Pena. Vol 6 No.2 Desember 2016 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMKN 12 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 KUNDUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 PADANG MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO JURNAL ILMIAH SARI FITRIANTI NPM

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMAN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERDASARKAN MEDIA GAMBAR ARTIKEL ILMIAH

KEMAHIRAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING SISWA KELAS X SMA N 1 BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

ABSTRACT. Kata kunci: membaca, membaca apresiatif cerpen, menulis teks cerpen

KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMPN 13 BANDARLAMPUNG

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Penalaran Matematis. Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang

PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BACAAN DAN MEDIA POSTER SISWA KELAS KELAS X SMAN 1 RANAH PESISIR

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2012/2013

Keywords: Writing Skills, Expository Narrative Paragraphs, Visual Media

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKPOSISI SISWA KELAS XI MIA 2 SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN OLEH ADE SETIAWAN NIM RRA1B110058

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB II KAJIAN TEORITIS

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Penalaran Matematis. a. Pengertian Penalaran Matematis

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 12 PADANG

Dwi Viora Keywords: reading, reading comprehension, learning outcomes

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 12 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONSTRUKTIVISME SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG ARTIKEL ILMIAH

ABSTRACT. Keywords: Role Play, Writing, Negotiation Text.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 13 BATAM TAHUN PELAJARAN

JURNAL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA N 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENALARAN DALAM ARTIKEL MAHASISWA BARU JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2012

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA POSTER SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG BERBANTUAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh YUHERDA NAVATILOVA NIM

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 E- JOURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LENGAYANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) JURNAL ILMIAH

PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA SMP

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

E JURNAL ILMIAH TRIA ULANDARI NIM Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan ( Strata 1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMBANGKAN PARAGRAF DENGAN METODE STAD PADA SISWA SMK PGRI PONTIANAK

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh : Alamsyah ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH SYAFRI YULLANDA NIM

PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN VERBAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS WACANA NARASI SISWA KELAS VIII SMP SWASTA PAB 5 KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

Indriaty Matoka. (Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia) Pembimbing I : Dr. Fatmah AR. Umar, M. Pd. Pembimbing II: Salam, S. Pd, M.

ANALISIS STRUKTUR TEKS EKSPOSISI PADA KARYA SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 JAMBI

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 10 SIJUNJUNG

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh SRI DEWI RAMAWATI NIM

KEMAMPUAN MEMBEDAKAN PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF SISWA KELAS XI SMA ADABIAH 2 PADANG MELALUI KEGIATAN MEMBACA PEMAHAMAN

Keterampilan Dasar Menulis

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

PENYUSUNAN PARAGRAF DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1) Oleh Wahya 2)

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL SISWA KELAS VII SEKOLAH MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BINTAN TIMUR TAHUN PELAJARAN

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh HERIZAN NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental

KEMAHIRAN MENULIS MEMO SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BINTAN TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL.

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

Transkripsi:

PENALARAN DALAM TULISAN EKSPOSITIF SISWA KELAS X SMK NEGERI 5 KABUPATEN TEBO FKIP Universitas Jambi Abstact The purpose of this studi is to describe reasoning in the expositive writings of students of class X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo based on the types of reasoning, namely: (1) inductive reasoning and (2) deductive reasoning. This research uses quantitative descriptive method. The population of this study are the students of class X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo consisting of 4 classes with 104 students. The sampling technique was randomized using a random proportional sampling method. The sample used is 25% of 104 students is 26 students. The results show that reasoning in expositive writing is considered good quality criterion. This is evident from both reasoning elements: (1) the reasoning of induction includes: (1) generalized induced reasoning in expository paragraphs, (2) reasoning of inductions by analogy in expository paragraph, (3) (2) deductive reasoning in the expository paragraph, and (2) the deductive reasoning in entiphat in the expository paragraph turns out the student's average score of 80.48%. Keywords: reasoning, exposure PENDAHULUAN Tulisan ekspositif adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memaparkan sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca mendapat informasi atau pengetahuan baru. Tulisan ekspositif yang baik selain bertujuan menjelaskan atau memaparkan sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca mendapat informasi atau pengetahuan baru, juga harus memperhatikan penalaran. Pengharusan penggunaan penalaran dalam tulisan ekspositif karena penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah. Penalaran yang dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir Korespondensi berkenaan dengan artikel ini dialamatkan ke e-mail: mufidahumaroh@yahoo.com 65

keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SMK khususnya SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo pada pembelajaran menulis eksposisi, sama halnya dengan tujuan pembelajaran menulis di SMA. Sesuai dengan Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013, tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan /Madrasah Aliyah Kejuruan (Depdikbud, 2013:11). Pembelajaran menulis paragraf ekspositif merupakan salah satu materi yang tercantum dalam kurikulum 2013 sesuai dengan Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013. Pembelajaran bahasa Indonesia di SMK mengenai pembelajaran menulis eksposisi diajarkan di kelas X semester Ganjil. Adapun tujuan pembelajarannya yaitu: (1) peserta didik dapat mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi; (2) peserta didik dapat mencari contoh teks eksposisi; (3) peserta didik dapat memproduksi teks eksposisi; (4) peserta didik dapat berpidato dalam bentuk teks eksposisi. Penelitian ini mengkaji penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo. Peneliti memilih sekolah ini dengan pertimbangan belum ada penelitian mengenai pembelajaran menulis tulisan ekspositif khususnya mengenai penalaran dalam tulisan ekspositif, dan peneliti ingin mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam membuat tulisan ekspo\sitif dengan menggunakan penalaran yang logis. Penetapan kelas X sebagai subjek penelitian karena pembelajaran menulis ekspositif diajarkan di kelas X. 66

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan, sebagian siswa kelas X di SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo mendapat kesulitan ketika diberi tugas menulis paragraf eksposisi, kesulitan yang dialami siswa pada umumnya yaitu para siswa tidak mampu berfikir secara kritis dan tidak fokus dalam belajar, sehingga hasil belajar siswa menurun. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait bagaimana kemampuan siswa dalam menulis eksposisi dengan menggunakan penalaran sehingga hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan uraian di atas, serta latar belakang yang dikemukakan, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Penalaran dalam Tulisan Ekspositif Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penalaran dalam tulisan ekspositif berdasarkan jenis-jenis penalaran yaitu: (1) penalaran induktif dan (2) penalaran deduktif. KAJIAN TEORI Pengertian Penalaran Menurut Jauhari (2013:34) penalaran adalah suatu proses berpikir atau jalan pikiran kita pada waktu menuangkan gagasan dalam sebuah tulisan. Masih berkenaan dengan teori penalaran, Rahayu berpendapat bahwa (2007:35) penalaran adalah suatu proses berpikir yang logis dengan berusaha menghubung-hubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan. Sejalan dengan Rahayu, Keraf (1985:5) menyatakan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan kata Penalaran dalam Tulisan Ekspositif Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo 67

lain, penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis. Jenis Penalaran 1. Penalaran Induktif Rahayu (2007:41) menyatakan bahwa penalaran induktif ialah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena/gejala individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi) yang berlaku umum. Sedangkan menurut Arifin dan Tasai (2004:150) penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis). Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan khusus dan menghasilkan suatu kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran induksi dimulai dengan pengumpulan data berupa gejala atau peristiwa, kemudian disimpulkan dan kuat tidaknya simpulan tergantung pada banyak sedikitnya fakta yang ada. 2. Penalaran Deduktif Menurut Rahayu (2007:41) penalaran deduktif ialah proses berpikir yang bertolak dari prinsip, hukum, putusan yang berlaku umum untuk suatu hal/gejala, atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang merupakan bagian hal/gejala umum di atas. Sejalan dengan Rahayu, Arifin dan Tasai (2004:144) menyatakan bahwa penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat menarik simpulan itu. Penalaran deduksi dimulai dengan mendapatkan pernyataan atau pendapat (simpulan) kemudian dibuktikan dengan cara mengumpulkan data atau faktafakta (pengkhususan). Jika fakta-fakta itu mendukung, berarti pernyataan itu 68

benar. Dalam hal ini tingkat kebenarannya sangat bergantung pada sedikit banyaknya fakta yang kita kumpulkan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif adalah penalaran yang bertolak dari sesuatu yang umum menuju hal-hal khusus. Di sini konklusinya tidak lebih luas dari premisnya. Tulisan Ekspositif Eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut (Keraf, 1981:3). Finoza (2002:164) menyatakan bahwa paragraf ekspositif merupakan paragraf yang bersifat memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu. Sedangkan Semi (2007:61) menyatakan paragraf ekspositif adalah tulisan yang bertujuan memberikan informasi, menjelaskan, dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan, dan bagaimana. Berdasarkan rumusan itu, jelas bahwa eksposisi merupakan tulisan yang jumlahnya banyak sekali. Hampir semua tulisan, selain tulisan narasi dapat digolongkan tulisan eksposisi. Ciri-ciri Tulisan Ekspositif Menurut Aceng Hasani (2005:31) ciri-ciri tulisan ekspositif sebagai berikut: 1. Penjelasannya bersifat informatif 2. Pembahasan masalahnya bersifat objektif 3. Penjelasannya disertakan dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ngada) 4. Pembahasannya bersifat logis atau sesuai dengan penalaran. Keraf (1984:4) memaparkan ciri- ciri tulisan Ekspositif, yaitu: 1. Tujuan maupun gaya penulisannya bersifat informatif 2. Keputusan bersifat objektif 3. Bahasa dalam pembahasannya bersifat logis. Penalaran dalam Tulisan Ekspositif Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo 69

Dilihat dari pemaparan tersebut mengenai ciri-ciri tulisan ekspositif, terdapat kesamaan yaitu selain bersifat objektif, bahasa yang digunakan oleh penulis eksposisi harus logis menggunakan penalaran sesuai dengan jalan pikiran yang sehat agar pembaca merasa mudah memahami ide yang disampaikan oleh penulis. Langkah-langkah Menulis Ekspositif Kompasiana (2012) langkah-langkah menulis paragraf ekspositif adalah sebagai berikut: 1. Menentukan topik yang akan di sajikan 2. Menentukan tujuan eksposisi, setelah kita menentukan topik yang akan dipaparkan nanti, kita harus memiliki tujuan yang nantinya akan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada pembaca. 3. Membuat kerangka karangan, sebelum pembuatan karangan ekspositif terlebih dahulu kita membuat kerangkanya secara lengkap dan sistematis. 4. Pembahasan, Setelah kerangka karangan tersusun kita mengembangkan secara lebih lengkap lagi agar ciri-ciri ekspositif dapat tersalurkan, ekspositif yang bersifat informatif, objektif dan logis. Dalam karangan ini pengarang lebih menjelaskan maksud dari topiknya itu dengan menyertakan bukti-bukti yang konkret sebagai penunjang dari pembahasan itu. 5. Kesimpulan, sesuai dengan tujuan menuliskan sebuah karangan ekspositif, kesimpulan ini haruslah sejalan bahkan harus memperkuat eksposisi tersebut. Kriteria Penalaran dalam Tulisan Ekspositif Adapun yang menjadi kriteria penalaran dalam tulisan ekspositif, yaitu dengan memperhatikan unsur-unsur penalaran sebagai berikut: 1. Penalaran induksi secara generalisasi 70

Penalaran induksi secara generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum (Arifin dan Tasai 2004:150-151). 2. Penalaran induksi secara analogi Penalaran induksi secara analogi ialah cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama (Arifin dan Tasai 2004:151). 3. Penalaran induksi secara hubungan kausal (sebab-akibat) Penalaran induksi secara hubungan kausal (sebab akibat) ialah proses penalaran berdasarkan hubungan ketergabungan antar gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat-sebab, sebab-akibat-akibat. 4. Penalaran deduksi secara silogisme Penalaran deduksi secara silogisme ialah proses penalaran yang menghubungkan dua preposisi (pernyataan) berbeda untuk mendapatkan kesimpulan proposisi ketiga (Jauhari 2013:39). 5. Penalaran deduksi secara entimem Penalaran deduksi secara entimem ialah suatu proses penalaran yang salah satu premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. Metode dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo yang terdiri dari 4 kelas dengan rincian sebagai berikut: Penalaran dalam Tulisan Ekspositif Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo 71

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo No Kelas Jumlah Siswa 1 Kelas X Akuntansi 28 2 Kelas X Teknik Jaringan Komputer 27 3 Kelas X Otomotif (A) 24 4 Kelas X Otomotif (B) 25 Jumlah 104 Sampel Pada penelitian ini sampel yang digunakan yaitu sebesar 25% dari 104 = 26 orang siswa. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak dengan metode sampling acak proporsional. Adapun hasil pengambilan sampel berdasarkan proporsi jumlah siswa tiap kelas adalah sebagai berikut: No Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian Berdasarkan Proporsi Sampel Kelas Populasi Siswa Sampel Proporsi Jumlah Sampel Sampel (%) 1 Kelas X Akuntansi 28 25% 7 2 Kelas X Teknik Jaringan Komputer 27 25% 7 3 Kelas X Otomotif (A) 24 25% 6 4 Kelas X Otomotif (B) 25 25% 6 Jumlah 104 26 Data dan Sumber Data Data penelitian ini adalah tulisan ekspositif siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo Tahun Ajaran 2012/2013. Instrumen Penelitian Sesuai dengan data dan sumber data maka instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah berupa tes. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis tulisan ekspositif. Pada tes tersebut siswa memilih salah satu tema yang telah ditentukan oleh peneliti, kemudian siswa menulis tulisan ekspositif dengan durasi waktu 90 menit. 72

Validitas Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Sudijono (2009) Validitas isi merupakan validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahkan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan). Reliabilitas Berdasarkan beberapa teknik reliabilitas tes, teknik yang sesuai adalah Scorer reliability karena teknik tersebut mengacu kepada keajegan penilaian yang diberikan oleh dua orang penilai atau lebih terhadap pekerjaan tes yang mengandung unsur kreativitas seperti mengarang. Teknik Pengumpulan Data Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis tulisan ekspositif yang sudah ditentukan temanya dengan memperhatikan unsur penalaran. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengecek dan memeriksa siswa yang hadir sesuai dengan jumlah sampel. 2. Memberikan penjelasan tentang pembelajaran menulis ekspositif. 3. Memberikan kertas untuk menulis. 4. Memberikan penjelasan tentang petunjuk mengerjakannya. 5. Siswa mulai menulis tulisan ekspositif berdasarkan judul yang telah dipilih dengan alokasi waktu 90 menit. 6. Siswa mengumpulkan tugasnya. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis. Analisis data dilakukan dengan menghitung persentase penalaran dalam tulisan ekspositif, yakni Penalaran dalam Tulisan Ekspositif Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo 73

penggunaan penalaran induktif dan deduktif. Tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan pedoman penilaian untuk mengukur kemampuan siswa. Pedoman penilaian tersebut dilakukan dengan penilaian acuan patokan. Skor penilaian perorangan diambil dari penjumlahan kelima kriteria penilaian yakni, penalaran induksi secara generalisasi dalam paragraf ekspositif, penalaran induksi secara analogi dalam paragraf ekspositif, penalaran induksi secara hubungan kausal (sebab-akibat) dalam paragraf ekspositif, penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif, dan penalaran deduksi secara entimem dalam paragraf ekspositif. Dibagi dua karena penilaian diambil oleh dua orang penilai, yakni guru Bahasa Indonesia (P1) dan peneliti sendiri (P2), dengan menggunakan rumus Djiwandono (1996:102) sebagai berikut: Jmlh = P1+P2 2 Keterangan: Jmlh= Jumlah nilai rata-rata P1 = Penilai 1 (Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X) P2 = Penilai 2 (Peneliti) 2. Melakukan penskoran kemampuan siswa kelas X yaitu dari jumlah keseluruhan nilai rata-rata kemampuan yang diperoleh siswa. Setelah itu mencari persentase penalaran dalam tulisan ekspositif, digunakan rumus Ali, (1993:186) sebagai berikut. % = n N x 100 Keterangan: % = Persentase penalaran dalam tulisan ekspositif n = Jumlah nilai rata-rata N = Jumlah keseluruhan skor maksimal Nilai N diperoleh dari skor maksimal dikali banyaknya subjek. Untuk skor maksimal adalah 20 dikali dengan banyaknya subjek yaitu 26 orang siswa, jadi jumlah keseluruhan skor maksimal (N) adalah 520. 74

3. Menentukan hasil penelitian dengan berpedoman pada kriteria yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (1998:363) seperti dalam tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Tabel Kriteria Kualitas Penalaran INTERVAL PRESENTASE KETERANGAN 85% 100% Baik Sekali 75% 84% Baik 60% 74% Cukup 40% 59% Kurang Baik 0% 39% Tidak Baik (Nurgiantoro, 1998:363) Tabel kriteria kualitas penalaran siswa dalam bentuk persentase ini dijadikan dasar penarikan kesimpulan. HASIL PENELITIAN Hasil Penilaian Unsur Penalaran Induksi Pada penalaran induksi meliputi tiga unsur yaitu: (1) penalaran induksi secara generalisasi dalam paragraf ekspositif; (2) penalaran induksi secara analogi dalam paragraf ekspositif; dan (3) penalaran induksi secara hubungan kausal (sebab-akibat) dalam paragraf ekspositif. Ketiga unsur penalaran induksi tersebut akan diuraikan secara rinci sebagai berikut. Hasil Penilaian Unsur Penalaran Induksi Secara Generalisasi dalam Paragraf Ekspositif Setelah diadakan penelitian dan telah mengumpulkan hasil penilaian penalaran dalam tulisan ekspositif siswa, dapat diketahui penilaian dari unsur penalaran induksi secara generalisasi dalam paragraf ekspositif. Penilaian tersebut memiliki empat kriteria yaitu: (1) Apabila penalaran induksi secara generalisasi dalam paragraf ekspositif terdapat proses pengambilan kesimpulan dari fenomena-fenomena yang ada, (skor 20); (2) Apabila penalaran induksi secara generalisasi dalam paragraf ekspositif terdapat proses pengambilan kesimpulan tidak dari fenomena-fenomena yang ada (skor 15); (3) Apabila penalaran induksi secara generalisasi dalam paragraf Penalaran dalam Tulisan Ekspositif Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo 75

ekspositif tidak terdapat proses pengambilan kesimpulan dari fenomenafenomena yang ada (skor 10); (4) Apabila penalaran induksi tidak secara generalisasi dalam paragraf ekspositif terdapat proses pengambilan kesimpulan dari fenomena-fenomena yang ada (skor 5). Peneliti menghitung persentase penilaian penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo dari unsur penalaran induksi secara generalisasi dalam paragraf ekspositif, menggunakan rumus persentase menurut Ali (1993:86) sebagai berikut: % = n x 100 N = 420 x 100 520 = 80,76% Apabila perhitungan hasil persentase telah menemukan hasil, kemudian peneliti cocokkan dengan kriteria kualitas penalaran untuk memperoleh kesimpulan. Dapat diketahui, penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo dari unsur penerapan penalaran induksi secara generalisasi, termasuk dalam kriteria kualitas baik, yaitu 80,76%. Hasil Penilaian Unsur Penalaran Induksi Secara Analogi dalam Paragraf Ekspositif Peneliti menghitung presentase tingkat penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo dari unsur penalaran induksi secara analogi dalam paragraf ekspositif, menggunakan rumus persentase menurut Ali (1993:86) sebagai berikut: % = n x 100 N = 425 x 100 520 = 81,73% 76

Perhitungan hasil presentase telah menemukan hasil, kemudian peneliti cocokkan dalam kriteria kualitas penalaran. Dapat diketahui, penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo dari unsur penerapan penalaran induksi secara analogi, termasuk dalam kriteria kualitas baik, yaitu 81,73%. Hasil Penilaian Unsur Penalaran Induksi Secara Hubungan Kausal (Sebab-Akibat) dalam Paragraf Ekspositif Peneliti menghitung presentase tingkat penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo dari unsur penalaran induksi secara hubungan kausal (sebab-akibat) dalam paragraf ekspositif, menggunakan rumus persentase menurut Ali (1993:86) sebagai berikut: % = n x 100 N = 415 x 100 520 = 79,80% Perhitungan hasil presentase telah menemukan hasil, kemudian peneliti cocokkan dalam kriteria kualitas penalaran. Dapat diketahui, penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo dari unsur penerapan penalaran induksi secara hubungan kausal (sebab-akibat) dalam paragraf ekspositif, termasuk dalam kriteria kualitas baik, yaitu 79,80%. Hasil Penilaian Unsur Penalaran Deduksi Pada penalaran deduksi meliputi dua unsur yaitu: (1) penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif; dan (2) penalaran deduksi secara entimem dalam paragraf ekspositif. Kedua unsur penalaran deduksi tersebut akan diuraikan secara rinci sebagai berikut. Penalaran dalam Tulisan Ekspositif Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo 77

Hasil Penilaian Unsur Penalaran Deduksi Secara Silogisme dalam Paragraf Ekspositif Perhitungan penilaian penalaran dalam tulisan ekspositif siswa dari unsur penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif, sama halnya dengan menghitung penilaian dari unsur penalaran induksi secara generalisasi, penalaran induksi secara analogi, dan penalaran induksi secara hubungan kausal (sebab-akibat) dalam paragraf ekspositif. Penilaian dilakukan dengan empat kriteria yaitu: (1) Apabila penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif terdapat tiga premis (bagian atau preposisi yang menjadi dasar argumentasi), yakni premis mayor, premis minor, dan simpulan (skor 20); (2) Apabila penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif hanya terdapat dua premis (bagian atau preposisi yang menjadi dasar argumentasi), yakni premis mayor, dan premis minor, dan tidak ada simpulan (skor 15); (3) Apabila penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif hanya terdapat satu premis (bagian atau preposisi yang menjadi dasar argumentasi), yakni premis mayor, namun tidak ada premis minor dan simpulan (skor 10); (4) Apabila penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif tidak terdapat premis (skor 5). Peneliti menghitung presentase tingkat penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo dari unsur penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif, menggunakan rumus persentase menurut Ali (1993:86) sebagai berikut: % = n x 100 N = 420 x 100 520 = 80,76% Perhitungan hasil presentase telah menemukan hasil, kemudian peneliti cocokkan dalam kriteria kualitas penalaran. Dapat diketahui, penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten 78

Tebo dari unsur penerapan penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif, termasuk dalam kriteria kualitas baik, yaitu 80,76%. Hasil Penilaian Unsur Penalaran Deduksi Secara Entimem dalam Paragraf Ekspositif Peneliti menghitung presentase tingkat penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo dari unsur penalaran deduksi secara entimem dalam paragraf ekspositif, menggunakan rumus persentase menurut Ali (1993:86) sebagai berikut: % = n x 100 N = 412,5 x 100 520 = 79,33% Perhitungan hasil presentase telah menemukan hasil, kemudian peneliti cocokkan dalam kriteria kualitas penalaran. Dapat diketahui, penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo dari unsur penerapan penalaran deduksi secara entimem dalam paragraf ekspositif, termasuk dalam kriteria kualitas baik, yaitu 79,33%. Setelah semua perhitungan penilaian terhadap penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah menjumlahkan seluruh nilai dari setiap unsur yakni penalaran induksi meliputi: penalaran induksi secara generalisasi dalam paragraf ekspositif, penalaran induksi secara analogi dalam paragraf ekspositif, dan penalaran induksi secara hubungan kausal (sebab-akibat) dalam paragraf ekspositif. Sedangkan penalaran deduksi meliputi: penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif, dan penalaran deduksi secara entimem dalam paragraf ekspositif. Total skor dari dari kedua unsur penalaran tersebut dapat dilihat lebih jelas dalam tabel berikut ini. Penalaran dalam Tulisan Ekspositif Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo 79

Tabel 3. Total Skor Penalaran dalam Tulisan Ekspositif Siswa Kelas X No 1 2 3 1 2 Unsur Penilaian Penalaran induksi: Penalara induksi secara generalisasi dalam paragraf ekspositif Penalaran induksi secara analogi dalam paragraf ekspositif Penalaran induksi secara hubungan kausal (sebabakibat) dalam paragraf ekspositif Penalaran deduksi: Penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif Penalaran deduksi secara entimem dalam paragraf ekspositif SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo N Skor N Persenta se (%) Keterangan 420 520 80,76% Baik 425 520 81,73% Baik 415 520 79,80% 420 520 80,76% Baik Baik 412,5 520 79,33% Baik Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persentase masing-masing dari unsur penilaian yang telah dilakukan. Persentase dari unsur penalaran induksi secara generalisasi dalam paragraf ekspositif, tergolong dalam kriteria kualitas baik dengan interval persentase 80,76%, unsur penalaran induksi secara analogi dalam paragraf ekspositif tergolong dalam kriteria kualitas baik dengan interval persentase 81,73%, unsur penalaran induksi secara hubungan kausal (sebab-akibat) dalam paragraf ekspositif tergolong dalam kriteria kualitas baik dengan interval persentase 79,80%, unsur penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif tergolong dalam kriteria kualitas baik dengan interval persentase 80,76%, sedangkan unsur penalaran deduksi secara entimem dalam paragraf ekspositif tergolong dalam kriteria kualitas baik dengan interval persentase 79,33%. Nilai penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo dapat diketahui nilai tertinggi 100 dan terendah 62,5. Dapat 80

dijelaskan 10 orang siswa memiliki kriteria kualitas baik sekali dengan rincian 3 orang siswa dengan interval persentase 100%, 1 orang siswa dengan interval presentase 95%, 1 orang siswa dengan dengan interval presentase 92,5%, 5 orang siswa dengan interval presentase 87,5%. 11 orang siswa memiliki kriteria kualitas baik dengan interval presentase 75%. 5 orang siswa memiliki kriteria kualitas cukup dengan rincian 3 orang siswa dengan interval presentase 72,5%, dan 2 orang siswa dengan interval persentase 62,5%. Untuk nilai rata-rata penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo adalah 80,48% tergolong kriteria kualitas baik. PEMBAHASAN Dari hasil pengolahan data, sebanyak 26 orang siswa yang menjadi subjek penelitian, terdapat 10 orang siswa memiliki kriteria kualitas baik sekali dengan rincian 3 orang siswa dengan interval persentase 100%, 1 orang siswa dengan dengan interval presentase 95%, 1 orang siswa dengan dengan interval presentase 92,5%, 5 orang siswa dengan interval presentase 87,5%. 11 orang siswa memiliki kriteria kualitas baik dengan interval presentase 75%. 5 orang siswa memiliki kriteria kualitas cukup dengan rincian 3 orang siswa dengan interval presentase 72,5%, dan 2 orang siswa dengan interval persentase 62,5%. Untuk penilaian dari unsur penalaran induksi secara generalisasi dalam paragraf ekspositif, siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo memperoleh nilai rata-rata 420, dengan interval persentase 80,76%, tergolong kriteria kualitas baik. Pada unsur penalaran induksi secara analogi dalam paragraf ekspositif, memperoleh nilai rata-rata 425 dengan interval persentase 81,73% tergolong dalam kriteria kualitas baik. Unsur penalaran induksi secara hubungan kausal (sebab-akibat) dalam paragraf ekspositif memperoleh nilai rata-rata 415, dengan interval persentase 79,80% tergolong kriteria kualitas baik. Dari unsur penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif, siswa mendapatkan nilai rata-rata 420 dengan interval Penalaran dalam Tulisan Ekspositif Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo 81

persentase 80,76% tergolong kriteria kualitas baik, dan untuk unsur penalaran deduksi secara entimem dalam paragraf ekspositif, nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 412,5 dengan interval persentase 79,33% tergolong kriteria kualitas baik. SIMPULAN Berdasarkan temuan dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo tergolong kriteria baik yakni mencapai 80,48%. Hal ini dapat dibuktikan dari kedua jenis penalaran dengan perincian sebagai berikut: 1. Penalaran induksi dalam tulisan ekspositif siswa meliputi unsur penalaran induksi secara generalisasi dalam paragraf ekspositif memperoleh nilai rata-rata 420 dengan interval persentase 80,76% tergolong kriteria kualitas baik, unsur penalaran induksi secara analogi dalam paragraf ekspositif memperoleh nilai rata-rata 425 dengan interval persentase 81,73% tergolong dalam kriteria kualitas baik, dan unsur penalaran induksi secara hubungan kausal (sebab-akibat) dalam paragraf ekspositif memperoleh nilai rata-rata 415 dengan interval persentase 79,80% tergolong kriteria kualitas baik. 2. Penalaran deduksi dalam tulisan ekspositif siswa meliputi unsur penalaran deduksi secara silogisme dalam paragraf ekspositif memperoleh nilai rata-rata 420 dengan interval persentase 80,76% tergolong kriteria kualitas baik, dan unsur penalaran deduksi secara entimem dalam paragraf ekspositif memperoleh nilai rata-rata 412,5 dengan interval persentase 79,33 tergolong kriteria kualitas baik. SARAN Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka peneliti merasa perlu memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepada guru bahasa Indonesia, khususnya guru bahasa Indonesia SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo diharapkan dapat mengembangkan 82

materi menulis paragraf ekspositif dengan memperhatikan unsur penalaran, bahasa yang digunakan harus logis menggunakan penalaran sesuai dengan jalan pikiran yang sehat agar tulisan yang dihasilkan sesuai dengan kriteria penalaran dalam tulisan ekspositif. 2. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penalaran dalam tulisan ekspositif siswa kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo tergolong kriteria kualitas baik dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa 80,48%, 5 orang dengan nilai rata-rata 62,5% tergolong kriteria kualitas cukup dengan rentang nilai 60-74%, diharapkan dapat ditingkatkan lagi kemampuannya dalam menerapkan unsur penalaran induksi secara generalisasi, penalaran induksi secara hubungan kausal (sebab-akibat), penalaran deduksi secara silogisme, dan penalaran deduksi secara entimem dalam paragraf ekspositif, sehingga dimasa yang akan datang para siswa memiliki kemampuan menulis ekspositif yang baik. DAFTAR RUJUKAN Ali, M. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arifin E. Z dan Tasai, A. 2004. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Peguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. Depdikbud. 2013. Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMK/MAK. Jakarta: Depdikbud. Djiwandono, M. S. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB. Finoza, L. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Hasani, A. 2005. Ikhwal Menulis. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Press. Jauhari, H. 2013. Terampil Mengarang. Bandung: Nuansa Cendekia. Keraf, G. 1981. Eksposisi dan Narasi. Ende-Flores: Nusa Indah. Penalaran dalam Tulisan Ekspositif Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Kabupaten Tebo 83

Keraf, G. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah. Keraf, G. 1989. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Endeflores: Nusa Indah. Kompasiana. 2012. Analisis karangan Eksposisi. http://bahasa.kompasiana.com /2012 / 03 /19/ analisis-karanganeksposisi.html. Diakses 13 November 2012. Nurgiyantoro, S. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Rahayu, M. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo. Semi, M. A. 2007. Dasar-dasar keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. 84