Peninjauan Kembali Lokasi Tower Crane pada Proyek Green Sedayu Apartemen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut berlangsung diberbagai bidang,

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

Optimasi Penempatan Group Tower Crane pada Proyek Pembangunan My Tower Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply

OPTIMASI PENEMPATAN GROUP TOWER CRANE PADA PROYEK PEMBANGUNAN MY TOWER SURABAYA

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menimbulkan masalah bagi para pekerja dibidang kontruksi. Karena

BAB II STUDI PUSTAKA

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta

Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131

Optimasi Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan Transmart Rungkut Surabaya

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

8,70 menit perlantainya untuk semua pekerjaan. Kata kunci : Tower Crane, Konflik Indek (NC), Keseimbangan Beban Kerja (σ).

TUGAS AKHIR ANALISA WAKTU ANGKUT TERHADAP OPTIMASI PENEMPATAN GROUP TOWER CRANE

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat.


BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI- OBJECTIVES FUNCTION

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek


BAB I PENDAHULUAN. sedang menggalakkan proyek pembangunan di segala bidang untuk dapat

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT


JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print)

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1, Vol. 1, Maret 2014

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB II STUDI PUSTAKA

Kata kunci : bekisting Table Form System, zoning, siklus, biaya, waktu

OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVES FUNCTION PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU TAHAP III POLITEKNIK NEGERI MALANG

Satrio Agung Wibowo, Harimurti, Achfas Zacoeb

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN PRODUKTIVITAS PENGECORAN MENGGUNAKAN CONCRETE BUCKET

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk. pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru.

ANALISA WAKTU PENGECORAN PADA LANTAI EMPAT PROYEK GEDUNG SEKOLAH DI SURABAYA

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PADA PEKERJAAN PENGECORAN PELAT LANTAI, BALOK DAN KOLOM ANTARA ALAT CONCRETE PUMP DAN CONCRETE BUCKET

PENERAPAN MODEL TRANSPORTASI DALAM RANGKA EFISIENSI BIAYA PENEMPATAN TOWER CRANE PADA MULTI PROYEK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

DAFTAR ACUAN. Sites Through Gis And Bim Integration. Journal of. Information Technology in Construction, 17,

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi biaya dan waktu, dalam pelaksanaan suatu proyek. Salah satu

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EFISIENSI TATA LETAK FASILITAS DAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

ANALISIS RISIKO FONDASI BORED PILE DAN TIANG PANCANG PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA

Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat

Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 950

PROGRAM PERHITUNGAN EFEKTIVITAS WAKTU DAN BIAYA PEMAKAIAN TOWER CRANE

Optimasi Site Layout pada Proyek Pembangunan Apartemen Pavilion Permata Tower 2

STUDI PERBANDINGAN HARGA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VIII TAHAP PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK APARTEMEN CITY LIGHT CIPUTAT TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan munculnya berbagai jenis proyek konstruksi yakni proyek


BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun pusat perdagangan. Meningkatnya pembangunan berbanding terbalik dengan

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS LUFFING CRANE DENGAN HAMMER HEAD CRANE PADA PROYEK HIGH RISE BUILDING STUDI KASUS: MENARA ASTRA PROJECT, JAKARTA

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proyek konstruksi telah menjadi kompleks pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat berusaha mendidik mahasiswanya agar dapat menjadi SDM yang

Analisis Perbandingan Efektifitas Struktur Gedung dengan Menggunakan Shearwall dan kombinasi antara Shearwall-Outrigger

ANALISA METODE FABRIKASI REBAR CAGE SHEAR WALL ANTARA METODE MANUAL DAN REBAR TEMPLATE PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN

ANALISIS BEKISTING METODE SEMI SISTEM DAN METODE SISTEM PADA BANGUNAN GEDUNG

TUGAS AKHIR ANALISIS PRODUKTIVITAS PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI KONVENSIONAL DAN HOLLOW CORE FLOOR PANEL (HCFP)

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

Dosen Pembimbing Ir. Sukobar, MT. NIP

PROYEK AKHIR RC

BAB II DATA PROYEK. menyeimbangkan demand masyarakat dengan supply lahan yang tersedia. Seiring

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RS.

STUDI TENTANG PEMILIHAN JENIS CRANE UNTUK PROYEK BANGUNAN INDUSTRI

Kata kunci : metode bekisting table form

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL - FTSP STEFANUS HENDY L DIANA WAHYU HAYATI DISUSUN OLEH : DOSEN PEMBIMBING :


BAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk

BAB. IV. ANALISIS dan PEMBAHASAN

Transkripsi:

Peninjauan Kembali Lokasi Tower Crane pada Proyek Green Sedayu Apartemen Chika Puspita 1, Mirnayani 2, Mohamad F.N. Aulady 3 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana 1,2 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 3 Email: chikapuspita63@gmail.com 1 Abstrak Latar belakang: Penggunaan Tower Crane (TC) sebagai alat berat pada proyek yang bersifat kompleks harus dipertimbangkan dengan baik. Ini dikarenakan penempatan TC dapat mempengaruhi kinerja proyek. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau kembali posisi TC pada proyek Green Sedayu apartemen agar kinerja TC dapat maksimal. Metode: Penelitian ini menggunakan analisa terhadap supply point dan demand point. Kedua variabel tersebut dianalisis kedekatannya sehingga membentuk suatu kelompok pekerjaan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dengan pergeseran posisi TC total waktu perjalanan pengait menjadi 7390,19 menit yang sebelumnya hanyalah 7435,31 menit. Simpulan: dengan pemindahan lokasi TC dapat mempercepat kinerja TC sehingga pembangunan apartemen akan berjalan dengan baik. Kata kunci: Kinerja, Tower Crane, Lebih baik Abstract Background: Utilization of Tower Crane (TC) as heavy equipment on the complex construction project should be consider well. It is due to the location of TC that can influence construction performance. Objective: This study aim to review TC position on the Green Sedayu apartment project in order to maximize TC performance. Design: This research is using supply point and demand point analysis. This variable is used to

Chika Puspita, Mirnayani, dan Mohamad F.N. Aulady closed analyze and make work of group. Results: The result show that by reposition of TC the total time of hook became 7390,19 minute and it is faster than before which is only 7435,31 minutes. Conclusions: Reposition of TC has better performance, and it make the apartment project more smoothly. Keywords: Performance, Tower Crane, Better A. PENDAHULUAN Penggunaan alat berat dalam sebuah proyek konstruksi sudah jamak di gunakan di Indonesia. Terlebih pada pembangunan gedunggedung pencakar langit. Tower Crane (TC)) merupakan sebuah alat berat utama yang ikut menunjang kinerja dari sebuah proyek. Tower Crane berfungsi sebagai alat pengangkutan material dari lokasi penyimpanan menuju lokasi penggunaan. Agar pengangkutan material tidak mengganggu kinerja proyek, maka TC harus direncanakan dengan baik (Hartono, Noviyanti, & Alifen, 2013). Pada proyek dengan area dengan kompleksitas yang tinggi, penggunaan TC lebih dari satu juga merupakan hal yang wajar dijumpai. Penyedia barang/jasa biasanya berasumsi dengan menambah TC maka pemindahan material dapat lebih cepat. Namun semakin banyak jumlah penggunaan TC tidak menjamin pekerjaan pengangkutan material akan efektif. Pada proyek dengan kompleksitas tinggi namun luas lahan yang sempit, Penggunaan TC lebih dari satu akan menimbulkan masalah baru. Yaitu kemungkinan terjadi tabrakan antar TC atau juga tumpang tindih antar TC. Hal ini tentu berdampak pada banyak hal, Kinerja TC menjadi tidak optimal dan akhirnya akan mempengaruhi kinerja proyek. Penelitian tentang peninjauan kembali posisi TC masih jarang dilaksanakan. (Wijaya, Wirastuti, Nugraha, & Loekita, 2015) melakukan 42 TECNOSCIENZA Vol.3 No.1 Oktober 2018

Peninjauan Kembali Lokasi Tower Crane pada Proyek Green penelitian terkait Monitoring Penjadwalan Proyek & Evaluasi Jumlah TC Pada Proyek Kondominium & Podium Sebuah Plaza Di Tengah Kota. Dari hasil penelitian didapatkan Bahwa proyek mengalami keterlambatan dikarenakan posisi TC yang tumpang tindih (banyaknya titik konflik). Dari penelitian tersebut didapatkan saran sebaiknya TC dengan kode 1 tidak digunakan untuk mengangkut material agar titik konflik dapat dikurangi. Sedangkan (Yudha, Soetjipto, & Nurtanto, 2016) Melakukan evaluasi penempatan TC pada proyek pembangunan Jember Icon. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penempatan TC yang tepat dapat mereduksi jam operasional TC dan jadwal proyek. (Jamato, Aswanto, & Trijeti, 2015) melakukan penelitian terkait perbandingan penggunaan Tower Crane dengan mobil crane ditinjau dari efisiensi waktu dan biaya sebagai alat angkat utama pada pembangunan gedung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tercepat untuk pekerjaan pengecoran dan pengangkat material adalah dengan alat angkat Tower Crane dan biaya termurah adalah Mobile Crane. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meninjau kembali posisi TC pada proyek Green Sedayu apartemen. Diharapkan dengan adannya peninjauan kembali ini kinerja TC bisa lebih optimal. Penelitian ini akan menghitung ulang posisi dari TC dan dibandingkan dengan posisi exsisting, dan dilakukan evaluasi dari segi waktu. Adapun pemilihan lokasi proyek pada Green Sedayu ini dikarenakan Proyek tersebut memilik 4 buah TC yang bekerja secara aktif dan lahan proyek yang tidak terlalu luas dan kompleksitas yang juga tinggi, sehingga perlu adanya evaluasi penempatan Tower Crane. Vol.3 No.1 Oktober 2018 TECNOSCIENZA 43

Chika Puspita, Mirnayani, dan Mohamad F.N. Aulady B. METODE Penelitian dimulai dengan melakukan pengumpulan data. Baik data sekunder dan data Primer. Data primer terdiri dari wawancara dan observasi lapangan. Sedangkan data sekunder merupakan data penunjang yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi Gambar layout, data spesifikasi TC yang digunakan dan beberapa data lain. Gambar 1 menujukan data layout dan pembagian beban kinerja dari setiap TC. Gambar 1. Layout Dan Pembagian Beban Kinerja dari Tower Crane pada Lokasi Penelitian (PT. Totalindo Eka Persada,2017) Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa terhadap suplai point dan demand point. Kedua variabel tersebut dianalisis kedekatannya sehingga membentuk suatu kelompok pekerjaan. Kedekatan suatu pekerjaan diukur dari overlapping area. Kemudian dilakukan pemodelan titik koordinat suplai, demand, dan lokasi TC yang dilakukan untuk memperoleh titik-titik optimal. Setelah lokasi optimum di modelkan, selanjutnya dilakukan perhitungan selisih waktu antara posisi awal dan posisi baru. Sehingga nantinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi. 44 TECNOSCIENZA Vol.3 No.1 Oktober 2018

Peninjauan Kembali Lokasi Tower Crane pada Proyek Green Pemodelan lokasi TC dilakukan dengan cara menentukan Kapasitas Angkut TC. Sedangkan Kecepatan vertikal tergantung pada beban maksimal yang diangkut. Pada Proyek Green Sedayu Apartemen digunakan TC jenis Hammaer-Head Static TC, di mana TC jenis ini memiliki radius putar sampai sejauh 60 m dan beban maksimum yang bisa diangkat adalah 2,3 ton. Pada Proyek ini digunakan 4 buah TC dengan jenis yang sama, namun dengan spesifikasi berbeda. TC 1 memiliki radius 60 meter dan beban maksimum pengangkutan sebesar 2,3 ton, TC 2 dan TC 3 memiliki radius 50 meter dan beban maksimum pengangkutan sebesar 3,2 ton dan TC 4 memiliki radius 45 meter dan beban maksimum sebesar 3 ton. Kapasitas angkut TC ditentukan oleh radius TC yang digunakan, semakin besar radius yang digunakan maka kapasitas angkut TC semakin kecil dan begitu sebaliknya. Titik suplai pada proyek ini meliputi titik penyediaan besi, perancah dan scaffolding. Penentuan titik demand diperoleh dari proses penentuan zona yang selanjutnya zona tersebut dibagi menjadi beberapa titik demand berdasarkan luasan tiap pelat lantai dari masing-masing zona. Dengan direncanakannya titik demand menggunakan ukuran tersebut diasumsikan dalam memasang atau mengikat material, pekerja tidak perlu berjalan untuk mendistribusikan material dari pusat titik demand ke semua sisi dalam area demand tersebut, sehingga diharapkan waktu pendistribusian material bisa dibuat minimum. Untuk menentukan waktu perjalanan TC, maka digunakan koordinat. Koordinat tersebut digunakan untuk mengetahui letak titik suplai dan titik demand, yang nantinya digunakan sebagai variabel dalam perhitungan. Vol.3 No.1 Oktober 2018 TECNOSCIENZA 45

Chika Puspita, Mirnayani, dan Mohamad F.N. Aulady Gambar 2 Koordinat Titik Suplai Berikutnya dilakukan penentuan Kelompok Pekerjaan untuk setiap TC. Pada tahap ini lokasi TC direncanakan berada sesuai kondisi existing di lapangan, sehingga dapat diketahui tingkat aksesibilitas di lapangan. Dapat diketahui bahwa tidak semua titik demand dapat dijangkau TC dan bisa jadi dilakukan pekerjaan tambahan dengan cara manual untuk memenuhi kebutuhan titik demand dengan nilai asumsi berdasarkan wawancara dengan pihak kontraktor yaitu penambahan waktu untuk pekerjaan manual sebesar 6 menit. Untuk membuat seminimal mungkin pekerjaan manual, dibuat suatu dropping point yang diambil dari beberapa titik demand sebagai perwakilan untuk menjadi titik suplai lanjutan. Sesuai pengamatan dari gambar site facilities, maka didapat 3 dropping point yang dapat memenuhi kebutuhan titik demand yang tidak terjangkau task dari titik suplai asli. Selanjutnya dilakukan penentuan Kelompok Pekerjaan dengan Keseimbangan Beban Kerja. Pada tahap ini, pekerjaan yang dapat dilayani oleh lebih dari 1 TC ditetapkan ke dalam kelompok pekerjaan TC 1 dan TC 2, dengan syarat kelompok pekerjaan tersebut memiliki standar 46 TECNOSCIENZA Vol.3 No.1 Oktober 2018

Peninjauan Kembali Lokasi Tower Crane pada Proyek Green deviasi (σ) beban kerja minimum yang menunjukkan beban kerja tersebut. Setalah data semua didapat maka dilakukan perhitungan dengan persamaan sebagai berikut (Septiawan & Nurcahyo, 2017): (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Keterangan : : Waktu peranakan horizontal pengait : Waktu perjalanan vertikal pengait : Waktu pergerakan radial trolley : Waktu pergerakan tangensial trolley Derajat koordinasi pergerakan pengait dalam arah radial dan : tangensial pada bidang horizontal ; (antara 0 s/d 1) Derajat koordinasi pergerakan pengait dalam arah radial dan : tangensial pada bidang vertikal dan horizontal ; (antara 0 s/d 1) C. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang ada, beban maksimal yang dapat diangkut oleh TC adalah seberat 3 ton, maka diperoleh sebesar kecepatan vertikal (Vv) adalah 62 m/menit saat kosong, 32,5 m/menit saat penuh dan Vol.3 No.1 Oktober 2018 TECNOSCIENZA 47

Chika Puspita, Mirnayani, dan Mohamad F.N. Aulady kecepatan gerak horizontal radial pengait (Va) antara 20-40 menit, maka dipakai Va sebesar 40 m/menit. Kecepatan putar lengan kerja antara (Vω) 0-0,6 rad/menit dan dipakai Vω sebesar 0,6 r.p.m. Dari hasil perhitungan dengan koordinat titik awal TC 1 (47;49), TC 2 (102;78,41), TC 3 (131,5;40) dan TC 4 (24,22) dengan nilai keseimbangan beban kerja (σ) sebesar 21,24 menit didapatkan total waktu perjalanan pengait adalah 7435,31 menit. Karena pada lokasi penempatan awal lokasi TC didapat keseimbangan kerja yang masih terlalu besar, maka ditentukan lokasi baru untuk letak TC. Kemudian diperiksa keseimbangan beban kerjanya dengan cara yang sama seperti tahap sebelumnya. Tidak hanya koordinat TC yang diubah, namun juga sebagian titik suplai ke demand karena tiap pekerjaan tergantung dengan aksesibilitas TC yang dipakai. Adapun titik suplai lanjutan yang harus dipertimbangkan letaknya. Gambar 3 Koordinat Titik Suplai 48 TECNOSCIENZA Vol.3 No.1 Oktober 2018

Peninjauan Kembali Lokasi Tower Crane pada Proyek Green Pada skenario ini, dilakukan perubahan titik TC 3 agar TC 3 bisa memaksimalkan pekerjaan pada zona 5 dan tidak menggunakan TC 4 karena pada TC 4 tidak dirasa tidak banyak melakukan pekerjaan pengangkutan. Dengan perubahan lokasi TC yang baru ini, maka keseimbangan Beban Kerja (σ) berubah lebih kecil yaitu sebesar 13,63 jauh lebih kecil dari lokasi awal yang bernilai 21,24. Maka penempatan TC pada lokasi yang telah diperbaharui sudah lebih baik. dan didapatkan total waktu perjalanan pengait adalah 7390,19 menit. Untuk perhitungan selisih waktu pengangkutan per lantai mengambil dilakukan simulasi untuk satu contoh pekerjaan. Perhitungan ini dilakukan dengan memakai elevasi mulai dari +25.80 (lantai 6) sampai elevasi +90,4 (lantai 25) yang bersifat tipikal. Sehingga didapatkan, waktu angkut untuk pekerjaan 299 pada elevasi +25.00 (lantai 6) adalah sebesar 11,59 menit. Selanjutnya dengan perhitungan yang sama, pada elevasi tiap lantai yang berbeda. Jadi didapat selisih waktu angkut setiap pekerjaan yang dilakukan TC pada setiap lantai dengan mengambil contoh pekerjaan 299 adalah sebesar 0,15 menit. D. PENUTUP Simpulan dan Saran Proyek pembangunan Green Sedayu Apartemen memiliki bentuk lantai yang cukup luas, sehingga dibutuhkan banyak TC dengan radius yang besar dan titik suplai yang cukup banyak untuk mencukupi kebutuhan material seluruh proyek. Setelah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mencari titik optimal pada TC bahwa dengan memindahkan dan mengefisiensi titik suplai serta memindahkan dan Vol.3 No.1 Oktober 2018 TECNOSCIENZA 49

Chika Puspita, Mirnayani, dan Mohamad F.N. Aulady memperkecil radius TC, didapatkan hasil waktu pengangkutan TC lebih cepat dan tentunya membuat biaya operasional TC menjadi lebih kecil. DAFTAR PUSTAKA Hartono, P. E., Noviyanti, & Alifen, R. S. 2013. Program Perhitungan Efektivitas Waktu dan Biaya Pemakaian Tower Crane. Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil, 2(2), 1 9. Jamato, H., Aswanto, M., & Trijeti. 2015. Perbandingan Penggunaan Tower Crane Dengan Mobil Crane Ditinjau Dari Efisiensi Waktu Dan Biaya Sebagai Alat Angkat Utama Pada Pembangunan Gedung. In Prosiding Semnastek 2015 (pp. 1 10). Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta. Retrieved from jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek. Septiawan, A. P., & Nurcahyo, C. B. 2017. Optimasi Penempatan Group Tower Crane pada Proyek Pembangunan My Tower Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 6(1). https://doi.org/10.12962/j23373539.v6i1.21747. Wijaya, A. M., Wirastuti, A., Nugraha, P., & Loekita, S. 2015. Monitoring Penjadwalan Proyek & Evaluasi Jumlah Tower Crane Pada Proyek Condominium & Podium Sebuah Plaza Di Tengah Kota. Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil, 4(2), 1 6. Yudha, B. A. B., Soetjipto, J. W., & Nurtanto, D. 2016. Evaluasi Penempatan Tower Crane Pada Proyek Pembangunan Jember Icon (Evaluation of Tower Crane Positioning in Jember Icon Project). Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan, 1(01), 7. https://doi.org/10.19184/jrsl.v1i01.3740. 50 TECNOSCIENZA Vol.3 No.1 Oktober 2018