BAB I PENDAHULUAN. laut, darat dan udara. Akses bisnis yang menuntut tatap muka user antar

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R.

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode

PRAKATA... ABSTRACK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengalami kemajuan ataupun kemunduran dalam menjalankan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

Penyusun Penulisan Ilmiah: YOGA KOMARA NPM: Dosen Pembimbing: Lina Kusrina, SE., MM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai. a. Working Capital To Total Assets (X 1 )

BAB 1 PENDAHULUAN. sengit antara perusahaan. Banyak inovasi-inovasi baru yang ditemukan agar

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan menjadi semakin ketat, baik perusahaan konvensional maupun

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non. Gambar 1.1. Pengeluaran per Kapita di Indonesia

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

PENDAHULUAN. ke seluruh negara. Dwijayanti (2010) menyatakan bahwa krisis ekonomi pada negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini berlangsung cukup pesat dan membawa

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN USAHA PADA KSP.MADANI NTB

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN. Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan pada

BAB IV HASIL PENERAPAN. Kelima variabel yang digunakan untuk menghitung nilai z-score suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian di situs resmi BI ( dan situs resmi masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. semakin kuat, cerdas dan semakin berisiko. Perluasan industri biasa dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas

deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian

ANALISIS PENILAIAN FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN (Z-SCORE) PADA PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEBANGKRUTAN BANK MELALUI METODE Z-SCORE

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Masalah keuangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan apabila

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

PENDAHULUAN Kepailitan suatu perusahaan biasanya diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress) yang ditandai oleh adanya ketidakpastian profi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Laju perkembangan perekonomian dunia yang dinamis ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk terus mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai

Maylina Dinda A / Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Euphrasia Susy Suhendra, MS

BAB I PENDAHULUAN. seperti beban bunga dan hutang lancar. Kebangkrutan telah digunakan sebagai istilah

BAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score )

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat panjang bahkan hingga ribuan tahun. Pada periode waktu yang

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

: ROBIATUL ADAWIYAH NPM : : Dr. BAGUS NURCAHYO, SE., MM.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan berdiri untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.

PENDAHULUAN KAJIAN TEORI Financial Distress

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

ANALISIS INDEKS ALTMAN Z-SCORE UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI, TBK. PERIODE TAHUN SKRIPSI

BAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Krisis perekonomian global telah mengubah tatanan perekonomian dunia

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tertentu terpaksa bubar karena mengalami financial distress yang berujung pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan dunia bisnis harus ditunjang dengan mobilitas yang tinggi pula guna terpenuhinya tujuan yang hendak dicapai. Salah satu bentuk sarana yang meningkatkan mobilitas adalah sarana transportasi baik laut, darat dan udara. Akses bisnis yang menuntut tatap muka user antar benua dapat ditempuh dengan mudah lewat jalur udara. Jalur ini dapat ditempuh lewat bermacam jenis angkutan udara seperti helikopter, private jet, dan pesawat penumpang bermuatan besar. Transportasi udara saat ini diramaikan oleh berbagai maskapai yang menawarkan pelayanan terbaik. Dalam menyambut ASEAN Open Sky 2015, perusahaan penerbangan dalam kawasan Asia Tenggara berusaha menunjukkan performa terbaiknya. ASEAN Open Sky 2015 adalah kebijakan untuk membuka wilayah udara antar sesama anggota negara ASEAN. Namun persaingan antar maskapai tentu tidak dapat dielakkan sehingga mampu menimbulkan keadaan buruk bagi maskapai-maskapai yang tidak mampu bersaing. Persaingan tidak hanya terjadi pada skala nasional tetapi juga internasional. Berbagai maskapai di Indonesia dan Asia Tenggara mengalami jatuh bangun selama beberapa tahun belakangan dikarenakan terus berkembangnya kualitas pelayanan penerbangan baru yang terus bermunculan 1

sedangkan maskapai terdahulu tidak mampu mengakomodir perubahan tersebut. Dampak dari kalah saingnya maskapai terdahulu adalah terjadinya kebangkrutan perusahaan penerbangan tersebut. Peningkatan biaya biaya operasional dan penurunan pasar adalah penyebab utama kebangkrutan ini. Akibatnya, beberapa maskapai terdahulu mengalami kebangkrutan seperti Batavia Air. (www.bisnis.tempo.co/read/news/2013/01/30/090458040/inipenyebab-batavia-air-dinyatakan-pailit.diakses tanggal 26 Agustus 2015) Hal ini disebabkan banyak faktor, salah satunya kurangnya kemampuan meningkatkan performa entitas sehingga terjadi penurunan pendapatan dan kondisi keuangan lainnya. Kesulitan membayar hutang, terhambatnya gaji pegawai dan tersendatnya maintenance pesawat-pesawat yang merupakan aset utama perusahaan adalah beberapa contoh akibat kebangkrutan beberapa maskapai tersebut. Fenomena kebangkrutan ini harus mampu diantisipasi oleh entitas untuk memenuhi prinsip bisnis going concern. Karena belum tentu kondisi maskapai dengan pelayanan nomor satu di Indonesia seperti Garuda Indonesia atau di Malaysia seperti Malaysia Airlines luput dari ancaman kebangkrutan sebab pasar cenderung menunjukkan sentimen positif untuk penerbangan dengan harga yang murah dan pelayanan menengah daripada mengutamakan pelayanan yang tinggi. Oleh karena itu, pentingnya suatu model prediksi kebangkrutan suatu perusahaan menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak seperti 2

pemberi pinjaman, investor, pemerintah, akuntan, dan manajemen sehingga perusahaan penerbangan sangat memerhatikan kinerjanya, dengan kata lain yaitu bagaimana kinerja perusahaan. Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis kebangkrutan Altman Z-Score yang dikemukakan oleh Altman pada tahun 1968. Z-score pertama kali diperkenalkan oleh Edward Altman yang dikembangkan untuk menentukan kecenderungan kebangkrutan perusahaan dan dapat juga digunakan sebagai ukuran dari keseluruhan kinerja keuangan. Dalam penelitian tersebut, Altman menemukan lima rasio yang terdiri dari modal kerja per total aset, laba ditahan per total aset, laba sebelum bunga dan pajak per total aset, nilai pasar modal per nilai buku hutang, dan total penjualan per total aset, yang dapat dikombinasikan dalam suatu rumus matematis yang akurat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. Dalam kelima rasio yang menjadi yang digunakan oleh Edward Altman tersebut merupakan rasio penting dalam mengukur kecenderungan kebangkrutan perusahaan. Hal yang menarik tentang Z-score adalah keandalannya sebagai alat analisis tanpa memperhatikan bagaimana ukuran perusahaan. Meskipun seandainya perusahaan sangat makmur, bila Z-score menunjukkan nilai yang kurang baik, maka perusahaan harus berhati-hati. Bila perusahaan memiliki kinerja keuangan yang sehat berarti perusahaan dapat berkembang baik dan bila perusahaan dalam keadaan tidak sehat maka perlu diwaspadai karena berisiko tinggi menuju kebangkrutan. 3

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan terlebih dahulu menggambarkan bahwa Model Z score Altman cukup representatif dalam memproyeksikan kebangkrutan perusahaan seperti pada sektor perbankan dan farmasi. Saragih (2010) dalam Natariasari, Riska dan Nofiandre (2013:52) melakukan penelitian untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan berdasarkan analisis model Z-Score Altman pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laporan keuangan sebelum terjadi kebangkrutan dapat digunakan untuk mengukur tingkat kebangkrutan menggunakan model Z-score Altman pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini juga menyatakan bahwa metode Z-Score Altman dapat diimplementasikan dalam mendeteksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut penelitian Natariasari, Riska dan Nofiandre (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui prediksi kebangkrutan menggunakan model z- score Altman. Dari hasil perhitungan prediksi kebangkrutan menggunakan Z- Score Altman, perusahaan Sektor perbankan mengalami kondisi yang cenderung membaik selama 3 (tiga) tahun pengamatan. Hal tersebut ditunjukkan dari prediksi potensi kebangkrutan pada tahun 2008 sebesar 96,3%, menurun pada tahun 2009 sebesar 74% dan stabil pada tahun 2010 menjadi 74%. Adanya kondisi yang cenderung menurun pada perusahaan 4

yang diprediksi bangkrut diikuti dengan kondisi perusahaan yang cenderung berpotensi sehat. Peneliti lain yaitukamal, ST.Ibrah Mustafa (2012), melakukan penelitian untuk mengetahui prediksi kebangkrutan menggunakan model Z- score Altman dengan hasil sebanyak 20 bank go public masih ada beberapa yang berada dalam keadaan bangkrut. Tahun 2008, 95% bank mengalami prediksi kebangkrutan dengan nilai di bawah 1,88 dan 5% berada pada grey area. Tahun 2009, ada beberapa bank yang mengalami perbaikan kondisi keuangan dengan adanya 40% bank berada dalam kondisi sehat, 45% bangkrut dan 15% berada pada grey area. Tahun 2010, mengalami peningkatan untuk kondisi sehat yaitu sebesar 55%, 5% grey area dan sisanya berada dalam kondisi bangkrut. Terdapat berbagai alat analisis kebangkrutan yang telah ditemukan, namun alat analisis kebangkrutan yang banyak digunakan yaitu analisis Z- Scoremodel Altman dan model Zmijewski. Alasan kedua alat analisis tersebut banyak digunakan yaitu karena kedua alat analisis tersebut relatif mudah untuk digunakan dan juga memiliki tingkat keakuratan yang cukup tinggi dalam melakukan prediksi potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Analisis Z-Score yaitu sebuah analisis yang menghubungkan berbagai rasio dalam laporan keuangan sebagai variabelnya dan digabungkan kedalam sebuah persamaan untuk memperoleh nilai Z, dimana nilai Z disini adalah nilai untuk memprediksi kondisi perusahaan, baik dalam keadaan sehat ataupun bangkrut. Kemudian Altman pada tahun 2000 menganjurkan 5

dilakukannya reestimasi lengkap dan mengganti nilai pasar sendiri dengan nilai pasar ekuitas dalam X4.Berdasarkan hasil pengembangan Altman tersebut, rumus Z-Score dapat digunakan oleh perusahaan yang go public dan perusahaan yang tidak go public dimana perusahaan ini tidak mempunyai nilai pasar sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut: Z =0,717X1+0,847X2+3,107X3+0,420X4+0,998X5 Keterangan: X1: Working Capital to Total Assets X2: Retained Earnings to Total Assets X3: Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets X4: Market Value Equity to Book Value of Total Debt X5: Sales to Total Assets Cut-off yang digunakan model ini adalah, Z > 2,90 sebagai perusahaan sehat, sedangkan Z < 1,20 sebagai perusahaan potensial bangkrutdan Z antara 1,20 sampai 2,90 sebagai perusahaan pada Grey Area atau daerah kelabu. Hasil penelitian Yoseph, dan Peter(2011), menunjukkan bahwa tingkat ketepatan prediksi kebangkrutan 95 % untuk model Altman yang telah direvisi. Model ini menjadikan peneliti untuk melakukan penelitian yang serupa terhadap perusahaan penerbangan di negara-negara di Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan perusahaan penerbangan kian marak dan berkembang, sehingga peneliti merasa perlu untuk melihat tren kebangkrutan perusahaan penerbangan tersebut. 6

Berdasarkan fenomena dan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian potensi kebangkrutan dengan judul Analisis Metode Z Score Altman Terhadap Potensi Kebangkrutan Pada Perusahaan Penerbangan Di Negara-Negara Asia Tenggara 1.2 Perumusan Masalah Dengan demikian maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah metode Z-Score Altman yang di proksikan dengan Working Capital to Total Assets, Retained Earning to Total Assets, Earning Before Interest and Taxes (EBIT) to Total Assets, Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities, Sales to Total Assets dapat mempengaruhi potensi kebangkrutan pada perusahaan penerbangan di negara-negara Asia Tenggara? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui prediksi kebangkrutan pada perusahaan penerbangan di negara-negara di Asia Tenggara dengan metode Z-Score Altman. 1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi perusahaan, dapat memberikan gambaran mengenai kondisi financial perusahaan. Hal ini dapat dijadikan referensi bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan ke depan. b. Bagi akademisi, dapat memberikan inspirasi penelitian yang bisa digunakan untuk referensi penelitian selanjutnya. 7