SAMPLE. Chapter 1. Gadis Objek Snapshot

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I SOSOK MISTERIUS. Vanessa Putri, Vanessa Putri? Bu Ria memanggil nama itu lagi.

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Sepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya Pasti

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog

Bodoh Sekali. Oleh: Ga Hyun

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

Hey, sedang apa kamu di situ teriak Very yang mengetahui ada orang didaerah kekuasaannya.

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

Dengan senyum aku menyapanya. Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku mengulangi sapaanku.

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

04 Mei 2015 Kliningggg.. klininggg. Hiasan yang digantung di atas pintu masuk itu berbunyi demikian bilamana ada tamu yang masuk. Marvin sang pemilik

Aduh 15 menit lagi masuk nih, gimana donk? Jalanan macet segala lagi, kenapa sih setiap hari jalanan macet kaya gini? Kayanya hari ini bakalan jadi

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

'hufft, aku cape selalu disakitin sama cowo yang aku sayang.' kata icha sambil menghela nafas. tanpa dia sadari air matanya menetes.

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Mr Knight, tadi Mr. Boyd menelepon untuk membuat janji temu di hari Jumat jam 2 siang. Apakah saya ada janji di hari itu?

Love has its own Story

Kurasa memang benar, sebaiknya kita membeli boks yang lebih besar.

yang putih. Cukuplah menutupi kulit Bayu yang sedikit hitam. Karena saking pemalunya, jangankan untuk minta nomor hp Fivin, ngajak kenalan aja Bayu

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Hai Cindy selamat ya sudah jadi anak SMU Suara yang sudah tak asing lagi baginya.

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Kau Tetap Indonesiaku

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

sebenarnya saya terlambat karena saya terlambat bangun, maafin saya Pak, saya sudah berbohong dan terlambat. Pak Guru memukul meja, sambil berkata,

UJIAN TENGAH SEMESTER PERANCANGAN FILM KARTUN

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Sang Pangeran. Kinanti 1

Ya sudah aku mau makan mie saja deh hari ini, kebetulan aku lagi pengen makan mie pakai telur ceplok.

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Flower 1. Enam Tahun yang Lalu

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

PROLOG. Semua orang memiliki kisah dramanya masingmasing, yang tidak akan pernah sama dengan kisah hidup orang lainnya.

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

Sudah, kalian jangan bertengkar. Zaky mencoba melerai. Eh Bagaimana kalau kita membuka jasa konsultasi. Sahut Riski.

Keindahan Seni Pendatang Baru

Naskah Film Pendek. Sahabat Karib

Chapter 01: What will you do to protect me?

Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang. Yaitu Ditra, Dila, Tantri, DITRA.

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

Belajar Memahami Drama

oooooooo "Park Shinhye!!!!!"

TEKNIK EDITING DALAM FILM BELENGGU

ANTARA DENDAM DAN CINTA. Oleh: Sri Rahmadani Siregar

Gambar tersebut adalah sebuah hati, ditengah-tengahnya terdapat sebuah gedung dan disamping kiri gambar tersebut ada angka satu besar sekali.

"ne..cheonmaneyo" jawab Yunho mewakili DBSK sambil sedikit membungkuk.

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

Buku BI 1 (5 des).indd 1 10/12/2014 8:43:03

Aku, Sekolah, dan Cita-citaku

Di Semenanjung Tahun. Saat semua berakhir, saat itu pula semua berawal. Yuni Amida

benaya DAN DARA hal dep.indd 1 10/03/ :00:39

Kadang kita lupa, kebahagiaan selalu datang bersama dengan air mata

Awal yang Tak Terduga

Alergi Gelembung. Girl and the Magic Tree 1

Eh, maaf ga sengaja, gue lagi buru-buru. Loe ga papa? tanya Joe menyesal.

FAIRA FA. Sakura In The Fall. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

This is the beginning of everything

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

vioooooo, udah jam 6 lewat, kamu mau sekolah apa gak sih jerit mama dari dapur ketika mendapati sarapan yang disiapkannya masih rapi di meja makan.

Iya, Sa. Setidaknya, gue gak jadi ikan mati yang sia-sia. Abyra berbalik mengelus lengan Brisa. Mungkin, Tuhan hanya memberikan apa yang kita

Arti Sahabat. Karena merasa iri hati, Alexa dan Tifa yang tak mempunyai banyak teman datang untuk mengacaukan suasana.

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Pemilik jiwa yang sepi

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

A. Rita. Penerbit. Karya Cinta

: Benar-benar menyebalkan! Kenapa sih mereka? Selalu saja ngerjain orang, emangnya aku salah apa sih! Kenapa hidupku begitu suram seperti ini.

Then, something unexpected happened.

Untuk sebuah kehidupan singkat penuh ilusi serta latihan SGV, Ayesha Nadya Muna & Bintang jatuhku -Dimas Arif Firlando

Heart 119. Dan aku harap, kita tidak akan pernah bertemu. lagi.

Impossible Love. Between 2 Worlds. Prolog. Profita Dewi Nadita

Pengalamanku dalam Angkot

ROMEO DAN JULIET. What's in a name? That which we call a rose. By any other name would smell as sweet. ~ Romeo and Juliet ~

DESSA FITRI MASINTA DEWI

TUGAS UJIAN PERANCANGAN FILM KARTUN NASKAH FILM. Disusun Oleh :

RENCANA PELAKSNAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL Semester I Tahun Ajaran 2016/2017

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

Cinta itu bukan tentang diri sendiri tapi tentang dia, yang kau sayangi Cinta itu bukan cinta sebelum kau berani mengungkapkannya

Jingga Senja kazuka s publisher

Sejatinya, semua manusia terlahir untuk dua hal, mendapatkan berita terbaik dan terburuk. Berita ini adalah sebuah misteri, ketika mereka terus

Transkripsi:

Chapter 1 Gadis Objek Snapshot Morimura Tamaki meniup debu yang menutupi kamera rangefinder favoritnya dengan blower hingga bersih, lalu dengan perlahan mengangkatnya tepat ke depan wajahnya. Kamera yang membuat pemandangan ruang kelasnya yang sudah ia tempati selama 2 minggu semenjak kehidupan SMA-nya dimulai, terlihat sempit. Kelas barunya yang awalnya terasa tidak nyaman, tetapi akhirnya menjadi bagian dari keseharian. Tepat saat ia akan menekan tombol shutter... Eh, dengar deh, Tama-chin. Kaget. Wajah seorang gadis tiba-tiba muncul di depan kamera. Membuat Tamaki mengubah fokus kameranya agar si gadis terlihat jelas. Gadis bermata besar yang berwarna tembaga, selalu bergerak layaknya kucing, dengan bulu mata yang panjang dan kelopak yang berlipat. Rambut sebahu dengan ikatan kecil pada salah satu sisi kepalanya, membuat dia terlihat nakal namun begitu bersemangat. Rambutnya begitu lembut bagaikan bulu kucing dan bersinar di bawah sinar matahari. Gadis yang cantik, andai saja dia mau diam. Namanya, Hinatsu Otowa. Jangan mengintip ke layar kameraku tiba-tiba dong! Lalu, jangan panggil aku Tama-chin. 1

CANDID Sori sori. Jadi, ya, Tama-chin, yang aku mau cerita itu Tidak didengarkan. Perempuan ini, pada dasarnya tak pernah mendengar perkataan orang. Dan juga, hampir tidak pernah diam. Tamaki menghela nafas, berharap teman sekelas yang terlihat dari dalam bingkai kameranya ini segera berbicara. Tapi Otowa malah terdiam tak bergerak. Terlihat dari dalam bingkai kamera, Otowa menaruh satu jarinya ke bibirnya yang lembut, dan melihat ke arah Tamaki sambil sedikit tertunduk. Sama sekali tidak bergerak. Membuat Tamaki menjadi tidak sabar. Bukannya kamu ingin ngomong sesuatu? Sebelum itu, ayo ambil fotonya. Aku sudah susah payah tampil imut nih. Eh? Huh. Tamaki dengan setengah hati menekan tombol release kameranya. Clothshutter milik kamera SLR (Single-lens Reflex) yang ia genggam mengeluarkan suara cekrik pelan. Puas dengan posenya ketika dipotret, Otowa lalu menaruh sikunya ke atas meja, lalu menatap tajam Tamaki dengan kameranya. Kameramu, tampak berkelas dan keren, ya. Masak? Makasih. Tamaki tanpa sadar tersenyum lebar. Ia sedikit senang kalau kameranya dipuji. Kamera itu sudah ada jauh sebelum Tamaki lahir. Bagi dirinya, kamera itu adalah mesin yang sangat indah. 2

Sebelumnya kamu nggak punya barang seperti itu, kan? Memang dulu kamu tertarik? Iya, waktu SMP aku agak tertarik, ya kira-kira sejak itu lah. Oh, begitu. Padahal Tama-chin dulu nggak terlalu pandai soal kesenian. Tama-chin ternyata sudah tumbuh besar ya~. Otowa tampak sombong dan mengangguk-angguk sendiri. Tamaki yang merasa diejek, menjawab ketus. Kamu tuh, dari dulu nggak pernah berubah, ya... Nggak juga kok! Aku juga sudah banyak berkembang! Makin lama makin cantik, kan? Nih lihat, dadaku lebih berbentuk dibanding dulu. Otowa memegang dadanya dari luar seragam. Tamaki melihatnya bagai sedang melihat seseorang yang menyedihkan. Sikapmu yang bodoh itu dari dulu nggak pernah berubah ya. Eh! Gadis yang duduk di samping Tamaki, sambil tertawa, ikut masuk ke dalam pembicaraan. Eh, kalian sudah saling mengenal sejak dulu ya? Fujiyoshi Kiyoka. Salah seorang murid di kelas ini yang paling dekat dengan Tamaki. Rambut pendeknya membuatnya tampak seperti murid yang baik dan rapi. Teman-temannya memanggilnya Toukichi. Otowa mengangguk dengan semangat, bahkan lebih cepat dari Tamaki. Iya, kita teman sekelas waktu SD kelas 5 dan 6. SMP kita berbeda sih. 3

CANDID 4

Kalian sudah berteman baik dari waktu itu? Begitu deh. Hubungan kita erat bagai sejiwa dan seraga, begitu. Hubungan apa itu! Akhirnya Tamaki memotong pembicaraan. Dia cubit pipi Otowa sekuat tenaga. Kita cuma beberapa kali pergi berenang atau mandi bersama, kok. Jangan terlalu menganggap serius omongan anak ini. Dia ini cuma orang mesum yang bodoh. Oh, begitu. Toukichi mengangguk. Otowa yang pipinya masih dicubit merengek lemah. Aduh, sakit, cubitanmu terlalu keras, Tama-chin. Tubuh dan hati Otowa hancur berkeping-keping. Sudah kubilang, jangan panggil aku Tama-chin! Kita sudah bukan anak SD lagi. Tamaki memperkuat cubitannya. Otowa memprotes sambil menangis. Kenapa sih, kan, lucu. Tama-chin. Kedengaran imut dan bersemangat gitu. Di dunia ini gak ada cewek SMA yang senang dipanggil Tama-chin. Hiiiy. Toukichi lalu membawa balik pembicaraan yang telah membelok jauh. Jadi, SMP kalian berbeda.padahal kalian tampak sangat akrab. Kali ini Tamaki yang menjelaskan. Iya. Anak ini pindah ke luar negeri karena urusan keluarganya. 5

CANDID Ooh. Keren, bagai dalam drama. Terlepas dari penderitaannya, Otowa berkata sambil mengelus pipinya yang merah. Nggak sebaik yang kamu pikir kok, ayahku itu seorang petualang. Petualang?! Toukichi memandang Otowa dengan mata melotot. Tamaki langsung memperbaiki penjelasannya. Jangan bicara bagaikan pekerjaan orang tuamu itu mencurigakan begitu. Ayah Otowa bekerja sebagai teknisi pertambangan. Karena itu ia sering pergi ke luar negeri untuk bekerja. Waktu itu, Filipina ya, kalau tidak salah? Bukan, Indonesia. 3 tahun waktu aku SMP. Awalnya kita banyak saling berkirim surat dan telpon, tapi lama-lama jadi jarang. Sambil tertawa kecil, Toukichi berkata. Biasanya memang begitu ya. Begitu sadar, sudah nggak ada kabar. Iya ya. Padahal aku pikir dia sudah jadi satu dengan bumi di negeri nun jauh di sana... Jangan bunuh aku sembarangan dong. Otowa memprotes perkataan Tamaki. Jadi Otowa ini, akhirnya kembali ke Nippon mulai tahun ini! Jangan tiba-tiba sok luar negeri begitu, dong Nippon itu negeri yang OK ya, Mr. President! Siapa itu yang presiden. Jadi, waktu masuk ke Sekolah Perempuan Ouhou ini, aku kebetulan bertemu lagi dengan Tama-chin, begitu. 6

Dan juga entah bagaimana, kita satu kelas. Ooh. Itu kedengeran agak dramatis ya. Toukichi tampak terkagum-kagum. Sambil menyandarkan lengannya di kepala Otowa, Tamaki mulai mengejek. Seperti yang kamu lihat, setelah tinggal di luar negeri selama tiga tahun, kebodohan dia makin menjadi. Tapi dadaku berkembang dengan baik, jadi bisa kita anggap adil? Merasa kasihan, Toukichi mulai berbicara. Jadi kamu nggak apa-apa dipanggil bodoh ya... Oh, iya! Kamu jahat Tama-chin, tajam banget omongannya Reaksimu telat! Daripada itu, tadi kamu mau ngomong apa sama aku. Cuma datang buat pamer dada? Ah, bukan bukan! Soal foto ini, yang tadi aku dapat dari Tama-chin. Otowa mengeluarkan sebuah foto ukuran 3R dari dalam kantongnya. Pembicaraan kita bertele-tele banget sebelum sampai ke inti permasalahan ya. Sambil berkata demikian, Tamaki mengambil foto itu. Otowa melotot ke arah si gadis tinggi di sampingnya. Habisnya Toukichi berkata hal yang tidak-tidak. Terus, ada apa dengan foto ini? Ada yang kamu tidak suka? Foto yang dimaksud adalah foto close up Otowa yang diambil oleh Tamaki saat istirahat siang di ruang kelas beberapa hari yang lalu. Foto gadis kurang rapih yang duduk di meja sambil tertawa lepas. Foto yang menurut- 7

CANDID nya tidak jelek, timing-nya pas dan pencahayaannya juga sempurna. Sejak masuk sekolah, Tamaki banyak mengambil foto seperti ini. Semua modelnya adalah teman sekelasnya. Mengajak orang untuk menjadi model fotonya adalah salah satu caranya untuk berteman dengan anak baru di kelasnya. Lagipula itu adalah sekolah perempuan. Tidak banyak perempuan yang tidak suka fotonya diambil. Otowa lalu berkata dengan suara besar. Aku bukannya nggak suka! Malahan aku tersentuh! Kenapa ya, kok tampaknya beda dari foto yang biasa kuambil dengan kamera telepon genggamku. Hmm, film atau lensa atau fokus kamera, banyak sih yang berbeda. Dan juga, cewek yang bawa kamera itu, kesannya agak keren. Apa iya. Jadi intinya, saya, Hinatsu Otowa, mulai hari ini mau menjadi fotografer cewek juga. Tiba-tiba sekali. Barusan, aku kepikiran. Baru aja. Oh, begitu. Baru kepikiran ya. Tamaki menjawab ringan bagai berhadapan dengan anak kecil. Dengan penuh semangat, Otowa mengangkat tinjunya. Begitu tahun depan tiba, aku sudah menjadi camerawoman terkenal, dan cukup besar untuk membuat museum pribadi di Paris, Berlin, dan New York. Besar! Mimpimu besar! Tapi terlalu lebay! Karena itu, aku mau Tanya nih Tama-chin, kamera 8

kamu itu mahal nggak? Bagaimana ya... kamera ini aku dapat dari pamanku. Barang gratisan? Kalau gitu kasih aku dong. Otowa membuka tangannya lebar-lebar. Tamaki langsung memeluk erat kameranya. Nggak boleh! Ini kamera yang penting! Pelit~. Tama-chin si jendral super pelit. Coba ngomong sekali lagi letnan privat bodoh. Tamaki menjepit bibir Otowa dengan kedua jarinya, lalu memelintirnya sekuat tenaga. Otowa merintih sakit sambil menepuk meja. Sakit, sakit. Maafkan aku. Aku nggak bakal ngomong begitu lagi.... kalian itu benar-benar akrab ya. Toukichi yang dari tadi mengikuti percakapan kedua orang ini lalu tertawa sambil bangkit berdiri. Aku pulang duluan deh. Sampai jumpa~. Tamaki juga melihat ke arah jam. Sudah jam pulang sekolah. Ia terbawa suasana setelah berbicara dengan Otowa padahal sudah tidak ada urusan di sekolah. Aku juga pulang, ah. Melempar tas dan kameranya ke bahunya, Tamaki menuju ke arah pintu. Otowa juga terburu-buru membereskan barangnya. Aah~ Tunggu aku Tama-chi~n! Tamaki menghentikan kakinya. Tapi bukan untuk menunggu Otowa. Matanya tertuju ke arah seorang murid lain. 9