BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI

dokumen-dokumen yang mirip
PERJANJIAN PENGGUNAAN LISENSI, SERTIFIKAT PRODUK, DAN TANDA KESESUAIAN Nomor :.../PL/SDPPI/2016

SURAT PERJANJIAN SERTIFIKASI PRODUK/PENGGUNAAN SPPT SNI ANTARA ... DENGAN LSPRO CHEMPACK. Nomor :... Nomor :...

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT QUALIS INDONESIA

LAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI

PERJANJIAN LISENSI PENGGUNAAN TANDA SNI No. : /ABI-Pro/X/2014

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA

PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

2. Layanan-layanan LS ICSM Indonesia akan memberikan layanan-layanan sebagai berikut:

Pedoman: PD Rev. 02

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

Pedoman KAN Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis

PSN Pedoman Standardisasi Nasional

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN

PT MUTUAGUNG LESTARI

Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PEMELIHARAAN, PERLUASAN, PENGURANGAN, PENANGGUHAN/PEMBEKUAN, DAN / ATAU PENCABUTAN/ PEMBATALAN SERTIFIKAT (SISTEM SMKP/ISO 22000)

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Penerapan skema sertifikasi produk

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PROSEDUR MUTU LSPro-BBIA

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI B4T - QSC

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO (LSPro BARISTAND INDUSTRI MANADO)

Komite Akreditasi Nasional

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL..

Penerapan skema sertifikasi produk

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA SERTIFIKASI PRODUK ANTARA LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK DENGAN

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK, PROSES, JASA. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

Uncontrolled When Download

Uncontrolled when download

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI ORGANIK. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum

PROSEDUR MUTU ABI-Pro

LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (LSSMBTPH)

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI INDUSTRI HIJAU

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI

PT MUTUAGUNG LESTARI

4.12 SYARAT DAN KONDISI YANG MENGATUR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL)

Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA ETPIK NON-PRODUSEN

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

LSSM BBLM PEDOMAN MUTU ATURAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU

FORMULIR PENDAFTARAN PELANGGAN

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

Skema sertifikasi produk

LAMP03-PM12 Ketentuan & Syarat Sertifikasi rev dari 5

Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu tujuh belas, kami yang bertandatangan dibawah ini :

PT MUTUAGUNG LESTARI ATURAN PELAKSANAAN ORGANIK

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

PERJANJIAN PENGGUNAAN C-BEST UNTUK POST TRADE PROCESSING Nomor: SP-000/MI/KSEI/mmyy

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI TRANSMISI/JARINGAN

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL ASSOCIATE SISTEM PLAMBING & ADVANCED ASSOCIATE SISTEM PLAMBING

UNCONTROLLED WHEN DOWNLOAD

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PT MUTUAGUNG LESTARI ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA HOTEL NOMOR : 1 TANGGAL TERBIIT : 15/09/2014 REVISI : 1 TANGGAL REVISI : 27/07/2016

Penerapan skema sertifikasi produk

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

P02 Rev.C 01/06/2016 : Pedoman Transfer Sertifikat PHPL dan Legalitas Kayu

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA TANAH

HAK DAN KEWAJIBAN KLIEN DAN PENGGUNAAN TANDA SERTIFIKASI

DRAFT PERJANJIAN KERJA SAMA PENGAWASAN PERJANJIAN KERJA SAMA

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG

UCONTROLLED WHEN PRINTED

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT & ADVANCED SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SURAT PERJANJIAN SEWA TANAH

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN & ADVANCED SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN

Uncontrolled When Download

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PROSEDUR MUTU ABI-Pro

PT MUTUAGUNG LESTARI

Transkripsi:

Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808 Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website: http://bsi.kemenperin.go.id PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA DENGAN... TENTANG SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU, SERTIFIKAT, DAN LISENSI PENGGUNAAN LOGO NOMOR :...

Kami yang bertanda tangan di bawah ini: I. Nama :... Jabatan : Kepala Balai Sertifikasi Industri Alamat : Jalan Cikini IV No.15 Jakarta Pusat Kode Pos 10330 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Balai Sertifikasi Industri yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. II. Nama :... Jabatan :... Alamat :... dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama disebut PIHAK KEDUA....(Nama Perusahaan)... yang selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, dalam kedudukan dan kewenangan masing-masing tersebut di atas PARA PIHAK menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Balai Sertifikasi Industri yang berada di bawah naungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian yang bergerak di bidang jasa sertifikasi, dalam hal ini bertindak sebagai pemberi sertifikat sistem manajemen mutu dan lisensi penggunaan logo. 2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah...(nama Perusahaan)... yang bertanggungjawab untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan penggunaan lisensi tanda kesesuaian di semua lokasi yang diwakilinya. 3. Bahwa PARA PIHAK memerlukan kerjasama dalam rangka Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu, Sertifikat dan Lisensi Penggunaan Logo. Nomor :... Halaman 1 dari 7

Berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan kerjasama dengan membuat perjanjian tentang Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu, Sertifikat dan Lisensi Penggunaan Logo yang saling menguntungkan dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut: TUJUAN PERJANJIAN Pasal 1 Perjanjian ini bertujuan agar pemberian sertifikat sistem manajemen mutu dan penggunaan lisensi penggunaan logo dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan skema yang ditetapkan serta menjaga integritas penggunaan logo secara konsisten pada produsen yang telah disertifikasi. LINGKUP PERJANJIAN Pasal 2 Lingkup perjanjian ini meliputi: 1. Kesediaan PIHAK KEDUA untuk memenuhi ketentuan persyaratan sertifikasi, pemberian sertifikat dan penggunaan sertifikat sesuai dengan ruang lingkup dan cakupan lokasi yang disertifikasi; 2. Pemberian lisensi logo dan mekanisme penggunaannya dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA; 3. Pengawasan penggunaan logo sesuai dengan ketentuan dan tata cara penggunaan logo; 4. Pelaksanaan tindakan koreksi yang diperlukan terhadap penyalahgunaan sertifikat dan lisensi penggunaan logo. PENGATURAN SERTIFIKASI Pasal 3 Ketentuan umum sistem Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu mengacu pada SNI ISO/IEC 17021-1;2015 tentang Penilaian Kesesuaian Persyaratan Lembaga Penyelenggara Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen Bagian 1: Persyaratan dan SNI ISO 9001:2015, Sistem manajemen mutu Persyaratan serta regulasi yang diberlakukan untuk masing-masing sektor produsen. HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 4 (1) PIHAK PERTAMA berkewajiban: a. memberikan lisensi penggunaan logo kepada PIHAK KEDUA yang telah memenuhi persyaratan sertifikasi PIHAK PERTAMA; b. menjamin agar setiap personel PIHAK PERTAMA menjaga kerahasiaan seluruh data dan informasi milik PIHAK KEDUA yang bersifat rahasia; Nomor :... Halaman 2 dari 7

c. memberikan informasi kepada PIHAK KEDUA apabila terjadi perubahan persyaratan sertifikasi dan persyaratan penggunaan logo serta memberikan waktu kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan penyesuaian; d. mengirimkan surat pemberitahuan kepada PIHAK KEDUA tiga bulan sebelum jatuh tempo untuk Surveilan dan enam bulan untuk Sertifikasi ulang; (2) PIHAK PERTAMA berhak: a. melaksanakan evaluasi dan surveilan jika diperlukan sesuai persyaratan sertifikasi di pabrik dan atau fasilitas produksi sebagaiman yang dinyatakan PIHAK KEDUA; b. memeriksa dokumentasi dan rekaman, alat, personil serta sub kontrak PIHAK KEDUA; c. menangguhkan atau mencabut lisensi penggunaan logo, jika PIHAK KEDUA terbukti lalai atau gagal memenuhi syarat dan aturan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu serta ketentuan perjanjian ini; d. mendapatkan laporan tentang keluhan terhadap PIHAK KEDUA yang berkaitan dengan proses Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu; e. melaksanakan surveilan (jika diperlukan) setiap tahun untuk mengetahui apakah PIHAK KEDUA melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan umum Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu sebagaimana dinyatakan dalam dokumen acuan Sistem Manajemen Mutu PIHAK KEDUA; f. melakukan penyelidikan apabila terjadi pengaduan/keluhan berkaitan dengan penggunaan sertifikat oleh PIHAK KEDUA; g. mempublikasikan pemberian, pembatalan penangguhan dan pencabutan Sertifikat melalui media umum agar publik dapat mengetahuinya; (3) PIHAK KEDUA berkewajiban: a. memenuhi dan menjamin setiap saat terhadap persyaratan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA beserta regulasi yang berlaku di Indonesia; b. menanggung seluruh biaya yang timbul akibat proses sertifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. mengendalikan kesesuaian secara konsisten dan berkesinambungan terhadap pemenuhan persyaratan Sistem Manajemen Mutu untuk bagian ruang lingkup dan cakupan lokasi yang disertifikasi oleh PIHAK PERTAMA; d. memberikan akses pelaksanaan evaluasi / audit serta surveilan termasuk akses terhadap dokumen rekaman, peralatan dan sub kontraktor yang relevan; e. menerima surveilan sewaktu-waktu dalam rangka penyelidikan yang disebabkan adanya pengaduan atau indikasi lain atau informasi penyalahgunaan sertifikat atau logo; f. menerima penyaksian audit (witness) apabila diperlukan dalam rangka pemantauan proses sertifikasi dengan pembiayaan PIHAK PERTAMA; Nomor :... Halaman 3 dari 7

g. menghentikan penggunaan logo pada media informasi dan publikasi pada brosur atau iklan apabila terjadi pembatalan, penangguhan atau pencabutan Sertifikat, mengembalikan sertifikat dan mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia; h. menginformasikan kepada PIHAK PERTAMA apabila terjadi perubahan data administrasi, legalitas, sistem mutu, rencana modifikasi proses produksi yang berkaitan dengan ruang lingkup dan cakupan lokasi yang disertifikasi; i. memelihara rekaman semua keluhan/pengaduan pelanggan yang berkaitan dengan ruang lingkup sertifikasi dan melakukan tindakan perbaikan yang sesuai untuk penyelesaian keluhan/pengaduan tersebut. Rekaman tersebut tersedia jika diperlukan oleh PIHAK PERTAMA. j. menjaga reputasi Sertifikat Sistem Manajemen Mutu dan lisensi penggunaan logo sedemikian rupa, sehingga tidak mengakibatkan reputasi PIHAK PERTAMA menjadi buruk atau tidak menggunakan sertifikat yang dianggap menyesatkan dan tidak sah oleh PIHAK PERTAMA; k. menjamin keselamatan bagi tim yang dikirimkan oleh PIHAK PERTAMA ke semua lokasi dan lingkup yang disertifikasi PIHAK KEDUA dalam rangka audit kesesuaian penerapan persyaratan Sistem Manajemen Mutu. (4) PIHAK KEDUA berhak: a. mendapatkan sertifikat dan lisensi penggunaan logo sesuai ruang lingkup yang disertifikasi PIHAK PERTAMA; b. membubuhkan logo pada media informasi sesuai ketentuan yang ditetapkan; c. mendapatkan informasi tentang perubahan persyaratan sertifikasi melalui media komunikasi serta brosur atau iklan apabila ada perubahan persyaratan penggunaan logo; PERUBAHAN PERSYARATAN SERTIFIKASI Pasal 5 (1) Apabila terjadi perubahan persyaratan sertifikasi, maka PIHAK PERTAMA harus segera memberitahukan perubahan dimaksud kepada PIHAK KEDUA; (2) PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA tentang kesiapan untuk memenuhi perubahan dimaksud pada ayat (1); (3) PIHAK PERTAMA dapat membekukan Sertifikat Sistem Manajemen Mutu yang terkait pada ayat (1) apabila: a. PIHAK KEDUA memberitahukan PIHAK PERTAMA bahwa dia tidak sanggup memenuhi perubahan yang dimaksud pada ayat (1) dalam periode waktu yang ditetapkan regulasi atau PIHAK PERTAMA; b. Konfirmasi dari PIHAK KEDUA tentang pemenuhan perubahan dimaksud pada ayat (1) itu melampaui batas waktu yang ditetapkan regulasi atau PIHAK PERTAMA; Nomor :... Halaman 4 dari 7

c. Hasil dari evaluasi tidak dapat menunjukkan pemenuhan terhadap perubahan dimaksud pada ayat (1). PENYALAHGUNAAN SERTIFIKAT Pasal 6 Apabila PIHAK KEDUA melakukan penyalahgunaan sertifikat dan logo, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan perundang-undangan dan ketentuan lain yang terkait pemberlakuan standar di Indonesia. PENANGGUHAN SERTIFIKAT Pasal 7 PIHAK PERTAMA dapat menangguhkan Sertifikat untuk jangka waktu tertentu, apabila terjadi hal berikut ini : a. PIHAK KEDUA melakukan perubahan yang menimbulkan ketidaksesuaian terhadap persyaratan sertifikasi; b. Hasil surveilan PIHAK KEDUA menunjukkan bahwa, kesesuaian terhadap persyaratan yang diacu tidak dapat dipertahankan dan ketidaksesuaian yang terjadi tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang ditentukan, walaupun hanya di salah satu cakupan lokasi yang disertifikasi; c. Surveilan tidak dapat dilakukan setelah diberikan surat peringatan; d. penyalahgunaan Sertifikat dan atau logo yang tidak segera diatasi oleh PIHAK KEDUA dengan melakukan tindakan koreksi/perbaikan yang tepat; e. pengaduan yang disampaikan kepada PIHAK PERTAMA tentang penyimpangan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA, yang dapat dibuktikan penyimpangannya terhadap persyaratan sertifikasi. PENCABUTAN SERTIFIKAT Pasal 8 (1) Sertifikat Sistem Manajemen Mutu dapat dicabut apabila terjadi hal berikut ini: a. Tindakan koreksi/perbaikan yang diambil oleh PIHAK KEDUA tidak efektif dalam kasus penangguhan sertifikat; b. Surveilan tidak dapat dilaksanakan setelah diberikan surat penangguhan Sertifikat. (2) Pencabutan Sertifikat ditetapkan oleh Kepala Balai Sertifikasi Industri. (3) PIHAK KEDUA dapat mengajukan banding terhadap keputusan PIHAK PERTAMA tentang pencabutan sertifikatnya. (4) Setelah pencabutan Sertifikat, PIHAK KEDUA tidak berhak menggunakan sertifikat dan logo. Nomor :... Halaman 5 dari 7

PEMBATALAN SERTIFIKAT Pasal 9 (1) Sertifikat dibatalkan atas permintaan PIHAK KEDUA. (2) Pembatalan Sertifikat ditetapkan oleh Kepala Balai Sertifikasi Industri. (3) Setelah pembatalan Sertifikat, PIHAK KEDUA tidak berhak menggunakan sertifikat dan logo. TANGGUNG GUGAT (LIABILITAS) Pasal 10 Penyelesaian masalah yang berkaitan dengan tanggung gugat dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.05/2017 tentang Tata Cara Pembayaran atas Transaksi Pengembalian Penerimaan Negara. PERSELISIHAN DAN BANDING Pasal 11 Dalam hal terjadi perselisihan antara PIHAK KEDUA dengan pihak lain apabila terkait dengan merek, paten, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang, dan perlindungan varietas tanaman, perselisihan dimaksud merupakan tanggungjawab penuh PIHAK KEDUA. Pasal 12 Semua perselisihan yang mungkin timbul dalam kaitannya dengan perjanjian ini diselesaikan sesuai dengan prosedur penanganan perselisihan dan banding yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA) Pasal 13 (1) Pihak yang mengalami Force Majeure tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban atas segala akibat yang timbul karena suatu keadaan yang dianggap Force Majeure. Pihak yang mengalami Force Majeure harus memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis disertai bukti yang layak dalam waktu selambat-lambatnya 7x24 jam setelah terjadinya Force Majeure dan PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan hak dan kewajiban yang seharusnya dilaksanakan secara musyawarah. (2) Apabila dalam 7x24 jam sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ada tanggapan dari Pihak penerima pemberitahuan dimaksud, Force Majeure tersebut dianggap telah disetujui. Nomor :... Halaman 6 dari 7

(3) Dalam hal PIHAK KEDUA mengalami Force Majeure, PIHAK PERTAMA dapat menangguhkan sertifikat produk PIHAK KEDUA sementara waktu sampai PIHAK KEDUA menyatakan siap kembali untuk dilakukan proses sertifikasi. (4) Selama kondisi Force Majeure PIHAK KEDUA tetap wajib memenuhi kewajibannya untuk membayar biaya pemeliharaan sertifikat, yang dibayarkan dikemudian hari bersama dengan tagihan biaya sertifikasi. PENUTUP Pasal 14 Perjanjian Penggunaan Sertifikat ini dibuat rangkap dua, bermeterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan satu rangkap untuk PIHAK KEDUA. Ditetapkan, Di :... Tanggal :... Atas nama PIHAK PERTAMA, Atas nama PIHAK KEDUA, ( ) Kepala Balai Sertifikasi Industri ( ) Periode Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal... selama perusahaan masih memenuhi ketentuan dan peraturan yang ditetapkan Balai Sertifikasi Industri, kecuali jika Sertifikat dicabut oleh PIHAK PERTAMA dengan alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan atau dibatalkan atas permintaan PIHAK KEDUA dengan pemberitahuan terlebih dahulu. Nomor :... Halaman 7 dari 7