BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, perusahaan dituntut untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan produktivitas dalam persaingan bisnis. Faktor pekerja sendiri masih sangat mempengaruhi dalam peningkatan produktivitas tersebut. Produktivitas tenaga kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya kondisi stasiun kerja ataupun fasilitas yang ada untuk aktivitas kerjanya. Perbaikan dalam hal metode dan pengukuran kerja perlu diperhatikan khususnya untuk karyawan. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya proses produksi dalam setiap stasiun kerja yang tentunya berdampak langsung terhadap perusahaan. Metode dan Pengukuran Kerja digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan informasi mengenai metode yang tepat yang salah satunya berhubungan dengan pekerja untuk dapat mengoptimalkan produksi. Pencapaian dari metode dan pengukuran kerja akan berjalan lancar apabila penilaian dalam pengukuran kerjanya yang erat kaitannya dengan postur tubuh yang sesuai standar dapat diterapkan. Postur kerja termasuk aspek penting yang perlu diperhatikan oleh para pekerja dalam suatu industri. Jika tidak tepat dilakukan maka dapat berdampak terhadap penurunan konsentrasi kerja dan kelelahan. Apabila hal tersebut dilakukan secara terus menerus 1
dapat menyebakan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja yang membahayakan para pekerja. UD. Rahmat yang berada di kawasan Magelang merupakan industri yang bergerak dalam bidang pangan dengan memproduksi pangan berupa keripik singkong. Pada proses produksi pembuatan keripik singkong ini masih dilakukan secara manual. Jenis pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam satu siklus tersebut tentunya sangat rentan mengalami gangguan Musculosceletal Disorders. Kelelahan Musculosceletal adalah keluhan yang terjadi pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat ringan hingga sampai sakit. Pekerjaan yang dilakukan secara nyaman dan sesuai standar tentunya akan terhindar dari gangguan Musculosceletal Disorders, sehingga pekerjaan dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Pendekatan yang tepat untuk mengidentifkasi masalah dengan kondisi tersebut yakni Nordic Body Map (NBM) dan Rapid Entire Body Assessement (REBA). Nordic Body Map (NBM) merupakan salah satu metode pengukuran subyektif untuk mengukur rasa sakit otot para pekerja. Sementara Rapid Entire Body Assessement (REBA) adalah metode untuk menilai risiko pekerjaan yang berkaitan dengan cidera tulang belakang. Penilaian yang dilakukan dengan menilai risiko postur dari keseluruhan tubuh pekerja yang dipengaruhi oleh faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktivitas pekerja. Penelitian yang dilakukan di UD. Rahmat mulai dari stasiun kerja perajangan singkong, penggorengan, pembumbuan hingga pengemasan 2
keripik singkong ini bertujuan untuk mengukur risiko postur kerja para pekerja pada bagian otot dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak sakit hingga sangat sakit dengan kuesioner NBM. Selain itu juga menganalisis postur tubuh dari risiko pekerjaan pekerja yang berkaitan dengan cidera tulang belakang dengan metode REBA, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan segera mungkin. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat keluhan dan risiko MSDs pekerja di setiap stasiun kerja saat sebelum dan sesudah bekerja dengan metode NBM? 2. Bagaimana analisis postur kerja pekerja di setiap stasiun kerja dengan menggunakan metode REBA? 1.3 Batasan Masalah Penelitian yang dilakukan ini perlu adanya batasan-batasan agar permasalahan yang akan diidentifikasi lebih fokus dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini yakni : 1. Observasi dilakukan di semua stasiun kerja di bagian produksi mulai dari stasiun pengupasan hingga stasiun pengemasan dengan pengamatan postur tubuh pekerja pada saat bekerja dan yang masuk kategori rendah dan dibawahnya dilakukan identifikasi lanjutan atau penilaian ulang. 2. Pengukuran tingkat ketidaknyamanan atau keluhan sakit pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM). 3
3. Postur kerja yang dinilai adalah pekerja laki-laki dan perempuan dalam kondisi sempurna dan tidak dalam keadaan cacat fisik. Penilaian postur kerja untuk menentukan risiko ergonomi menggunakan metode REBA. 4. Penelitian yang dilakukan tidak melakukan modifikasi kerja atau penggantian tempat kerja, namun hanya memberi usulan perbaikan postur tubuh saat melakukan aktivitas secara optimal. 1.4 Tujuan Peneliitian 1. Mengukur tingkat keluhan dan risiko MSDs pekerja di setiap stasiun saat sebelum dan sesudah bekerja dengan metode Nordic Body Map (NBM). 2. Melakukan analisis postur kerja berupa skor, level risiko dan level tindakan di setiap stasiun kerja dengan menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Memperdalam ilmu mengenai tema materi yang diambil dan memahami profesi dalam kenyataan. b. Sebagai sarana untuk memperluas ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dalam bangku perkuliahan dan mengaplikasikannya pada dunia nyata. c. Mendapatkan pengalaman kerja secara langsung dengan sehingga dapat dibandingkan antara praktek di lingkungan kerja dan teori yang didapatkan. 4
d. Mengetahui tahapan proses produksi di industri yang dikunjungi. 2. Bagi Industri a. Memberikan masukan dan informasi kepada industri mengenai postur kerja yang sesuai agar memperhatikan postur kerja yang baik dan sesuai standar sehingga dapat mengurangi dampak terjadinya Musculosceletal juga menentukan langkah perbaikan. b. Mengenal lebih dalam tentang kajian ilmu dan menjalin hubungan baik dalam Program Studi Diploma III Agroindustri Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. c. Memberikan motivasi kepada industri dalam peningkatan dan pengembangan profesionalisme tenaga kerja. 5