HUBUNGAN PEMBERIAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

PENGARUH STIMULASI MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI TIRIPAN BERBEK NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

Umi Sa adah, Asih Setyorini

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA di TK TUNAS HARAPAN JETIS MOJOKERTO. Sarmini Moedjiarto *)

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan skill dalam

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGARUH STIMULASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI BOYOLALI

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

RUTINITAS PIJAT BAYI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 3-12 BULAN

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

Lilis Maghfuroh Dosen S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keturunan kedua.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kelangsungan hidup sebuah bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya.

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0 12 BULAN DI DESA GAMPONG JAWA KECAMATAN IDI RAYEUK ACEH TIMURTAHUN 2015.

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan anak saat ini. Akan tetapi pelaksanaan untuk meningkatkan

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD USWATUN KHASANAH SLEMAN YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI SKRIPSI

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth)

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-12 BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

Laili Rahmawati 1 Lilik Hanifah 2. Kata Kunci: Pengetahuan, Pola Bermain, Perkembangan 1) Peneliti I 2) Peneliti II

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan motorik pada usia 1-5 tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA JOTOSANUR KECAMATAN TIKUNG TAHUN 2008

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Jesicca Omega Tarabit Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH DI TK TUNAS MEKAR I

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

GAMBARAN HASIL PELAKSANAAN KPSP, TDL, TDD ANAK USIA 4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

Oleh. 2) Lilik Hanifah 2) Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta PENDAHULUAN

DETERMINAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

BAB III. penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional, yaitu

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Untuk menjadi seseorang yang dewasa dengan motorik yang baik,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

Transkripsi:

HUBUNGAN PEMBERIAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS Tuning Sugianti Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk Email: tuningsugianti@yahoo.co.id ABSTRAK Pemberian alat permainan edukatif tidak hanya berfungsi dalam memberikan stimulasi bagi anak. Tetapi juga sangat mempunyai arti dalam perkembangan anak, karena anak memiliki kemampuan penerimaan yang besar terhadap rangsangan dari luar diri anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian alat permainan edukatif dengan perkembangan motorik halus pada anak balita usia 1-5 tahun di Desa Babadan Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk Tahun 2017. Jenis penelitian adalah penelitian analitik korelasional. Populasi adalah semua anak balita usia 1-5 tahun di Desa Babadan Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk menggunakan teknik sampling simple random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 68 responden. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket dan lembar observasi. Variabel independen adalah pemberian alat permainan edukatif, sedangkan variabel dependennya adalah perkembangan motorik halus anak balita usia 1-5 tahun. Analisa data menggunakan uji statistik Spearmen Rank (Rho) dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 49 responden (72%) adanya pemberian alat permainan edukatif dan yang tidak diberikan alat permainan edukatif yaitu sebanyak 19 responden (28%). Sedangkan perkembangan motorik halus pada anak balita usia 1-5 tahun sebanyak 34 responden (50%) dalam kategori sesuai, pada kategori meragukan sebanyak 18 responden (26%) dan pada kategori penyimpangan sebanyak 16 responden (24%). Hasil uji korelasi Spearmen Rank (Rho) dengan nilai r = 0,414. Berdasarkan tingkatan interpretasi nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian alat permainan edukatif dengan perkembangan motorik halus pada anak balita usia 1-5 tahun di Desa Babadan Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk Tahun 2017 pada tingkatan sedang. Dengan demikian diharapkan seorang ibu untuk dapat memberikan alat permainan edukatif dan ibu lebih memantau perkembangan motorik halus anak supaya perkembangan anak balita dapat sesuai dengan usianya. Kata Kunci : Pemberian alat permainan edukatif, perkembangan motorik halus, anak balita usia 1-5 tahun PENDAHULUAN Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan yang menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembangan motorik halus sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Keterampilan motorik halus merupakan aktivitas-aktivitas yang menggunakan otot-otot halus pada jari Embrio, Jurnal Kebidanan Page 76

tangan seperti menggambar, menggunting, mengikat tali sepatu, mengancingkan kancing baju, dan menarik resleting. Keterampilan motorik halus sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (Maryunani, 2013). Pada masa anak balita usia 1-5 tahun perkembangan motorik halus sangatlah penting karena motorik halus merupakan aspek dasar anak untuk menuju masa sekolah, seperti memegang pensil dengan baik, menulis, mengenal huruf, angka, dan berhitung. Berbagai kemampuan yang dimiliki anak usia dini dalam menggunakan otot-otot fisiknya, baik otot halus dapat menimbulkan rasa percaya diri pada anak bahwa anak mampu menguasai kemampuan motorik serta mampu melakukan segala sesuatu bagi dirinya sendiri untuk mencapai kemandirian (Desmita, 2013). Alat Permainan Edukatif (APE) yaitu alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Alat ini mengandung nilai pendidikan, dimainkan sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak. Salah satu APE yang dapat menstimulasi adalah perkembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan ukuran, bentuk, dan warna (Soetjiningsih, 2013). World Health Organitation (WHO) melaporkan bahwa 5-25% anak di bawah usia 5 tahun menderita disfungsi otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus. Sedangkan departemen kesehatan RI melaporkan bahwa 0,4 juta (16%) anak balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Laporan Eksekutif Kesehatan menurut Kabupaten Nganjuk cakupan pelayanan anak balita serta pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita tahun 2014 mencapai 3,96 %. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 09 Oktober 2016 di Desa Babadan Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk didapatkan data dari 10 anak balita, 6 anak balita diberikan alat permainan edukatif dengan tahap perkembangan motorik halus anak sesuai, 4 anak balita tidak diberikan alat permainan edukatif dengan tahap perkembangan motorik halus anak meragukan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian alat permainan edukatif berpengaruh terhadap perkembangan motorik halus pada anak balita. Posisi anak balita disatu pihak berada pada masa rawan dan labil manakala anak kurang mendapatkan rangsangan positif dan menyeluruh. Kurangnya stimulasi permainan pada anak dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak. Bila perkembangan motorik halus ini terlambat, berbahaya bagi penyesuaian sosial dan pribadi anak yang baik sehingga mempengaruhi masa depannya. Serta kurangnya stimulasi atau kegiatan yang bersifat fisik khususnya motorik halus akan mengakibatkan anak memiliki gangguan konsentrasi pada saat anak telah duduk di Embrio, Jurnal Kebidanan Page 77

sekolah dasar yang diakibatkan karena motorik halus anak belum matang (Sumantri, 2014). Pada masa tersebut perkembangan anak balita akan mulai diasah sesuai dengan kebutuhannya. Untuk meningkatkan perkembangan motorik halusnya, setiap anak balita perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin. Upaya pengembangan anak balita dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya adalah dengan metode bermain untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnya. Tumbuh kembang optimal dapat tercapai apabila ada interaksi antara anak dan orang tua, terutama stimulasi sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan (Soetjiningsih, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian alat permainan edukatif dengan perkembangan motorik halus pada anak balita usia 1-5 tahun di Desa Babadan Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk Tahun 2017. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian analitik korelasi, yang bertujuan untuk mencari hubungan pemberian alat permainan edukatif dengan perkembangan motorik halus, dengan desain penelitian rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Semua anak balita usia 1-5 tahun di Desa Babadan Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk tahun 2017 sebanyak 202 responden, dengan sampel sejumlah 68 responden dengan menggunakan metode simple random sampling. Setelah data terkumpul melalui angket dan lembar observasi, dan analisis statistik dengan menggunakan uji Spearman Rank (Rho). HASIL PENELITIAN Tabel 1: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian Alat Permainan Edukatif Ibu di Desa Babadan, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk Tahun 2017 No. Pemberian Jumlah Persentase 1 Diberikan 49 72 % 2 Tidak Diberikan 19 28 % Total 68 100 % Sumber: Data Primer Penelitian, 2017 Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa ibu yang memberikan alat permainan edukatif sebanyak 49 responden (72%) dan yang tidak memberikan alat permainan edukatif sebanyak 19 responden (28%). Tabel 2: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perkembangan Motorik Halus pada Anak Balita Usia 1-5 Tahun di Desa Babadan, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk Tahun 2017 No Perkembangan Motorik Halus Jumlah Persentase 1. Sesuai 34 50 % 2. Meragukan 18 26 % 3. Penyimpangan 16 24 % Total 68 100 % Sumber: Data Primer Penelitian, 2017 Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa tahap perkembangan motorik halus anak sesuai tahap perkembangannya sebanyak 34 responden (50%), tahap perkembangan motorik halus anak meragukan sebanyak 18 responden (26%), dan tahap perkembangan Embrio, Jurnal Kebidanan Page 78

motorik halus anak yang kemungkinan ada penyimpangan sebanyak 16 responden (24%). Berdasarkan hasil penelitian, data yang telah ditabulasi, diolah menggunakan uji statistik Spearman Rank (Rho) dengan nilai r = 0,414. Berdasarkan tingkatan interpretasi nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian Alat Permainan Edukatif dengan Perkembangan Motorik Halus pada anak balita usia 1-5 tahun di Desa Babadan, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk tahun 2017 pada tingkatan sedang. PEMBAHASAN Sebagian besar responden yang memberi alat permainan edukatif, yaitu sebanyak 49 responden (72%). Sedangkan yang tidak memberi alat permainan edukatif, yaitu sebanyak 19 responden (28%). Memberikan alat permainan edukatif sebagai sarana untuk merangsang anak dalam mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern, konvensional maupun tradisional (Yuniarti 2015). Hampir seluruhnya adanya pemberian Alat Permainan Edukatif pada responden ibu anak balita usia 1-5 tahun di Desa Babadan, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk, dikarenakan banyaknya ibu yang berumur 21-35 tahun. Pada usia tersebut termasuk dalam kategori reproduksi sehat. Sehingga ibu lebih mampu dalam berfikir dan pemberian Alat Permainan Edukatif pun bisa diberikan sesuai usia anak balitanya. Tingkat pendidikan responden rata-rata cukup yaitu pendidikan menengah, sehingga ibu sudah memiliki dasar-dasar pola berfikir dewasa dan rasional serta semakin mudah menerima informasi dan mengerti tentang manfaat pemberian Alat Permainan Edukatif. Pekerjaan responden rata-rata adalah ibu rumah tangga, sehingga ibu memiliki banyak waktu dan akses luas dalam memberikan Alat Permainan Edukatif kepada anaknya tanpa harus terganggu dengan status pekerjaan (Notoatmodjo, 2012). Sebagian besar responden anak balita usia 1-5 tahun yang memiliki perkembangan motorik halus sesuai yaitu sebanyak 34 responden (50%), sebanyak 18 responden (26%) memiliki perkembangan motorik meragukan, sebanyak 16 responden (24%) memiliki perkembangan motorik kemungkinan ada penyimpangan. Perkembangan motorik halus adalah Kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot kecil, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh anak sesuai usia (Yuniarti, 2015). Hampir seluruh responden mempunyai perkembangan motorik halus sesuai, dikarenakan sebagian besar ibu berusia 21-35 tahun yang termasuk usia reproduksi sehat, karena hal ini dapat menciptakan kondisi lingkungan dan tempat tinggal yang kondusif bagi keluarga kecil dan sejahtera. Serta ibu dapat lebih leluasa dalam memberikan perlindungan kepada anaknya Embrio, Jurnal Kebidanan Page 79

dalam proses membentuk perkembangan motorik halus. Sebagian besar responden yang memberi alat permainan edukatif dan memiliki anak balita perkembangan motorik halus sesuai sebanyak 29 responden (43%), yang memberi alat permainan edukatif dan memiliki anak balita dengan perkembangan motorik halus meragukan sebanyak 15 responden (22%), yang memberi alat permainan edukatif dan memiliki anak balita dengan perkembangan motorik halus kemungkinan ada penyimpangan sebanyak 5 responden (7%). Sedangkan responden yang tidak memberi alat permainan edukatif dan memiliki anak balita perkembangan motorik halus sesuai sebanyak 5 responden (7%), yang tidak memberi alat permainan edukatif dan memiliki anak balita dengan perkembangan motorik halus meragukan sebanyak 3 responden (4%), yang tidak memberi alat permainan edukatif dan memiliki anak balita dengan perkembangan motorik halus kemungkinan ada penyimpangan sebanyak 11 responden (17%). Demikian pula hasil pengujian korelasi Spearman Rank (Rho) didapatkan hasil uji korelasi Spearman Rank (Rho) dengan nilai r = 0,414. Berdasarkan tingkatan interpretasi nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian Alat Permainan Edukatif dengan Perkembangan Motorik Halus pada anak balita usia 1-5 tahun di Desa Babadan, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk tahun 2017 pada tingkatan sedang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan: Dari 68 responden yang dilakukan penelitian, pemberian Alat Permainan Edukatif pada anak balita usia 1-5 tahun di Desa Babadan, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk Tahun 2017 secara dominan pada kategori diberikan Alat Permainan Edukatif, yaitu sebanyak 49 responden (72%), sedangkan yang tidak diberikan Alat Permainan Edukatif yaitu sebanyak 19 responden (28%).Dari 68 responden yang dilakukan penelitian, perkembangan motorik Halus pada anak balita usia 1-5 tahun di Desa Babadan, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk Tahun 2017 secara dominan pada kategori yang sesuai yaitu sebanyak 34 responden (50%), sedangkan pada kategori meragukan sebanyak 18 responden (26%) dan pada kategori penyimpangan sebanyak 16 responden (24%). Hasil uji korelasi Spearman Rank (Rho) dengan nilai r = 0,414. Berdasarkan tingkatan interpretasi nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian Alat Permainan Edukatif dengan Perkembangan Motorik Halus pada anak balita usia 1-5 tahun di Desa Babadan, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk tahun 2017 pada tingkatan sedang. Embrio, Jurnal Kebidanan Page 80

SARAN Saran bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan variabel penelitian dan menambah jumlah sampel sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Desmita, Rosana. 2013. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Rineka Cipta Maryunani, Anik. 2013. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Media Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Soetjiningsih. 2015. Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta: Iday Sumantri. 2014. Pengasuhan Dan Pembimbingan Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Salemba Medika Yuniarti, Sri. 2015. Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi-Balita Dan Anak Pra-Sekolah. Bandung: Refika Aditama Embrio, Jurnal Kebidanan Page 81