PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENURUNAN STUNTING

dokumen-dokumen yang mirip
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA DESA; PENGALOKASIAN, PENYALURAN, MONITORING DAN PENGAWASAN

INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN SOSIALISASI PENGELOLAAN DANA DESA KEPADA APARAT PEMBINA DAN PENGAWAS DESA

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DANA DESA TA 2017 DAN ARAH KEBIJAKAN DANA DESA TA 2018

Pengelolaan Keuangan Desa Blitar, 30 September 2016

INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN DANA DESA UNTUK KESEJAHTERAAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

DANA DESA UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KARANGASEM OM SWASTYASTU

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA DESA

DISPARITAS KEMISKINAN MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

IMPLEMENTASI UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

TATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan.

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN DANA DESA TAHUN 2017

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA 4 MENTERI TENTANG PENYELARASAN DAN PENGUATAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

KEBIJAKAN DANA DESA TA 2016

PEMERINTAH ALOKASIKAN ANGGARAN DANA DESA TAHUN 2015 SEBESAR RP9,1 TRILIUN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2017 Menteri Keuangan. Sri Mulyani Indrawati

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

BAB I PENDHULUAN. memegang teguh adat-istiadat setempat, sifat sosialnya masih tinggi dan

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

V. GAMBARAN UMUM. Penyajian gambaran umum tentang variabel-variabel endogen dalam

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

DANA DESA. Buku Pintar DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN. Dana Desa Untuk Kesejahteraan Rakyat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 2014 A PB D L A P O R A N A N A L I S I S REALISASI APBD

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun 2017

Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG

TELAHAAN STAF. Kekeliruan penempatan dan penetapan besaran penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

TINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. Sumber : id.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Rencana Strategis Bidang Pemerintahan Desa

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar. iii

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembar

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan)

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

PENUNJUK UNDANG-UNDANG TENTANG DESA

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Sumber: I. PENDAHULUAN

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

RKB PPKD. selaku BUD APBD KEBIJAKAN PENYEDIAAN ALOKASI ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA DALAM APBD

KEBIJAKAN UMUM DANA DESA (Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014 dan PP Nomor 60 Tahun 2014)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENURUNAN STUNTING

DASAR HUKUM PENGATURAN DESA DAN DANA DESA Penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut: UU 6/2014 Tentang Desa PP 47/2015 tentang Perubahan atas PP 43/2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 6/2014 tentang Desa PP 8/2016 tentang Perubahan Kedua atas PP 60/2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN PERMENDAGRI: 1. Permendagri No. 111/2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa 2. Permendagri No. 112/2014 tentang Pemilihan Kepala Desa 3. Permendagri No. 113/2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa 4. Permendagri No. 114/2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa PERMENDES: 1. Permendes No.1/2015 tentang Pedoman Kewenangan Lokal Berskala Desa 2. Permendes No.2/2015 tentang Musyawarah Desa 3. Permendes No.3/2015 tentang Pendampingan Desa 4. Permendes No.4/2015 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengelolaan,dan Pembubaran BUMDes 5. Permendes No.19/2017 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa TA 2018 PMK Nomor 257/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Penundaan dan/atau Pemotongan Dana Perimbangan terhadap Daerah Yang Tidak Memenuhi Alokasi Dana Desa (ADD) PMK Nomor 199/PMK.07/2017 tentang Tatacara Pengalokasian Dana Desa setiap Kabupaten/Kota dan Penghitungan Rincian Dana Desa setiap Desa. PMK Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebagaimana diubah dengan PMK Nomor 225/PMK.07/2017 Perka LKPP no 13/2013 /2015 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa sebagaimana diubah Perka LKPP no 22/2015

SUMBER PENDAPATAN DESA Melalui Undang-Undang Desa, Desa telah diperkuat kewenangannya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa. Selain diperkuat kewenangannya, Desa juga diberikan sumber-sumber pendapatan. UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 72 ayat (1), Pendapatan Desa bersumber dari: 1. Pendapatan Asli Desa: Hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong-royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa 2. Dana Desa dari APBN 3. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kab/Kota (paling sedikit 10%) 4. Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima Kab/Kota (minimal 10% dari Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Umum) 5. Bantuan keuangan dari APBD Prov dan APBD Kab/Kota 6. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga 7. Lain-lain pendapatan Desa yang sah Pendapatan Desa 2015 2016 2017 DANA DESA (DD) 20.766 M 46.982 M 60.000 M ADD 33.835 M 35.455 M 34.068 M BAGI HASIL PDRD 2.650 M 2.849 M 3.171M TOTAL 57.251 M 85.286 M 97.239 M JUMLAH DESA 74.093 Desa 74.754 Desa 74.910 Desa RATA-RATA TOTAL PER DESA 772,6 Jt 1.140,8 Jt 1.298,1 Jt

PENGERTIAN DAN TUJUAN DANA DESA PENGERTIAN Dana Desa adalah dana APBN yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan diprioritaskan untuk pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. UU 6/2014 tentang Desa Pasal 72 ayat (2) Alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bersumber dari Belanja Pusat dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara merata dan berkeadilan. TUJUAN Meningkatkan pelayanan publik di desa Mengentaskan kemiskinan Memajukan perekonomian desa Mengatasi kesenjangan pembangunan antardesa Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan Penjelasan Pasal 72 ayat (2): Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya langsung ke Desa ditentukan 10% dari dan di luar dana Transfer Daerah (on top) secara bertahap. Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah Desa dan dialokasikan berdasarkan: jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis. 4

POKOK-POKOK KEBIJAKAN DANA DESA TA 2018 1 Menyempurnakan formula pengalokasian Dana Desa, melalui: a) penyesuaian proporsi dana yang dibagi rata (Alokasi Dasar) dan dana yang dibagi berdasarkan formula (Alokasi Formula), serta b) memberikan afirmasi pada desa tertinggal dan sangat tertinggal yang mempunyai jumlah penduduk miskin tinggi; 2 3 Memberikan fokus yang lebih besar pada pengentasan kemiskinan dan ketimpangan, yaitu dengan melakukan penyesuaian bobot variabel jumlah penduduk miskin dan luas wilayah; Meningkatkan kualitas pengelolaan Dana Desa dengan melakukan penyaluran secara bertahap berdasarkan pada kinerja pelaksanaan, yaitu kinerja penyerapan dan capaian output serta meningkatkan efektivitas pemantauan dan evaluasi; 4 5 Mempertajam prioritas penggunaan Dana Desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa untuk mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan penyediaan infrastruktur dasar, serta memperluas kesempatan kerja. Mengutamakan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa secara swakelola dengan menggunakan sumberdaya/bahan baku lokal, dan diupayakan dgn lebih banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat desa setempat dengan skema Padat Karya Tunai (cash for work)

Nasional 2017 2018 Alokasi DD (Milyar Rp) 60.000,0 60.000,0 DT dan DST 36.781,6 37.281,0 Lainnya 23.218,4 22.719,0 DISTRIBUSI DANA DESA PER WILAYAH Kalimantan 2017 2018 Alokasi (Milyar Rp) 5.258,3 5.267,4 DT & DST 3.428,4 3.522,4 Lainnya 1.829,9 1.745,0 % Alokasi thd Nasional 8,8% 8,8% Perkapita (Ribu Rp) 521,7 522,6 Sulawesi 2017 2018 Alokasi (Milyar Rp) 6.872,7 6.839,6 DT & DST 4.599,8 4.633,2 Lainnya 2.273,0 2.206,4 % Alokasi thd Nasional 11,5% 11,4% Perkapita (Ribu Rp) 558,3 555,6 Maluku 2017 2018 Alokasi (Milyar Rp) 1.794,0 1.750,3 DT & DST 1.501,2 1.468,1 Lainnya 292,8 282,2 % Alokasi thd Nasional 3,0% 2,9% Perkapita (Ribu Rp) 703,5 686,4 Papua 2017 2018 Alokasi (Milyar Rp) 5.665,4 5.613,4 DT & DST 5.408,0 5.359,1 Lainnya 257,3 254,3 % Alokasi thd Nasional 9,4% 9,4% Perkapita (Ribu Rp) 1.531,2 1.517,1 Maluku Sumatera 2017 2018 Alokasi 17.997, 17.250, (Milyar Rp) 1 1 12.911, 12.482, DT & DST 4 5 Lainnya 5.085,7 4.767,6 % Alokasi thd Nasional 30,0% 28,8% Perkapita (Ribu Rp) 444,9 426,5 Jawa Bali 2017 2018 Alokasi (Milyar Rp) 19.187, 2 19.757,5 DT & DST 6.498,7 7.156,2 Lainnya 12.688, 5 12.601,3 % Alokasi thd Nasional 32,0% 32,9% Perkapita (Ribu Rp) 179,8 185,2 Nusa Tengara 2017 2018 Alokasi Nusa Tenggara Bali (Milyar Rp) 3.225,3 3.521,7 DT & DST 2.434,1 2.659,5 Lainnya 791,2 862,2 % Alokasi thd Nasional 5,4% 5,9% Perkapita (Ribu Rp) 389,5 425,3 Secara nasional, alokasi DD untuk DT dan DST mengalami peningkatan dari Rp36,8 triliun menjadi Rp37,3 triliun DD perkapita diluar pulau Jawa, Bali dan Sumatera, yaitu di Papua sekitar Rp1.517,1 ribu, Maluku Rp686,4 ribu, Sulawesi Rp555,6 ribu dan Kalimantan Rp522,6 ribu masih lebih besar dibandingkan di Jawa-Bali dan Sumatera 6

DISTRIBUSI REALISASI PENYALURAN DANA DESA TA. 2017 PER PULAU *) dalam miliar rupiah No Provinsi Pagu Realisasi % 1 Prov. Aceh 4.892,6 4.886,9 99,88 2 Prov. Sumatera Utara 4.198,0 4.140,7 98,63 3 Prov. Sumatera Barat 796,5 765,5 96,10 4 Prov. Riau 1.269,3 1.268,3 99,92 5 Prov. Jambi 1.090,9 1.090,0 99,92 6 Prov. Sumatera Selatan 2.267,3 2.261,2 99,73 7 Prov. Bengkulu 1.035,3 1.034,9 99,95 8 Prov. Lampung 1.957,5 1.957,2 99,99 9 Prov. Bangka Belitung 261,7 261,7 100,00 10 Prov. Kepulauan Riau 228,2 228,2 100,00 Total 17.997,3 17.894,6 99,43 No Provinsi Pagu Realisasi % 1 Prov. Kalimantan Barat 1.616,7 1.615,9 99,95 2 Prov. Kalimantan Tengah 1.148,9 1.144,6 99,62 3 Prov. Kalimantan Selatan 1.430,4 1.427,9 99,83 4 Prov. Kalimantan Timur 692,4 688,6 99,45 5 Prov. Kalimantan Utara 369,9 369,4 99,86 Total 5.258,4 5.246,3 99,77 No Provinsi Pagu Realisasi % 1 Prov. Sulawesi Utara 1.161,4 1.159,2 99,82 2 Prov. Sulawesi Tengah 1.433,8 1.430,0 99,73 3 Prov. Sulawesi Selatan 1.820,5 1.818,6 99,90 4 Prov. Sulawesi Tenggara 1.482,0 1.475,2 99,54 5 Prov. Gorontalo 514,0 512,1 99,65 6 Prov. Sulawesi Barat 461,1 460,8 99,94 Total 6.872,8 6.855,9 99,75 Daerah Pagu Realisasi % Nasional 60.000,0 59.766,8 99,61 DD TA. 2017 secara nasional dari pagu Rp60,0 triliun realisasinya sebesar RP59,77 triliun atau 99,61%; Berdasarkan pulau, realisasi terbesar ada pada pulau jawa, yaitu sebesar 99,96%; Realisasi yang mencapai 100% ada pada Prov. DIY, Prov. Bali, Prov. Bangka Belitung dan Prov. Kepri No Provinsi Pagu Realisasi % 1 Prov. Jawa Barat 4.547,5 4.546,6 99,98 2 Prov. Jawa Tengah 6.384,4 6.384,2 100,00 3 Prov. DI Yogyakarta 368,6 368,6 100,00 4 Prov. Jawa Timur 6.339,6 6.334,5 99,92 5 Prov. Bali 537,3 537,3 100,00 6 Prov. Banten 1.009,5 1.008,6 99,91 Total 19.186,8 19.179,8 99,96 No Provinsi Pagu Realisasi % 1 Prov. Nusa Tenggara Barat 865,0 864,7 99,96 2 Prov. Nusa Tenggara Timur 2.360,4 2.355,8 99,81 Total 3.225,4 3.220,4 99,85 No Provinsi Pagu Realisasi % 1 Prov. Maluku 961,6 946,4 98,42 2 Prov. Maluku Utara 832,4 831,8 99,93 3 Prov. Papua 4.300,9 4.228,1 98,31 4 Prov. Papua Barat 1.364,4 1.363,5 99,93 Total 7.459,4 7.369,8 98,80

REKAPITULASI PEMANFAATAN DANA DESA TAHUN 2015-2017 *) Data Per 5 Maret 2018 Pada tahun 2018, akan terciptanya 5-6,6 Juta Lapangan Kerja Padat Karya dan 692.788 keberlanjutan Lapangan Kerja dari Dana Desa 2015-2018, Total akan tercipta 5,7 7,3 Juta Lapaangan Pekerjaan. 8

PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK PENANGANAN STUNTING DANA DESA DAPAT DIGUNAKAN UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN, PENGURANGAN GIZI BURUK DAN PERBAIKAN SANITASI

Penurunan Rasio Gini di Perdesaan OUTCOME DANA DESA 0.34 0.33 0.33 0.33 0.32 0.32 0.32 0.32 0.30 0.30 0.30 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Sejak diberlakukannya Dana Desa terjadi penurunan Rasio Gini di perdesaan dari 0,34 th 2014 menjadi 0,32 th 2017. Hal ini menunjukkan adanya pemerataan pendapatan di perdesaan sebagai dampak efektivitas Dana Desa Penurunan Jumlah Penduduk Miskin (JPM) Perdesaan 2015 17,89jt 14,09% JPM turun 1,58 juta jiwa (8,8%) 2016 17,28 jt 13,96% 2017 16,31jt 13,47%

STRATEGI PEMANFAATAN DANA DESA MELALUI PADAT KARYA TUNAI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, terutama untuk peningkatan kualitas hidup, penanggulangan kemiskinan, dan kesejahteraan masyarakat. Prioritas Penggunaan Dana Desa 1 Pembangunan Desa 2 Pemberdayaan Masyarakat Desa STRATEGI PELAKSANAAN Cash For Work: Kegiatan Padat Karya Tunai, menyerap Tenaga Kerja dalam Jumlah Besar; UPAH LANGSUNG secara HARIAN atau MINGGUAN; Memperkuat Daya Beli Masyarakat; dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan masyarakat. Pengembangan Ekonomi Kreatif: Berdasar kreativitas, keterampilan, dan bakat individu; Menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu; Bernilai ekonomi; dan Berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal melalui Pemberdayaan BUM Desa: Pengembangan produk unggulan desa atau kawasan perdesan; Prioritas usaha: pengelolaan SDA, Industri pengolahan berbasis sumberdaya lokal, pelayanan publik, jaringan distribusi, dan sektor keuangan.

TUJUAN, SASARAN, PRINSIP, DAN KRITERIA PADAT KARYA TUNAI 1 menciptakan lapangan kerja 1 Penganggur 2 Setengah penganggur 3 penduduk yang tidak punya pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan. 2 meningkatkan pendapatan dan daya beli masayarakat penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (<35 jam seminggu) masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan. Tujuan 3 antar desa Sasaran Program menaikkan permintaan agregat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menurunkan kemiskinan, dan kesenjangan Penduduk miskin memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. 4 Penerima PKH Penduduk yang terdaftar dalam Program Keluarga Harapan. 5 Stunting Penduduk yang memiliki balita bermasalah gizi. Prinsip Pelaksanaan Swakelola, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara mandiri oleh desa; Menyerap sebanyaknya tenaga kerja setempat; dan menggunakan bahan baku setempat. Kriteria Kegiatan o Fokus 3 s.d. 5 kegiatan sesuai kebutuhan dan prioritas desa; o o o o o Besaran upah: setara upah buruh tani; minimal 30% dari nilai pekerjaan fisik; dibayar harian atau mingguan. Cakupan kegiatan diperluas, mulai pengadaan, pembangunan, pengembangan, sampai pemeliharaan; Tidak dilaksanakan bersamaan dgn masa panen; Keberlanjutan program selama setahun; dan Mengoptimalkan peran pendamping desa.

MANFAAT DAN DAMPAK PADAT KARYA TUNAI 1 MANFAAT 2 Mengurangi jumlah penganggur, setengah penganggur dan masyarakat miskin di Desa. Meningkatkan produksi dan produktivitas, upah/pendapatan dan daya beli masyarakat Desa. DAMPAK Tersedianya lapangan kerja dan usaha bagi 1 3 penganggur, setengah penganggur dan masyarakat miskin. Terkelolanya potensi sumberdaya lokal secara optimal. 5 Terjangkaunya (aksesibilitas) masyarakat Desa terhadap pelayanan dasar dan kegiatan sosial-ekonomi. 2 Tumbuhnya rasa kebersamaan, keswadayaan, gotong-royong dan partisipasi masyarakat. 4 Berkurangnya nya jumlah balita kurang gizi (stunting) di Desa. 6 Turunnya arus migrasi dan urbanisasi.

KEBIJAKAN DANA DESA UNTUK TENAGA KERJA SWAKELOLA DARI KEGIATAN INFRASTRUKTUR 14