulis menulis serta bahan yang digunakan adalah kuesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Bagian Rekam Medik RSUD Kalabahi, Nusa Tenggara Timur. Pengolahan Data 1. Selecting. Seleksi merupakan pemilihan untuk mengklarifikasi data menurut kategori. 2. Editing data. Editing data adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing data dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 3. Coding data Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel 4. Tabulasi Data Tabulasi data adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database dari komputer kemudian membuat distribusi n sederhana atau bisa juga membuat tabel kontigensi. Analisis Data Setelah data tersebut dilakukan editing, coding dan tabulasi maka selanjutnya dilakukan analisis data berupa: 1. Analisis Univariat Analisis yang dilakukan untuk analisis distribusi n variabel tunggal yang dianggap terkait dengan tujuan penelitian. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat yaitu untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dilakukan dengan uji Chi-Square ( ) dengan nilai kemaknaan α = 0,05 HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan umur di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013 Umur n % 21-30 Tahun 31-40 Tahun 24 8 75 25 Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebagian besar berumur antara 21-30 tahun yaitu sebanyak 24 orang (75%) sedangkan sisanya berumur antara 31-40 tahun sebanyak 8 orang (25%). Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013 Jenis kelamin n % Laki-Laki Perempuan 0 32 0 100 Tabel 2 menunjukkan bahwa semua responden berjenis kelamin perempuan (100%). Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013. Pendidikan n % SPK/Sederajat Diploma III Strata 1 2 30 0 6,2 93,8 0 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebagian besar berpendidikan Diploma III yaitu sebanyak 30 orang (93,8%) sedangkan sisanya berpendidikan SPK dan sederajat sebanyak 2 orang (6,2%). Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan fase pra interaksi di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013..Fase Pra Interaksi n % 14 18 43,8 56,2 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebagian responden yaitu sebanyak 18 orang (56,2%) kurang baik dalam melakukan fase pra interaksi dimana mereka tidak merencanakan interaksi terlebih dahulu sebelum melakukan interaksi sedangkan sisanya sebanyak 14 orang (43,8%) melakukannya dengan baik. 397

Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan fase perkenalan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013. Fase Perkenalan n % 15 46,9 baik 17 53,1 Total 32 100 Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebanyak 17 orang (53,1%) kurang baik dalam melakukan fase perkenalan dimana mereka tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu karena mereka berpikir sudah dikenal sedangkan sisanya sebanyak 15 orang (46,9%) melakukannya dengan baik. Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan fase kerja di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013. Fase Kerja N % 16 16 50,0 50,0 Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebagian responden yaitu sebanyak 16 orang (50%) kurang baik dalam melakukan fase kerja karena persiapan yang tidak optimal pada pra interaksi termasuk materi sehingga berdampak pada penyampaian materi yang tidak optimal sedangkan sisanya sebanyak 16 orang (50%) melakukannya dengan baik. Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan fase terminasi di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013. Fase Terminasi n % 14 18 43,8 56,2 Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebagian responden yaitu sebanyak 18 orang (56,2%) kurang baik dalam melakukan fase terminasi dimana mereka jarang melakukan evaluasi hasil terhadap materi yang telah disampaikan sedangkan sisanya sebanyak 14 orang (43,8%) melakukannya dengan baik. Tabel 8 Distribusi responden berdasarkan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013. Pemberian asuhan keperawatan n % 12 20 37,5 62,8 Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebagian responden yaitu sebanyak 20 orang (62,5%) kurang baik dalam melakukan fase pemberian asuhan keperawatan dimana pada saat fase implementasi terdapat beberapa prosedur tetap asuhan keperawatan yang tidak dilakukan karena keterbatasan sarana kesehatan dan perbandingan jumlah pasien dan perawat yang tidak seimbang sedangkan sisanya sebanyak 12 orang (37,5%) melakukannya dengan baik. 2. Analisis Bivariat Tabel 9 Data hubungan fase pra interaksi dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013. Pemberian Asuhan Pra Interaksi Keperawatan Total n % n % n % 14 43,8 2 6,2 16 50 6 18,8 10 31,2 16 50 Total 20 62,5 12 37,5 32 100 p = 0,004 Berdasarkan tabel 9 dapat digambarkan bahwa jika fase pra interaksi sebanyak 14 (43,8%) dan kurang baik sebanyak 2 (6,2%) sebaliknya jika fase pra interaksi kurang baik maka didapatkan hanya 6 (18,8%) dan pemberian asuhan 10 (31,2%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase pra interaksi dimana jika fase pra interaksi berlangsung baik maka meningkat. Pada analisis hubungan antara variable fase pra interaksi dengan pemberian asuhan keperawatan di RSUD Kalabahi didapatkan nilai P = 0,004 sedangkan α = 0,05 yang artinya ada hubungan antara fase pra interaksi dengan pemberian asuhan keperawatan. 398

Tabel 10 Data hubungan fase perkenalan dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013. Pemberian Asuhan Keperawatan Perkenalan Total n % n % n % 13 40,6 1 3,1 14 43,8 7 21,9 11 34,4 18 56,2 Total 20 62,5 12 37,5 32 100 p = 0,002 Berdasarkan tabel 10 dapat digambarkan bahwa jika fase perkenalan sebanyak 13 (40,6%) dan kurang baik sebanyak 1 (3,1%) sebaliknya jika fase perkenalan kurang baik maka didapatkan hanya 7 (25%) dan pemberian asuhan 11 (34,4%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase perkenalan dimana jika fase perkenalan berlangsung baik maka meningkat. Pada analisis hubungan antara variable fase perkenalan dengan pemberian asuhan keperawatan di RSUD Kalabahi didapatkan nilai P = 0,002 sedangkan α = 0,05 yang artinya ada hubungan antara fase perkenalan dengan pemberian asuhan keperawatan. Tabel 11 Data hubungan fase kerja dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013. Kerja Pemberian Asuhan Keperawatan Total n % n % n % 11 34,4 1 3,1 12 37,5 7 21,9 13 40,6 20 62,5 Total 18 56,2 14 43,8 32 100 p = 0,002 Berdasarkan tabel 11 dapat digambarkan bahwa jika fase kerja sebanyak 11 (34.4%) dan kurang baik sebanyak 1 (3,1%) sebaliknya jika fase kerja kurang baik maka didapatkan hanya 7 (21,9%) dan pemberian asuhan 13 (40,6%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase kerja dimana jika fase kerja berlangsung baik maka pemberian asuhan keperawatan yang baik meningkat. Pada analisis hubungan antara variable fase kerja dengan pemberian asuhan keperawatan di RSUD Kalabahi didapatakan nilai P = 0,002 sedangkan α = 0,05 yang artinya ada hubungan antara fase kerja dengan pemberian asuhan keperawatan. Tabel 12 Data hubungan fase terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013. Pemberian Asuhan Keperawatan Terminasi Total n % n % n % 14 43,8 2 6,2 16 50 6 18,8 10 31,2 16 50 Total 20 62,5 12 37,5 32 100 p = 0,004 Berdasarkan tabel 12 dapat digambarkan bahwa jika fase terminasi sebanyak 14 (43,8%) dan kurang baik sebanyak 2 (6,2%) sebaliknya jika fase terminasi kurang baik maka didapatkan hanya 6 (18,8%) dan pemberian asuhan 10 (31,2%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase terminasi dimana jika fase terminasi berlangsung baik maka meningkat. Pada analisis hubungan antara variabel fase terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan di RSUD Kalabahi didapatkan nilai P= 0,004 sedangkan α = 0,05 yang artinya ada hubungan antara fase terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan. PEMBAHASAN 1. Analisis Hubungan Antara Fase Pra Interaksi dengan Pemberian Asuhan Keperawatan Berdasarkan penelitian pada 32 responden diperoleh hasil bahwa sebanyak 20 responden (62,5%) melakukan fase pra interaksi dengan baik dalam memberikan asuhan keperawatan sedangkan 12 399

responden (37,5%) kurang baik dalam melakukannya dan jika fase pra interaksi sebanyak 14 (43,8%) dan kurang baik sebanyak 2 (6,2%) sebaliknya jika fase pra interaksi kurang baik maka didapatkan hanya 6 (18,8%) dan pemberian asuhan 10 (31,2%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase pra interaksi dimana jika fase pra interaksi berlangsung baik maka meningkat. Sesuai dengan analisis hubungan fase pra interaksi dengan pemberian asuhan keperawatan didapatkan tingkat kemaknaan P = 0,004 dan α = 0,05. Menurut Mukhripah Damaiyanti (2010) fase pra interaksi merupakan salah satu fase dalam proses komunikasi terapeutik dimana perawat harus melakukan beberapa persiapan meliputi evaluasi diri, penetapan hubungan dan rencana tindakan demi tercapainya komunikasi yang baik sehingga asuhan keperawatan dapat berhasil. Berdasarkan teori diatas maka dapat dikatakan bahwa fase pra interaksi merupakan fase penting dan merupakan fase awal dalam komunikasi terapeutik antara perawat dengan pasien atau keluarganya sehingga pemberian asuhan keperawatan yang diberikan dapat berlangsung dengan maksimal. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lusiana Atik (2011) di Rumah Sakit Santa Elisabeth Semarang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara fase pra interaksi dengan pemberian asuhan keperawatan. Oleh karena itu penulis dapat berasumsi bahwa ada hubungan antara fase pra interaksi dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi Kabupaten Alor NTT. 2. Analisis Hubungan Antara Fase Perkenalan dengan Pemberian Asuhan Keperawatan Berdasarkan penelitian pada 32 responden diperoleh hasil bahwa sebanyak 20 responden (62,5%) melakukan fase perkenalan dengan baik dalam memberikan asuhan keperawatan sedangkan 12 responden (37,5%) kurang baik dalam melakukannya dan jika fase perkenalan berlangsung dengan baik, didapatkan pemberian asuhan keperawatan baik sebanyak 13 (40,6%) dan kurang baik sebanyak 1 (3,1%) sebaliknya jika fase perkenalan kurang baik maka didapatkan pemberian asuhan keperawatan yang baik hanya 7 (25%) dan pemberian asuhan keperawatan yang kurang baik sebanyak 11 (34,4%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase perkenalan dimana jika fase perkenalan berlangsung baik maka pemberian asuhan keperawatan yang baik meningkat. Sesuai dengan analisis hubungan fase perkenalan dengan pemberian asuhan keperawatan didapatkan tingkat kemaknaan P = 0,002 dan α = 0,05. Fase perkenalan meliputi beberapa hal yaitu memberi salam, memperkenalkan diri perawat, menanyakan nama klien, menyepakati pertemuan, menghadapi kontrak, memulai percakapan awal, menyepakati masalah klien dan mengakhiri perkenalan. Dengan perkenalan maka pasien dan keluarga lebih mudah dalam mengenal dan menerima perawat dan tindakan keperawatan (Mukhripah Damaiyanti (2010). Berdasarkan teori diatas maka dapat dikatakan bahwa dalam fase perkenalan, klien dan keluarganya dapat mengenal lebih dekat perawat sehingga akan memudahkan perawat dalam melakukan berbagai asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lusiana Atik (2011) di Rumah Sakit Santa Elisabeth Semarang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara fase pra perkenalan dengan pemberian asuhan keperawatan. Oleh karena itu penulis dapat berasumsi bahwa ada hubungan antara fase perkenalan dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi Kabupaten Alor NTT. 3. Analisis Hubungan Antara Fase Kerja dengan Pemberian Asuhan Keperawatan Berdasarkan penelitian pada 32 responden diperoleh hasil bahwa sebanyak 20 responden (62,5%) melakukan fase kerja dengan baik dalam memberikan asuhan keperawatan sedangkan 12 responden (37,5%) kurang baik dalam melakukannya. Jika fase kerja berlangsung dengan baik, didapatkan pemberian asuhan keperawatan baik sebanyak 11 (34.4%) dan kurang baik sebanyak 1 (3,1%) sebaliknya jika fase kerja kurang baik maka didapatkan pemberian asuhan keperawatan yang baik hanya 7 (21,9%) dan pemberian asuhan keperawatan yang kurang baik sebanyak 13 (40,6%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase kerja 400

dimana jika fase kerja berlangsung baik maka pemberian asuhan keperawatan yang baik meningkat. Sesuai dengan analisis hubungan fase kerja dengan pemberian asuhan keperawatan didapatkan tingkat kemaknaan P = 0,002 dan α = 0,05. Fase kerja merupakan inti hubungan dalam perawatan klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan asuhan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (Mukhripah Damaiyanti (2010). Berdasarkan teori diatas maka dapat dikatakan bahwa fase kerja adalah fase utama dan merupakan puncak dari komunikasi keperawatan sehingga perlu dilakukan dengan baik sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan suhan keperawatan dapat tercapai. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lusiana Atik (2011) di Rumah Sakit Santa Elisabeth Semarang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara fase kerja dengan pemberian asuhan keperawatan. Oleh karena itu penulis dapat berasumsi bahwa ada hubungan antara fase kerja dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi Kabupaten Alor NTT. 4. Analisis Hubungan Antara Fase Terminasi dengan Pemberian Asuhan Keperawatan Berdasarkan penelitian pada 32 responden diperoleh hasil bahwa sebanyak 20 responden (62,5%) melakukan fase terminasi dengan baik dalam memberikan asuhan keperawatan sedangkan 12 responden (37,5%) kurang baik dalam melakukannya dan jika fase terminasi sebanyak 14 (43,8%) dan kurang baik sebanyak 2 (6,2%) sebaliknya jika fase terminasi kurang baik maka didapatkan hanya 6 (18,8%) dan pemberian asuhan 10 (31,2%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase terminasi dimana jika fase terminasi berlangsung baik maka meningkat. Sesuai dengan analisis hubungan fase terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan didapatkan tingkat kemaknaan P = 0,004 dan α = 0,05. Fase terminasi merupakan fase akhir dari setiap pertemuan yang meliputi evaluasi hasil, tindak lanjut dan kontrak pertemuan yang akan datang (Mukhripah Damaiyanti (2010). Berdasarkan teori diatas maka dapat dikatakan bahwa fase terminasi merupakan tahap akhir pertemuan sehingga perawat perlu mengidentifikasi tingkat pemahaman dari materi atau tindakan asuhan keperawatan yang diberikan sehingga perlu melakukan tindak lanjut pada pertemuan yang akan berlangsung selanjutnya jika belum teratasi. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lusiana Atik (2011) di Rumah Sakit Santa Elisabeth Semarang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara fase terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan. Oleh karena itu penulis dapat berasumsi bahwa ada hubungan antara fase terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi Kabupaten Alor NTT. KESIMPULAN Setelah melakukan uraian dan pembahasan diatas maka peneliti membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara fase pra interaksi dalam komunikasi perawat dengan orangtua dengan pemberian asuhan keperawatan. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara fase perkenalan dalam komunikasi perawat dengan orangtua dengan pemberian asuhan keperawatan. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara fase kerja dalam komunikasi perawat dengan orangtua dengan pemberian asuhan keperawatan. 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara fase terminasi dalam komunikasi perawat dengan orangtua dengan pemberian asuhan keperawatan. SARAN 1. Kepada para perawat di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi perlu diberikan pelatihan komunikasi terapeutik demi meningkatkan keterampilan dalam melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarganya sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat berhasil. 2. Untuk peneliti selanjutnya agar perlu mengkaji lebih mendalam proses pelaksanaan komunikasi terapeutik di rumah sakit agar pemberian asuhan keperawatan menjadi lebih efektif dan optimal di kemudian hari. 401

DAFTAR PUSTAKA Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jilid 1.Buku Kedokteran EGC:Jakarta Anonim.2010. Peran dan Fungsi Orang Tua. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia Anonim, 2010. Defenisi, Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Menurut WHO, (online), (http ://id.wikipedia artikel) sitasi tanggal 24 Mei 2012. Anonim. 2012.Asuhan keperawatan, (online), (http://blog.askep.ac.id//2012/02/10/ sitasi tanggal 2 April 2013) Bayu Kurniawan.2012.Komunikasi Terapeutik, (online), (http://bayu inside.blogspot./2011/komunikasi terapeutik.html) sitasi tanggal 2 April 2013. Nurlinah,Djafar.2012. Keperawatan Anak Dalam Konteks keluarga, (online),(http://askepana.blogspot.com// 2011/10/31.html) sitasi tanggal 2 April 2013) Hidayatus.2011.Komunikasi Keperawatan.Jilid 1.Graha Ilmu:Yogyakarta. Mukhripah.2010.Komunikasi Terapeutik dalam Praktek Keperawatan.PT. Refika Aditama:Bandung. Nursalam.2012. Manajemen Keperwatan. Jilid 3. Salemba Medika : Jakarta. Nursalam.2008. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jilid 2. Salemba Medika: Surabaya Sumber Data Laporan RSU Daerah Kalabahi Alor, 2013. Sumber Data Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi.2011-2012. 402