POTENSI HASIL GALUR-GALUR HARAPAN PADI SAWAH YIELD POTENTIAL OF RICE PROMISING LINES

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

Ana Tri Lestari, Jaenudin Kartahadimaja *, dan Nurman Abdul Hakim

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

UJI DAYA HASIL LANJUTAN BEBERAPA GENOTIP PADI (Oryza sativa L.) HIBRIDA DI DATARAN MEDIUM

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

KARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI PADI VARIETAS UNGGUL

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

Achmad Sauki *), Agung Nugroho dan Roedy Soelistyono

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

UJI DAYA HASIL LANJUT 30 GALUR HARAPAN PADI (Oryza sativa L.) TIPE BARU (PTB) DEDE TIARA A

POTENSI PRODUKSI GALUR HARAPAN PADI SAWAH TIPE BARU IPB DENGAN SISTEM BUDI DAYA LEGOWO

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

UJI DAYA HASIL 10 GALUR PADI (Oryza sativa L.) TIPE BARU DENGAN 2 VARIETAS PEMBANDING DI CIANJUR RENDRA PRATAMA YUSUF

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

PENGUJIAN KERAGAAN KARAKTER AGRONOMI GALUR-GALUR HARAPAN PADI SAWAH TIPE BARU (Oryza sativa L) Oleh Akhmad Yudi Wibowo A

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

HASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

SISTEM TANAM DAN UMUR BIBIT PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS INPARI 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

APLIKASI PUPUK NPK DAN UREA PADA PADI (Oryza sativa L.) SISTEM RATUN. THE APPLICATION OF NPK AND UREA ON PADDY (Oryza sativa L.

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

III. METODE PENELITIAN

Penampilan dan Produktivitas Padi Hibrida Sl-8-SHS di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu makanan pokok di

UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) YIELD TRIAL OF EIGHT PROMISING LINES OF LOWLAND RICE (Oryza sativa, L.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V1A2(2)

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

BAB III METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAMPUNG SELATAN

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

: Kasar pada sebelah bawah daun

Uji Daya Hasil Lanjutan 30 Galur Padi Tipe Baru Generasi F6 Hasil dari 7 Kombinasi Persilangan

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

EFEKTIFITAS JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan tanaman padi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan makro antaralain

PENDAHULUAN. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang berbeda untuk menggabungkan sifat-sifat unggul dari keduanya. Hasil

Keragaan Varietas Inpari Pada Lahan Lebak Tengahan di Desa Epil Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK PHONSKA DAN PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) VARIETAS IR 64

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Uji Daya Hasil Lanjutan Galur-Galur Dihaploid Padi Sawah Hasil Kultur Antera

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo. Asal Persilangan :S487B-75/IR //IR I///IR 64////IR64

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Padi Gogo di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan

Efisiensi Penggunaan Jumlah Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Transkripsi:

Jurnal Produksi Tanaman Vol. 6 No. 7, Juli 2018: 1549 1555 ISSN: 2527-8452 1549 POTENSI HASIL GALUR-GALUR HARAPAN PADI SAWAH YIELD POTENTIAL OF RICE PROMISING LINES Sanda Aditya Pratama *), Darmawan Saptadi 1) Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur *) Email: sandaditya92@gamil.com ABSTRAK Galur padi MSP berpotensi untuk dijadikan padi tipe baru. Pembentukan padi tipe baru dilakukan untuk meningkatkan indeks panen. Karakter padi tipe baru adalah jumlah anakan sedikit tetapi semua produktif (9-11 batang), jumlah gabah per malai 150-250 butir, persentase gabah bernas 85-95 %, bobot 1000 butir 25 g, malai panjang, dan umur genjah (105-125 hari). Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi hasil galur-galur harapan padi sawah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2016 di Kebun Percobaan Jatimulyo, Malang. Diuji dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Perlakuan adalah galur MSP 1, MSP 9, MSP 13, MSP 14 dan sebagai pembanding Ciherang, Sejahtera. Populasi tanaman padi per petak adalah 320 tanaman. Pengamatan dilakukan pada karakter kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan galur MSP 9 dan MSP 13 memiliki potensi hasil lebih tinggi daripada pembanding. Galur MSP 1, MSP 9 dan MSP 13 memiliki ciri padi tipe baru. Kata Kunci : Padi Tipe baru, Potensi, MSP, Karakter ABSTRACT The MSP rice line can be potentially a new alternative of becoming new plant type of rice. The establisment of new plant type of rice is to increase of yield index. New plant type s characteristics are the number of productive tillers 9-12, 150-250 grain panicle -1, 85-95% filled grain, weight of 1000 grain 25 g, and early maturity (105-125 days). The objective of this study was to know yield potential of rice promising lines. This research conducted from March to July 2016 in Experimental Garden Jatimulyo, Malang. This research was conducted using Randomized Block Design (RBD) with 3 replications. The treatments were MSP 1, MSP 9, MSP 13, MSP 14 and the control way Ciherang, Sejahtera. The population of plant was 320 plants. Observation made on quantitative characteristic. The result of this research showed that MSP 9 and MSP 13 have higher yields than the control group. Line MSP 1, MSP 9 and MSP 13 have a new plant type of rice characteristics. Keywords : New Plant Type of Rice, Potential, MSP, Character PENDAHULUAN Beras ialah salah satu bahan pangan pokok yang digunakan oleh penduduk Indonesia dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat. Jumlah penduduk tahun 2010 berjumlah 238,5 juta jiwa mengalami kenaikan pada tahun 2013 yang berjumlah 248,8 juta jiwa (Badan Pusat Statistika, 2015). Penduduk semakin bertambah, maka permintaan akan bahan pangan semakin bertambah. Luas areal pertanian semakin menyempit, diiringi dengan bertambahnya penduduk dan pembangunan. Luas areal lahan terutama sawah menjadi menyempit sehingga untuk meningkatkan hasil produksi semakin berkurang. Badan Pusat Statistika (2015) melaporkan bahwa produksi padi pada tahun 2012 sebesar 69,05 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 71,27 ton pada tahun 2013, dibandingkan produksi tahun

1550 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 6, Nomor 7, Juli 2018, hlm. 1549 1555 2014 mengalami penurunan menjadi 70,83 ton. Kenaikan produksi dan penurunan bersamaan dengan terjadinya penambahan dan pengurangan luas areal panen, seperti tahun 2012 luas panen 13,44 ha mengalami kenaikan pada tahun 2013 dengan luas panen 13,83 ha dan tahun 2014 mengalami penurunan luas panen menjadi 13,79 ha. Peningkatan produksi padi salah satu caranya dengan intensifikasi pertanian, dimana cara ini memanfaatkan luas areal yang ada untuk memaksimalkan hasil produksi. Intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produksi tidak hanya dengan menggunakan satu cara, tetapi dengan cara lain seperti menggunakan padi varietas unggul yang berpotensi hasil tinggi. Perakitan padi varietas unggul dilakukan melalui padi tipe baru (PTB) yang dapat dikembangkan pada lahan sawah irigasi. Penelitian ini untuk menguji gaur-galur harapan yang berpotensi tinggi dari varietas yang sudah dilepas. Sehingga padi MSP dapat dikembangkan secara luas kepada petani, oleh sebab itu perlu adanya pengujian potensi hasil. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2016 di Kebun Percobaan Jatimulyo, Kota Malang dengan ketinggian tempat 480 mdpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Sebagai perlakuan yang terdiri dari enam perlakuan adalah MSP 1, MSP 9, MSP 13, MSP 14, Ciherang dan Sejahtera dengan 3 ulangan. Ukuran petak 5 m x 4 m dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm. Populasi tanaman per petak adalah 320 tanaman. Pemeliharaan pengairan secara intermitent. Penyiangan dilakukan 4 kali (10, 20, 30, dan 40 HST). Dosis pupuk yang diberikan adalah 4000 kg ha -1, 300 kg ha -1, pupuuk cair organik 2 ml lt -1. Pemupukan pertama 0-5 HST (150 kg ha -1 ), pemupukan kedua 20-25 HST (150 kg ha -1 ), pemberian pupuk cair organik 3 kali (14 HST, 28 HST, dan 42 HST). Pengendalian hama dan dan penyakit dengan prinsip PHT. Bahan yang digunakan agensi hayati Corynebacterium, Trichoderma sp. dan Beauveria bassiana. Insektisida kimia bahan aktif fipronil, fungisida bahan aktif difenokozanol. Pengendalian hama burung dengan memasang jaring dan tikus dengan pengaturan air secara intermitent. Panen ditandai 90% malai menguning. Pengamatan karakter kuantitatif meliputi : Tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, umur berbunga (HST), umur panen (HST), persentase gabah hampa per malai (%), jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa per malai, jumlah gabah total per malai, panjang malai (cm), bobot 1000 butir (g), dan hasil gabah kering kering giling (GKG). Data yang diperoleh dianalisis menggunakanan analisis ragam (Uji F) pada taraf 5 %. Apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengna uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Kondisi iklim pada bulan Maret sampai Juni adalah pergantian dari musim penghujan ke musim kemarau. Pada Maret curah hujan rata-rata bulanan 189 mm dan kelembaban 66%, April curah hujan 87 mm dan kelembaban 64%, Mei 200 mm dan kelembaban 64%, Juni 156 mm dan kelembaban 65%. Kondisi lahan sebelumnya lahan tersebut diberakan selama satu tahun. Hama yang menyerang tanaman padi pada fase vegetatif yaitu belalang, pengendalian dilakukan dengan insektisida bahan aktif fipronil dan untuk pencegahan menggunakan agens hayati jamur Beauveria bassiana. Selain hama belalang, organisme pengganggu yang ditemui yaitu penggerek batang, virus kerdil rumput dan sundep, pengendalian dilakukan secara fisik dengan cara eradikasi pada tanaman yang terserang. Memasuki fase generatif yaitu hama tikus dan burung. Pengendalian hama tikus dilakukan dengan melakukan pengaturan pengairan secara intermittent. Pengendalalian hama burung dilakukan dengan memasang jaring dan membentangkan tali digantung dengan botol bekas untuk mengusir burung. Penyakit yang menyerang tanaman padi

Tabel 1 Nilai Rata-Rata Tinggi Tanaman 1551 Pratama, dkk Potensi Hasil Galur. Perlakuan 14 HST 28 HST 42 HST 56 HST 70 HST Ciherang 27,31 a 40,36 b 53,05 a 63,07 a 72,52 a Sejahtera 27,47 a 42,40 b 57,52 ab 71,24 b 88,47 bc MSP 1 27,37 a 49,71 c 64,84 c 80,71 c 95,22 c MSP 9 30,13 b 48,50 c 60,51 bc 77,02 c 86,26 bc MSP 13 30,12 b 46,89 c 60,52 bc 76,62 c 88,04 bc MSP 14 26,29 a 34,16 a 58,76 b 70,42 b 82,14 b BNT 5% * ** * ** ** KK 4,72 5,29 5,00 3,08 6,02 keragaman, HST = hari setelah tanam. Tabel 2 Nilai Rata-Rata Jumlah Anakan Perlakuan 14 HST 28 HST 42 HST 56 HST 70 HST Ciherang 3 a 6 b 12 b 15 b 14 d Sejahtera 2 a 6 ab 10 ab 12 c 10 ab MSP 1 3 a 5 ab 10 a 10 a 10 a MSP 9 3 a 6 ab 11 ab 13 b 11 ab MSP 13 3 a 6 ab 11 ab 13 b 12 bc MSP 14 3 a 6 a 13 b 15 c 13 cd BNT 5% tn tn tn * ** KK 17,05 15,08 11,95 6,71 8,04 keragaman, HST = hari setelah tanam. seperti bercak daun cercopora, tungro, kerdil rumput dan hawar daun bakteri. Pengendalian menggunakan agensi hayati Corynebacterium, Trichoderma sp, dan fungisida bahan aktif difenokozanol. Tinggi Tanaman Hasil penelitian menunjukkan tinggi tanaman galur MSP 1 lebih tinggi yaitu 95,22, sedangkan galur MSP 9, MSP 13 dan MSP 14 mempunyai tinggi tanaman setara dengan padi pembanding Sejahtera (Tabel 1). Susanto et al. (2003) menyatakan bahwa tinggi tanaman padi tipe baru umumnya memiliki tinggi 80-110 cm atau ± 90 cm. Tinggi tanaman mempunyai pengaruh terhadap hubungan panjang malai dan hasil. Sedangkan tinggi tanaman yang terlalu tinggi serta menghasilkan komponen hasil yang banyak, ketahanan batang tanaman tidak terlalu kuat sehingga mudah mengalami kerebahan. Hal ini karena tersedianya unsur hara N yang berlebihan yang akan menimbulkan pertumbuhan yang cepat dan berkurangnya ketahanan batang. Dewi et al. (2015) mengatakan bahwa petani kurang menyenangi varietas berpostur tinggi karena rentan rebah, sedangkan postur pendek (< 80 cm) menyulitkan ketika memanen. Jumlah Anakan Hasil pengamatan jumlah anakan per rumpun galur yang diuji menunjukkan perbedaan dengan padi pembanding yang dimulai pada umur 56-70 HST. Galur padi MSP 1 lebih sedikit berbeda dengan pembanding, sedangkan galur MSP 9, MSP 13, dan MSP 14 tidak berbeda (Tabel 2). Jumlah anakan fase vegetatif akan menentukkan jumlah anakan produktif. Jumlah anakan yang banyak belum tentu produktif semua. Padi yang berumur 56 HST sampai 70 HST mengalami penurunan jumlah anakan tidak produktif. Mahmud dan Purnomo (2014) mengatakan bahwa

1552 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 6, Nomor 7, Juli 2018, hlm. 1549 1555 Tabel 3 Nilai Rata-Rata Jumlah Anakan Produktif, Umur Berbunga dan Panen Perlakuan JAP UB (HST) UP (HST) Ciherang 14 c 87 114 c Sejahtera 10 ab 81 114 bc MSP 1 9 a 74 102 a MSP 9 10 ab 85 114 bc MSP 13 11 b 81 113 bc MSP 14 13 c 83 112 b BNT 5% 1,43 tn 2,09 KK 7,03 5,44 1,03 keragaman, HST = hari setelah tanam. Tabel 4 Nilai Rata-Rata Komponen Hasil Perlakuan PM (cm) JGI JGH JGT PGH (%) B1000 (g) Hasil GKG (t ha -1 ) Ciherang 21,7 a 83 a 12 a 95 a 13,59 a 27,00 a 4,0 a Sejahtera 24,3 ab 146 c 19 abc 165 c 11,65 a 27,12 a 4,5 a MSP 1 25,6 b 176 d 63 d 239 d 25,82 b 30,31 b 4,4 a MSP 9 26,5 b 156 cd 15 b 172 c 8,96 a 29,60 b 6,5 b MSP 13 26,2 b 140 c 23 bc 164 c 13,87 a 29,25 b 5,9 b MSP 14 22,5 a 111 b 27 c 127 b 21,40 b 27,08 a 4,2 a BNT 5% 2,62 24,99 10,07 24,52 6,18 2,02 0,95 KK 5,88 10,14 20,74 8,41 21,38 3,91 10,63 keragaman, g = gram, t ha -1 = ton per hektar, PM = panjang malai, JGI = jumlah gabah isi, JGH = jumlah gabah hampa, JGT = jumlah gabah total, PGH = persentase gabah hampa, B1000 = bobot 1000 butir, GKG = gabah kering giling. terjadinya penurunan anakan pada saat mencapai periode generatif, karena terjadi kompetisi kebutuhan nutrisi, cahaya dan ruang tumbuh menjadi tidak tercukupi sehingga jumlah anakan terganggu dan akhirnya mati. Anggraini et al. (2013) menambahkan bahwa laju fotosintesis dipengaruhi oleh indeks luas daun sehingga dari fase vegetatif sampai fase reproduktif mengalami peningkatan dengan nilai ILD 5,42 dan 6,83, kemudian menurun memasuki fase pemasakan. Hal ini mempengaruhi jumlah anakan pada tanaman padi. Jumlah Anakan Produktif Jumlah anakan produktif galur-galur yang diuji menunjukkan perbedaan dengan pembanding (Tabel 3). Anggraini et al. (2013) mengatakan bahwa laju fotosintesis dipengeruhi oleh indeks luas daun sehingga dari fase vegetatif sampai fase reproduktif mengalami peningkatan yang ditandai adanya nilai maksimum ILD 5,42 dan 6,83, kemudian terjadi penurunan pada saat memasuki fase pamasakan. Hal ini mempengaruhi jumlah anakan pada tanaman padi. Jumlah anakan produktif galur padi yang diuji MSP 1, MSP 9, dan MSP 13 memiliki anakan 9-11 anakan per rumpun. Sedangkan jumlah anakan produktif MSP 14 setara dengan pembanding Ciherang, dimana jumlah anakan lebih banyak. Jumlah anakan produktif merupakan karakter generatif dalam seleksi galur. Umur Berbunga Umur berbunga galur-galur yang diuji memiliki kisaran 74-85 HST (Tabel 3). Umur berbunga galur MSP 1 memiliki umur lebih genjah akan memperpendek musim

1553 Pratama, dkk Potensi Hasil Galur. tanam selanjutnya. Sedangkan umur berbunga galur MSP 9, MSP 13 dan setara dengan padi pembanding. Umur berbunga merupakan peralihan fase vegetatif menuju fase generatif yang ditunjukkan mulai berbunganya tanaman padi. Herawati et al. (2009) mengatakan bahwa terjadinya pembungaan dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Umur Panen Umur panen galur-galut yang diuji berkisar 102-114 HST (Tabel 3). Umur berbunga dengan umur panen akan menentukkan waktu pemasakkan pada malai padi. Umur panen ditentukan dengan kecepatan tanaman berbunga. Menurut Faozi dan Bambang (2010) mengatakan bahwa cepat atau lambatnya umur panen ditentukkan oleh kecepatan berbunga. Lamanya fase reproduktif dan fase pematangan bulir pada tiap vaietas pada umumnya sama. Umur tanaman padi yang panjang ditentukkan oleh lama fase vegetatif. Umur panen paling cepat yaitu galur MSP 1 (102 HST). Sedangkan umur panen galur MSP 9 (114 HST), MSP 13 (113 HST), MSP 14 (112 HST) tidak berbeda dengan pembanding padi Ciherang (114 HST) dan Sejahtera (114 HST). Hal ini sesuai dengan pernyataan Susanto et al. (2003) yang mengatakan bahwa padi tipe baru mempunyai umur panen (100-130) hari yang merupakan berumur genjah. Komponen Hasil Panen Panjang malai galur-galur yang diuji diperoleh hasil berkisar 22,5-25,6 cm (Tabel 4). Panjang malai akan mempengaruhi jumlah butir per malai, semakin panjang malai, butir malai akan banyak. Kerapatan butir pada malai juga akan menentukkan jumlah butir yang banyak, semakin rapat cabang butir pada malai akan semakin banyak. Panjang malai galur yang diuji MSP 1, MSP 9 dan MSP 13 lebih panjang dari pembanding Ciherang dan tidak berbeda dengan pembanding padi Sejahtera. Sedangkan galur MSP 14 memiliki kesamaan dengan padi pembanding Ciherang dan Sejahtera. Menurut Putra et al. (2010) mengatakan bahwa panjang malai dikelompokkan menjadi empat kelas yaitu pendek ( < 20 cm), sedang (20-30 cm), panjang (30-40 cm) dan sangat panjang (40 cm). Panjang malai untuk semua galur yang diujikan termasuk panjang malai sedang. Rahmah dan Aswidinnoor (2013) mengatakan bahwa padi yang mempunyai panjang malai yang panjang dapat mengurangi hasil, karena gabah di bagian pangkal akan berpotensi terbungkusnya pangkal malai oleh daun bendera sehingga tidak keluar dan akan menimbulkan serangan hama dan penyakit pada gabah. Jumlah gabah isi merupakan karakter yang menentukkan potensi hasil panen. Galur padi yang diuji memiliki jumlah gabah isi berkisar 111-176 butir gabah isi per malai (Tabel 4). Jumlah gabah isi galur padi MSP 1 lebih banyak dengan jumlah 176 butir per malai. Sedangkan galur MSP 9 dan MSP 13 jumlah gabah isi cukup tinggi. Menurut Hairmansis et al. (2010) jumlah gabah isi berperan dalam meningkatkan potensi hasil, sehingga semakin tinggi fertilitas malai maka persentase gabah isi akan memberikan hasil yang lebih tinggi. Galur yang diuji menunjukkan bahwa tingkat persentase gabah isi galur MSP 9 dan MSP 13 dengan masing-masing hasil (90,69%) dan (85,36%). Abdullah et al. (2008) mengatakan bahwa persentase gabah bernas padi tipe baru 85-95% dari gabah total. Gabah yang tidak terisi merupakan potensi yang diharapkan yang dapat meningkatkan potensi hasil. Hal ini diharapkan terjadi pada galur MSP 1 dan MSP 14 yang dapat menjadi potensi dalam peningkatan jumlah gabah isi. Jumlah gabah hampa pada galur yang diuji berkisar 15-63 butir per malai. Jumlah gabah hampa tertinggi berdasarkan persentase hasil galur yang diuji rata-rata diperoleh 8,96-25,82% (Tabel 4). Jumlah gabah hampa dengan hasil persentase lebih tinggi yaitu galur MSP 1 (25,82%) dan MSP 14 (21,40%). Menurut Abdullah et al. (2008) mengatakkan bahwa jumlah gabah hampa yang tinggi yaitu adanya ketidakseimbangan sink (limbung) yang besar dan source (sumber) yang sedikit. Terjadinya persentase kehampaan yang relatif tinggi merupakan karakter dari padi tipe baru yang masih memiliki kelemahan.

1554 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 6, Nomor 7, Juli 2018, hlm. 1549 1555 Jumlah gabah total merupakan gabungan dari jumlah gabah isi dengan jumlah gabah hampa. Abdullah et al. (2009) mengatakan bahwa jumlah gabah per malai padi tipe baru berkisar 150-250 butir. Galurgalur yang diuji menunjukkan bahwa jumlah gabah total MSP 1, MSP 9 dan MSP 13 dengan rata-rata hasil masing-masing yaitu 239 butir per malai, 172 butir per malai dan 164 butir per malai. Jumlah gabah total yang banyak akan menyebabkan tingginya kehampaan. Hal ini ditunjukkan pada galur MSP 1 dimana jumlah gabah total dan gabah hampa yang tinggi. Bobot 1000 butir pada galur yang diuji menghasilkan hasil lebih berat yaitu galur MSP 1, MSP 9 dan MSP 13 dengan masing-masing hasil 30,31 g, 29,60 g dan 29,25 g. Rahmah dan Aswidinnoor (2013) mengatakan bahwa bobot 1000 butir 25 g menjadi kriteria seleksi padi tipe baru, semakin berat bobot 1000 butir maka hasil produksi akan tinggi. Produktivitas galur-galur yang diuji berkisar 4,2-6,5 t ha -1 (Tabel 4). Galur yang diuji menunjukkan galur MSP 9 dan MSP 13 lebih tinggi. Produktivitas gabah kering giling dipresentasekan menunjukkan bahwa galur MSP 9 dan MSP 13 menghasilkan hasil 38,46% dan 32,20% lebih tinggi terhadap padi Ciherang. Abdullah et al. (2008) mengatakan bahwa potensi hasil ditentukkan oleh komponen hasil seperti jumlah anakan produktif, jumlah gabah per malai, persentase gabah isi dan bobot gabah bernas. Galur MSP 9 dan MSP 13 menunjukkan jumlah gabah isi per malai dan bobot 1000 butir lebih tinggi, namun anakan masih lebih sedikit. Galur padi tersebut ditunjang oleh panjang malai yang juga menentukkan jumlah gabah total permalai yang akan semakin banyak. Pada galur padi MSP 1 menunjukkan jumlah jumlah gabah isi dan bobot 1000 butir lebih tinggi, namun produktivitasnya tidak maksimal. Galur MSP 1 terjadinya penurunan produktivitas disebabkan serangan hama dan penyakit. KESIMPULAN Terdapat dua galur yang memiliki potensi hasil lebih tinggi dari pembanding yaitu galur MSP 9 (6,5 ton ha -1 ) dan MSP 13 (5,9 ton ha -1 ). Galur padi yang memenuhi kriteria padi tipe baru yaitu galur MSP 1, MSP 9 dan MSP 13. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, B., S. Tjokrowidjojo, dan Sularjo. 2008. Perkembangan dan Prospek Perakitan Padi Tipe Baru di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 27 (10) : 1-9. Anggraini, F., A. Suryanto dan N. Aini. 2013. Sistem Tanam Umur Bibit pada Tanaman Padi Sawah. Jurnal Produksi Tanaman, 1 (1) : 52-60. Badan Pusat Statistik. 2015. Perkiraan Penduduk Beberapa Negara, (Juta) 2010-2013. http.bps.go.id/linktabelstatistk/view/i d/1284. Diakses 28 April 2015. Badan Pusat Statistik. 2015. Perkiraan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai 2012-2014. http.bps.go.id/brs/view/id/122. diakses 28 April 2015. Dewi, I.S., E.G. Lestari, Chaerani dan R. Yunita. 2015. Penampilan Galur Mutan Dihaploid Padi Tipe Baru di Sulawesi Selatan. Jurnal Agronomi Indonesia, 43 (2) : 89-98. Faozi, K., dan Bambang. 2010. Tanggap Tanaman Padi Sawah dari Berbagai Umur Bibit Terhadap Pemupukan Nitrogen. J. Agronomika. 1 (10) : 32-42. Hairmansis, A., B. Kustianto, Supartopo, dan Suwarno. 2010. Correlation Analysis of Argronomic Characters and Grain Yield of Rice for Tidal Swamp Areas. Indonesian Journal of Agricultural Sciense, 11 (1) : 11-15. Herawati, R., B.S. Purwoko, dan I.S. Dewi. 2009. Keragaman Genetik dan Karakter Agronomi Galur Haploid Ganda Padi Gogo dengan Sifat-Sifat Tipe Baru Hasil Kultur Antera. Jurnal Agronomi Indonesia, 37 (2) : 87-94. Mahmud, Y., dan S.S. Purnomo. 2014. Keragaman Agronomis beberapa Varietas Unggul baru Tanaman Padi (Oryza sativa L.) pada Model

1555 Pratama, dkk Potensi Hasil Galur. pengelolaan Tanaman Terpadu. Jurnal Ilmiah Solusi, 1 (1) : 1-10. Putra, S., I. Suliansyah dan Ardi. 2010. Eksplorasi dan Karakterisasi Plasma Nutfah Padi Beras Merah di Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Jerami, 3 (3) : 139-157. Rahmah, R. dan H. Aswidinnoor. 2013. Uji Daya Lanjutan 30 galur Padi Tipe Baru Generasi F6 dari 7 Kombinasi Persilangan. Bul. Agrohorti, 1(4) : 1-8. Satoto, Y. Widyastuti, U. Susanto, dan M.J. Mejaya. 2012. Perbedaan Hasil Padi Antarmusim di Lahan Sawah Irigasi. Iptek Tanaman Pangan, 8 (2) : 55-61. Susanto, U., A.A. Daradjat, dan B. Suprihatno. 2003. Perkembangan Pemuliaan Padi Sawah di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 22 (3) : 125-131.