KAJIAN PERBANDINGAN LUAS HASIL PENGUKURAN BIDANG TANAH DENGAN METODE RTK DAN METODE POLAR MENGGUNAKAN ETS

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Geodesi Undip Juli 2014

Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah

Jurnal Geodesi Undip OKTOBER 2017

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-Titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

Pemetaan Eksterior Gedung 3 Dimensi (3D) Menggunakan Electronic Total Station (ETS)

ANALISA PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN KOORDINAT DAN ELEVASI DENGAN ALAT TOTAL STATION DAN GPS GEODETIC DI FOLDER SANGATTA KAB. KUTAI TIMUR ABSTRACT

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

BAB I PENDAHULUAN I-1

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill

Membandingkan Hasil Pengukuran Beda Tinggi dari Hasil Survei GPS dan Sipat Datar

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

Analisis Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran GCP... (Safi i, et al.)

Pengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi Titik pada Survei GPS

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS AKURASI CITRA QUICKBIRD UNTUK KEPERLUAN PETA DASAR PENDAFTARAN TANAH TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

ANALISIS PARAMETER ORIENTASI LUAR PADA KAMERA NON-METRIK DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM RTK-GPS

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

STUDI PERBANDINGAN GPS CORS METODE RTK NTRIP DENGAN TOTAL STATION

AKURASI PENGUKURAN GPS METODE RTK-NTRIP MENGGUNAKAN INA-CORS BIG Studi Kasus di Sumatera Utara

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

BAB III METODE PENGUKURAN

Jurnal Geodesi Undip April 2016

MODUL 3 GEODESI SATELIT

Analisis Ketelitian Objek pada Peta Citra Quickbird RS 0,68 m dan Ikonos RS 1,0 m

ANALISIS PENYIMPANGAN PADA PENGUKURAN KEMIRINGAN LERENG PENAMBANGAN PT. ANTAM (Persero).Tbk UBPN SULTRA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Ketelitian Posisi dalam Survei GPS

ANALISIS PERBANDINGAN KETELITIAN POSISI GPS CORS RTK-NTRIP DENGAN METODE RAPID STATIK

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b...

PELAKSANAAN ASAS CONTRADICTOIRE DELIMITATIE DALAM PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI SECARA SPORADIK DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BANGLI

Pengaruh Koneksitas Jaring Terhadap Ketelitian Posisi Pada Survei GPS

PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL DENGAN METODE IDENTIFIKASI PETA FOTO. Bambang Sudarsono, Arief Laila Nugraha *)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station)

PEMANFAATAN JRSP METODE ONLINE POST PROCESSING SPIDERWEB UNTUK PENGUKURAN BIDANG TANAH

Jurnal Geodesi Undip April 2013

ANALISIS KETELITIAN AZIMUT PENGAMATAN MATAHARI DAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) (Studi Kasus: Kampus ITS Sukolilo, Surabaya)

Analisa Perbandingan Volume Cut and Fill menggunakan Total Station dan GPS CORS (Continouosly Operating Reference Station) Metode RTK NTRIP

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

Pencocokan Citra Terkoreksi Histogram Ekualisasi TUGAS AKHIR. Rivai Nursetyo NIM

ANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP

ANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION

Atika Sari, Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,

Pemetaan Undulasi Kota Medan Menggunakan Hasil Pengukuran Tinggi Tahun 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II CORS dan Pendaftaran Tanah di Indonesia

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

KAJIAN TERHADAP PENYATUAN PETA-PETA BLOK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM SATU SISTEM KOORDINAT KARTESIAN DUA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

TINJAUAN PUSTAKA. Waktu dan Tempat Penelitian

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Jurnal Geodesi Undip Agustus 2013

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

GPS vs Terestris (1)

Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMIKIRAN PENGEMBANGAN SKKNI IG UNTUK SURVEYOR KADASTER

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Cakupan

Evaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS

PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH KARENA JUAL BELI DI KABUPTEN BANGLI (STUDY KASUS DI BPN KABUPATEN BANGLI)

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2014

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GPS CORS DALAM RANGKA PENGUKURAN BIDANG TANAH

ANALISIS GEOMETRI DATA OBJEK TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT, TERRESTRIAL LASER SCANNER, DAN ELECTRONIC TOTAL STATION (ETS)

PENENTUAN TINGGI TITIK DENGAN TEKNIK PERATAAN PARAMETER DAN TEKNIK PERATAAN BERSYARAT

EVALUASI KETINGGIAN BANGUNAN DALAM RANGKA UPAYA MENJAGA ZONA KKOP BANDARA JUANDA. (Studi Kasus : Masjid Ar-Ridlo Sedati Sidoarjo)

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

STUDI TENTANG CONTINUOUSLY OPERATING REFERENCE STATION GPS (Studi Kasus CORS GPS ITS) Oleh: Prasetyo Hutomo GEOMATIC ENGINEERING ITS

Analisis Ketelitian Perhitungan Tonase Stockpile Batubara Hasil Pengukuran Metode RTK

STUDI KEANDALAN ALAT ETS GOWIN TKS 202 DALAM PENGUKURAN SITUASI. Mikho Henri Darmawan,Ir.Chatarina N.MT, Danar Guruh P.ST,MT

ANALISA PERBANDINGAN KOORDINAT HASIL PENGUKURAN TERRESTRIAL LASER SCANNER (TLS) DAN ELECTRONIC TOTAL STATION (ETS)

PAKET PROGRAM UNTUK MEMBANTU MENANGAN 1 DATA UKURAN PEMETAAN TERESTRIS KONVENSIONA L

PPK RTK. Mode Survey PPK (Post Processing Kinematic) selalu lebih akurat dari RTK (Realtime Kinematic)

Analisis Ketelitian Perhitungan Tonase Stockpile

PEMETAAN ARUS DAN PASUT LAUT DENGAN METODE PEMODELAN HIDRODINAMIKA DAN PEMANFAATANNYA DALAM ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI TUGAS AKHIR

APLIKASI FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT UNTUK MENENTUKAN VOLUME SUATU OBJEK

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI DAN DATA CHECKING

PELATIHAN PONDOK SURVEYOR

KAJIAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN BIDANG TANAH METODE DGPS POST PROCESSING DENGAN MENGGUNAKAN RECEIVER TRIMBLE GEOXT 3000 SERIES TUGAS AKHIR

Jurnal Geodesi Undip April 2015

INSTALL PROGRAM YANG DIPERLUKAN

ORIENTASI PADA PRA PLOTTING PETA BERSISTEM KOORDINAT LOKAL TERHADAP SISTEM KOORDINAT FIX (TETAP)

DISTRIBUTION OF HIGHWAY AXLE LOADS IN WEST JAVA AND METHODS OF MEASURING VEHICLE LOADING

Transkripsi:

Kajian Perbandingan Luas Hasil Pengukuran Bidang Tanah... (Endang et al.) KAJIAN PERBANDINGAN LUAS HASIL PENGUKURAN BIDANG TANAH DENGAN METODE RTK DAN METODE POLAR MENGGUNAKAN ETS (Extra Comparison Study of Land Field Measurement Using RTK Method and Polar Method Using ETS) Endang 1, Dessy Apriyanti 2, Bebas Purnawan 2, Rudie Rachmat Atmawijaya 2, dan Yubi Hartland Muharam Akbar 2 Badan Informasi Geospasial 1 Universitas Pakuan 2 Jalan Raya Jakarta Bogor Km. 46, Cibinong 16911, Indonesia E-mail: edunend@gmail.com ABSTRAK Proses pelaksanaan pemetaan dan pengukuran bidang tanah dijelaskan pada Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Pengukuran yang dilaksanakan adalah pengukuran CORS metode RTK dengan menggunakan CORS Station Base BPN Kabupaten Bekasi dan pengukuran terestris dengan alat ETS (Elektronik Total Station) menggunakan metode polar. Jumlah titik yang diukur dengan CORS metode RTK untuk bidang 1 sebanyak 7 titik dan untuk bidang 2 sebanyak 6 titik. Untuk pengukuran dengan cara terestris digunakan metode pengukuran polar yang memakai koordinat titik ikat hasil dari pengukuran CORS metode RTK. Hasil dari pengukuran dengan beberapa metode yang telah dilakukan selanjutnya akan diolah dan dilampirkan sesuai dengan metode yang diterapkan sehingga menjadi sebuah data. Kedua metode tersebut dikaji terhadap kedua bidang tanah yang berbeda. Pengukuran dilakukan pada 2 bidang yang dikaji yaitu bidang 1 dengan kondisi lahan yang terbuka, terdapat 7 titik batas bidang tanah dan bidang 2 dengan kondisi lahan yang sedikit tertutup, terdapat 6 titik batas bidang tanah. Selisih nilai koordinat CORS metode RTK dan koordinat ETS di bawah nilai standar deviasi koordinat. Selisih hitungan luas cara koordinat dari nilai koordinat bidang tanah dengan menggunakan CORS metode RTK dan ETS masih dibawah nilai standar deviasi luasnya dan dibawah nilai ketelitian yang ditetapkan oleh BPN. Berdasarkan hasil pengukuran perbedaan luas yang diukur dengan ETS dan metode RTK sebesar 0,591 m dengan standar deviasinya ±1,370 m, sedangkan dengan RTK ± 0,533 m, standar deviasi yang diperbolehkan dari BPN ± 11,416. Kata kunci: Metode RTK, metode polar, ETS, luas, bidang tanah ABSTRACT The process of mapping and measuring land parcels is explained in the Regulation of the Minister of Agrarian and Spatial Planning / Head of the National Land Agency (BPN) of the Republic of Indonesia Number 12 of 2017 concerning Acceleration of Complete Systematic Land Registration. Measurements taken were measurements of CORS RTK method using CORS Station Base BPN Bekasi Regency and terrestrial measurements with ETS (Electronic Total Station) using polar method. The number of points measured by CORS RTK method for field 1 is 7 points and for field 2 is 6 points. For measurements by terrestrial method, the polar measurement method is used which uses the coordinates of the bond point as a result of the CORS method RTK measurement. The results of the measurement with several methods that have been carried out will then be processed and attached according to the method applied so that it becomes a data. Both of these methods are assessed on two different plots of land. Measurements are located in 2 fields studied, namely field 1 with open land conditions, where there are 7 land and field 2 boundary points with a slightly closed land condition, where there are 6 land boundary points. The difference in the CORS coordinate value of the RTK method and ETS coordinates is below the coordinate standard deviation value. The difference in area calculation of the coordinates of the parcel coordinate values using CORS RTK and ETS methods is still below the standard deviation value of the area and below the accuracy value set by the BPN. Based on the results of measurements of wide differences as measured by ETS and RTK method is 0.591 with a standard deviation of ± 1.370, whereas with RTK ± 0.533, the standard deviation allowed from the BPN is ± 11.416. Keywords: RTK method, polar method, ETS, area, land field 75

Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional PENDAHULUAN Bidang tanah didefinisikan sebagai bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang terbatas. Tidak dapat dipungkiri bahwa bidang tanah di permukaan bumi adalah bagian dari ruang yang keberadaannya sangat terbatas. Untuk itu pemanfaatannya harus dilakukan secara terencana dan terkendali. Pemetaan bidang tanah dilakukan dengan cara melakukan pengukuran posisi titiktitik batas dari bidang tanah untuk mendapatkan kepastian letak bidang tanah tersebut di permukaan Bumi. Pemetaan suatu bidang tanah dilaksanakan dengan beberapa cara yaitu terestrial, fotogrametris, pengamatan GPS atau metode lainnya (Setiady, 2013). Untuk proses pelaksanaan pemetaan dan pengukuran bidang tanah dijelaskan pada Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Pasal 1 bahwa, Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap yang selanjutnya disingkat PTSL adalah kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua objek Pendaftaran Tanah di seluruh wilayah NKRI dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa objek Pendaftaran Tanah untuk keperluan pendaftarannya. Kegiatan pengukurannya meliputi pengukuran batas-batas bidang tanah dengan mengacu pada titik-titik dasar teknik yang diklasifikasikan menurut tingkat kerapatannya yaitu titik dasar teknik orde 2, titik dasar teknik orde 3 dan titik dasar teknik orde 4 yang diselenggarakan oleh BPN-RI (Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia). Tentang orde titik dasar teknik yang dimaksud terdapat pada Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1996 Tentang Pengukuran dan Pemetaan untuk Penyelengaraan Pendaftaran Tanah. Pasal 2 ayat 1-5. Sehubungan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan navigasi saat ini kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan Global Positioning System (GPS). Perkembangan teknologi penentuan posisi dengan metode Global Positioning System (GPS) memunculkan sistem pengadaan titik kontrol dasar modern sebagai referensi penentuan posisi untuk pengukuran dan pemetaan secara terus menerus dan dapat diakses secara real time. Sistem titik kontrol modern tersebut adalah CORS (Continuously Operating Reference Station). (Wulanyusti, 2008). Dalam hal titik ikat yang mengacu pada satu referensi global dengan cakupan luas dan jarak baseline panjang, CORS merupakan salah satu kerangka yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengukuran bidang tanah di Indonesia. METODE Penelitian ini menggunakan alat Triumph VS untuk pengukuran CORS metode RTK digunakan untuk koordinat titik titik sudut bidang tanah, kemudian menggunakan peralatan GTS 255 N Topcon untuk pengukuran ETS metode Polar. Diagram alir pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir seperti pada Gambar 1. 76

Kajian Perbandingan Luas Hasil Pengukuran Bidang Tanah... (Endang et al.) Tahapan Pengukuran dan Pengolahan Gambar 1. Diagram alir pengolahan data. Lokasi objek kajian yang digunakan menggunakan dua tempat yang berbeda. Dengan lahan yang terbuka dan dengan lahan yang sedikit tertutup. Dengan luas lahan yang berbeda antara bidang pertama dan bidang yang kedua. Kedua bidang yang digunakan tersebut terletak di Desa Lambang Sari - Kecamatan Tambun Selatan - Kabupaten Bekasi Jawa Barat. Terdapat pada (Gambar 2). Lokasi bidang pertama yang digunakan beralamat di Perumahan Grand Wisata Desa Lambang Sari - Kecamatan Tambun Selatan - Kabupaten Bekasi dengan wilayah area yang terbuka. Bidang tanah ditampilkan pada (Gambar 3). Untuk lokasi yang kedua menggunakan bidang tanah dengan area yang sedikit tertutup. Beralamat di Kp. Kelapa II Desa Lambang Sari - Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Bidang tanah ditampilkan pada (Gambar 4). Pengukuran yang dilaksanakan adalah pengukuran CORS metode RTK dengan menggunakan CORS Station Base BPN Kabupaten Bekasi dan pengukuran terestris dengan alat ETS menggunakan metode polar. Jumlah titik yang diukur dengan CORS metode RTK untuk bidang 1 sebanyak 7 titik dan untuk bidang 2 sebanyak 6 titik. Untuk pengukuran dengan cara terestris digunakan metode pengukuran polar yang memakai koordinat titik ikat hasil dari pengukuran CORS metode RTK. 77

Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional Bidang 1 Bidang 2 Gambar 2. Peta Kecamatan Tambun Selatan Gambar 3. Bidang tanah 1. Pengolahan Data CORS Gambar 4. Bidang tanah 2. Data pengolahan hasil pengukuran pada alat CORS metode RTK dipindahkan dari alat Triumph VS untuk diolah menjadi data yang berbentuk koordinat dengan menggunakan software Justin Link.. Software ini digunakan untuk memindahkan data atau mengimport file data yang direkam oleh alat Receiver Triumph VS ke komputer, sehingga dapat diolah dan dipergunakan. Data hasil akhir berbentuk koordinat X dan Y yang tertera pada masing-masing titik bidang yang diukur. Pengolahan Data ETS Data hasil pengukuran dengan ETS Topcon GTS 255 N dapat diperoleh dengan membaca langsung dari alat ETS tersebut sehingga tidak dibutuhkan pengolahan data. 78

Kajian Perbandingan Luas Hasil Pengukuran Bidang Tanah... (Endang et al.) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Koordinat Pengukuran CORS Metode RTK Dibawah ini ditampilkan hasil koordinat dari pengukuran CORS metode RTK pada bidang 1 dan bidang 2. Hasil koordinat pengukuran CORS metode RTK pada bidang 1 dengan area yang terbuka dengan jumlah 7 titik, dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil koordinat pengukuran CORS metode RTK pada bidang 2 dengan area yang sedikit tertutup dengan jumlah 6 titik, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Koordinat bidang 1. No Titik X (m) Y (m) 1 P1 261493.694 803992.918 2 P2 261504.576 803982.969 3 P3 261515.250 803993.506 4 P4 261516.323 803992.294 5 P5 261528.572 804004.329 6 P6 261516.248 804015.786 7 P7 261515.058 804015.785 Tabel 2. Koordinat bidang 2. No Titik X (m) Y (m) 1 P1 257444.083 801891.848 2 P2 257405.574 801913.437 3 P3 257397.192 801902.375 4 P4 257410.884 801894.602 5 P5 257403.069 801883.833 6 P6 257427.801 801868.091 Hasil Koordinat Pengukuran ETS Koordinat hasil dari pengukuran dengan ETS menggunakan metode polar. Ditampilkan dibawah ini pada (Tabel 3 dan Tabel 4) Hasil koordinat pengukuran ETS pada bidang 1 dengan area yang terbuka dengan jumlah 7 titik dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil koordinat pengukuran ETS pada bidang 2 dengan area yang sedikit tertutup dengan jumlah 6 titik dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 3. Koordinat Bidang 1 No Titik X (m) Y (m) 1 P1 261493.694 803992.918 2 P2 261504.584 803982.961 3 P3 261515.278 803993.477 4 P4 261516.372 803992.280 5 P5 261528.552 804004.328 6 P6 261516.254 804015.793 7 P7 261515.058 804015.785 Tabel 4. Koordinat Bidang 2 No Titik X (m) Y (m) 1 P1 257444.083 801891.848 2 P2 257405.574 801913.437 3 P3 257397.187 801902.367 4 P4 257410.887 801894.596 5 P5 257403.067 801883.808 6 P6 257427.815 801868.064 Selisih masing-masing hasil pengurangan koordinat RTK-ETS dari 2 bidang yang diukur adalah sebagai berikut (Terdapat pada Tabel 5 dan Tabel 6). Selisih hasil pengurangan koordinat CORS metode RTK dengan ETS bidang 1 dengan jumlah 7 titik pada bidang pengukuran, dengan titik 1 dan 7 sebagai titik awal pada pengukuran ETS. Hasil selisih koordinat bidang 1 ditampilkan dalam Tabel 5. 79

Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional Tabel 5. Selisih koordinat bidang 1 RTK Dengan ETS. Selisih Koordinat (m) Titik X 1-RTK 2 0.008-0.008 3 0.028-0.029 4 0.049-0.014 5-0.020-0.001 6 0.006 0.007 7-RTK 0 0 Y 0 Selisih hasil pengurangan koordinat CORS metode RTK dengan ETS bidang 2 dengan jumlah 6 titik pada bidang pengukuran, dengan titik 1 dan 2 sebagai titik awal pada pengukuran ETS. Hasil selisih koordinat bidang 2 ditampilkan dalam Tabel 6. Tabel 6. Selisih Koordinat Bidang 2 RTK Dengan ETS Titik X Selisih Koordinat (m) 1-RTK 0 0 2-RTK 0 0 3-0.005-0.008 4 0.003-0.006 5-0.002-0.025 6 0.014-0.027 Y Untuk nilai Standar Deviasi koordinat pengukuran CORS metode RTK menggunakan hasil perhitungan dari ketelitian pada alat Javad Triumph VS. Dimana keteletian alat Triumph VS ini adalah 1cm+1ppm dan jarak dari Station Base BPN Kabupaten Bekasi ke rover di bidang pengukuran sejauh 25 km. Hal ini dijelaskan pada Persamaan 1 dibawah ini: 1 cm = 0.01 m 25 km = 25.000 m 1 = 0.01 +. 25.000 = 0.035 m (1) 80 1.000.000 Hasil Standar Deviasi Koordinat pada Bidang 1 ditampilkan pada Tabel 7. Hasil Standar Deviasi koordinat pada Bidang 2 ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 7. Standar deviasi koordinat metode polar bidang 1. Titik Standar Deviasi X (m) Standar Deviasi Y (m) X2 ±0.119 ±0.050 X3 ±0.085 ±0.035 X4 ±0.089 ±0.035 X5 ±0.053 ±0.058 X6 ±0.035 ±0.035 Tabel 8. Standar deviasi koordinat metode polar bidang 2. Titik Standar Deviasi X (m) Standar Deviasi Y (m) X3 ±0.051 ±0.166 X4 ±0.036 ±0.120 X5 ±0.044 ±0.146 X6 ±0.089 ±0.066 Dengan hasil pengukuran yang sudah dilakukan didapatkan luasan bidang masing-masing pada bidang 1 dan bidang 2 dengan cara perhitungan menggunakan rumus. Berikut hasil selisih luas yang didapat dari masing-masing bidang dan dari masing-masing metode pengukuran dengan cara Luas

Kajian Perbandingan Luas Hasil Pengukuran Bidang Tanah... (Endang et al.) RTK Luas ETS. Hasil selisih luas dapat dilihat pada (Tabel 9). Hasil dari perhitungan luas bidang berdasarkan standar deviasi luas pada bidang ditampilkan pada Tabel 10. Tabel 9. Selisih Luas Bidang Pengukuran CORS dan ETS No. Bidang Luas (m 2 ) 1 Bidang 1 0.591 2 Bidang 2 0.905 Tabel 10. Selisih Luas Bidang Terhadap Standar Deviasi Luas Bidang Luas (m 2 ) Selisih Luas Standar Deviasi Luas (m 2 ) ETS RTK (m 2 ) ETS RTK 1 521.342 520.751 0.591 ±1.370 ±0.533 2 1026.008 1025.103 0.905 ±6.052 ±0.670 Selisih Luas Bidang Terhadap Standar Ketelitian Luas BPN Ketelitian luas bidang tanah yang diperkenankan di BPN adalah KL 0.5 L, dimana KL adalah Ketelitian Luas dan L adalah Luas bidang tanah tersebut, maka perhitungannya sebagai berikut (Tabel 11): Bidang Tabel 11. Selisih Luas Bidang Terhadap Standar Ketelitian Luas BPN Hasil Luas Pengukuran Bidang Selisih Luas Tanah (m 2 ) (m 2 Acuan Ketelitian Toleransi ) Ketelitian ETS RTK Luas ETS 0,5 L (m 2 ) ETS-RTK 1 521.342 520.751 0.591 ±11.416 Masuk 2 1026.008 1025.103 0.905 ±16.015 Masuk Selisih Luas Bidang Terhadap Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Hasil dari perhitungan selisih luas bidang berdasarkan NJOP ditampilan pada Tabel 12. KESIMPULAN Tabel 12. Selisih Luas Bidang terhadap Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bidang Luas (m 2 ) Keterangan Harga Selisih NJOP Hasil Selisih ETS RTK NJOP/m 2 1 521.342 520.751 0.591 Rp.2.068.500 Rp.3.500.000 2 1026.008 1025.103 0.905 Rp.905.000 Rp.1.000.000 Adapun beberapa hal yang bisa disimpulkan dari hasil orthorektifikasi adalah Pengukuran terletak di Kabupaten Bekasi dengan 2 bidang yang dikaji yaitu bidang 1 dengan kondisi lahan yang terbuka, dimana terdapat 7 titik batas bidang tanah dan bidang 2 dengan kondisi lahan yang sedikit tertutup, dimana terdapat 6 titik batas bidang tanah. Selisih nilai koordinat CORS metode RTK dan koordinat ETS di bawah nilai standar deviasi koordinat. Selisih hitungan luas cara koordinat dari nilai koordinat bidang tanah dengan menggunakan CORS metode RTK dan ETS masih dibawah nilai standar deviasi luasnya dan dibawah nilai ketelitian yang ditetapkan oleh BPN. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Rohman selaku ketua Program Studi Teknik Geodesi UNPAK yang telah memberikan dukungannya, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. 81

Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional DAFTAR PUSTAKA Badan Pertanahan Nasional, 1998. Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Dixon, Martin, 1992. Tanah: Both the physical asset and the rights which the owner or others may enjoy in or over it. H.M Arba. Hukum Agaria Indonesia. Fajriyanto, 2009. Prinsip Utama Pengukuran Jarak Dengan Alat Total Station. Jurnal Pengukuran Dengan Alat Total Station. Mohamadazm, 2012. Jaringan CORS di Indonesia dan dibeberapa Negara Lainnya di Dunia. Jurnal jaringan CORS Indonesia. Ningsih Arintia, 2014. Kajian Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Metode DGPS Post Processing Dengan Menggunakan Receiver Trimble GEOXT. Semarang. Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Dipenogoro. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1996 Tentang Pengukuran dan Pemetaan untuk Penyelengaraan Pendaftaran Tanah. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap PMNA / KBPN Nomor 3 Tahun 1997. Tentang Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah. Ratriwijaya, 2012. Konsep Pengukuran dan Konsep Penentuan Posisi. Bandung. Jurnal Institut Teknologi Bandung. Ruwiastuti, 1988. Pengertian Tanah. H.M Arba. Hukum Agaria Indonesia. Setiady, 2013.Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah. Jurnal Hal 12 Online Institut Teknologi Nasional Vol.1 Nomor 1.ISSN 2338-350X. Undang-undang Nomor 12 tahun 1985. Tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967. Tentang Dasar Pokok-Pokok Agraria. Wahyono, Budi. 2014. Kerangka Dasar Pemetaan. Modul BPN MKB-5/3 SKS/ MODUL I-IX. Wulanyusti, 2008. CORS dan Pendaftaran Tanah di Indonesia. Jurnal Pendaftaran Tanah. Yuwono, 2011. Pengukuran Bidang Tanah. Jurnal Pengukuran Bidang dengan Global Positioning System (GPS). 82