AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA PADA PT TOBAPULP LESTARI, Tbk PORSEA TOBASA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada PT. Rahayu Santosa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG SUSANTI Jurusan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA. Marhakim *) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan memperhatikan kelangsungan hidup perusahaan. Kelangsungan hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa pinjaman, sehinggga bank berfungsi sebagai perantara antara penabung dan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER Peranan Controller dalam Pengendalian Penjualan Guna Menunjang Efektivitas Penjualan A. PERTANYAAN UMUM

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA RANDIK KABUPATEN MUSI BANYUASIN

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat. mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Kuesioner variabel independent

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan biaya meskipun sudah diperkirakan dengan baik sebelum dianggarkan. Dalam

Kantor Pusat. Lampiran 1. Branch Manager. Internal Auditor. Secretaris. W & D Supervisor Branch Sales Manager

PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER

biaya produksi yang terjadi. Pengendalian biaya produksi dan penetapan harga memberikan pengaruh langsung terhadap harga pokok produksi yang akhirnya

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN

TUGAS INDIVIDU. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen Dosen pengampu : Dr. P. Basuki Hadiprajitno

Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan

BAB 3 : PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, anggaran, pengendalian biaya, pusatpusat pertanggungjawaban

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kinerja Aparat Pemerintah Daerah. Anggaran terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Anggaran terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER SYAHRUL RAMBE. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi DASAR PPL (perencanaan dan pengendalian laba)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meraih keuntungan (profit). Dan keuntungan itu akan dapat diraih apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen &

Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB II URAIAN TEORITIS. Profit Margin (Studi Kasus pada Perusahaan Meubel PT. Jaya Indah Furniture

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih (principals)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam perusahaan, dimana perusahaan harus mampu menjaga dan

LN menerima pembayaran untuk impor kita (-M), dan membelanjakan uangnya untuk membeli barang ekspor kita (X).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

Transkripsi:

AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA PADA PT TOBAPULP LESTARI, Tbk PORSEA TOBASA Oleh: Halomoan Sihombing Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Univesitas HKBP Nommensen Medan ABSTRAK Akuntansi Pertanggung jawaban merupakan suatu sistem yang dirancang sehubungan dengan pendelegasian wewenang kepada manajer yang bertanggung jawab agar penilaian kinerja dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan laba perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk yang bergerak di bidang industri penghasil pulp atau bubur kertas. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah penerapan akuntansi Pertanggung jawaban sebagai alat penilaian kinerja pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk? Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari hasil analisis data pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk maka dapat dibuat kesimpulan: 1. Akuntansi Pertanggung jawaban pusat laba pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilakukan dengan baik dari ketiga aspek akuntansi Pertanggung jawaban. Dimana fungsi manajer dalam membuat perencanaan, pengendalian dan pelaporan telah berjalan dengan baik hal ini ditunjukkan dengan hasil kuisioner yang diberikan yang termasuk dalam kelompok nilai baik. 2. Akuntansi Pertanggung jawaban pusat laba telah diterapkan sebagai alat penilaian kinerja pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk bahwa : a. Berdasarkan laporan keuangan PT Toba Pulp Lestari, Tbk laba realisasi yang diperoleh pada tahun 2014 sebesar $9.129.718 dan laba anggaran sebesar $11.255.119, maka selisih laba sebesar $2.125.391 yang bersifat tidak menguntungkan (unfavorable). b. Berdasarkan Rasio Produktivitas kinerja perusahaan belum optimal, hal ini dibuktikan dari selisih anggaran dengan realisasi. Menurut anggaran rasio produktivitas sebesar 1.11% dan realisasi rasio produktivitas 1.09%. Sebagai pertimbangan bagi pimpinan PT Toba Pulp Lestari, Tbk untuk mengatasi masalah yang dihadapi maka dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Pelaksanaan ketiga aspek akuntansi Pertanggung jawaban perlu dipertahankan dan bahkan ditingkatkan agar perusahaan dapat mencapai sasaran perusahaan. 2. Sebaiknya perusahaan meningkatkan pendapatannya dan sekaligus menghemat biaya agar dapat meningkatkan laba bersih dan rasio produktivitas di masa yang akan datang. 3. Sebaiknya peneliti selanjutnya membahas keempat pusat Pertanggung jawaban agar lebih mengetahui secara jelas mengenai akuntansi Pertanggung jawaban yang ada dalam perusahaan. Kata Kunci : Akuntansi Pertanggung jawaban Pusat Laba dan Kinerja PENDAHULUAN Latar Belakang Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Kinerja dapat juga didefinisikan tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara 141

mengerjakannya. Kinerja tidak selalu berjalan mulus seperti yang diharapkan, dalam perjalanannya sering timbul masalah misalnya ketidakmampuan melakukan pekerjaan sesuai perintah, mungkin sebagai akibat kesalahan dalam seleksi atau kurangnya pengalaman. Untuk itu, diperlukan dukungan maupun motivasi dan pelatihan agar memungkinkan pekerja mengatasi pekerjaan secara efektif. Salah satu cara untuk dapat mengetahui baik atau tidak kinerja manajer dalam suatu perusahaan dapat dilakukan dengan penilaian kinerja terhadap manajer. Penilaian kinerja merupakan suatu proses penilaian tentang seberapa baik manajer telah melaksanakan tugasnya selama periode waktu tertentu. Lewat penilaian kinerja, sebuah perusahaan dapat mengukur kemampuan manajer dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan standar yang ditentukan, baik kualitas maupun kuantitas. Seorang manajer dapat dikatakan mempunyai kinerja yang tinggi, jika berhasil mencapai target atau tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja dapat menjadi suatu alat yang efektif, yang dapat digunakan oleh sebuah perusahaan dalam rangka proses peningkatan kinerja manajer. Penilaian kinerja menjawab pertanyaan, seberapa baik pekerja berkinerja selama periode waktu tertentu. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya, dan untuk mendorong perilaku yang semestinya, melalui umpan balik berupa pemberian penghargaan atas hasil kinerja yang baik, dan memberi hukuman atas kinerja yang tidak baik. Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran. Salah satu alat bantu bagi perusahaan untuk dapat menilai kinerja karyawan secara lebih baik adalah dengan adanya peran akuntansi Pertanggung jawaban. Akuntansi Pertanggung jawaban merupakan suatu prosedur akuntansi yang membagi perusahaan kedalam pusat Pertanggung jawaban dan mendelegasikan wewenang pada setiap manajer yang bertanggungjawab atas pusat-pusat Pertanggung jawaban tersebut. Dengan adanya akuntansi Pertanggung jawaban, pimpinan dapat mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab ke tingkat pimpinan di bawahnya dengan lebih efisien tanpa memantau secara langsung seluruh kegiatan perusahaan. Penerapan akuntansi Pertanggung jawaban yang memadai mampu mendorong perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. Sistem Pertanggung jawaban dapat pula memberikan informasi yang berguna, untuk tujuan pengambilan keputusan terutama yang berkaitan dengan perencanaan, pengendalian,pelaporan dan pengukuran kinerja setiap pusat Pertanggung jawaban. Karakteristik utama pusat pertanggung jawaban adalah memfokuskan pada pusat-pusat Pertanggung jawaban setiap kegiatan yang dilakukan dengan memberikan laporan aktual mengenai kegiatannya. Dasar yang digunakan untuk menilai pelaksanaan dari masingmasing pusat Pertanggung jawaban tersebut adalah melalui anggaran. Anggaran harus jelas menunjukkan pendapatan, biaya dan investasi yang diawasi oleh pihak yang berwenang dengan membandingkan data mengenai anggaran dengan laporan aktual 142

masing-masing pusat pertanggung jawaban. Dengan demikian, perbedaan antara jumlah biaya aktual dengan yang telah dianggarkan merupakan selisih yang akan mencerminkan prestasi manajer. Peranan akuntansi Pertanggung jawaban dalam suatu perusahaan sangatlah penting terutama terhadap aktivitas yang dilakukan oleh setiap bagian dalam perusahaan tidak terlepas dari unsur-unsur biaya didalamnya. Jumlah biaya akan berpengaruh langsung kepada perolehan laba rugi dalam suatu periode akuntansi. Suatu perencanaan yang baik diperoleh apabila dikoordinasikan dengan baik dan tepat, sehingga dapat membantu manajemen di dalam melakukan pertanggung jawaban. Menurut Hansen dan Mowen (2005:116), terdapat empat jenis pusat Pertanggung jawaban yaitu: (1) Pusat Biaya (cost center), (2) Pusat Pendapatan (revenue center), (3) Pusat Laba (profit center), (4) Pusat Investasi (investment center). Pusat Pertanggung jawaban ini dibentuk agar seluruh aktivitas pusat Pertanggung jawaban dapat dipertanggung jawabankan dan dapat digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja manajer pusat pertanggung jawaban. Pusat biaya merupakan pusat Pertanggung jawaban yang manajernya diukur prestasinya atas dasar biaya (nilai masukan). Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005:176), ada dua jenis umum dari pusat beban, yaitu : Pusat Beban Teknik dan Pusat Beban Kebijakan. Pusat pendapatan merupakan pusat Pertanggung jawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan, dan tidak diminta Pertanggung jawaban mengenai biaya masukannya, karena dia tidak dapat mempengaruhi pemakaian masukan tersebut. Dimana prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan yang diperoleh selama satu periode. Pusat laba merupakan pusat pertanggung jawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat Pertanggung jawaban tersebut. Kinerja pusat laba diukur dengan besarnya laba yang diperoleh yaitu dari selisih pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pusat investasi adalah pusat Pertanggung jawaban yang kinerja manajernya diukur dengan menghubungkan laba yang diperoleh pusat Pertanggung jawaban tersebut dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba. Dari keempat jenis pusat Pertanggung jawaban tersebut penulis hanya memfokuskan 1 (satu) dari jenis pusat Pertanggung jawaban tersebut yaitu pusat laba. Karena pusat laba merupakan pusat Pertanggung jawaban dimana kinerja finansialnya diukur dalam ruang lingkup laba, yaitu selisih antara pendapatan dan pengeluaran. Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan pihak manajemen senior dapat menggunakan satu indikator yang komprehensif dibandingkan harus menggunakan beberapa indikator dalam melakukan penilaian kinerja. PT Toba Pulp Lestari, Tbk. adalah industri penghasil pulp atau bubur kertas. Dimana perusahaan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja keuangan setiap tahunnya melalui pembentukan pusat Pertanggung jawaban. Hal ini menjadikan bahwa sistem penilaian kinerjanya tidak lepas dari penggunaan akuntansi Pertanggung jawaban pusat laba, karena pimpinan 143

perusahaan ini diberikan wewenang dan tanggungjawab atas biaya dan penjualan untuk menghasilkan laba. Dengan demikian PT Toba Pulp Lestari, Tbk. mengukur kinerja dari laba yang diperoleh. Pada periode tahun 2017 perusahaan mengalami penyimpangan laba sebesar $ 2.125.391 yang bersifat tidak menguntungkan (unfavorable), merupakan selisih dari laba yang dianggarkan dengan laba yang terealisasi. Laba yang diperoleh perusahaan tersebut disajikan pada Tabel berikut: Tabel PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Perbandingan Laba Anggaran dengan Realisasi Untuk tahun berakhir tanggal 31 Desember 2017 (Dalam Dollar Amerika) Keterangan Anggaran Realisasi Selisih Penyimpangan Penjualan Bersih 112.469.086 109.193.288 3.275.798 Unfavorable Beban Usaha 101.213.967 100.063.570 1.150.407 Favorable Laba Usaha 11.255.119 9.129.718 2.125.391 Unfavorable Sumber : PT Toba Pulp Lestari,Tbk, data yang diolah Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai akuntansi Pertanggung jawaban pada perusahaan dan membahas dalam tulisan penelitian dengan judul: Akuntansi Pertanggung jawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan merumuskan masalah yaitu: Bagaimanakah Penerapan Akuntansi Pertanggung jawaban sebagai alat penilaian kinerja pada PT Toba Pulp Lestari Tbk.? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan akuntansi Pertanggung jawaban dalam melakukan penilaian kinerja pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Pertanggung jawaban Pengertian Akuntansi Pertanggung jawaban Menurut Arfan Ikhsan dan Muhammad Ishak (2010:203) dalam bukunya mendefenisikan akuntansi pertanggung jawaban Akuntansi Pertanggung jawaban (responbility accounting) merupakan Istilah yang digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi kinerja organisasi sepanjang garis Pertanggung jawaban. Menurut Hansen dan Mowen (2005:116) definisi akuntansi Pertanggung jawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat Pertanggung jawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat Pertanggung jawaban mereka. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:67) mendefinisikan akuntansi Pertanggung jawaban adalah suatu 144

sistem dimana setiap bagian diatur dalam satu unit Pertanggung jawaban dan sistem pencatatan melaporkan prestasi masing-masing. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggung jawaban Tujuan utama dari sistem akuntansi Pertanggung jawaban adalah untuk membantu perusahaan memperoleh manfaat dari desentralisasi dan pada waktu yang sama meminimalkan dampak negatifnya. Untuk tujuan ini sistem akuntansi Pertanggung jawaban dirancang untuk memperkuat dan mendorong adanya keharmonisan dan kesatuan tujuan dalam perusahaan dengan tujuan: 1. Untuk memperoleh suatu penilaian kualitas kinerja dari setiap manajer pusat Pertanggung jawaban, yang berarti bahwa akan dinilai bagaimana seorang manajer melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. 2. Untuk memotivasi setiap manajer pusat Pertanggung jawaban dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan organisasi. 3. Untuk menentukan kontribusi dari setiap pusat Pertanggung jawaban yang ada dalam suatu organisasi. Adapun manfaat akuntansi Pertanggung jawaban bagi manajemen yaitu memberikan kesempatan kepada para manajer untuk merumuskan sasaran mereka sendiri dan membuat keputusan dalam rangka tanggung jawab yang didelegasikan oleh manajer di atasnya. Manajer akan menerima laporan kinerja sebagai alat yang bermanfaat untuk melakukan tindakan koreksi di tengah berlangsungnya aktivitas itu sendiri apabila terjadi penyimpangan. Aspek Akuntansi Pertanggung jawaban Dalam penelitian Phitrina Sitorus (2015) terdapat 3 aspek akuntansi Pertanggung jawaban, antara lain: Aspek Perencanaan, Aspek Pengendalian, dan Aspek Pelaporan. Perencanaan (planning) berarti menghubungkan kenyataan, merumuskan tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai suatu tujuan. Setiap perencanaan haruslah didasarkan pada kenyataan, karena perencanaan itu merupakan pekerjaan mental yang membutuhkan pemikiran.setiap manejer harus membuat perencanaan karena hal itu terjadi tugas utama baginya. Perencanaan dan pengendalian merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Perencanaan melihat ke depan, yaitu menentukan tindakantindakan apa yang harus dilakukan untuk merealisasi tujuan tertentu. Pengamatan melihat ke belakang, yaitu menilai apa yang telah dihasilkan dan membandingkannya dengan rencana yang telah disusun, yang merupakan komponen utama dari perencanaan adalah perencanaan untuk masa depan untuk keuangan, anggaran memuat tujuan dan tindakan dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut. Sebelum menyusun anggaran, perusahaan terlebih dahulu harus mengembangkan rencana strategi. Sebagai pengendalian akuntansi Pertanggung jawaban sangat berguna bagi perusahaan untuk mengukur kinerja setiap manajer dan untuk mengetahui apakah setiap rencana atau program yang telah direncanakan di awal periode kerja telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai. Dari hasil pengukuran tersebut dapat diketahui dan dilaporkan suatu bentuk hasil kerja masing-masing pusat Pertanggung jawaban yakni melalui analisis dan evaluasi antara hasil yang didapat atau 145

realisasi dengan rencana yang dianggarkan di awal periode. Hasil perbandingan tersebut akan disusun apakah ada penyimpangan (varian) baik itu penympangan yang menguntungkan (favorable), ataupun penyimpangan yang merugikan (unfavorable). Dengan demikian dapat segera diketahui siapakah yang bertanggungjawaban atas penyimpangan tersebut. Sukrisno Agoes (2012:101) mendefinisikan bahwa Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Di dalam laporan Pertanggung jawaban akan menyajikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan sesungguhnya dengan yang dianggarkan sebelumnya, sehingga dapat menjadi suatu pengawasan biaya. Laporan Pertanggung jawaban akan disajikan oleh setiap pusat Pertanggung jawaban yang ada dalam perusahaan. Menurut Willyam K. Carter (2009:113) Pelaporan tanggungjawab (responsibility reporting) adalah fase pelaporan dari akuntansi Pertanggung jawaban. Isi laporan Pertanggung jawaban yang disajikan biasanya tergantung pada kebutuhan dan situasi. Hal ini dapat berupa laporan harian, mingguan atau mungkin suatu laporan khusus yang disediakan dengan suatu tahap tertentu perusahaan. Disamping itu tingkat Pertanggung jawaban pelaksanaan juga memerlukan faktor yang akan mempengaruhi isi dan susunan laporan-laporan. Pusat Pertanggung jawaban Pengertian Pusat Pertanggung jawaban Pusat Pertanggung jawaban adalah unitunit pada sebuah organisasi yang memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dipimpin oleh seorang manajer. Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2005:171) Pusat tanggungjawab merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Jenis Pusat Pertanggung jawaban Pusat Pertanggung jawaban secara umum dapat dibedakan menjadi empat: 1. Pusat Biaya (Cost Center) Pusat biaya adalah pusat Pertanggung jawaban, dimana masukan atau biayanya diukur dengan satuan uang. Akan tetapi keluarannya tidak diukur dalam satuan uang. Pusat biaya merupakan pusat Pertanggung jawaban yang manajernya bertanggungjawab atas biaya yang terjadi dalam unit tersebut, yang meliputi keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas usaha. Bustami dan Nurlela (2013:7) mendefinisikan Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemngkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Ada dua jenis pusat biaya adalah pusat biaya teknik dan biaya pusat kebijakan biaya tehnik adalah biaya-biaya yang jumlahnya secara tepat dan memadai dapat diperkirakan dengan keandalan yang rasional. Contohnya, biaya pabrik bagi tenaga kerja langsung, material langsung, dan pasokan-pasokan. Biaya kebijakan adalah biaya-biaya yang diperkirakan perencanaannya secara tepat dan memadai. Pada pusat biaya kebijakan, biaya yang dikeluarkan tergantung pada penilaian pihak manajemen atas jumlah yang memadai berdasarkan kondisi tertentu. 2. Pusat Pendapatan (Revenue Center) Pusat pendapatan merupakan pusat Pertanggung jawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan yang diperoleh selama satu 146

periode. Manajer pusat pendapatan tidak diminta Pertanggung jawaban atas masukan, karena dia tidak dapat mempengaruhi pemakaian masukan tersebut. Pada dasarnya pusat pendapatan sekaligus merupakan pusat pengeluaran, namun ukuran utamanya adalah pendapatan. Biaya-biaya yang terjadi pada pusat pendapatan hanyalah biaya-biaya yang berada dibawah pengawasan langsung manajer pusat pendapatan. Pusat pendapatan tidak dapat disebut sebagai pusat laba karena biaya-biaya yang terjadi dalam pusat pendapatan juga merupakan pusat biaya kebijakan dan memiliki Pertanggung jawaban baik atas biaya maupun hasil. Adapun yang menjadi perhatiannya adalah departemen pemasaran. 3. Pusat Laba (Profit Center) Pusat laba merupakan sub unit organisasi yang pimpinannya atau manajernya bertanggungjawaban atas jumlah yang diperoleh unit tersebut, yaitu dengan membandingkan biaya sebagai input dan penghasilan sebagai output. Karena laba adalah sama dengan pendapatan dikurangi biaya, manajer dari pusat laba bertanggungjawab atas jumlah pendapatan dan biaya-biaya yang terkait dengan departemen yang dipimpinnya. Akan tetapi dalam hal ini pusat laba tidak bertanggungjawab terhadap aset yang diinvestasikan oleh perusahaan. Pusat laba akan diterapkan dengan baik apabila perusahaan melakukan divisionalisasi dimana suatu divisi organisasi bertanggungjawab atas kegiatan produksi maupun pemasaran dari produksi yang dihasilkan. Dalam hal ini manajer divisi menetapkan harga jual, strategis pemasaran dan kebijakan produksi. Mengukur kinerja yang dapat dilakukan dengan menilai apakah laba yang dianggarkan sebelumnya dapat tercapai atau tidak. 4. Pusat Investasi (Investment Center) Pusat investasi merupakan unit organisasi yang prestasi manajernya diukur berdasarkan penghasilan yang diperiksa sesuai dengan biaya, dan sekaligus aktiva dan modal yang diivestasikan pada pusat Pertanggung jawaban yang dipimpinnya dengan tujuan mencapai satu imbalan investasi return on investment (ROI) yang memuaskan. Adapun ukuran prestasi yang sering dipakai di pusat investasi adalah ROI. Oleh sebab itu, dalam pusat investasi manajer harus berhati-hati dalam menentukan besar dana investasi yang diperlukan. Harta yang diinvestasikan haruslah benar-benar mempunyai hubungan langsung dengan operasi pokok perusahaan yang utamakan untuk dibeli, sedangkan yang bersifat tidak langsung seumpamanya harus dihindari karena jika terjadi kesalahan dalam pemilihan-pemilihan aktiva yang dibeli dapat berakibat dana investasi terlalu besar. Dalam pusat investasi, manajer memiliki tanggung jawab dan otorisasi pengambilan keputusan-keputusan yang mempengaruhi tidak hanya biaya dan pendapatan, tetapi juga aset yang diinvestasikan dalam pusat Pertanggung jawaban kinerja pusat investasi, dengan cara membandingkan laba atas investasi yang dicapai terhadap imbalan yang telah dianggarkan akan dipersyaratkan. Kinerja Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau kelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara ilegal, tidak melanggar hukum dan sesuai 147

dengan moral dan etika. Kinerja menyangkut tiga komponen penting yaitu tujuan, ukuran dan penilaian. Faktor yang Mempengauhi Kinerja Menurut Amstrong dan Baron dalam penelitian Nanda Hapsari (2007:35) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja manajerial, antara lain: 1. Faktor pribadi (keahlian, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen). 2. Faktor kepemimpinan (kualitas keberanian atau semangat, pedoman pemberian semangat pada manajer dan pemimpin kelompok organisasi). 3. Faktor tim atau kelompok (sistem pekerjaan dan fasilitas yang disediakan oleh organisasi). 4. Faktor situasional (perubahan dan tekanan dari lingkungan internal dan eksternal). Akuntansi Pertanggung jawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Laba Pusat laba adalah pusat Pertanggung jawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat Pertanggung jawaban tersebut. Karena laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya tidak dapat berdiri sendiri sebagai ukuran kinerja pusat laba, maka laba perlu dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dari segi aspek perencanaan, kinerja pusat laba dapat dinilai dari penyusunan program (rencana jangka panjang), penyusunan anggaran (anggaran jangka pendek), realisasi dan pengukuran serta analisa dan pelaporan telah memberikan sejumlah informasi kepada manager mengenai pelaksanaan kerja mereka dalam bidang-bidang yang menjadi tanggungjawabnya. Dari segi aspek pengendalian, kinerja pusat laba dapat dinilai dari apakah setiap rencana atau program yang telah direncanakan diawal periode kerja telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai. Dari hasil pengukuran tersebut dapat diketahui dan dilaporkan suatu bentuk hasil kerja pusat laba yakni melalui analisis dan evaluasi antara hasil yang didapat atau realisasi dengan rencana yang dianggarkan diawal periode. Dari segi aspek pelaporan, kinerja pusat laba dapat dinilai sistem pelaporan informasi akuntansi apakah telah dipisahkan antara rencana dengan yang sebenarnya terjadi dan laporan yang disajikan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam perusahaan dan dari laporan Pertanggung jawaban yang disajikan dapat diketahui penyimpanganpenyimpangan yang terjadi dalam perusahaan. Menurut Robert N. Anthoy dan Vijay Govindaranjan (2205:249), kinerja manajer pusat laba dapat dievaluasi berdasarkan lima ukuran profitabilitas, yaitu : 1. Margin kontribusi (Contribusi margin) menunjukkan rentang (spead) antara pendapatan dengan beban variabel. 2. Laba langsung (direct profit) mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan laba perusahaan. 3. Laba yang dapat dikendalikan, pengeluaran-pengeluaran kantor pusat dapat dikelompokkan menjadi dua kategori : yaitu dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. 4. Laba sebelum pajak, seluruh overhead korporat dialokasikan kepusat laba berdasarkan jumlah 148

relatif dari beban yang dikeluarkan oleh pusat laba. 5. Laba bersih, perusahaan mengukur kinerja pusat domestik berdasarkan laba bersih (net income), yaitu jumlah laba bersih setelah pajak. METODE PENELITIAN Objek Penelitian Dalam penulisan penelitian ini, bahwa objek penelitian yang dipilih adalah penggunaan biaya dan perolehan pendapatan yang dilaporkan dalam realisasi laporan laba rugi PT Toba Pulp Lestari, Tbk. yang berlokasi di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Parmaksian, Toba Samosir. Pembahasan difokuskan mengenai penerapan akuntansi Pertanggung jawaban dari segi pusat laba, yaitu berkaitan dengan perencanaan, pengendalian, dan pelaporan laba sebagai alat menilai kinerja perolehan laba. Metode Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Dokumentasi Dokumentasu merupakan suatu metode pengumpulan data dari laporan-laporan yang sudah diolah sebelumnya sehingga tidak langsung diperoleh dari sumbernya. Data yang dikumpulkan dengan metode ini adalah sejarah singkat dan struktur organisasi perusahaan, neraca serta anggaran dan realisasi laba rugi perusahaan untuk periode tahun 2014. 2. Wawancara (interview) dan Kuisioner Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achami (2008:83) dalam bukunya metodologi penelitian: Wawancara merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Dengan melakukan wawancara kepada pimpinan atau manajer, karyawan serta pihak yang berwewenang akan memberikan keterangan mengenai data perusahaan yang berhubungan dengan topik permasalahan penelitian. Selain mengadakan wawancara juga diberikan kuisioner kepada pimpinan perusahaan, manajer keuangan, accounting leader, finance accounting, leader maintenance department, bagian personalia, pulp ware house staff, logistik leader, production process dan BCI staff mengenai perencanaan, pengendalian dan pelaporan kinerja. Kuesioner yang diajukan mempedomani hasil penelitian Phitrina Sitorus tentang Akuntansi Pertanggung jawaban sebagai Alat Penilaian Kinerja pada PT Hutahaean, Laguboti. Metode Analisis Data Dalam menganalisis masalah dapat dilakukan dengan beberapa metode analisis yang akan disesuaikan dengan keadaan dan bentuk data yang diperoleh dari PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Metode yang digunakan untuk menganalisis data sebagai berikut: 1. Metode Deskriptif Metode deskriptif adalah metode dimana data yang dikumpulkan disusun, diinterpretasikan, dianalisis sehingga memberikan gambaran mengenai keadaan yang sedang diteliti. 2. Metode Deduktif Metode deduktif adalah suatu metode analisis dengan membandingkan teori dengan kenyataan sehingga akan dapat diketahui gambaran penyebab penyimpangan dan selanjutnya membuat kesimpulan yang sebenarnya dari masalah yang diteliti. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians 149

biaya, dan metode analisis interval terhadap rentangan jawaban dari responden, sebab setiap jawaban responden akan diukur dengan skala likert untuk dikelompokkan dengan rentang sebagai berikut ini: Keterangan Nilai Nilai atau Skor Sangat Tidak 1 Setuju (STS) Tidak Setuju (TS) 2 Cukup Setuju (CS) 3 Setuju (S) 4 Sangat Setuju (SS) 5 Data nilai rata- rata setiap pertanyaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Nilai Rata-rata : = ( n. Xi ) n i=1 Dimana : Xi = Jawaban Setiap Pertanyaan n = Banyaknya responden 5 = Nilai Tertinggi 1 = Nilai Terendah Rentang Skala yang dapat diperoleh dari rentang skala 1 hingga 5, maka dapat diukur Rentang Skala = 5 1 = 0.80. Nilai 5 rentang skala sebesar 0.80 digunakan untuk menentukan skala keputusan yaitu sebagai berikut : Bobot Nilai 1.0 1.79 5 Kriteria Jawaban Sangat Tidak Setuju ( STS ) 1.80 2.59 Tidak Setuju (TS) 2.60 3.39 Cukup Setuju (CS) 3.40 4.19 Setuju (S) 4.20 5.00 Sangat Setuju (SS) HASIL DAN PEMBAHASAN Pusat Pertanggung jawaban pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk Pusat Pertanggung jawaban yang digunakan di PT Toba Pulp Lestari, Tbk yaitu pusat laba. Pusat laba sebagai bagian dari suatu organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas pendapatan dan biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan. Manajer pusat laba mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan menyangkut pendapatan dan biaya-biaya. Dalam hal ini laba operasi merupakan ukuran kinerja pusat Laba. Bagian yang bertanggungjawab atas laba perusahaan PT Toba Pulp Lestari, Tbk adalah secara keseluruhan yang dikepalai oleh pimpinan unit dan bertanggungjawab kepada manajer perusahaan. Sebagai pusat laba perusahaan harus mengupayakan bagaimana agar laba yang telah diproyeksikan dapat tercapai oleh PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Berdasarkan laporan laba rugi tersebut diketahui pendapatan berasal dari penjualan pulp atau bubur kertas. Dari laporan laba rugi diketahui bahwa anggaran penjualan bersih perusahaan $ 112.469.086, dan beban usaha sebesar $ 101.213.967 maka dianggarkan laba sebesar $11.255.119. Kemudian dari laporan laba rugi diketahui bahwa realisasi jumlah penjualan perusahaan sebesar $ 109.193,288 dan beban usaha sebesar $100.063.570 maka diperoleh laba sebesar $2.125.391. Perencanaan yang dilakukan PT Toba Pulp Lestari, Tbk didasarkan pada jumlah kebutuhan perusahaan dan pengalaman jumlah beban usaha pada periode sebelumnya. Perencanaan 150

disusun sebagai standar perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan untuk menghasilkan laba yang besar dalam investasi. Perusahaan membuat laporan laba rugi yang didasarkan pada laba bersih pulp atau bubur kertas yang telah dijual kepada pemasok. Dari data pada Tabel 4.1 dapat dianalisis bahwa laba yang dianggarkan dengan realisasi mengalami penyimpangan sebesar $ 2.125.391 yang bersifat tidak menguntungkan (unfavorable) atau tidak baik. Dengan demikian akuntansi Pertanggung jawaban pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk belum diterapkan dengan baik. Penyimpangan yang terjadi antara anggaran dengan realisasi laba dipertanggungjawabkan oleh setiap bagian yang memegang peranan penting dalam perusahaan. Penyimpangan penjualan akan dipertanggungjawabkan oleh bagian pemasaran dan penyimpangan biayabiaya akan dipertanggungjawabkan bagian keuangan, dimana yang mencatat semua biaya-biaya diperusahaan adalah bagian keuangan. Kedua bagian tersebut akan membuat laporan Pertanggung jawaban kepada bagian keuangan dan akuntansi agar kepala bagian keuangan dan akuntansi membuat laporan laba ruginya, dan selanjutnya kepala bagian keuangan dan akuntansi memberikan laporan keuangan kepada manajer PT Toba Pulp Lestari, Tbk dan selanjutnya dipertangungjawabkan kepada Direktur. Tabel PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Perbandingan Laba Anggaran dengan Realisasi Untuk tahun berakhir tanggal 31 Desember 2017 (Dalam Dollar Amerika) Keterangan Anggaran Realisasi Selisih Penyimpangan Penjualan Bersih 112.469.086 109.193.288 3.275.798 Unfavorable Beban Usaha 101.213.967 100.063.570 1.150.407 Favorable Laba Usaha 11.255.119 9.129.718 2.125.391 Unfavorable Sumber : PT Toba Pulp Lestari,Tbk. Prestasi kerja atau sering juga disebut kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh satuan bagian pencapaian tujuan perusahaan. Suatu pusat Pertanggung jawaban dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran. Masukan suatu pusat Pertanggung jawaban yang diukur dalam satuan uang yng disebut dengan biaya, sedangkan keluaran suatu pusat Pertanggung jawaban yang dinyatakan dalam satuan uang disebut pendapatan. Dalam mengevaluasi pengukuran kinerja manajer pusat Pertanggung jawaban ada tiga kriteria yang digunakan PT Toba Pulp Lestari, Tbk yaitu efisiensi, efektivitas, dan ekonomis. Efisiensi adalah perbandingan antara input yang dianggarkan dengan besarnya input yang digunakan. Sedangkan efektivitas adalah hubungan antara output suatu pusat Pertanggung jawaban yang sasarannya harus dicapai. Efektivitas selalu berhubungan dengan pencapaian tujuan organisasi. Ekonomis dimaksud 151

sebagai penggunaan sumber dana seminimal mungkin. Sesuai pendapatan yang diperoleh, sehingga diukur dengan produktivitas. Suatu pusat Pertanggung jawaban dalam melaksanakan operasinya harus memenuhi ketiga kriteria tersebut. Dari uraian mengenai tipe pusat Pertanggung jawaban, bahwa manajer pusat Pertanggung jawaban diukur prestasinya berdasarkan karakteristik masukan dan keluarannya. Perlu diketahui manajer pusat Pertanggung jawaban pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk tidak hanya diukur prestasinya dengan menggunakan keuangan saja, melainkan masih ada tolak ukur non keuangan yang digunakan untuk mengukur prestasi kerja pusat Pertanggung jawaban yaitu menilai, kualitas dan waktu pengerjaan, karena jika hanya mengandalkan tolak ukur keuangan saja, pengukuran prestasi tersebut tidak lengkap. Evaluasi Kinerja Pusat Pertanggung jawaban Pegawai Pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Dalam usaha mengetahui persepsi pegawai terhadap akuntansi Pertanggung jawaban maka telah diajukan kuesioner terhadap pimpinan perusahaan, manajer keuangan, accounting leader, finance accounting, leader maintanance department, bagian personalia, pulp ware house staff, logistik leader, production process, BCI staff. Setelah dibuat pertanyaan kuisioner yang meliputi aspek perencanaan, pengendalian dan pelaporan, melalui angket kepada karyawan PT Toba Pulp Lestari,Tbk maka dapat dibuat analisis serta evaluasi data sebagai berikut : 1. Aspek Perencanaan Perencanaan dan pengendalian merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan tujuan tertentu. Komponen utama dari perencanaan pada pusat laba adalah perencanaan masa depan kinerja keuangan, sehingga memerlukan anggaran yang memuat tujuan dan tindakan dalam mencapai laba tersebut. Berdasarkan analisis data dapat dibuat evaluasi pelaksanaan akuntansi Pertanggung jawaban dari aspek perencanaan sebagai berikut: 1. Perencanaan disusun sesuai dengan sasaran perusahaan. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10, diperoleh nilai rataratanya 4.6 berarti masuk dalam kategori Sangat Setuju (SS). Hal ini dapat dievaluasi bahwa perencanaan yang disusun PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perusahaan harus mempertahankan prestasi yang dimilikinya agar tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam perencanaan sesuai dengan sasaran perusahaan. 2. Perusahaan membuat perencanaan dengan penyusunan anggaran.. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 4.4 berarti masuk dalam kategori Sangat Setuju (SS). Hal ini dapat dievaluasi bahwa perencanaan yang disusun PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perusahaan harus mempertahankan prestasi yang dimilikinya agar tujuan yang ingin 152

dicapai perusahaan dalam membuat perencanaan dengan penyusunan anggaran dapat tercapai. 3. Setiap manejer Pusat Pertanggung jawaban berperan dalam penyusunan anggaran pada bidang yang dipimpin. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 4.8 berarti masuk dalam kategori Sangat Setuju (SS). Hal ini dapat dievaluasi bahwa perencanaan yang disusun PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perusahaan harus mempertahankan prestasi yang dimilikinya agar tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam penyusunan anggaran pada bidang yang dipimpin. 4. Anggaran yang direncanakan disusun sesuai dengan informasi kebutuhan perusahaan. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 4 berarti masuk dalam kategori Setuju (S). Hal ini dapat dievaluasi bahwa perencanaan yang disusun PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perusahaan harus mempertahankan prestasi yang dimilikinya yaitu selalu menyusun anggaran sesuai dengan informasi kebutuhan perusahaan. 5. Anggaran yang disusun selalu dengan realisasi. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 3.2 berarti masuk dalam kategori Cukup Setuju (CS). Hal ini dapat dievaluasi bahwa perencanaan yang disusun PT Toba Pulp Lestari, Tbk kurang dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perusahaan harus memperhatikan tujuan yang ingin dicapai agar anggaran yang disusun sesuai dengan realisasi. Berdasarkan nilai rata-rata setiap pertanyaan, maka secara keseluruhan dari aspek perencanaan diperoleh ratarata interval sebesar 4.2 sehingga tergolong Sangat Setuju (SS). Berarti dapat dikatakan bahwa pendapat karyawan yang diwancarai menyatakan bahwa fungsi manajer dalam membuat perencanaan yang diwujudkan dalam bentuk anggaran pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk tergolong Setuju atau Sudah Sangat Baik. 2. Aspek Pengendalian Sebagai pengendalian akuntansi Pertanggung jawaban sangat berguna bagi perusahaan untuk mengukur kinerja setiap manajer dan untuk mengetahui apakah setiap rencana/program yang telah direncanakan diawal periode kerja telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai. Dari hasil pengukuran tersebut dapat diketahui dan dilaporkan suatu bentuk hasil kerja masing-masing pusat Pertanggung jawaban. Menurut data jawaban responden dapat dianalisis secara rinci tentang pengendalian pengorganisasian pusat Pertanggung jawaban pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sebagai berikut : 1. Sistem akuntansi Pertanggung jawaban merupakan sistem informasi yang menggolongkan, mencatat, meringkas biaya-biaya dalam perusahaan. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 3.9 berarti masuk dalam kategori Setuju (S). Hal ini dapat dievaluasi bahwa sistem akuntansi Pertanggung jawaban dari setiap bagian pada PT Toba Pulp Lestari, 153

Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perusahaan harus dapat meningkatkan sistem akuntansi Pertanggung jawaban di setiap bagian. 2. Laporan keuangan diperusahaan selalu dievaluasi secara rutin. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rataratanya 4.3 berarti masuk dalam kategori Sangat Setuju (SS). Hal ini dapat dievaluasi bahwa sistem akuntansi Pertanggung jawaban dari setiap bagian pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perusahaan harus dapat mempertahankan Prestasi yang dimilikinya untuk menghindari terjadinya kesalahaan dalam penulisan laporan keuangan. 3. Setiap bagian bertanggungjawaban atas tugas yang diberikan. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanyam 4,5 berarti masuk dalam kategori Sangat Setuju (SS). Hal ini dapat dievaluasi bahwa sistem akuntansi Pertanggung jawaban dari setiap bagian pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkan tanggungjawab yang diberikan kepada setiap bagian. 4. Anggaran merupakan satu-satunya standar untuk mengendalikan aktivitas yang berjalan. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rataratanya 3.6 berarti masuk dalam kategori Setuju (S). Hal ini dapat dievaluasi bahwa sistem akuntansi Pertanggung jawaban pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. 5. Melakukan pengecekan terhadap jalanya kegiatan. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 4,2 berarti masuk dalam kategori Sangat Setuju (SS). Hal ini dapat dievaluasi bahwa sistem akuntansi Pertanggung jawaban dari setiap bagian pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkan pengecekan terhadap jalannya kegiatan. 6. Adanya perbandingan antara anggaran dengan realisasi. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 4.7 berarti masuk dalam kategori Sangat Setuju (SS). Hal ini dapat dievaluasi bahwa sistem akuntansi Pertanggung jawaban dari setiap bagian pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan sangat baik. 7. Selisih antara anggaran dengan realisasi akan digunakan sebagai pengukur kinerja. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 3.9 berarti masuk dalam kategori Setuju (S). Hal ini dapat dievaluasi bahwa selisih antara anggaran dengan realisasi selalu digunakan sebagai pengukuran kinerja pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan nilai rata-rata setiap pertanyaan, maka secara keseluruhan dari aspek pengendalian diperoleh ratarata interval sebesar 4.1 tergolong setuju atau baik. Berarti dapat dikatakan bahwa pendapat karyawan yang diwawancarai menyatakan bahwa fungsi manajer dalam hal pengendalian sudah dilaksanakan dengan baik. 3. Aspek Pelaporan Setiap manajer pusat Pertanggung jawaban akan membuat ikhtisar dari 154

pelaksanaan kegiatan pusat Pertanggung jawaban yang berada pada pengawasan dan ikhtisar ini akan menunjukan prestasi kerja manajemen pusat Pertanggung jawaban. Menurut data jawaban responden dapat dianalisis secara rinci tentang pelaporan pengorganisasian pusat Pertanggung jawaban pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sebagai berikut : 1. Masing-masing bagian dalam perusahaan memberikan laporan Pertanggung jawaban. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 4.5 berarti masuk dalam kategori Sangat Setuju (SS). Hal ini dapat dievaluasi bahwa sistem akuntansi Pertanggung jawaban dari setiap bagian pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu Masing-masing bagian dalam perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkan laporan Pertanggung jawabannya. 2. Dalam sistem pelaporan informasi akuntansi telah dipisahkan antara yang masih rencana dengan yang sebenarnya terjadi. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 3.8 berarti masuk dalam kategori Setuju (S). Hal ini dapat dievaluasi bahwa sistem pelaporan informasi akuntansi telah dipisahkan antara yang masih direncanakan dengan yang sebenarnya pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perusahaan harus dapat mempertahankan sistem pelaporan informasi akuntansi. 3. Laporan yang disajikan sesuai dengan kenyataan di dalam perusahaan. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 4.1 berarti masuk dalam kategori Setuju (S). Hal ini dapat dievaluasi bahwa laporan yang disajikan sesuai dengan kenyataan pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkan penyajian laporan yang sesuai dengan kenyataan. 4. Laba perusahaan selalu dilaporkan tepat waktu. Dari hasil jawaban responden sebanyak 7 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 4.1 berarti masuk dalam kategori Setuju (S). Hal ini dapat dievaluasi bahwa laba pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk dilaporkan tepat waktu dan sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perusahaan harus dapat mempertahankan pelaporan laba dengan tepat waktu. 5. Setiap laporan dibuat secara periodik. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 4.3 berarti masuk dalam kategori Sangat Setuju (SS). Hal ini dapat dievaluasi bahwa setiap laporan dibuat secara periodik pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan sangat baik. Untuk itu perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkan laporan yang dibuat secara periodik. 6. Dari laporan Pertanggung jawaban dapat diketahui penyimpanganpenyimpangan yang terjadi. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rataratanya 4 berarti masuk dalam kategori Setuju (S). Hal ini dapat dievaluasi bahwa dari laporan Pertanggung jawaban dapat diketahui penyimpangan penyimpangan yang terjadi pada PT Toba Pulp Lestari,Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu perusahaan harus dapat 155

mempertahankan dan meningkatkan pelaporan Pertanggung jawabannya, 7. Setiap ada penyimpangan maka diminta Pertanggung jawaban dari kepala bagian atau pusat Pertanggung jawaban. Dari hasil jawaban responden sebanyak 7 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 4.4 berarti masuk dalam kategori Sangat Setuju (SS). Hal ini dapat dievaluasi bahwa setiap ada penyimpangan maka diminta Pertanggung jawaban dari kepala bagian atau pusat Pertanggung jawaban pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu bagian pada perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkan Pertanggung jawabannya. 8. Pelaporan Pertanggung jawaban kinerja digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi kepada karyawan. Dari hasil jawaban responden sebanyak 10 orang, diperoleh nilai rata-ratanya 3.7 berarti masuk dalam kategori Setuju (S). Hal ini dapat dievaluasi bahwa pelaporan Pertanggung jawaban kinerja digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi kepada karyawan PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu karyawan perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkan pelaporan Pertanggung jawaban kinerjanya. Berdasarkan nilai rata-rata setiap pertanyaan, maka secara keseluruhan dari aspek pelaporan diperoleh ratarata interval sebesar 4,1 tergolong Setuju (S). Dalam hal ini dapat disimpulkan sebagian besar responden menyatakan bahwa laporan disajikan dengan benar yang terdapat pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk tergolong Setuju (S) atau baik. PENUTUP Kesimpulan 1. Akuntansi Pertanggung jawaban pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk sudah dilakukan dengan baik dari aspekaspek akuntansi Pertanggung jawaban yaitu: a. Berdasarkan fungsi manajer dalam membuat perencanaan pada pusat-pusat Pertanggung jawaban telah berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan hasil kuisioner yang memperoleh nilai rata-rata 4.2 yang termasuk dalam kelompok nilai Sangat Setuju (SS) atau Sangat Baik. b. Fungsi manajer dalam membuat pengendalian pada pusat-pusat Pertanggung jawaban telah berjalan dengan baik, hal ini didukung dengan hasil kuisoner yang memperoleh rata-rata 4.1 yang termasuk dalam kelompok nilai Setuju (S) atau Baik. c. Fungsi manajer dalam membuat pelaporan pada pusat-pusat Pertanggung jawaban telah berjalan dengan baik, hal ini didukung dengan hasil kuisoner yang memperoleh rata-rata 4.1 termasuk dalam kelompok nilai Setuju (S) atau Baik. 2. Akuntansi Pertanggung jawaban telah diterapkan sebagai alat penilaian kinerja pusat laba pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk bahwa : a. Berdasarkan laporan keuangan PT Toba Pulp Lestari, Tbk laba realisasi yang diperoleh pada tahun 2014 sebesar $9.129.718 dan laba anggaran sebesar $11.255.119, maka selisih laba sebesar $2.125.391 yang bersifat tidak menguntungkan (unfavorable). b. Berdasarkan Rasio Produktivitas kinerja perusahaan belum 156

optimal, hal ini dibuktikan dari selisih anggaran dengan realisasi. Menurut anggaran rasio produktivitas sebesar 1.11 dan realisasi rasio produktivitas 1.09. Saran 1. Pelaksanaan ketiga aspek Pertanggung jawaban sebagai pusat laba sudah dilakukan dengan baik, sehingga perlu dipertahankan dan bahkan ditingkatkan agar perusahaan dapat mencapai sasaran perusahaan. 2. Sebaiknya perusahaan meningkatkan pendapatannya dan sekaligus menghemat biaya agar dapat meningkatkan laba bersih dan rasio produktivitas di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno., Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik, Edisi Keempat, Buku Satu: Salemba Empat, Jakarta, 2012. Anthony, Robert N. and Vijay Govindaran., Manajemen Control System, 11 th edition, Sistem Pengendalian Manajemen, Alih Bahasa: F. X Kurniawan Tjakrawala, Buku Satu, Edisi Kesebelas: Salemba Empat, Jakarta, 2005. Bustami, Bastian dan Nurlela., Akuntansi Biaya : Sistem dan Metode, Edisi Kedua, Cetakan Pertama: Mitra Wacana Media, Jakarta, 2013. Carter, William K., Akuntansi Biaya, Edisi Keempatbelas, Buku Dua: Salemba Empat, Jakarta, 2009. Hapsari Nanda, Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Komitmen Organisasi dan Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating, http://eprints.undip.ac.id/26440/1/skrp si.pdf: Universitas Diponegoro, 2007. Harahap, Sofyan Syafri., Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Cetakan Keduabelas : Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012. Hansen, Don R. dan Marryanne M. Mowen, Management Accounting,7 th Edition, Akuntansi Manajemen, Ahli Bahasa: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Buku Dua, Edisi Ketujuh, Salemba Empat : Jakarta, 2005, hal. 116. Lubis Arfan Ikhsan., Akuntansi Keperilakuan: Aspek Keperilakuan pada Perencanaan Laba Dan Penganggaran, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2010. Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Cetakan Kesembilan: Bumi Aksara, Jakarta, 2008 Sitorus, Phitrina., Akuntansi Pertanggung jawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pada PT Hutahaean, Laguboti, Universitas HKBP Nommensen, Medan, 2014. 157