INVESTIGASI PROFIL ALIRAN DAN VOLUME GERUSAN PADA TIKUNGAN 120º AKIBAT PERUBAHAN POSISI PELIMPAH BERTANGGA

dokumen-dokumen yang mirip
KINERJA PERKUATAN TEBING SALURAN DENGAN BRONJONG DI BELOKAN 120 O AKIBAT BANJIR BANDANG (UJI EKSPERIMENTAL DI LABORATORIUM) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMASANGAN KRIB PADA SALURAN DI TIKUNGAN 120 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan morfologi pada bentuk tampang aliran. Perubahan ini bisa terjadi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Data Penelitian

STRATEGI PEMILIHAN PEREDAM ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR-IV (UJI MODEL DI LABORATORIUM)

PENGARUH BENTUK MERCU BENDUNG TERHADAP TINGGI LONCAT AIR KOLAM OLAK MODEL USBR IV (SIMULASI LABORATORIUM)

BAB V RENCANA PENANGANAN

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK PEREDAM ENERGI TIPE VLUGHTER DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Analisis Gradasi Butiran sampel 1. Persentase Kumulatif (%) Jumlah Massa Tertahan No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK PEREDAM ENERGI TIPE MDO DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sungai

OPTIMASI PEREDAM ENERGI TIPE BUCKET PADA BENDUNG MERCU BULAT. Tesis Magister. Oleh: DEDDI YAN ANDI AMRA

NASKAH SEMINAR 1. ANALISIS MODEL FISIK TERHADAP GERUSAN LOKAL PADA PILAR JEMBATAN (Studi Kasus Pilar Kapsul dan Pilar Tajam Pada Aliran Subkritik)

STUDI MENGENAI PENGARUH VARIASI JUMLAH GIGI GERGAJI TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE GERGAJI

GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk secara alami yang mempunyai fungsi sebagai saluran. Air yang

STUDI EKSPERIMEN AGRADASI DASAR SUNGAI PADA HULU BANGUNAN AIR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN DATA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU

Perencanaan Bangunan Air. 1. Umum

BAB III LANDASAN TEORI. A. Gerusan Lokal

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK PEREDAM ENERGI TIPE BAK TENGGELAM (CEKUNG) DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI

Prasarana/Infrastruktur Sumber Daya Air

Stenly Mesak Rumetna NRP : Pembimbing : Ir.Endang Ariani,Dipl. H.E. NIK : ABSTRAK

ANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE VLUGHTER (UJI MODEL LABORATORIUM)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. (suspended sediment) atau dengan pengukuran langsung di waduk (Asdak, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

PENGENDALIAN GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

PERANCANGAN ULANG BENDUNG TIRTOREJO YOGYAKARTA (ANALISIS HIDRAULIKA) (181A)

STUDI EFEKTIVITAS PEREDAM ENERGI BENDUNG PAMARAYAN-JAWA BARAT DENGAN UJI MODEL FISIK 3 DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK PEREDAM ENERGI TIPE SCHOKLITSCH DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI

STUDI PENGARUH KRIB HULU TIPE IMPERMEABEL PADA GERUSAN DI BELOKAN SUNGAI (STUDI KASUS PANJANG KRIB 1/10 DAN 1/5 LEBAR SUNGAI) Jeni Paresa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

Oleh : Maizir. Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang. Abstrak

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

ANALISIS TINGGI DAN PANJANG LONCAT AIR PADA BANGUNAN UKUR BERBENTUK SETENGAH LINGKARAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN» KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK. 1.

BAB IV METODE PENELITIAN

KAJIAN PENGARUH HUBUNGAN ANTAR PARAMETER HIDROLIS TERHADAP SIFAT ALIRAN MELEWATI PELIMPAH BULAT DAN SETENGAH LINGKARAN PADA SALURAN TERBUKA

1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VIII PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)

STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN AIR MELALUI PINTU TONJOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGGERUSAN DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI

KARAKTERISTIK ALIRAN SEDIMEN SUSPENSI PADA SALURAN MENIKUNG USULAN PENELITIAN DESERTASI

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR ORISINALITAS... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

STUDI NUMERIK PERUBAHAN ELEVASI DAN TIPE GRADASI MATERIAL DASAR SUNGAI

BAB III METODE PENELITIAN. fakultas teknik Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian yang dilakukan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tinjauan Umum

Mengenalkan kepada Peserta beberapa contoh bangunan irigasi, khususnya bangunan sadap, bangunan pembawa, serta bangunan pembagi.

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

MODEL FISIK ARAH ALIRAN GELOMBANG TSUNAMI DI DAERAH PURUS DAN ULAK KARANG PADANG ABSTRAK

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

THE EFFECT OF STEPPED SPILLWAY ( AKAR TERPOTONG TYPE) TO THE LENGTH OF HIDRAULIC JUMP AND ENERGY LOSS IN STILLING BASSIN

Disampaikan pada Seminar Tugas Akhir 2. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta NIM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS PERUBAHAN MEANDER SALURAN TANAH AKIBAT VARIASI DEBIT (UJI MODEL LABORATORIUM)

PENDAHULUAN. Abstrak. Abstract

BAB VII PERENCANAAN JARINGAN UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

BAB III LANDASAN TEORI

PEMODELAN NUMERIK PENGAMANAN SUNGAI SADDANG DENGAN PEMASANGAN KRIB NUMERICAL MODELING OF SADDANG RIVER PROTECTION BY USING GROYNE

ANALISIS SEDIMENTASI PADA SALURAN UTAMA BENDUNG JANGKOK Sedimentation Analysis of Jangkok Weir Main Canal

KAJIAN GERUSAN LOKAL PADA AMBANG DASAR AKIBAT VARIASI Q (DEBIT), I (KEMIRINGAN) DAN T (WAKTU)

ANALISIS PERUBAHAN LUASAN AREAL PERTANAMAN DAERAH IRIGASI UPT-1 SUNGAI PAKU BERDASARKAN DEBIT AIR PADA SALURAN PRIMER BENDUNGAN SUNGAI PAKU

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

PENGARUH VARIASI PANJANG JARI-JARI (R) TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE BUSUR

BAB IV METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS ABSTRAK

PERENCANAAN SALURAN. Rencana pendahuluan dari saluran irigasi harus menunjukkan antara lain :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Tata cara desain hidraulik tubuh bendung tetap dengan peredam energi tipe MDL

BAB 1 KATA PENGANTAR

LAPORAN UJI MODEL FISIK

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I ALIRAN MELEWATI AMBANG ( AMBANG LEBAR DAN AMBANG TAJAM )

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI

BAB IV METODE PENELITIAN

e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2013/199 Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126: Telp

Transkripsi:

INVESTIGASI PROFIL ALIRAN DAN VOLUME GERUSAN PADA TIKUNGAN 12º AKIBAT PERUBAHAN POSISI PELIMPAH BERTANGGA Aidil Saputra Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang, aidilsaputra.ts11@gmail.com Darwizal Daoed Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang, darwizaldaoed@ft.unand.ac.id Abstrak Pelimpah bertangga merupakan pelimpah yang bagian punggungnya dibangun berupa anak tangga dengan ukuran tertentu. Sehingga di harapkan mampu mengurangi tinggi energi pada bagian hilir bendung (Prayogy, Darwizal D 212) dan profil aliran yang terbentuk mengikuti anak tangga pada debit yang kecil dan pada debit yang besar terbentuk loncatan (skip). Fenomena ini memberikan gerusan pada daerah hilir yang cukup besar. Gerusan akan terjadi akibat interaksi antar butiran dengan material dasar saluran (Hoffmans and Verheij 1997). Gerusan pada belokan terjadi lebih besar pada bagian luar tikungan dans ebaliknya terjadi pengendapan di bagian dalam (Harvien dan Reski 26). Dengan memberikan superelevasi kearah dalam pada tikungan dapat memperbesar gerusan (Ramadona, Darwizal Daoed 29),tetapi super elevasi kearah luar dapat mengurangi gerusan pada luar tikungan (Ahsanul, Darwizal Daoed 21). Dari hasil tinjauan peneliti sebelumnya, masih terjadi volume gerusan yang besar, maka pada penelitian ini dilakukan dengan mengsimulasikan model pelimpah bertangga dengan memvariasikan posisi pelimpah bertangga sebanyak 3 posisi yang diletakan sebelum tikungan, dimana masing-masing posisi akan dialiri dengan 3 variasi debit.tujuan penelitian untuk mengamatiprofil aliran di punggung pelimpah dan gerusan yang terjadi di bawah pelimpah sampai akhir tikungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil aliran mengikuti anak tangga untuk debit kecil, sebaliknya terjadi loncatan untuk debit yang besar. Semakin besar debit kecendrungan gerusan di hilir pelimpah juga semakin besar, dan sebaliknya. Volume gerusan paling terkecil terjadi pada pelimpah yang berada sejauh lebar pelimpah sebelum tikungan, sebaliknya volume gerusan cukup besar terjadi jika pelimpah di letakan dekat dengan tikungan dan yang jauh sekali dengan tikungan. Kata Kunci :Investigasi, Profil Aliran,Tikungan 12o, Gerusan, Pelimpah 1. PENDAHULUAN Bendung adalah bangunan pelimpah melintang sungai yang memberikan tinggi muka air minimum kepada bangunan pengambilan untuk keperluan irigasi. Bendung merupakan penghalang selama terjadi banjir dan dapat menyebabkan genangan luas di daerah hulu bendung tersebut (Standar Perencanaan Irigasi, KP-2, 213). Telah banyak bangunan bendung yang sudah dibangun, namun banyak pula bangunan bendung yang mengalami kerusakan akibat terjadinya gerusan di bagian hilirnya. Walaupun di hilir bendung sudah dilengkapi dengan bronjong atau pasangan batu, namun dalam kenyataannya bronjong atau pasangan batu tersebut hilang akibat gerusan yang terjadi di hilir bendung. Salah satu penyebab terjadinya gerusan di hilir bendung adalah akibat banyaknya penambang pasir liat di hilir bendung. Dampak dari penambangan ini mengakibatkan penurunan elevasi dasar sungai, sehingga kemiringan dasar sungai akan semakin curam. Dengan curamnya kemiringan dasar sungai, maka akan merubah pula kecepatan alirannya dengan demikian kedalaman normal sungai menjadi semakin rendah dan kecepatan aliran di hilir bendung 132

menjadi semakin besar. Pengaruh penambahan kecepatan ini akan mengakibatkan gerusandi dasar sungai yang secara perlahan akan bergerak ke hulu sampai pada kaki bendung (Priyantoro, 1987: 2). Sehubungan dengan masalah tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan suatusi mulasi percobaan laboratorium untuk mengamati bentuk profilaliran dan volume gerusan yang terjadi pada tikungan 12o akibat perubahan posisi pelimpah bertangga. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Darwizal, Shubhi (22) dan Junaidi (26), melakukan penelitian mengenai pengaruh variasi geometri tikungan terhadap karakteristik penyebaran sedimen dan pembentukan lapisan armouring di dasar saluran. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa penggerusan terjadi pada awal tikungan hingga tengah tikungan dan pengendapan terjadi pada bagian tengah tikungan hingga ujung tikungan. Harvien dan Reski (26), Darwizal Daoed,MS, melakukan studi tentang pola pembentukan profil dasar saluran serta distribusi kecepatan yang terjadi pada belokan. Penelitian tersebut dilakukan dengan pemodelan saluran terbuka seperti flume berbentuk segi empat dengan variasi belokan yaitu 6o,9o,12o,dan15o. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bagian belokan sebelah dalam cenderung terjadi pengendapan, sebaliknya pada bagian sebelah luar belokan cenderung terjadi penggerusan. Welly Yudia Octaviani (211), Darwizal Daoed, melakukan penelitian tentang Kajian Terhadap Peredam Energi Pada Pelimpah Bertarap (uji eksperimental). Hasil penelitian menunjukkan semakin besar debit air yang melewati pelimpah, maka redaman energi yang terjadi juga akan semakin besar, dan sebaliknya. Model pelimpah yang menimbulkan redaman energy terbesara dalah pelimpah berterap dengan anak tangga datar yakni sekitar 67,494%. 2.2 Pelimpah bertangga merupakan pelimpah yang bagian punggungnya dibangun serangkaian terap anak-anak tangga dengan ukuran tertentu sehingga terbentuklah kemiringan punggung pelimpah sesuai dengan keinginan perencananya. Gambar 1. Bendungan bertangga di By Pass, Kalawi (kiri) dan model pelimpah bertangga di Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil,UNAND (kanan) 133

2.3 Penggerusan Gerusana dalah fenomena alam yang terjadi karena erosi terhadap aliran air pada dasar dan tebing saluran alluvial atau proses menurunnya atau semakin dalamnya dasar sungai di bawah elevasi permukaan alami (datum) karena interaksi antara aliran dengan material dasar sungai (Hoffmans and Verheij 1997). Gerusan akibat bangunan terjun atau dam adalah hasil dari tumpahan air dari bagunan yang lebih tinggi (mercu) atau banguan terjun, menciptakan pola aliran sekunder yang dikenal sebagai pusaran (roller). Gerusan pada daerah belokan lebih besar terjadi peda daerah luar tikungan dan pengendapan pada daerah dalam tikungan (Harvien dan Reski 26), sedangkan dengan memberikan superelevasi pada daerah tikungan menjadikan gerusan lebih besar bila kemiringan kearah dalam tikungan (Ramadona, Darwizal Daoed 29). Sebalikanya untuk kearah luar menunjukan penguranggerusan lebih signifikan (Ahsanul, Darwizal Daoed 21). 3. Metodologi Penelitian ini dilakukan pada saluran terbuka dengan dimensi saluran.4 m x.4 m dan panjang saluran ± 12,8 m. Pelimpah bertangga yang dipakai dalam penelitian menggunakan anak tangga datar dengan rasio perbandingan tinggi dan lebar pelimpah 1 : 2. Pelimpah bertangga di letakan pada 3 variasi posisi yang berbeda dengan posisi I sebelum tikungan, posisi II sejauh lebar pelimpah sebelum tikungan dan posisi III sejauh 2 kali lebar pelimpah sebelum tikungan. Masing masing posisi dialirkan 3 variasi debit yang berbeda. Pada bagian hilir pelimpah di letakan material pasir dan di bagi menjadi beberapa stasioning dan grid-grid sebagai acuan titik pengukuran perubahan dasar saluran setelah dialiri dengan debit yang direncanakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2,3,4. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran taraf. Gambar 2. Sketsa set up alat untuk 3 variasi posisi Gambar 3. Sketsa pelimpah rasio 1:2 Gambar 4. Grid titik pengukuran 134

4. Hasil Analisa Data Dan Pembahasan 4.1 Pengaruh Variasi Debit (Q) Terhadap Profil Aliran di Atas Pelimpah Model Profil Aliran Pada Posisi I 28. 24. 2.. 12. 8. 4.. 32 48 64 8 Jarak X1 (cm) 96 112 128 144 Gambar 5. Grafik profil aliran pelimpah bertangga posisi I Tinggi Muka Air (cm) Model Profil Aliran Pada Posisi II 28. 24. 2.. 12. 8. 4.. Debit 79.22 32 48 64 8 96 Jarak X2 (cm) 112 128 144 Gambar 6. Grafik profil aliran pelimpah bertangga posisi II Tinggi Muka Air (cm) Model Profil Aliran Pada Posisi III 28. 24. 2.. 12. 8. 4.. Debit 54.335 32 48 64 8 96 112 Jarak X3 (cm) 128 144 Gambar 7. Grafik profil aliran pelimpah bertangga posisi III Dari ketiga variasi posisi pelimpah, untuk profil aliran mengikuti anak tangga untuk debit kecil dan sebaliknya terjadi skip untuk debit yang besar. Hal ini dapat dilihat bahwa pada debit 91.643 memiliki pola loncatan yang jelas dan melebihi satu anak tangga, sedangkan pada debit 45.348 memiliki pola loncatan hanya mengikuti anak tangga. 135

4.2 Pengaruh Variasi PosisiPelimpahTerhadap Pola Gerusan 4.2.1 Posisi I Gambar 8. Pola gerusan setelah pelimpah pada posisi I 4.2.2 Posisi II Gambar 9. Pola gerusan setelah pelimpah pada posisi II 4.2.3 Posisi III Gambar 1. Pola gerusan setelah pelimpah pada posisi III 136

% tergerus Pengaruh Posisi Vs Gerusan 2 12 8 4 L/mnt 1 2 L/mnt 3 Posisi Gambar 11. Grafik pengaruh posisi pelimpah terhadap gerusan di hilir pelimpah Pada grafik 11, Volume gerusan paling terkecil terjadi pada pelimpah yang berada sejauh lebar pelimpah sebelum tikungan (posisi II), sebaliknya gerusan terbesar terjadi jika pelimpah di letakan dekat dengan tikungan (posisi I) dan yang jauh sekali dengan tikungan (posisi III). 4.3 Analisis pengaruh variasi debit (Q) terhadap volume gerusan yang terjadi di hilir pelimpah % tergerus Pengaruh Debit Terhadap Gerusan 17. 15. 13. 11. 9. 7. 5. 45.348, 15.42 79.22,.21 45.348, 1.92 45.348, 5.55 79.22, 1.98 79.22, 5.31 91.643, 1.69 91.643, 6.41 Posisi I Posisi III Posisi II Posisi I Posisi II Posisi III 45.348 Debit () Gambar 12. Grafik pengaruh debit terhadap gerusan di hilir pelimpah Dari gambar 12, terlihat bahwa semakin besar debit aliran kecendrungan gerusan dasar saluran di hilir pelimpah juga semakin besar, dan sebaliknya. Pada posisi I material dasar saluran yang tergerus sebesar 15.42 % untuk debit 45.348 L/mnt dan.21% untuk debit 91.643 L/mnt dari kondisi awal, untuk posisi II sebesar 5.55% untuk debit 45.348 L/mnt, 5.31% untuk debit 54.335 L/mnt dan 6.41% untuk debit 91.643 L/mnt dari kondisi awal, untuk posisi III sebesar 1.92% untuk debit 45.348 L/mnt, 1.98% untuk debit 79.22 L/mnt dan 1.69% untuk debit 91.643 L/mnt dari kondisi awal. 5. Kesimpulan Dari pengamatan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa : 1. Profil aliran mengikuti anak tangga untuk debit kecil, sebaliknya terjadi skip untuk debit yang makin besar. 2. Pengikisan terjadi di sepanjang dasar saluran tetapi gerusan terbesar terjadi di bawah anak tangga dan akhir tikungan. 137

3. Pengaruh variasi debit terhadap gerusan yang terjadi di hilir pelimpah adalah semakin besar debit kecendrungan gerusan juga semakin besar, dan begitu juga sebaliknya. 4. Volume gerusan paling besar terjadi pada pelimpah yang berada di awal tikungan sebesar 15-17 % dari kondisi awaldan volume gerusan paling kecil terjadi pada pelimpah yang terletak sejauh lebar pelimpah sebelum tikungan sebesar 5-7 % dari kondisi awal, pada posisi III gerusan terjadi sebesar 1-11 % dari kondisi awal. DAFTAR KEPUSTAKAAN Daoed, Darwizal, Februarman, M. Subhi NH. 26. Pengaruh Variasi Geometrik TikunganTerhadap Karakteristik Penyebaran Sedimen dan Lapisan Armouring Di Dasar Saluran. Padang : DIKTI, DIKANAS Daoed, D, Ahsanul. 21. Pengaruh Kemiringan Melintang Kearah Luar Tikungan Saluran Saluran Terhadap Pola Penyebaran Sedimen. Padang : Skripsi Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas. Daoed, D, Februarman, Junaidi, Rahmadona 28/29, Pengaruh Super Elevasi Tikungan Terhadap Pola Penyebaran Sedimen. Laporan Penelitian dibiayai oleh Dikti Dep Diknas Penelitian Fundamental Gempar.212. Bendungan Sebewe Tak Kunjung Diperbaiki. Diakses : 1 Maret 215. http://gemparvaroz.blogspot.com/212/2/bendungan-sebewe-tak-kunjungdiperbaiki.html. Harvien, Rizki. 26.Studi Eksperimental Pola Pembentukan Profil Dasar Saluran Pada Belokan 6 dan 9 Derajat.Padang : Skripsi Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas. Kironoto, Bambang Agus.1997. Hidraulika Traspor Sedimen. Universitas GadjahMada, Yogyakarta. Oktaviani, Welly Y.211. Kajian Terhadap Peredam Energi Pada Pelimpah Berterap (Uji Experimental).Padang : Skripsi Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas. Prayogy A. Lubis.212. Investigasi Model Fisik Aliran dan Redaman Energi Pada Terhadap Jumlah Tangga Tetap dan Lebar Tangga. Padang : Skripsi Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas. 138