ANALISIS LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK ATSIRI KULIT JERUK PANGKEP (CITRUS MAXIMA) DENGAN METODE BASAH DAN KERING

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

PERANAN PEMBERIAN KUNING TELUR DENGAN DOSIS PENGENCERAN YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid

Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak. Dicampur rata sampai setengah padat

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian. 1. Profil Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM

7. LAMPIRAN. x100% = 13,72% x100% = 15,90% 5,03. Sampel AK64. Ulangan 1: 0,75 x100% = 14,94% 5,02 Ulangan 2: 0,8 x100% = 16,00% 5,00 Ulangan 3: 0,8

Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi. Pasteurisasi susu sapi. Pendinginan susu pasteurisasi

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

Lampiran 1 Gambar buah kelapa hijau (cocos nucifera)

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan

II. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

1 atm selama 15 menit

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Bagi Hasil di BSM (Bank Syariah Mandiri)

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

PENDAHULUAN PENGOLAHAN NILAM 1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga. Lampiran : Uji ANAVA jumlah tubuh buah dalam satu rumpun jamur tiram. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1 Data perhitungan analisis proksimat bahan baku

Lampiran 1 Data panjang dan bobot lobster air tawar yang digunakan sebagai hewan uji

LAMPIRAN. 1. Pertambahan tinggi tanaman kacang hijau (Vigna radiata) Jenis Perlakuan

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

Lampiran 1 dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

BAB 1. PENDAHULUAN. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri obat-obatan, flavor, dalam agroindustri minyak atsiri (Laksamanaharja, 2002).

DESTILASI UAP-AIR DARI AMPAS JAHE PADA TEKANAN VAKUM UNTUK PRODUKSI MINYAK JAHE

Lampiran 1. Hasil identifikasi bawang putih

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

Daftar Komposisi Buah dan Sayur (per 100 gram)

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. atau memberikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui. kesimpulan yang berlaku secara umum.

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

SEMINAR SKRIPSI PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK DENGAN PEMANFAATAN GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE)

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

Tests of Normality. Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk

Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

LAMPIRAN. Persiapan Alat dan Bahan. Sterilisasi Alat. Pembuatan Media. Inisiasi Kalus. Pengamatan. Penimbangan Kalus dan Subkultur.

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Tests of Normality. Statistic df Sig. Statistic df Sig. AW_Segar,071 54,200 *,958 54,054 AW_Kering,118 54,059,954 54,037. Tests of Normality

Lampiran 1. Deskriptif Statistik Kandungan Amilosa Tepung Singkong

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke)

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

Standar Mutu Bihun Instan Menurut SNI No. Uraian Satuan Persyaratan 1. Keadaan : 1.1. bau 1.2. rasa 1.3. warna

LAMPIRAN 1 Tabulasi Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Anggaran dan Realisasi Produktivitas Perusahaan Handuk Lumintu Tahun 2003

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO

PENYULINGAN MINYAK NILAM MENGGUNAKAN UAP PANAS LANJUT

OPTIMASI PROSES DESTILASI UAP ESSENTIAL OIL

LAJU PRODUKSI MINYAK JAHE DARI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DISTILASI UAP-AIR PADA TEKANAN VAKUM

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga. No. formula waktu inkubasi hasil SPC. 1 K 0 7 x K 0 1,1 x K 0 5,5 x 10 6.

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

LAMPIRAN. 3 Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan. 4 Status : a. Menikah b. Belum menikah. b. PNS. c. Pelajar. d. Wiraswasta

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT. Solvent)

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea

Lampiran 1a. Rekapitulasi data uji rating hedonik

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding

LAMPIRAN. Jumlah Tabungan, Deposito, dan Kredit Tahun (dalam Rp 000)

Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Ayam Bakar Kia-Kila

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989)

- Lama bekerja sebagai pekerja Amalgamasi dalam sehari : jam. - Lama bekerja sebagai pekerja amalgamasi dalam (tahun ): Tahun

FORMULIR DAYA TERIMA (UJI KESUKAAN) MIE BASAH JAMUR TIRAM

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK MINYAK NILAM

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

Lampiran 1 : Perhitungan Dosis

Transkripsi:

ANALISIS LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK ATSIRI KULIT JERUK PANGKEP (CITRUS MAXIMA) DENGAN METODE BASAH DAN KERING Makkulawu Andi Ridwan 1), Ilham Ahmad 1), Sushanti Gusni 1) 1) Dosen Jurusan Agroindustri Politeknik Pertanian Negeri Pangkep ABSTRACT Currently, Entrepreneurs of essential oil are constrained by their low refining rate and low yield. The purpose of this study was to measure the performance of tube boiler. This kettle tool is made by modifying the bed (sieve) inside the kettle with a pipe tube that can be assembled. The porous tube serves to assist the heat dissipation of the material and expand the heat transfer surface. Boiler tube performance compared to regular boiler. The type of distillation used is water and steam distillation. The observed variation is the distillation method used, ie wet and dry. Size of flavedo sample wet pamelo 5-7 cm as much as 5 kg, the temperature used is 1400C and pressure 1 atm. The highest yield was obtained by using dry ketel tube method that is 0.21% and the rate of essential oil formation was 1.44 g / hour. Keywords: Kettle, Distillation, Pamelo orange, Steam and water distillation, Heat transfer 1. PENDAHULUAN Minyak atsiri juga dikenal dengan nama minyak terbang atau minyak eteris (essential oil atauvolatile). Indonesia merupakansalahsatu Negara penghasilminyakatsiri yang cukup penting di pasar internasional, minyak atsiri Indonesia mempunyai prospek yang cerah. Diharapkan para pelaku bisnis minyak atsiri memanfaatkan peluang tersebut, sehingga dapat meningkatkan peran ekspornya di pasardunia. (Agus. 2005) Minyak atsiri yang dihasilkan aromatic merupakan komoditas ekspor non migas yang dibutuhkan di berbagai industrie seperti dalam industri parfum, kosmetik, farmasi/obat-obatan, serta industri makanan dan miniman. Melihat potensi yang luar biasa dari minyak atsiri tersebut, terlebih harganya yang melambung karena masih sedikitnya pasokan minyak atsiri dunia, memanfaatkan potensi lahan yang masih sangat luas sebagai sentra produksi minyak atsiri. Tentu saja dengan tetap memperhatikan aspek ketahanan pangan dalam dunia perdagangan telah beredar sekitar 80 jenis minyak atsiri, diantaranya minyak nilam, serei wangi, cengkih, jahe, pala serta masih banyak jenis lainya. (Rochim 2009) Melihat potensi minyak atsiri untuk perkembangan pasar ekspor dunia, di daerah Sulawesi selatan khususnya di daerah kabupaten Pangkep yang berpotensi membuka peluang usaha yang mengarah keproduksi minyak atsiri yang dimana memanfaatkan kulit jeruk Pangkep sebagai bahan baku utama dilihat dari potensi daerah yang sangat baik. Setiap musim panen pada bulan juni-oktober, puluhan kendaraan berat berisi container (peti kemas) hilir mudik memuat jeruk untuk dipasarkan diberbagai kota di Sulawesi selatan dan diluar kota Sulawesi seperti Bali, Surabaya hingga Jakarta, luas lahaan untuk jeruk Bali (Pangkep) di Pangkep mencapai 50.787 ha dengan produksi 4.240.1 ton per tahunnya dan limbah kulit jeruk yang dihasilkan mencapai 2.372.9 ton per tahunnya. Jeruk ini banyak tersebar di delapan Kecamatan, Pangkajene, Bungoro, MinasaTene, Labakang, Marang, Segeri, Mandalle dan Tondong Tallasa. (Dinas informasi dan komunikasi Kab. Pangkep 2005) Potensi pemasaran yang dihasilkan kulit jeruk Pangkep di Kabupaten Pangkep tidak sejalan dengan pengelolaan serta pemanfaatan limbah yang dihasilkan, melihat dari permasalahan diatas pemanfaatan kulit jeruk Pangkep menjadi minyak atsiri dapat berpeluang membuka usaha baru serta mengurangi limbah dari jeruk Pangkep tersebut, dengan menggunakan alat destilasi dalam pengambilan minyak atsiri kulit jeruk Pangkep maka untuk mengifisienkan waktu dalam penyulingan perlu diketahui pengaruh lama penyulingan terhadap rendemen minyak atsiri kulit jeruk Pangkep, dan harapan kedepannya pengembangan produksi minyak atsiri dari kulit jeruk Pangkep khusunya di daerah Sulawesi Selatan khusunya di daerah Pangkep berkembang pesat dan memberikan peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa lama penyulingan terhadap rendemen minyak atsiri kulit jeruk Pangkep dengan menggunakan metode basah dan kering. 2. METODE PENELITIAN 1 Korespondensi: andridwan01@yahoo.com.au 151

Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adlah metoda Rancang Acak Kelompok (RAK) 2 faktorial. Faktor 1 adalah tipe ketel yang terdiri dari 2 jenis, faktor 2 metoda yang digunakan. Dari kombinasi kedua faktor tersebut didapat 4 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Proses ekstraksi menggunakan pelarut alkohol 98%, dan pemurnian minyak atsiri menggunakan pelarut n-heksana. Dalam percobaan ini akan dilihat waktu terbaik dalam melakukan penyulingan dengan metode kering dan basah serta alat yang berbeda. Adapun 2 metode yang digunakan seperti berikut: 1) Penyulingan metode basah (dandang biasa dan modifikasi) yaitu kulit jeruk di pisahkan bagian Flavedo dan albedo selanjutnya flavedo di perkecil ukurannya (5-7 cm) dan ditimbang sebanyak 5 kg lalu dimasukkan kedalam ketel destilasi berkapasitas 10 kg yang menggunakan alat dandang biasa, dan dilakukan penyulingan uap dan air selama waktu yang ditentukan (7, 8, 9, dan10 jam) selanjutnya dilakukan hal yang sama dengan menggunakan alat dandang modifikasi. Dari hasil sulingan, kemudian campuran minyak dan air dipisahkan dengan decanter atau labu pemisah akan didapat perbedaan rendemen minyak yang akan dihasilkan. Gambar 1. Alat dan proses penyulingan yang digunakan pada penelitian 2) Penyulingan dengan metode kering (dandang biasa dan modifikasi) yaitu kulit jeruk yang sudah di timbang 5 kg lalu dilakukan pengecilan ukuran (5-7 cm) selanjutnya dilakukan pengeringan dengan cahaya matahari selama 2-3 hari lalu dimasukkan kedalam ketel destilasi berkapasitas 20 kg dan melakukan penyulingan menggunakan alat dandang biasa selama (7, 8, 9,10 jam) dan alat dandang modifikasi menggunakan waktu yang sama. Dari hasil sulingan, kemudian campuran minyak dan air dipisahkan dengan decanter atau labu pemisah. Adapun diagram alur proses penyulingan dapat dilihat di Gambar 2. Gambar 2. Diagram alur proses penyulingan minyak atsiri kulit jeruk besar 152

3) Pemurnian minyak atsiri kulit jeruk yaitu hasil dari sulingan akan dipisahkan antara dua fraksi minyak dan air dengan cara mencampurkan bahan kimia N-Hexan, dari 1000 ml hasil sulingan dimasukkan kedalam corong pemisah dan ditambahkan N-Hexan sebanyak 10 ml kemudian di homogenkan, larutan hasil sulingan akan terpisah antara minyak dan air, setelah itu minyak hasil pemisahan di panaskan dengan suhu 70 C sampai N-Hexan menguap, hanya minyak yang tersisa(hardjono. 2004). 4) Perhitungan rendemen yang merupakan perbandingan jumlah (kuantitas) minyak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman aromatik. Adapun satuan yang digunakan adalah persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen menunjukkan bahwa minyak atsiri yang dihasilkan semakin besar, hal ini perlu ditekankan karena mutu justru berbanding terbalik dengan rendemen.semakin tinggi rendemen, biasanya minyak beku memenuhui syarat mutu yang baik. Sementara minyak bermutu baik biasanya ditandai dengan jumlah rendemen yang sedikit.(rochim 2009). Adapun rumus yang digunakan dalam perhitungan rendemen yaitu: Jumlah minyak yang dihasilkan Rendemen (%) X 100% Jumlah bahan sebelum diolah 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Hasil penyulingan kulit jeruk Pangkep: hasil yang didapatkan dalam proses penyulingan minyak kulit jeruk Pangkep dengan menggunakan metode basah dan kering, hasil yang didapat selama empat kali penyulingan dengan menggunakan metode basah alat dandang biasa, metode basah alat dandang modifikasi, metode kering alat dandang biasa, dan metode kering alat dandang modifikasi diuraikan sebagai berikut : Tabel 1. Hasil penyulingan Kode Bahan Alat (Dandang) Waktu (jam) Hasil sulingan (ml) Hasil pemisahan (g) Rendemen (%) BB Basah Biasa 10 9100 3,5846 0,024 BM Basah Modifikasi 10 12200 10,9635 0.073 KB Kering Biasa 10 10140 9,8851 0,066 KM Kering Modifikasi 10 8150 16,2743 0,108 Parameter yang diamati dalam penyulingan minyak atsiri adalah rendemen minyak atsiri dan laju pembentukan minyak atsiri. Data penyulingan dianalisa menggunakan ANOVA, namun sebelum itu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Tabel 1 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal, maka analisa ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% dapat dilakukan. Tabel 2. Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test rendemen (%) laju pembentukan (g/jam) N 16 16 Normal Parameters a Mean.1056.9675 Std. Deviation.08058.42364 Most Extreme Differences Absolute.171.187 Positive.171.164 Negative -.118 -.187 Kolmogorov-Smirnov Z.683.747 Asymp. Sig. (2-tailed).739.633 a. Test distribution is Normal. Dari hasil uji anova didapat perbedaan nyata terhadap rendemen antara metoda kering ketel biasa, metoda kering ketel tube dan metoda basah ketel tube. Sedangkan metoda basah ketel biasa dan metoda basah ketel tube menghasilkan perbedaan yang tidak nyata terhadap rendemen. Dari hasil analisa duncan pada Tabel 2 didapat rendemen terbaik pada metoda kering ketel tube yaitu 0.21%. rata- rata rendemen setiap perlakuan 153

terlihat di grafik pada Gambar 3. Semakin luas permukaan kontak maka kemampuan untuk menyuling minyak semakin besar sehingga rendemen yang didapat juga semakin besar (Megawati & Murniyawati, 2015). Tabel 3. Analisa rendemen (%) sample Tukey HSD a Basah ketel biasa 4.0175 Basah ketel tube 4.0625 N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 kering ketel biasa 4.1325 kering ketel tube 4.2100 Sig..249 1.000 1.000 Duncan a Basah ketel biasa 4.0175 Basah ketel tube 4.0625 kering ketel biasa 4.1325 kering ketel tube 4.2100 Sig..071 1.000 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000. 2) Laju pembentukan minyak atsiri adalah Laju pembentukan minyak atsiri adalah perbandingan jumlah minyak atsiri yang dihasilkan pada waktu tertentu. Laju pembentukan minyak atsiri terdapat perbedaan nyata antara metoda kering ketel tube, metoda basah ketel biasa, metoda basah ketel tube dan metoda kering ketel tube. Namun, laju pembentukan hampir sama terjadi antara metoda basah ketel tube dan metoda kering ketel biasa.tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan terbaik untuk mendapatkan laju pembentukan minyak atsiri tercepat adalah metoda kering ketel tube yaitu 1.44 g/jam. Secara detail perbedaan laju pembentukan minyak atsiri terhadap perlakuan terlihat pada Gambar 4. Tabel 3. Laju pembentukan (g/jam) sample Tukey HSD a Basah ketel biasa 4.3475 N kering ketel biasa 4.9475 Basah ketel tube 4 1.1350 Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 kering ketel tube 4 1.4400 Sig. 1.000.132 1.000 Duncan a Basah ketel biasa 4.3475 kering ketel biasa 4.9475 Basah ketel tube 4 1.1350 kering ketel tube 4 1.4400 Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000. 154

Gambar 3. Rata-rata rendemen minyak atsiri kulit jeruk pamelo Gambar 4. Rata-rata laju pembentukan minyak kulit jeruk pamelo (g/jam) 4. KESIMPULAN Kinerja alat ketel tube mempunyai perbedaan yang nyata dengan ketel biasa, baik dilakukan secara basah maupun kering. Rendemen terbaik didapat adalah 0.21% dengan laju pembentukan 1.44 g/jam. 5. DAFTAR PUSTAKA Hardjono S., 2004, Kimia Minyak Atsiri, Yogyakarta: GadjahMada University Press. Megawati & Murniyawati, F., 2015, Microwave Assisted Hydrodistillation untuk Ekstraksi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Bali sebagai Lilin Aromaterapi, Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 14-20. Rahmawati, A., & Putri, W. D., 2013, Karakteristik ekstrak kulit jeruk bali menggunakan metode ekstraksi ultrasonik (kajian perbandingan lama blansing dan ekstraksi), Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 1 No. 1, 26-35. Rochim, A., 2009, Memproduksi 15 Jenis Minyaka Siri Berkualitas, Penebarsuadaya, Jakarta 2009. Saputra, K. A., Puspawati, N. M., & Suirta, I. W., 2017, Kandungan Minyak Atsiri dari Kulit Buah Jeruk Bali (Citrus maxima) serta Uji Aktivitas Antibakteri terhadap Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli. Jurnal Kimia, (1): 58-62. 6. CAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kepada Kementrian Ristek dan Pendidikan Tinggi yang telah membiayai penelitian ini melalui skim Penelitian Terapan tahun 2017. 155