Seri Lalulintas Domestik Hasil Perikanan Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

INDONESIA Percentage below / above median

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

Assalamu alaikum Wr. Wb.

C UN MURNI Tahun

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

rovinsi alam ngka 2011

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008

KESEHATAN ANAK. Website:

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Metode Baru)

Keragaan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

Disabilitas. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional MTs untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BERITA RESMI STATISTIK

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

Refleksi Capaian Kegiatan T.A 2017 dan Outlook Rencana Kerja T.A 2018 Ditjen. Perikanan Budidaya

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2017

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2016

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017

DRAF APK-APM PENDIDIKAN TAHUN 2017

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

IPM 2013 Prov. Kep. Riau (Perbandingan Kab-Kota)

BERITA RESMI STATISTIK

TABEL 1 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Triw I 2011 Triw II Semester I 2011 LAPANGAN USAHA

Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional MA untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Besarnya Penduduk yang Tidak Bekerja Sama-sekali: Hasil Survey Terkini

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

Transkripsi:

Seri Lalulintas Domestik Hasil Perikanan Nasional 2017 Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan

Seri Lalulintas Domestik Hasil Perikanan Nasional 2017 Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan

Daftar Isi Seri Lalulintas Domestik Hasil Perikanan Nasional A. Cakalang... 1 B. Benih Ikan dan Benur Udang... 7 C. Ikan Hias... 15 D. Udang dan Kepiting... 23 E. Kerapu... 29 F. Rumput Laut... 37

1

2

PETA LALU LINTAS IKAN CAKALANG NASIONAL 2017 Komoditas ikan Cakalang merupakan salah satu komoditas utama yang banyak dilalulintaskan antar wilayah di Indonesia. Dalam empat tahun terakhir lalulintas ikan Cakalang terlihat cenderung mengalami peningkatan. Dalam periode 2014-2017 volume ikan Cakalang yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia mengalami pertumbuhan ratarata sebesar 52,81 % pertahun. Hal ini Data BKIPM (2018) menunjukkan bahwa 5 Provinsi yang mengalami peningkatan share supply ikan Cakalang (domestik keluar) tahun 2017 adalah (1) Provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu dari 4,58 % (2014) menjadi 14,27 % (2017); (2) Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu dari 0,77 % (2014) menjadi 10,89 % (2017); (3) Provinsi Bali, yaitu dari 5,78 % (2014) menjadi 10,39 % (2017); (4) Provinsi Sulawesi Utara, yaitu dari 0,36 % (2014) menjadi 10,28 % (2017); dan (1) Provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu dari 1,03 % (2014) menjadi 6,91 % (2017). Membaiknya kinerja supply ikan Cakalang dari kelima provinsi tersebut menyebabkan kontribusi Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017 mengalami Gambar 1. Perkembangan Lalu Lintas Ikan Cakalang Domestik Periode 2014-2017 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas pengangkutan ikan Cakalang antar provinsi di Indonesia. Total volume ikan Cakalang yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia tahun 2017 mencapai 29,04 ribu ton (BKIPM 2018). Secara grafis perkembangan lalu lintas ikan Cakalang dapat dilihat pada Gambar 1. penurunan, yaitu dari 68,95 % (2014) menjadi 26,71 % (2017). Walaupun demikian Provinsi Sulawesi Utara tetap merupakan provinsi terbesar pensupply ikan Cakalang nasional. Secara grafis perbandingan share domestic keluar ikan Cakalang menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 2. 3

Gambar 2. Perbandingan Domestik Keluar Menurut Provinsi 4 Sementara itu dua provinsi yang mengalami peningkatan share demand (domestik masuk) ikan Cakalang tahun 2017 adalah (1) Provinsi DKI Jakarta, yaitu dari 19,65 % (2014) menjadi 34,23 % (2017); dan (2) Provinsi Sulawesi Utara, yaitu dari 0,96 % (2014) menjadi 4,33 % (2017). Secara grafis perbandingan share domestic masuk ikan Cakalang menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 3. Data BKIPM (2018) menunjukkan bahwa pada tahun 2017 komoditas ikan Cakalang yang keluar dari Provinsi Sulawesi Tenggara sebagian besar dikirim ke Provinsi Jawa Timur (52,60%) dan DKI Jakarta (37,07 %). Sementara itu komoditas ikan Cakalang dari Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagian besar dikirim ke Provinsi Jawa Timur (96,34%).

Gambar 3. Perbandingan Domestik Masuk Menurut Provinsi Hal yang sama juga terlihat dari pasokan ikan Cakalang dari Provinsi Bali yang dominan dikirim ke Provinsi Jawa Timur (42,49%) dan DKI Jakarta (39,46%). Sementara itu pasokan ikan Cakalang dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara sebagian besar dipasok ke Provinsi DKI Jakarta, yaitu masing-masing sebesar 65,22% dan 82,07%. Secara detail share lalu lintas ikan Cakalang menurut provinsi asal dan provinsi tujuan tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 1. 5

6 Tabel 1. Share Lalu Lintas Ikan Cakalang Menurut Provinsi Asal dan Tujuan Tahun 2017

7

8

PETA LALU LINTAS BENIH IKAN DAN BENUR UDANG NASIONAL 2017 Perikanan budidaya merupakan salah satu potensi ekonomi perikanan nasional yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Iklim usaha budidaya ikan pun terlihat semakin membaik, hal ini terlihat dari nilai tukar usaha perikanan yang terus membaik. Data BPS-RI (2018) menunjukkan bahwa nilai tukar usaha pembudidaya ikan (NTUPi) bulan Juli tahun 2018 tumbuh 2,82 % dibandingkan bulan yang sama tahun 2017, yaitu dari 110,57 (Juli 2017) menjadi 113,69 (Juli 2018). Sementara itu jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya terjadi penurunan sebesar 0,29 %, yaitu dari 114,02 (Juni 2018) menjadi 113,69 (Juli 2018). Terus membaiknya iklim usaha perikanan budidaya tersebut hendaknya dapat dijadikan momentum untuk terus mengembangkan ekonomi perikanan budidaya nasional. Salah satu unsur penting dalam pengembangan perikanan budidaya nasional adalah keberadaan benih/benur ikan dan udang yang unggul. Oleh sebab itu dalam ulasan edisi kedua ini akan membahas bagaimana lalulintas benih/benur ikan dan udang nasional yang ada di wilayah Indonesia. Perkembangan Lalulintas Benih/Benur Ikan dan Udang Nasional Berdasarkan data BKIPM (2018) dalam periode 2014-2017 terlihat bahwa lalulintas benih/benur ikan dan udang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dalam periode 2014-2017 volume benih/benur ikan dan udang yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia mengalami pertumbuhan ratarata sebesar 74,48 % pertahun. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas pengangkutan benih/benur ikan dan udang antar provinsi di Indonesia. Total volume benih/benur ikan dan udang yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia tahun 2017 mencapai 21,79 milyar ekor (BKIPM 2018). Secara grafis perkembangan lalu lintas benih/benur ikan dan udang dapat dilihat pada Gambar 1. Provinsi Pensupply dan Tujuan Pengiriman Benih Ikan dan Benur Udang Tahun 2017 Berdasarkan data BKIPM (2018) terdapat lima provinsi utama pensupply benih ikan dan benur udang nasional (Domestik Keluar) tahun 2017 adalah Jawa Timur (34 %), Lampung (27,58%), Bali (18,39 %), Banten (14,04 %) dan Sulawesi Selatan (4,39 %). Sementara itu jika dibandingkan dengan tahun 2014 terlihat bahwa share pengiriman (supply) benih ikan dan benur udang dari provinsi Bali, Banten dan Sulawesi Selatan mengalami peningkatan. Secara grafis 9

21.79 8.23 5.22 5.14 2014 2015 2016 2017 Volume (Milyar Ekor) Gambar 1. Perkembangan Lalu Lintas Benih/Benur Ikan Dan Udang Domestik Periode 2014-2017 10 Gambar 2. Perbandingan Share Domestik Keluar Benih Ikan dan Benur Udang Menurut Provinsi Tahun 2014 dan 2017

Sulbar Maluku Papua Barat DKI Jakarta Sulut Bengkulu Papua Jambi Malut Sumbar NTT Kalteng Kep. Riau Riau DI Yogyakarta Sumsel Jateng Babel Kalsel Kalbar Jabar Sulteng NTB Gorontalo Kaltim Lampung Sultra Banten Bali Kaltara Jatim Sulsel NAD Sumut 0.01 0.33 0.02 0.03 0.04 0.01 0.07 0.19 0.07 0.62 0.07 0.10 0.07 0.09 0.08 0.02 0.17 0.07 0.17 0.23 0.34 0.57 0.36 0.31 0.38 0.78 0.44 7.38 0.51 0.67 0.54 5.57 0.73 1.31 1.65 2.35 1.92 2.10 2.13 1.59 2.69 4.43 2.88 3.14 3.30 3.66 3.60 6.64 3.84 4.61 4.77 3.40 7.48 7.84 1.03 1.83 7.90 0.48 7.63 9.81 10.22 10.39 11.69 11.75 15.20 15.72 2017 2014 Gambar 3. Perbandingan Share Domestik Masuk Benih Ikan dan Benur Udang Menurut Provinsi Tahun 2014 dan 2017 perkembangan share pengiriman (suplly) benih ikan dan benur udang tahun 2014 dan 2017 dapat dilihat pada gambar 2. Sementara itu lima wilayah yang menjadi tujuan utama pengiriman benih ikan dan benur udang (Domestik Masuk) adalah Provinsi Sumatera Utara (11,75 %), Nangroe Aceh Darussalam (11,69 %), Sulwesi Selatan (10,39 %), Jawa Timur (10,22 %) dan Kalimantan Utara (9,81 %). Sementara itu jika dibandingkan dengan tahun 2014 terlihat bahwa share domestic masuk benih ikan dan benur udang ke provinsi Sumatera Utara, NAD, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur mengalami peningkatan. Hal ini diduga kuat aktivitas perikanan budidaya di provinsi tersebut mengalami peningkatan. Secara grafis perkembangan share domestik masuk benih ikan dan benur udang tahun 2014 dan 2017 dapat dilihat pada gambar 3. Data BKIPM (2018) menunjukkan bahwa pada tahun 2017 komoditas benih ikan dan benur udang yang keluar dari Provinsi Jawa Timur sebagian besar dikirim ke Provinsi Kalimantan Utara (28,52 %), Sulawesi Selatan (13,14 %) dan Sumatera Utara 11

(15,07 %). Secara detail share lalu lintas benih ikan dan benur udang menurut provinsi asal dan provinsi tujuan tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 1. Benih Ikan dan Benur Udang Utama yang dilalulintaskan Tahun 2017 Berdasarkan catatan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Kementerian Kelautan dan Perikanan (BKIPM-KP 2018) menunjukan bahwa benih Udang Vaname, Udang Windu, Bandeng, Patin dan Nila merupakan lima komoditas utama yang dilalulintaskan di dalam negeri (antar provinsi). Jumlah benih Udang Vaname yang dilalulintaskan tahun 2017 mencapai mencapai 15,87 milyar ekor atau sekitar 72,81 % dari total lalulintas benih ikan nasional. Sementara itu kontribusi benih Udang Windu, Bandeng, Patin dan Nilai yang dilalulintaskan tahun 2017 masing-masing mencapai 12,99 %, 12,32 %, 0,59 % dan 0,38%. Secara grafis persentase jenis benih ikan yang dilalulintaskan secara nasional tahun 2017 dapat dilihat pada Gambar 4. 12 Gambar 4. Persentase Jenis Benih Ikan dan Benur Udang Yang Dilalulintaskan Secara Nasional Tahun 2017

Tabel 1. Share Lalu Lintas Benih Ikan dan Benur Udang Menurut Provinsi Asal dan Tujuan Tahun 2017 13

Lima Provinsi Pensupply Benih Udang Vaname Berdasarkan catatan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Kementerian Kelautan dan Perikanan (BKIPM-KP 2018) terdapat lima provinsi pensupply benih Udang Vaname nasional, yaitu Provinsi Lampung (37,84 %), Jawa Timur (24,49 %), Banten (17,81 %), Bali (12,76 %) dan Sulawesi Selatan (5,92%). Secara grafis persentase benih Udang Vaname yang dilalulintaskan secara nasional menurut provinsi tahun 2017 dapat dilihat pada Gambar 5. Dengan terpetakannya lalulintas benih ikan dan benur udang nasional diharapkan pengembangan usaha perikanan budidaya nasional dapat berjalan dengan baik. Selain itu juga, pemerintah dan pelaku usaha perikanan budidaya nasional dapat terus bahu membahu dalam mengembangkan perikanan nasional. Gambar 5. Persentase Benih Udang Vaname Yang Dilalulintaskan Secara Nasional Menurut Provinsi Tahun 2017 14

15

16

PETA LALU LINTAS IKAN HIAS NASIONAL 2018 Ikan hias merupakan salah satu komoditas ikan hidup yang dominan dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia. Hal ini seiring dengan terus membaiknya kinerja ekspor ikan hias Indonesia. Tahun 2017 nilai ekspor ikan hias Indonesia mencapai USD 27,61 Juta dan merupakan nilai ekspor ikan hias tertinggi dalam enam tahun terakhir (BPS, 2018). Membaiknya kinerja ekspor ikan hias tersebut turut mendorong kinerja lalulintas ikan hias antar provinsi di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut dalam edisi ke- 3 ini akan diulas terkait bagaimana lalulintas ikan hias antar provinsi di Indonesia. Perkembangan Lalulintas Ikan Hias Nasional Dalam periode 2014-2017 terlihat bahwa lalulintas ikan hias mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dalam periode 2014-2017 volume ikan hias yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 27,51 % pertahun. Pertumbuhan lalulintas tertinggi terjadi pada komoditas ikan hias air laut, dimana rata-ratanya mencapai 69,64 % pertahun. Sementara lalulintas ikan hias air tawar pertumbuhannya mencapai 29,06 % pertahun. Total volume ikan hias yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia tahun 2017 mencapai 23,32 juta ekor, yang terdiri dari 20,61 juta ekor ikan hias air tawar dan 2,61 juta ekor ikan hias air laut. Secara grafis perkembangan lalu lintas ikan hias dapat dilihat pada Gambar 1. 17 Gambar 1. Perkembangan Lalu Lintas Ikan Hias Domestik Periode 2014-2017

Provinsi Pensupply Ikan Hias Tahun 2017 Lima provinsi utama pensupply ikan hias air tawar nasional (Domestik Keluar) tahun 2017 adalah Jawa Timur (53,65 %), Banten (20,42%), Kalimantan Barat (11,23 %), Kepulauan Riau (3,73 %) dan Sulawesi Tenggara (2,24 %). Total volume domestic juta ekor, Kalimantan Barat 2,31 juta ekor, Kepulauan Riau 0,77 juta ekor dan Sulawesi Tenggara 0,46 juta ekor. Secara grafis volume domestic keluar ikan hias air tawar menurut provinsi tahun 2017 dapat dilihat pada Gambar 2. Sementara itu lima provinsi pensuply ikan hias air laut terbesar tahun 2017 adalah 18 Sulawesi Barat Papua Barat Kalimantan Selatan Nusa Tenggara Timur Bengkulu Kalimantan Utara Kalimantan Timur DKI Jakarta Sulawesi Utara Kepulauan Bangka Belitung Nusa Tenggara Barat Sumatera Barat Gorontalo Sumatera Utara Maluku Utara Nanggroe Aceh Darussalam Lampung Bali Maluku Jawa Tengah Sumatera Selatan Sulawesi Selatan Riau DI Yogyakarta Kalimantan Tengah Papua Jawa Barat Sulawesi Tengah Jambi Sulawesi Tenggara Kepulauan Riau Kalimantan Barat Banten Jawa Timur 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.10 0.13 0.16 0.18 0.20 0.24 0.29 0.32 0.46 0.77 2.31 4.21 11.06 Ikan Hias Air Tawar (Juta Ekor) Gambar 2. Volume Domestik Keluar Ikan Hias Air Tawar Menurut Provinsi Tahun 2017 keluar ikan hias air tawar dari provinsi jawa timur adalah 11,06 juta ekor, Banten 4,21 Provinsi Jawa Timur (27,28 %), Nusa Tenggara Barat (21,32 %), Bali (19,04 %), Sumatera Barat (7,58 %) dan Sulawesi Se-

Gambar 3. Volume Domestik Keluar Ikan Hias Air Laut Menurut Provinsi Tahun 2017 latan (6,40 %). Volume domestic keluar ikan hias air laut dari Provinsi Jawa Timur tahun 2017 adalah 0,71 juta ekor, Nusa Tenggara Barat 0,56 juta ekor, Bali 0,50 juta ekor, Sumatera Barat 0,20 juta ekor dan Sulawesi Selatan 0,17 juta ekor. Secara grafis volume domestic keluar ikan hias air laut menurut provinsi tahun 2017 dapat dilihat pada Gambar 3. Provinsi Tujuan Pengiriman Ikan Hias Tahun 2017 Lima provinsi utama tujuan pengiriman ikan hias air tawar domestik (domestik masuk) adalah Provinsi Banten (16,63 %), Kalimantan Timur (10,07 %), Kepulauan Riau (9,12 %), Bali (7,94 %) dan Kepulauan Bangka Belitung (6,89 %). Volume domestic masuk ikan hias air tawar ke Provinsi Banten 19

mencapai 3,43 juta ekor, Kalimantan Timur mencapai 2,08 juta ekor, Kepulauan Riau mencapai 1,88 juta ekor, Bali mencapai 1,64 juta ekor dan Kepulauan Bangka Belitung mencapai 1,42 juta ekor. Secara grafis volume domestik masuk ikan hias air tawar menurut provinsi tahun 2017 dapat dilihat pada Gambar 4. Sementara itu provinsi tujuan utama 20 Jawa Tengah DKI Jakarta DI Yogyakarta Bengkulu Nanggroe Aceh Darussalam Gorontalo Kalimantan Utara Maluku Nusa Tenggara Timur Sumatera Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Papua Nusa Tenggara Barat Sulawesi Utara Jawa Barat Papua Barat Jawa Timur Kalimantan Tengah Riau Sumatera Barat Kalimantan Selatan Sumatera Utara Jambi Kalimantan Barat Sulawesi Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bali Kepulauan Riau Kalimantan Timur Banten 0.01 0.01 0.02 0.03 0.05 0.09 0.09 0.09 0.12 0.13 0.17 0.17 0.25 0.28 0.29 0.34 0.37 0.37 0.40 0.55 0.72 0.94 0.97 0.98 1.14 1.17 1.42 1.64 1.88 2.08 Ikan Hias Air Tawar (Juta Ekor) 3.43 Gambar 4. Volume Domestik Masuk Ikan Hias Air Tawar Menurut Provinsi Tahun 2017 pengiriman ikan hias air laut adalah Provinsi Bali (57,99%), Jawa Timur (28,05 %), Banten (10,31 %), DKI Jakarta (1,08 %) dan Sumatera Utara (0,76 %). Volume domestic masuk ikan hias air tawar tahun 2007 ke Provinsi Bali mencapai 1,51 juta ekor, Jawa Timur 0,73 juta ekor, Banten 0,27 juta ekor, DKI Jakarta 0,028 juta ekor dan Sumatera Utara 0,019 juta ekor. Secara grafis volume domestik masuk ikan hias air laut menurut provinsi tahun 2017 dapat dilihat pada Gambar 5. Berdasarkan pembahasan diatas terlihat bahwa Provinsi Bali dan Banten merupakan tujuan utama pengiriman ikan hias domestik tahun 2017. Kedua provinsi tersebut selama ini merupakan pusat pengiriman ikan hias ekspor dari Indonesia, oleh sebab itu sangat wajar apabila kedua provinsi terse-

but menjadi tempat tujuan pengiriman utama ikan hias di dalam negeri. Tabel 1 menunjukkan share total lalulintas ikan hias menurut provinsi asal dan tujuan tahun 2017. Provinsi-provinsi yang memiliki share tertinggi pengiriman ikan hias ke Provinsi Bali dibandingkan dengan total pengiriman ke suluruh provinsi di Indonesia adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat (41,97%), Sulawesi Tenggara (79,59), Sulawesi Tengah (85,50 %), Sulawesi Selatan (62,47 %), Jawa Barat (88,98%), Papua (46,65 %), Sumatera Barat (72,05 %), Sumatera Utara (75,47 %), Sulawesi Utara (50,89 %), Nanggroe Aceh Darussalam (86,12 %), Maluku (61,66 %), Maluku Utara (72,84 %), Gorontalo (97,76 %), Papua Barat (94,46 %), dan Nusa Tenggara Timur (99,22 %). Sementara itu provinsi-provinsi yang memiliki share tertinggi pengiriman ikan hias ke Provinsi Banten dibandingkan dengan total pengiriman ke suluruh provinsi di Indonesia adalah Provinsi Kalimantan Barat (80,56 %), Kepulauan Riau (84,51 %), Jambi (96,09%), Papua (52,11%), Kalimantan Tengah (95,43%), Riau (95,40%), Sumatera Selatan (41,54%), Kalimantan Selatan (61,41%) dan Sulawesi Barat (100%). Sumatera Selatan Nusa Tenggara Timur Sulawesi Tenggara Papua Gorontalo Kepulauan Bangka Belitung Sulawesi Tengah Jawa Barat Kalimantan Utara Maluku Jawa Tengah Kalimantan Barat Nanggroe Aceh Darussalam Papua Barat Jambi DI Yogyakarta Riau Sulawesi Selatan Sulawesi Utara Sumatera Barat Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Kepulauan Riau Kalimantan Selatan Nusa Tenggara Barat Sumatera Utara DKI Jakarta Banten Jawa Timur Bali 0.01 0.01 0.01 0.02 0.03 0.27 0.73 1.51 21 Ikan Hias Laut (Juta Ekor) Gambar 5. Volume Domestik Masuk Ikan Hias Air Laut Menurut Provinsi Tahun 2017

22 Tabel 1. Share Total Lalu Lintas Ikan Hias Menurut Provinsi Asal dan Tujuan Tahun 2017

23

24

PETA LALU LINTAS UDANG DAN KEPITING NASIONAL 2018 Udang dan kepiting merupakah salah satu komoditas perikanan utama Indonesia. Bahkan Udang merupakan salah satu produk ekspor perikanan Indonesia yang berkontribusi cukup besar bagi ekonomi perikanan nasional. Berdasarkan data International Trade Center (2017) pertumbuhan ekspor komoditas perikanan Indonesia pada periode 2012-2016 rata-rata tumbuh 2,37 persen pertahun. Berdasarkan hal tersebut dalam edisi ke-4 ini akan diulas terkait bagaimana lalulintas udang dan kepiting antar provinsi di Indonesia. Perkembangan Lalulintas Udang dan Kepiting Nasional Dalam periode 2014-2017 terlihat bahwa Volume udang hidup yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia dalam periode 2014-2017 rata-rata naik sebesar 10,33 % pertahun. Sementara volume udang mati (olahan,beku dan segar) yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia dalam periode 2014-2017 rata-rata naik sebesar 41,36 % pertahun. Dalam periode yang sama terlihat bahwa Volume kepiting hidup yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia dalam periode 2014-2017 rata-rata turun sebesar 8,63 % pertahun. Sementara volume kepiting mati (olahan,beku dan segar) yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia dalam periode 2014-2017 rata-rata turun sebesar 42,81 % pertahun. Secara grafis perkembangan lalu lintas udang dan kepiting dapat dilihat pada Gambar 1. 49.19 28.80 25.90 22.95 25 21.38 16.26 13.30 18.07 7.87 7.59 6.00 9.33 2.02 1.14 0.98 0.29 2014 2015 2016 2017 Udang Hidup (Juta Ekor) Udang Mati (Ribu Ton) Kepiting Hidup (Juta Ekor) Kepiting Mati (Ribu Ton) Gambar 1. Perkembangan Lalu Lintas Udang dan Kepiting Domestik Periode 2014-2017

Lalulintas Udang dan Kepiting Hidup Tahun 2017 Total lalulintas domestik udang dan kepiting hidup tahun 2017 adalah 27,40 Juta ekor. Lima Provinsi pengirim udang dan kepiting terbesar tahun 2017 adalah Provinsi Kalimantan Timur (19,04 %), Jambi (13,61 %), Sumatera Utara (13,44). Sumatera Selatan (11,63) dan Papua (7,26 %). Sementara itu provinsi tujuan pengiriman terbesar adalah Provinsi Banten (85,19 %), Kepulauan Riau (5,48 %), Bali (4,04 %, Jawa Timur (2,20%) dan DI Yogyakarta (0,62%). Secara grafis volume domestic keluar udang dan kepiting menurut provinsi tahun 2017 dapat dilihat pada Gambar 2. Total lalulintas domestik udang hidup tahun 2017 adalah 9,33 Juta ekor. Provinsi pengirim udang hidup terbesar adalah (1) Provinsi Jambi (3,71 juta ekor), dimana tujuan utama pengirimannya adalah Provinsi Banten (99,85 %). (2) Provinsi Sumatera Selatan (3,16 Juta Ekor), dimana tujuan utama pengirimannya adalah Provinsi Banten 26 Gambar 2. Volume Domestik Keluar Udang dan Kepiting Hidup Menurut Provinsi Tahun 2017

(99,85 %). Secara detail lalulintas domestic udang hidup menurut provinsi asal dan tujuan dapat dilihat pada Tabel 1. Sementara itu total lalulintas domestik kepiting hidup tahun 2017 adalah 18,07 Juta ekor. Provinsi pengirim udang hidup terbesar adalah (1) Provinsi Kalimantan Timur (5,09 juta ekor), dimana tujuan utama pengirimannya adalah Provinsi Banten (84,68 %). (2) Provinsi Sumatera Utara (3,26 Juta Ekor), dimana tujuan utama pengirimannya adalah Provinsi Banten (87,53 %) dan Kep. Riau (11,74 %). Secara detail lalulintas domestic kepiting hidup menurut provinsi asal dan tujuan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Share Lalulintas Udang Hidup Menurut Provinsi Asal dan Tujuan Sumber : BKIPM 2018, diolah 27

Tabel 2. Share Lalulintas Kepiting Hidup Menurut Provinsi Asal dan Tujuan Sumber : BKIPM 2018, diolah 28

29

30

PETA LALU LINTAS KERAPU NASIONAL 2018 busi India, Taiwan, Malaysia dan Indonesia adalah 11,65 %, 5,72 %, 4,88 % dan 4,26 %. Berdasarkan hal tersebut dalam edisi ke-5 ini akan diulas terkait bagaimana lalulintas ikan kerapu antar provinsi di Indonesia. Perkembangan Lalulintas Ikan Kerapu Nasional Kerapu merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar penghasil kerapu di dunia. Data FAO (2018) menunjukkan bahwa lima negara utama produsen ikan kerapu dunia tahun 2016 adalah China, India, Taiwan, Malaysia dan Indonesia. Total produksi ikan kerapu dunia tahun 2016 Dalam periode 2014-2017 terlihat bahwa Volume Kerapu mati yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia rata-rata naik sebesar 3,81 % pertahun. Sementara volume Kerapu hidup yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia dalam periode 2014-2017 rata-rata turun sebesar 11,50 % pertahun. Volume lalulintas Kerapu mati tahun 2017 sebesar 4,75 ribu ton, 31 Gambar 1. Perkembangan Lalu Lintas Ikan Kerapu Domestik Periode 2014-2017 mencapai 367.270 Ton, dimana 64,49 % merupakan kontribusi dari China. Sementara itu kontri- sementara Kerapu hiduo sebesar 1,2 juta ekor. Secara grafis perkembangan lalu lintas Kerapu dapat dilihat pada Gambar 1.

Lalulintas Ikan Kerapu Hidup Tahun 2017 Provinsi Kalimantan Timur, Lampung, Banten, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan merupakan wilayah pengirim Kerapu Hidup terbesar di Indonesia, yaitu sebesar 178.759 ekor (14,56 %), 169.159 ekor (13,78 %), 165.143 ekor Provinsi Banten (62,42 %) dan Bali (37,57 %). Kerapu hidup dari Provinsi Lampung sebagian besar dikirim ke wilayah Provinsi DKI Jakarta (77,36 %) dan Banten (19,69 %). Kerapu hidup dari Provinsi Sulawesi Tenggara sebagian besar dikirim ke wilayah Provinsi Banten (57,70 %) dan Bali (27,30 %). Kerapu hidup dari Provinsi Sulawesi Selatan sebagian besar dikirim ke wilayah Provinsi Banten (99,40 %). Secara grafis volume domestic Gambar 2. Volume Domestik Keluar Ikan Kerapu Mati Menurut Provinsi Tahun 2017 32 (13,45 %), 137.767 ekor (11,22 %) dan 132.876 ekor (10,82 %). Secara grafis volume domestic keluar ikan kerpu hidup menurut provinsi tahun 2017 dapat dilihat pada Gambar 2. Kerapu hidup dari Provinsi Kalimantan Timur sebagian besar dikirim ke wilayah keluar ikan kerapu hidup menurut provinsi tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 1. Lalulintas Kerapu Mati Tahun 2017 Provinsi Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, NTB, Papua Barat, dan Kepulauan Riau merupakan wilayah pengirim Kerapu Mati terbesar di Indonesia, yaitu sebesar

Tabel 1. Share (%) Volume Domestik Keluar Ikan Kerapu Menurut Provinsi Tahun 2017 33

672,29 Ton (14,15 %), 614,97 Ton (12,94 %), 575,80 Ton (12,12 %), 398,74 Ton (8,39 %) dan 392,28 Ton (8,26 %). Secara grafis volume domestik masuk ikan Kerapu mati menurut provinsi tahun 2017 dapat dilihat pada Gambar 3. Kerapu hidup dari Provinsi Bangka Belitung sebagian besar dikirim ke wilayah Provinsi Kepulauan Riau (52,37 %), antar wilayah di Provinsi Babel (28,51 %) dan Banten (17,61 %). Kerapu hidup dari Provinsi Sulawesi Selatan sebagian besar dikirim ke wilayah Provinsi DKI Jakarta (30,89 %) dan Banten (28,35 %). Kerapu hidup dari Provinsi NTB sebagian besar dikirim ke wilayah Provinsi Bali (53,27 %) dan Jawa Timur (40,24 %). Kerapu hidup dari Provinsi Papua Barat sebagian besar dikirim ke wilayah Provinsi Sulwesi Selatan (87,42 %). Secara Gambar 3. Volume Domestik Masuk Kerapu Mati Menurut Provinsi Tahun 2017 34

Tabel 2. Volume Domestik Masuk Kerapu Mati Menurut Provinsi Tahun 2017 35

36

37

38

PETA LALU LINTAS RUMPUT NASIONAL 2018 Rumput laut merupakan salah satu komoditas perikanan yang dapat dijadikan salah satu sumber andalan ekonomi perikanan nasional. Indonesia memiliki berbagai posisi strategis dalam perekonomian rumput laut dunia, yaitu, pertama, produksi rumput laut Indonesia merupakan terbesar kedua dunia setelah China. Data FAO (2015) menunjukan bahwa total produksi rumput laut dunia tahun 2013 mencapai 26,98 juta ton basah, dan Indonesia menyumbang 34,47 persen dari produksi tersebut, yaitu sekitar 9,30 juta ton basah. Sementara produksi rumput laut China pada tahun yang sama sudah mencapai sekitar 13,56 juta ton basah, atau sekitar 50,27 persen dari total produksi rumput laut dunia. Tetapi satu hal bahwa untuk rumput laut jenis E. Cottonii yang merupakan bahan baku karagenan tidak diproduksi oleh China. Di Asia hanya Indonesia dan Philippines yang banyak memproduksi jenis rumput laut E. Cottonii. Selain itu juga produksi rumput laut Indonesia dapat berlangsung sepanjang tahun dengan potensi lahan budidaya mencapai 1,11 juta Ha. Kedua, Indonesia saat ini merupakan negara pemasok utama rumput laut kering dipasar internasional, khusunya untuk jenis rumput laut E. Cottonii. Data UN-Comtrade (2015) tercatat bahwa pada tahun 2014 volume ekspor rumput laut kering dunia mencapai 169,64 ribu ton dan Indonesia menyumbang 70,01 persen dari total volume ekspor dunia tersebut. Pasar utama komoditas rumput laut kering dunia adalah China (55,42 %), Jepang (14,04 %), Korea (6,11 %), France (4,70 %) dan USA (3,06 %). Berdasarkan hal tersebut rumput laut menjadi penting untuk dikembangkan oleh para pembudidaya nasional. Dalam edisi ke-6 ini akan diulas bagaimana lalulintas rumput laut di dalam negeri. Hal ini dimaksudkan guna memetakan wilayah-wilayah mana saja yang menjadi sentra pengiriman dan tujuan pengiriman rumput laut nasional. Perkembangan Lalulintas Rumput Laut Nasional Dalam periode 2014-2017 terlihat bahwa Volume rumput laut yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia rata-rata naik sebesar 29,53 % pertahun. Total lalulintas rumput laut tahun 2017 mencapai 52.034.702 Kg atau meningkat sebesar 80,20 % dibandingkan tahun 2016. Berdasarkan data BKIPM (2018) terlihat bahwa jenis produk rumput laut yang dilalulintaskan tahun 2017 sebagai besar merupakan produk rumput laut kering, yaitu mencapai 99,86 %, sementara sisanya terdiri dari rumput laut basah, bibit rumput laut dan rumput laut olahan. Secara grafis perkembangan lalu lintas rumput laut dapat dilihat pada Gambar 1. 39

Gambar 1. Perkembangan Lalu Lintas Rumput Laut Domestik Periode 2014-2017 Share Domestik Keluar Rumput Laut Tahun 2017 Total lalulintas rumput laut tahun 2017 mencapai 52.034.702 Kg. Lima Provinsi terbesar pengirim rumput laut thaun 2017 adalah Provinsi Kalimantan Utara (70,66 %), Kalimantan Timur (9,02 %), Sulawesi Utara (7,06 %), NTT (4,75 %) dan Sulawesi Selatan (3,74 %). Secara grafis share volume domestic keluar rumput laut menurut provinsi tahun 2017 dapat dilihat pada Gambar 2. Sementara itu lima Provinsi terbesar tujuan pengirim rumput laut tahun 2017 adalah Provinsi Jawa Timur (54,82 %), Sulawesi Selatan (40,66 %), DKI Jakarta (3,42 %), Maluku (0,41 %) dan Kalimantan Utara (0,24 %). Secara grafis share volume domestic masuk 40 Gambar 2. Share Volume Domestik Keluar Rumput Laut Menurut Provinsi Tahun 2017

rumput laut menurut provinsi tahun 2017 dapat dilihat pada Gambar 3. Share (%) Lalulintas Rumput Laut Menurut Provinsi Asal dan Tujuan Tahun 2017 Berdasarkan data BKIPM (2018) terlihat bahwa rumput laut dari Kalimantan Utara sebagian besar di kirim ke Jawa Timur (58,01 %) dan Sulawesi Selatan (41,61 %). Rumpu laut dari Kalimantan Timur sebagian besar di kirim ke Sulawesi Selatan (78,65%) dan Jawa Timur (14,59%). Rumput laut dari Sulawesi Utara sebgaian besar dikirim ke Sulawesi Selatan (99,80 %). Rumput laut dari NTT dikirim ke Jawa Timur (96,98 %) dan rumput laut dari Sulawesi Selatan sebagian besar di kirim ke DKI Jakarta (73,61 %) dan Jawa Timur (23,98%). Secara grafis share lalulintas rumput laut menurut provinsi asal dan tujuan tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 1. Gambar 3. Share (%) Volume Domestik Masuk Rumput Laut Menurut Provinsi Tahun 2017 41

42 Tabel 1. Share Lalulintas Rumput Laut Menurut Provinsi Asal Dan Tujuan Tahun 2017

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Gedung Mina Bahari II Lt. 6 Jalan Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10110