HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN LAMA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPM KETUT NOVIA ARINI, S.ST, M. KES Ketut Novia Arini Ni Putu Rina Juni Antari Akademi Kebidanan Kartini Bali Email : noviaarini85@yahoo.com Abstract : Correlation Between Mother Work with Duration of Breastfeeding in Midwives Practice Ketut Novia Arini, S.ST, M.Kes. The purpose of this study to determine the relationship between mother work and duration of breastfeeding. This study used an analytical study of the correlation with cross sectional and stratified random sampling technique with a sample of 52 respondents. Analyzed using the Chi- Square. The results of the study, from 52 respondents acquired the majority (63.5%) respondent is work and most (51.9%) respondent give the breastfeeding for less than six months. There is a correlation between mother work with duration of breastfeeding with a P value < 0,05. Abstrak : Hubungan Pekerjaan Ibu Menyusui Dengan Lama Pemberian ASI Eksklusif di BPM Ketut Novia Arini, S.ST, M.Kes. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu menyusui dengan lama pemberian ASI eksklusif di BPM Ketut Novia Arini, S.ST, M.Kes. Rancangan penelitian ini adalah penelitian analitik, dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di BPM Ketut Novia Arini, S.ST, M.Kes dengan jumlah sampel sebanyak 52 responden. Analisis data dengan menggunakan Chi-Square. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa, dari 52 responden didapatkan sebagian besar responden tidak bekerja dan hampir setengahnya memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapatkan nilai P < 0,05 ini berarti Ho ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu menyusui dengan lama pemberian ASI eksklusif. Kata kunci : Pekerjaan, Ibu Menyusui, ASI Eksklusif
PENDAHULUAN Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak dini. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi yang tidak dapat digantikan dengan makanan lainnya dan tidak ada satu makanan pun yang menyamai ASI baik dalam kandungan gizi, hormon, enzim, maupun kandungan zat immunologi dan anti infeksi. ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi enam bulan (Hubertin, 2007). Berdasarkan data cakupan ASI eksklusif di Provinsi Bali tahun 2013 dan 2014, cakupan pemberian ASI eksklusif di Denpasar tahun 2014 sebesar 73,33% dimana pencapaian cakupan ini meningkat 2,21 % dari tahun 2013 yaitu 71,12%. Selain itu,capaian bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di Provinsi Bali tahun 2014 sebesar 71,7%, capaian ini meningkat sebesar 4,3% dari capaian tahun 2013 yaitu 67,4%. Namun demikian, capaian ini belum mencapai target renstra sebesar 76% yang telah ditetapkan. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Denpasar, cakupan ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Selatan I tahun 2014 dimana jumlah bayi seluruhnya adalah 245 bayi sedangkan yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 181 bayi (73,88%), ini berarti cakupan ASI eksklusif belum mencapai 100% karena terdapat 64 bayi (26,12%) belum diberikan ASI eksklusif. Turut sertanya ibu dalam mencari nafkah akan meningkatkan daya beli keluarga, akan tetapi juga menimbulkan masalah, yaitu pembagian waktu terutama dalam hal waktu untuk bekerja di luar rumah dengan waktu untuk mengelola rumah tangga serta mengasuh anak. Peran ganda ibu ini menuntut adanya curahan waktu penuh untuk mengasuh anak, bersamaan dengan itu perlu sisipan waktu untuk bekerja di luar rumah, dimana hal ini sering menyebabkan gagalnya pemberian ASI eksklusif. Menurut Judarwanto (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan ASI eksklusif adalah disebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sebesar 32%, ibu yang bekerja sebesar 28%, gencarnya promosi susu formula sebesar 16% dan
faktor sosial budaya serta kurangnya dukungan keluarga sebesar 24%. Selain itu, cakupan ASI eksklusif di BPM Ketut Novia Arini, S.ST, M.Kes dari bulan September 2015 sampai dengan bulan Desember 2015 yang diambil dari buku register didapat 52 ibu yang mempunyai bayi umur 6 sampai 12 bulan. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dikakukan oleh peneliti di BPM Ketut Novia Arini. S.ST, M.Kes pada tanggal 4 Oktober 2015 kepada 10 orang ibu menyusui yang mempunyai anak usia 6-12 bulan didapatkan 80% ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif dikarenakan ibu yang harus bekerja. METODE Jenis penelitian ini merupakan jenis studi analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di BPM Ketut Novia Arini, S.ST, M.Kes. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling jenis accidental sampling yaitu dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 6-12 bulan yang datang ke BPM Ketut Novia Arini, S.ST, M.Kes dan bersedia untuk menjadi responden. Besar sampel pada penelitian ini adalah 52 responden. Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuisioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% dengan bantuan program komputer yaitu SPSS (Statistical Product Social Science) (Fajar dkk, 2009). HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Menyusui di BPM Ketut Novia Arini, S.ST. M.Kes No Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Bekerja 33 63,5 2 Tidak bekerja 19 36,5 Total 52 100 Berdasarkan tabel di atas, dari 52 responden didapatkan sebagian besar responden yaitu 33 responden (63,5%) bekerja dan hampir setengahnya yaitu 19 responden (36,5%) tidak bekerja. Dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan adalah mata pencaharian yang merupakan sumber penghasilan. Semakin baik pekerjaan seseorang
dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki dalam bidangnya maka semakin professional dalam pekerjaannya. Selain dipengaruhi oleh pengetahuan, pekerjaan juga dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan ekonomi (Notoadmodjo, 2010). telah dilakukan sebelumnya, didapatkan hampir seluruh responden yaitu sebanyak 94,7% ibu yang bekerja tidak memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini disebabkan oleh ibu menyusui yang harus bekerja selama tujuh sampai delapan jam setiap hari, membuat ibu menyusui yang bekerja ini memberikan susu formula sebelum usia enam bulan supaya bisa dikonsumsi selama ibu bekerja. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Lama Pemberian ASI Eksklusif di BPM Ketut Novia Arini, S.ST. M.Kes No Lama Pemberian ASI Frekuensi (f) Persentase (%) 1 <6 bulan 27 51,9 2 6 bulan 25 48,1 Total 52 100 Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa dari 52 responden didapatkan sebagian besar responden yaitu 27 responden (51,9%) memberikan ASI secara eksklusif kurang dari enam bulan dan hampir setengah responden yaitu 25 responden (48,1%) memberikan ASI eksklusif selama enam bulan. Banyaknya kewajiban dan tanggung jawab yang harus ibu lakukan menyebabkan ibu menyusui memberikan susu formula sebelum anaknya berusia enam bulan. Susu formula ini diberikan sebagai pengganti ASI selama ibu bekerja di luar rumah, namun sebenarnya dengan persiapan yang baik, suksesnya pemberian ASI eksklusif akan lebih mudah dicapai termasuk bagi ibu yang bekerja. Tabel 3 Hasil Uji Chi-Square Hubungan Pekerjaan Ibu Menyusui dengan Lama Pemberian ASI Eksklusif di BPM Ketut Novia Arini, S.ST, M.Kes Pearson Chi-Square Continuity Correction a Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Chi-Square Tests Asy mp. Sig. Value df (2-sided) 21,984 b 1,000 19,365 1,000 25,502 1,000 21,562 1,000 52 a. Computed only f or a 2x2 table Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided),000,000 b. 0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 9,13. Analisa data berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square melalui SPSS dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai P 0,000 (P<0,05).
Dengan demikian terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu menyusui dengan lama pemberian ASI eksklusif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Judarwanto (2006), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan ASI eksklusif adalah disebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sebesar 32%, ibu yang bekerja sebesar 28%, gencarnya promosi susu formula sebesar 16% dan faktor sosial budaya serta kurangnya dukungan keluarga sebesar 24%. dilakukan oleh Dewi (2009), menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI eksklusif adalah faktor ibu yang bekerja yaitu sebesar 25%. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2012), menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI eksklusif adalah faktor ibu yang bekerja yakni sebesar 40%. bekerja, sebagian besar ibu menyusui memberikan ASI secara eksklusif kurang dari 6 bulan dan terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu menyusui dengan lama pemberian ASI eksklusif. DAFTAR PUSTAKA Dewi. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja. Tesis. Universitas Diponegoro. Fajar, dkk. 2009. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Fitri. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Tesis. Universitas Negeri Semarang. Hubertin. 2007. KonsepPenerapan ASI Eksklusif. EGC: Jakarta. Judarwanto. 2006. Faktor Penghambat ASI Eksklusif. Skripsi. Universitas Muhammadiyah. Notoadmodjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: RinekaCipta. SIMPULAN telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu menyusui