BAB III PEMBAHASAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Apa Arti Kinerja / Performance?

PRESTASI KERJA. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

APA ARTI KINERJA / PERFORMANCE?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. satu file sehingga menghasilkan satu hasil yang dikehendaki. (Abdul Kadir,

BAB 7. MANAJEMEN KINERJA. Tujuan-Tujuan Strategis Organisasi

P KINERJA-TIM MSDM/UMY

Penilaian Kinerja. Apa Arti Kinerja / Performance?

MSDM Materi 9 Penilaian Kinerja

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS

PENILAIAN PRODUKTIVITAS/ KINERJA

PENILAIAN PRODUKTIVITAS/ KINERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

MSDM Penilaian Kinerja

Apa Arti Kinerja / Performance?

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti

KINERJA COMPILED BY: IY

Tujuan : 1. Mengetahui pengembangan 2. Pengambilan Keputusan administratif 3. Keperluan perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

personalia yang diambil tidak tepat. h. Diagnosa Disain Pekerjaan i. Kesempatan Kerja yang Adil internal diambil tanpa diskriminasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

Proses Manajemen Kinerja

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Prepared by Farlianto. /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang masing-masing jabatan. Pekerjaan (job) terdiri dari sekelompok tugas yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Informasi pada suatu sistem meliputi masukan data (input) yang

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

Perancangan Instrumen Sistem Penilaian Kinerja Dosen Berbasis Spreadsheet

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK WIJAYAKUSUMA NOMOR: 052/PER.DIR/RSKIA.WK/III/2017 Tentang PANDUAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

PENILAIAN KINERJA By Sami an

Halaman Langkah-langkah Proses Penilaian Prestasi Kerja Sumber-sumber Penilaian Hambatan dalam Proses Penilaian

BAB II URAIAN TEORITIS. 25%, sedangkan sisanya 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan 6. Nova Yanti Maleha, S.E.MM 07/10/2016

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan

Manajemen Kinerja. Slamet Heri Winarno

MANAJEMEN KINERJA. Paradigma Baru Dalam Memanajemeni. Oleh: Rojuaniah Dosen FE - UIEU

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. khususnya dalam pencapaian target pendapatan. Deskripsi pekerjaan yang. mencapai tujuan kinerja organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada kemampuannya dalam mengelola kinerja karyawan secara

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Kemampuan Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten

BAB II TELAAH PUSTAKA

PENERAPAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PT BAKRIE PIPE INDUSTRIES BEKASI

Performance Appraisal (Penilaian Pekerjaan/Performa) MSDM-TIP FTP UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membagikan tugas kepada tenaga kerjanya. Hal ini berarti pimpinan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Penilaian terhadap suatu pekerjaan dalam sebuah perusahaan merupakan suatu

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengembangan Sumber daya Manusia:2004) sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN. karyawan mulai dari pimpinan puncak hingga ke lapisan paling bawah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

Shirley Fakultas Psikologi Universitas Medan Area

II. TINJAUAN PUSTAKA Penilaian Kinerja Pengertian Penilaian Kinerja

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA. Sumberdaya manusia merupakan investasi yang. sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penilaian Kinerja. Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini.

II. LANDASAN TEORI. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen Pengertian Manajemen

Penilaian Kinerja. Yogi Suwarno, MA. Bintek Organisasi & Metode Palangka Raya, 28 Juli 2006

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan adalah sebuah sistem dimana di dalamnya terdapat sejumlah

2.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja

PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN MANAJEMEN KINERJA. Oleh

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

Penilaian Kinerja. Yogi Suwarno, MA. Disampaikan pada PENINGKATAN KAPASITAS SUPERVISI MANAJER PD PAL JAYA Jakarta, 14 Agustus 2010

BAB II LANDASAN TEORI. dan kerangka dasar penelitian yang diuraikan dalam penjelasan di bawah ini.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi. Karyawan merupakan aset utama dalam organisasi serta menjadi

Dokumen ini dapat digunakan, disalin, disebarluaskan baik sebagian ataupun seluruhnya dengan syarat mencantumkan sumber asli.

PERFORMANCE APPRAISAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

II. TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI PENILAIN KINERJA PEGAWAI UNTUK PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN PEMBAHASAN 3.1 Tinjuan Teori 3.1.1 Pengertian Kinerja dan Penilaian Kinerja Menurut Darodjat dan Tubagus (2015) bahwa kinerja atau performance adalah tindakan menampilkan atau melaksanakan suatu kegiatan, oleh karena itu performance sering juga diartikan penampilan kerja atau perilaku dalam bekerja. Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan (Foster dan Seeker, 2001). Kinerja karyawan akan tampak pada konidisi dan situasi kerja seharihari. Semua aktivitas yang dilakukan oleh karyawan akan menggambarkan ia berusaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kinerja adalah pencapaian hasil atau prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan kepanya. Kinerja dapat pula dipandang sebagai perpaduan dari hasil kerja dan kompetensi (Marwansyah, 2010). Kinerja ada 2 jenis yakni kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah bagian hasil dari kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, dan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dan kinerja kelompok (Widodo, 2015). Penilaian kinerja adalah mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan atau dimasa lalu relatif terhadap standar prestasinya. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi yang efektif dan efisien (Dessler, 2004). Pegawai menginginkan dan memerlukan umpan balik berkenaan dengan prestasi karyawan tersebut dan penilaian menyediakan kesempatan untuk memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan pegawai, dan untuk menyusun rencana peningkatan 28

29 kinerja. Begitu juga (Widodo, 2015) penilaian kinerja adalah proses hasil karya personel dalam suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja, penilaian kinerja untuk mengevaluasi terhadap penampilan kerja personel dengan membandingkan dengan standar baku penampilan. Dan kegiatan penilaian kinerja ini membantu pengambilan keputusan bagian personalia dan memberikan umpan balik kepada para personel tentang pelaksanaan kerja mereka. 3.1.2 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Penilaian Kinerja merupakan suatu alat yang manfaatnya tidak hanya untuk mengevaluasi seorang karyawan akan tetapi juga mengembangkan serta memotivasi karyawan. Penilaian kinerja pada dasarnya memiliki dua tujuan, yaitu tujuan evaluasi dan tujuan pengembangan. Untuk tujuan yang pertama, manajer memberi penilaian atas kinerja karyawan dengan menggunakan rating deskriptif. Tujuan penilaian kinerja tersebut diantaranya untuk pengambilan keputusan-keputusan promosi, demosi, terminasi dan kompensasi. Adapun untuk tujuan pengembangannya, penilaian kinerja berguna meningkatkan kinerja seseorang karyawan di masa yang akan datang (Darodjat dan Tubagus, 2015). (Handoko, 2014) manfaat dari penilaian kinerja dapat dirinci sebagai berikut: 1. Perbaikan prestasi kerja Umpan balik pelaksanaan kerja kemungkinan karyawan, manajer dan departmen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk memperbaiki prestasi. 2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi Evaluasi penilaian kinerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.

30 3. Keputusan-keputusan penempatan Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu. 4. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan Penilaian kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian juga, penilaian yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan. 5. Perencanaan dan pengembangan karier Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti. 6. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing Penilaian kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departmen personalia. 7. Ketidakakuratan informasional Penilaian kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumberdaya manusia, atau komponen-komponen lain sistem informasi manajemen personalia. Menggantungkan diri pada informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan-keputusan personalia yang diambil tidak tepat. 8. Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan Penilaian kerja yang jelek mungkin merupakan sutau tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian kinerja membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut. 9. Kesempatan kerja yang adil Penilaian kerja secara akurat akan menjamn keputusan-keputusan internal diambil tanpa diskriminasi. 10. Tantangan-tantangan eksternal Kadang-kadang penilain kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor luar lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau

31 masalah-masalah pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi departmen personalia mungkin dapat menawarkan. 3.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Menurut Widodo (2015) bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: a. Sasaran : adaya rumusan sasaran yang jelas tentang apa yang diharapkan oleh perusahaan untuk dicapai. b. Standar : apa ukurannya bahwa seseorang telah berhasil mencapai sasaran yang diinginkan oleh perusahaan. c. Umpan Balik : Informasi terhadap kegiatan yang berkaitan dengan upaya mencapai sasaran sesuai standar yang telah di tentukan. d. Peluang : Beri kesempatan orang itu untuk melaksanakan tugasnya mencapai sasaran terseut. e. Sarana : Sediakan sarana yang diperlukan untuk medukung pelaksanaan tugasnya. f. Kompetensi : Beri pelatiahan yag efektif, yaitu bukan sekedar belajar tentang sesuatu, tetapi belajar bagaimana melakukan sesuatu. g. Motivasi : Harus bisa menjawab pertanyaan mengapa saya harus melakukan pekerjaan ini? 3.1.4 Waktu Pelaksanaan Penilaian Kinerja Penilaian Kinerja dilakukan secara berkala dalam inteval waktu tertentu. Pada sebagaian perusahaan, penilaian dilakukan satu atau dua kali dalam setahun. (Marwansyah, 2010) Ada beberapa tentang siapa yang melakukan penilaian kinerja, antara lain : a. Atasan langsung b. Bawahan c. Rekan kerja d. Penilaian kelompok

32 e. Penilaian diri sendiri f. Kombinasi Penilaian seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang punya kesempatan untuk benar-benar mengamati perilaku karyawan secara langsung. 3.1.5 Metode Penilain Kinerja Karyawan Secara garis besar metode penilaian kinerja dibagi menjadi dua jenis, yaitu past oriented appraisal methods atau penilaian kinerja yang berorientasi masa lalu yang artinya penilaian kinerja atas kinerja seseorang dari pekerjaan yang telah dilakukannya, future oriented appraisal methods atau penilaian kinerja yang berorientasi ke masa depan adalah penilaian kinerja dengan menilai seberapa besar potensi karyawan dan mampu untuk menetapakan kinerja yang diharapkan pada masa yang akan datang. Menurut Widodo (2015) ada tujuh metode penilaian kinerja, yaitu : 1. Rating Scales Menilai kinerja pegawai dengan menggunakan skala untuk mengukur faktor-faktor kinerja. 2. Critical Incidental Evaluator mencatat mengenai apa saja perilaku atau pencapaian terbaik dan terburuk pegawai. Dalam metode ini, penilai harus menyimpan catatan tertulis tentang tindakan-tindakan atau perilaku kerja yang sangat positif dan perilaku kerja yang sangat negatif selama periode penilaian. 3. Essay Evaluator menulis deskripsi mengenai kekuatan dan kelemahan karyawan, kinerjanya di masa lalu, potensinya dan memberikan saransaran untuk pengembangan pekerjaan tersebut. Metode ini cenderung lebih memusatkan perhatian pada perilaku ekstrem dakam tugas-tugas karyawan daripada pekerjaan atau kinerja rutin yang mereka lakukan

33 dari hari ke hari. Penilaian seperti ini sangat tergantung kepada kemampuan menulis seorang penilai. 4. Work Standard Metode ini membandingkan kinerja setip karyawan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya atau dengan tingkat keluaran yang diharapkan. Standar mencerminkan keluaran normal dari seorang pekerja yang berprestasi rata-rata, yang bekerja pada kecepatan atau kondisi normal. Agar standar ini dianggap objektif, para pekerja harus memahami secara jelas bagaimana standar yang ditetapkan. 5. Ranking Penilai menempatkan seluruh pekerjaan dalam satu kelompok sesuai dengan peringkat yang disusun berdasarkan kinerja secara keseluruhan. 6. Forced Distribution Penilai harus memasukkan individu dari kelompok kerja ke dalam sejumlah kategori yang serupa dengan sebuah distribusi frekuensi normal. Bila suatu perusahaan memiliki pekerja yng semuanya berprestasi istimewa, atasan dipaksa untuk memasukkan siapa yang harus dimasukkan ke dalam kategori yang lebih rendah. 7. Behaviourally anchored rating Scales (BARS) Evaluator menilai pegawai berdasarkan beberapa jenis perilaku kerja yang mencerminkan dimensi kinerja dan membuat skalanya. 3.1.6 Masalah dalam Penilaian Kinerja Karyawan Hanya sedikit hal yang harus dilakukan manajer yang lebih beresiko dibandingkan dengan menilai kinerja karyawan. Karyawan umumnya cenderung terlalu optimis tehadap peringkat dirinya. Manajer dan karyawan tahu peningkatan mereka, kemajuan karierya, dan kepuasan yang sangat bergantung pada bagaimana manajer menilai mereka. Hal ini menyulitkan penilaian kinerja, tetapi kesulitan yang lebih besar adalah adanya sejumlah masalah teknis yang dapat menimbulkan keraguan pada seberapa adil proses tersebut secara keseluruhan.

34 Menurut Marwansyah (2010) masalah yang berkaitan dengan penilaian kinerja adalah : 1. Kurangnya Objektivitas Salah satu kelemahan metode penilaian kinerja tradisional adalah kurangnya objektivitas. Sebagai contoh dalam metode rating scale, misalnya faktor-faktor yang lazim digunakan seperti sikap, loyalitas dan kepribadian adalah faktor-faktor yang sulit diukur. Dalam penilaian kinerja, subyektivitas biasanya tidak dapat sepenuhnya dihindari. Penggunaan faktor-faktor yang terkait dengan pekerjaan dapat meningkatkan obyektivitas. 2. Kesalahan HALO Halo error atau halo effect terjadi bila penilai mempersepsikan satu faktor sebagai kriteria yang paling penting dan memberikan penilaian umum, baik atau buruk, berdasarkan faktor tunggal ini. Sekali kesan menyeluruh tentang seorang pegawai dirumuskan, kesan ini kemudian akan mewarnai seluruh aspek penilaian kinerjanya. Misalnya seorang karyawan dinilai baik seluruh aspek kinerjanya, hanya karena seorang yang sangat rajin. 3. Penilai terlalu lunak (Leniency) Leniency adalah kecenderungan untuk memberikan nilai tinggi kepada seseorang yang tidak berhak mendapatkannya. Dengan kata lain, penilai memberikan yang lebih tinggi dari seharusnya (terlalu lunak atau longgar). 4. Penilai terlalu ketat (Strictness) Sebaliknya dari leniency, stricness atau severity adalah sikap yang terlalu kritis atas kinerja seorang pekerja (telalu ketat dalam memberikan nilai). Penilaian yang terlalu ketat biasanya terjadi bila manajer tidak mempunyai definisi atau batasan yang akurat tentang berbagai faktor penilaian.

35 5. Kecenderungan memberikan nilai tengah (Central Tendency) Kesalahan ini terjadi bila pekerja diberi nilai rata-rata, secara tidak tepat, atau ditengah-tengah skala penilaian. Dengan kata lain, ini adalah kecenderungan memberi nilai rata-rata kepada semua pegawai. Biasanya, penilai memberi nilai rata-rata karena ingin menghindari kontroversi atau kritik. Ini mencerminkan penolakan sistematis untuk menilai seseorang sangat buruk atau unggul. Kesalahan ini dapat pula berasal dari kurangnya informasi tentang pegawai yang dinilai. Dan akan merugikan pekerja yang berprestasi di atas rata-rata. 6. Bias perilaku terbaru Perilaku atau kinerja yang paling akhir atau paling dekat ke waktu penilaian akan lebih mudah diingat daripada perilaku kerja yang telah lama terjadi. Dengan kata lain penilai cenderung lebih banyak menilai kinerja yang tampak menjelang atau pada saat proses penilaian dilakukan. 7. Bias Pribadi Penilai yang melakukan penilaian bisa saja memiliki bias yang berkaitan dengan karakteristik pribadi pekerja seperti suku, agama, gender atau usia. Meskipun ada peraturan atau undang-undang yang melindungi pekerja, diskriminasi tetap menjadi masalah dalam penilaian kinerja. 3.2 Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawan Bagian Penjualan pada PT Pos Indonesia Kantor Pos Semarang 50000 3.2.1 Maksud dan Tujuan Penilaian Kinerja Karyawan PT Pos Indonesia Kantor Pos Semarang 5000 Maksud melakukan penilaian Kinerja karyawan PT Pos Indonesia Kantor Pos Semarang 50000 : 1. Melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai Kantor Pos Semarang 50000.

36 2. Mengelompokkan kantor pos sesuai kriteria dalam rangka pengembangan yang berkesinambungan. 3. Mendukung program penggalangan semangat dan kampanye ayo ke kantor pos. Tujuan penilaian kinerja karyawan di PT Pos Indonesia Kantor Pos Semarang 50000 adalah sebagai berikut : 1. Memperoleh data tentang kinerja pegawai Kantor Pos Semarang 50000. 2. Membantu manajemen dalam proses review dan evaluasi kinerja dan pengembangan kantor pos. 3. Memotivasi dan membangun kompetisi dalam rangka peningkatan kinerja dan kualitas karyawan. 4. Untuk menaikkan grade karyawan yang memiliki penilaian baik. 3.2.2 Waktu Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawan Waktu pelaksanaan penilaian kinerja karyawan PT Pos Indonesia Kantor Pos Semarang 50000 dilakukan dalam jangka waktu Triwulan. PT Pos Indonesia Kantor Pos Semarang 50000 melakukan penilaian kinerja karyawannya sesuai dengan bagiannya masing-masing dengan dibagi menjadi 14 bagian manager yang berbeda. Pada tugas akhir ini penulis mengambil salah satu bagian di Kantor Pos yakni dibagian penjualan. Penilaian kinerja di bagian penjualan yang menilai yakni atasan langsung atau manajer pejualan dengan sistemnya yang diberi nama SMKI (Sistem Manajemen Kinerja Individu). 3.2.3 Mekanisme Penilaian Kinerja Karyawan bagian Penjualan 1. Pada awal triwulan dilakukan pembahasan antara atasan dengan bawahan untuk menetapkan sasaran kinerja yang dituangkan dalam kontrak kerja yang disepakati antara pejabat yang dinilai dengan atasan.

37 2. Para atasan langsung agar melakukan monitoring tehadap pelaksanaan sasaran kinerja serta benar-benar melakukan validasi terhadap hasil penilaian kinerja anak buahnya. 3. Pada akhir triwulan, dilakukan penilaian sesuai dengan Key Performance Indicator (KPI) dalam format excel melalui manajer masing-masing. 4. Hasil penilaian kinerja ditanda tangani oleh pejabat yang dinilai, atasan langsung yang melakukan penilaian, dan atasan dari atasan langsung, kemudian dientri di web SIM SDM, selanjutnya dikirim kebagian SDM di unit kerja masing-masing sebagai dasar untuk melakukan validasi secara sistem. 3.2.4 Tatacara pelaksanaan penilaian kinerja individu melalui SMKI Berikut ini adalah tatacara pelaksanaan penilaian kinerja melalui SMKI (Sistem Manajemen Kinerja Individu) : a. Formulir KPI dan logbook yang sudah diupdate dapat di download dari web proyek bangsis MSDM pada http://msdm.posindonesia.co.id). b. Penilaian formulir KPI dilakukan oleh masing-masing karyawan c. Hasil penilaian karyawan dimaksud harus divalidasi oleh masing-masing atasan langsung. d. Pejabat yang berhak memvalidasi bertanggung jawab atas kebenaran pengisian formulir KPI beserta logbooknya sesuai dengan data/kejadian yang sebenarnya. e. Setelah dilakukan validasi oleh atasan langsung, maka hasil nilai KPI triwulan dikompilasikan pada unit kerja masing-masing.

38 3.2.5 Indikator Penilaian Kinerja Karyawan Bagian Penjualan Indikator penilaian kinerja karyawan bagian penjualan di Kantor Pos Semarang 50000 ada 3 penilaian yakni : 1. Kuantitas Kerja meliputi : Tabel 3. 1 No Uraian Kuantitas kerja Uraian 1 Membuat SLPK 2 Memeriksa SLPK dan resi pengiriman 3 Memasukkan data express sesuai dengan backsheet 4 Administrasi resi dan backsheet express 5 Administrasi resi dan backsheet korporat 6 Menerima pelunasan tagihan express 7 Menerima pelunasan tagihan espress 8 Membuat laporan bulanan beserta PSA 9 Membuat tagihan kiriman express 10 Membuat tagihan kiriman korporat 11 Penyampulan tagihan express dan korporat Sumber : Kantor Pos Semarang 50000

39 2. Kualitas Kerja meliputi : Tabel 3. 2 No Uraian Kualitas Kerja Uraian 1 Membuat SLPK 2 Memeriksa SLPK dan resi pengiriman 3 Memasukkan data express sesuai dengan backsheet 4 Administrasi resi dan backsheet express 5 Administrasi resi dan backsheet korporat 6 Menerima pelunasan tagihan express 7 Menerima pelunasan tagihan espress 8 Membuat laporan bulanan beserta PSA 9 Membuat tagihan kiriman express 10 Membuat tagihan kiriman korporat 11 Penyampulan tagihan express dan korporat Sumber : Kantor Pos Semarang 50000

40 3. Tingkat Kehadiran meliputi : Tabel 3. 3 Uraian Tingkat kehadiran No Uraian 1 Senam I 2 Senam II 3 Apel Selasa Pagi 4 Santapan rohani 5 Upacara Sumber : Kantor Pos Semarang 50000

41 Contoh Perhitungan Penilaian : Gambar 3. 1 Contoh Perhitungan Penilaian Jumlah Pekerjaan t Realisasi Bobot Nilai KPI Sumber Data Jumlah Pekerjaan yang diselesaikan pada waktunya t -1-2 -3-4 -5-6 -7 Log Book 1 [(3)/(4)] X 100 [(5) X (6)] 1. Kuantitas Kerja 33 18 183,33 20% 36,67 KPI Sumber Data Jumlah Hari Kejadian ditemukannya Kesalahan t *) Realisasi Bobot Nilai 2. Kualitas Kerja Jumlah Laporan**) tidak Jumlah Laporan t Realisasi Bobot Nilai tepat waktu t -3-4 -5-6 -7 Log Book 2B [1 ((3)/(4))] X 100 [(5) X (6)] 0 0 100,00 20% 20,00 Jumlah Pertanyaan dan Keluhan Pelanggan yang tidak terselesaikan tepat waktu t Jumlah Pertanyaan dan Realisasi Bobot Nilai Keluhan Pelanggan t -3-4 -5-6 -7 Loog Book 2C [1 ((3)/(4))] X 100 [(5) X (6)] 0 0-0 - Realisasi Bobot Nilai KPI Sumber Data Jumlah Hari Kerja Jumlah Hari Kerja Karyawan t Karyawan menurut Jadual t -1-2 -3-4 -5-6 -7 Loog Book 3 [(3)/(4)] X 100 [(5) X (6)] 3. Tingkat Kehadiran 473,4 473,4 100,00 20% 20,00 -I- -1-2 -3-4 -5-6 Log Book 2A [1 ((3)/60)] X 100 [(4) X (5)] -II- 2 96,67 20% 19,33 -III- -IV- -V- Total (I+II+III+IV+V) 96,00 Sumber : Kantor Pos Semarang 50000

42 3.2.6 Tindak Lanjut Penilaian Kinerja Karyawan Setelah karyawan mendapat hasil penilaian kinerja maka tindakan PT Pos Indonesia Kantor Pos Semarang 50000 berikutnya adalah memberikan masukan ke karyawan yang memiliki penilaian baik, sedang maupun kurang untuk meningkatkan kualitas kerjanya. Tindak lanjut penilaian kinerja karyawan di Kantor Pos Semarang 50000 berupa : a. Kenaikan grade dan personal value Grade adalah tingkat kedudukan seorang karyawan di Perusahaan yang basisnya ditentukan dari kondisi karyawan dengan variabel antara lain lamanya bekerja, tingkat pendidakan masuk dan kecakapan dalam bekerja. Di PT Pos Indonesia Kantor Pos Semarang 50000 grade terdiri dari 18 jenjang, dengan grade 1 sebagai grade tertinggi dan grade 18 sebagai grade terendah. Personal Value adalah nilai yang melekat pada diri seorang karyawan yang diperoleh dari hasil penilaian kinerja dan atau hasil penilaian kompetensi. b. Promosi Promosi adalah pengangkatan pada jabatan dengan band atau level jabatan yang lebih tinggi. Dengan adanya promosi, pasti karyawan akan merasa dihargai, diperhatikan, dibutuhkan dan diakui kemampuan kerjanya oleh manajemen perusahaan sehingga mereka akan menghasilkan keluaran (output) yang tinggi serta akan mempertinggi loyalitas (kesetiaan) pada perusahaan. Adapun persyaratan promosi di Kantor Pos Semarang 50000 adalah sebagai berikut : 1. Karyawan telah minimal 2 tahun menduduki jabatan pada band atau level jabatan yang setingkat lebih rendah dibanding band atau level jabatan yang akan dipromosikan. 2. Untuk karyawan yang termasuk kategori talent dapat dipromosikan kurang dari 2 tahun setelah menduduki jabatan pada band atau level jabatan setingkat lebih rendah dibanding band atau level jabatan yang akan dipromosikan.

43 3. Memenuhi persyaratan untuk jabatan yang bertalian, meliputi pengalaman jabatan yang relevan, memenuhi persyaratan performansi, memiliki potensi pengembangan, dan memiliki kompetensi yang dipersyaratkan, yang dapat diketahui berdasarkan berbagai metode penilaian/asesmen diantaranya penilaian kecakapan dari atasan langsung atau hasil asesmen / uji kompetensi. 4. Tersedianya formasi jabatan. 5. Karyawan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani. 6. Karyawan telah memiliki grade 14. c. Demosi Demosi merupakan bentuk pembinaan yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk melakukan perbaikan dan intropeksi diri. Demosi di PT Pos Indonesia Kantor Pos Semarang 50000 ini diberikan dalam bentuk mutasi ke band atau level jabatan yang leih rendah dibanding level jabatan sebelumnya. Demosi dapat dilakukan apabila : 1. Karyawan terbukti tidak mampu lagi memenuhi persyaratan level kompetensi pada jabatan yang disandang. 2. Karyawan terbukti tidak cakap berdasarkan penilaian kinerja individu.