SPLIT-TICKET VOTING DALAM PILPRES 2019 Temuan Survei Nasional: 16 26 Desember 2018
Pengantar Sistem pemilu yang dianut oleh Indonesia meniscayakan para pemilih untuk dapat memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden serta memilih wakil rakyat secara langsung dalam pemilu yang berbeda: Pilpres dan Pileg. Meski pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden dicalonkan oleh partai politik, namun dalam sistem ini, sangat terbuka kemungkinan bagi pemilih untuk mendukung paslon yang berbeda dari yang dicalonkan oleh parpol yang ia dukung. Perilaku pemilih yang memberikan suara kepada paslon yang berbeda dari yang dicalonkan oleh parpol yang ia dukung disebut sebagai Split-Ticket Voting dalam konteks ini. Perilaku ini berkebalikan dengan apa yang diharapkan oleh parpol, yakni pemilih setia mendukung paslon yang sejalan dengan parpol yang ia pilih. Rilis Survei Nasional 2019 2
Pengantar Dari sudut pandang pemilih, Split-Ticket Voting ini menunjukkan fleksibilitas pilihan. Pemilih dapat memilih parpol yang ia suka di satu sisi, dan memilih paslon yang ia suka apapun partai pendukungnya, di sisi lain. Namun, dari sudut pandang peserta pemilu yakni parpol dan paslon, Split-Ticket Voting dapat mengindikasikan setidaknya dua hal: 1. Keberhasilan parpol untuk menjaga loyalitas pemilihnya 2. Kekuatan personal paslon untuk menarik sebanyak mungkin pemilih, bahkan dari basis parpol yang tidak mengusungnya Karena itu, di titik ini, penting untuk mengetahui Split-Ticket Voting jelang Pemilu 2019. Seberapa banyak pemilih yang melakukan Split-Ticket Voting? Berasal dari basis partai pendukung paslon manakah mereka? Bagaimana gambaran sosio-demografis mereka? Kemudian, sejauh mana isu tertentu berkaitan dengan Split-Ticket Voting? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan coba dijawab berdasarkan temuan survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis kali ini. Rilis Survei Nasional 2019 3
Metodologi Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) sebanyak 1220 responden sebagai sampel. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling). Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot-check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Waktu wawancara lapangan 16 26 Desember 2018. Rilis Survei Nasional 2019 4
Flow chart penarikan sampel Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional Prov 1 Ds 1 Ds n RT1 RT2 RT3. Prov k Ds 1 Ds m RT5 Desa/kelurahan di tingkat Provinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random KK1 KK2 Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK Laki-laki Perempuan Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan Rilis Survei Nasional 2019 5
Validasi Sampel
PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN KATEGORI SAMPEL POPULASI KATEGORI SAMPEL POPULASI GENDER ETNIS Laki-laki 50,1 50,1 Jawa 41,7 40,2 Perempuan 49,9 49,9 Sunda 15,5 15,5 DESA-KOTA Batak 3,5 3,6 Pedesaan 52,4 52,0 Madura 3,3 3,0 Perkotaan 47,6 48,0 Betawi 2,8 2,9 AGAMA Minang 2,9 2,7 Islam 88,1 87,5 Bugis 3,0 2,7 Katolik/ Protestan 9,3 9,9 Lainnya 28,8 29,4 Lainnya 2,6 2,6 Rilis Survei Nasional 2019 7
PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN KATEGORI SAMPEL POPULASI KATEGORI SAMPEL POPULASI PROVINSI PROVINSI ACEH 1,8 1,8 NTB 1,9 1,9 SUMATERA UTARA 5,3 5,3 NTT 1,7 1,7 SUMATERA BARAT 1,9 1,9 KALIMANTAN BARAT 1,9 1,9 RIAU 2,2 2,2 KALIMANTAN TENGAH 1,0 1,0 JAMBI 1,3 1,3 KALIMANTAN SELATAN 1,5 1,5 SUMATERA SELATAN 3,1 3,1 KALIMANTAN TIMUR 1,3 1,3 BENGKULU 0,8 0,7 SULAWESI UTARA 1,0 1,0 LAMPUNG 3,2 3,2 SULAWESI TENGAH 1,0 1,0 KEP. BANGKA BELITUNG 0,5 0,5 SULAWESI SELATAN 3,4 3,4 KEP. RIAU 0,7 0,7 SULAWESI TENGGARA 1,0 1,0 DKI JAKARTA 3,8 3,8 GORONTALO 0,4 0,4 JAWA BARAT 17,5 17,6 SULAWESI BARAT 0,5 0,5 JAWA TENGAH 14,5 14,5 MALUKU 0,6 0,6 D.I. YOGYAKARTA 1,5 1,5 MALUKU UTARA 0,4 0,4 JAWA TIMUR 16,3 16,3 PAPUA BARAT 0,4 0,4 BANTEN 4,2 4,2 PAPUA 1,7 1,7 BALI 1,6 1,6 KALIMANTAN UTARA 0,2 0,2 Rilis Survei Nasional 2019 8
Partai Politik & Basis Koalisi Pilpres
Pilihan Partai (16 Partai Simulasi Surat Suara) Jika pemilihan anggota DPR diadakan sekarang ini, partai atau calon dari partai mana yang akan Ibu/Bapak pilih dari daftar partai berikut ini? (%) 25 21,6 20 16,5 15 12,2 10,7 10 9,3 5 5,3 4,2 3,4 4,0 2,7 6,3 0 0,7 0,8 0,4 1,1 0,4 0,3 PKB Gerindra PDI-P Golkar NasDem Garuda Berkarya PKS Perindo PPP PSI PAN Hanura Demokrat PBB PKPI Belum memilih PDIP terbesar dengan total suara 21.6%. Kemudian Gerindra 12.2%, Golkar 10.7%, PKB 9.3%, Demokrat 6.3%, NasDem 5.3%, PKS 4.2%, PPP 4%, Perindo 3.4% dan PAN 2.7%. Partai lain masih lebih rendah dukungannya, dan sekitar 16.5% masih belum menentukan pilihan. Rilis Survei Nasional 2019 10
Basis Koalisi Partai 60 56,2 50 40 30 26,2 20 16,5 10 0 Koalisi Indonesia Kerja Koalisi Adil & Makmur Non Koalisi Non partisan 1,2 Berdasarkan dukungan terhadap parpol, sekitar 56.2% pemilih merupakan basis koalisi partai pengusung dan pendukung pasangan Joko Widodo KH. Ma ruf Amin, 26.2% basis koalisi pengusung dan pendukung pasangan Prabowo Subianto Sandiaga Uno, dan selebihnya merupakan kelompok non partisan dan basis partai di luar koalisi pengusung dan pendukung. Rilis Survei Nasional 2019 11
Temuan Jika pemilihan diadakan ketika survei dilakukan, total suara partai dan calon dalam simulasi surat suara, PDIP terbesar dengan total suara 21.6%. Kemudian Gerindra 12.2%, Golkar 10.7%, PKB 9.3%, Demokrat 6.3%, NasDem 5.3%, PKS 4.2%, PPP 4%, Perindo 3.4% dan PAN 2.7%. Partai lain masih lebih rendah dukungannya, dan sekitar 16.5% masih belum menentukan pilihan. Secara total sekitar 56.2% pemilih merupakan basis koalisi partai pengusung dan pendukung pasangan Joko Widodo KH. Ma ruf Amin, 26.2% basis koalisi pengusung dan pendukung pasangan Prabowo Subianto Sandiaga Uno, dan selebihnya merupakan kelompok non partisan dan basis partai di luar koalisi pengusung dan pendukung. Rilis Survei Nasional 2019 12
Pilihan Capres-Cawapres Menurut Basis Partai
Simulasi Dua Pasangan Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden dan wakil presiden di antara pasangan nama berikut ini?... (%) 100 90,1 Koalisi Jokowi - KH. Ma'ruf Amin 91,9 100,0 80 60 40 66,6 27,0 62,1 31,2 69,6 27,8 53,7 43,2 59,1 39,6 69,9 27,9 20 0 6,4 6,0 3,9 6,7 2,6 3,1 1,3 2,2 8,1 0,0 PKB PDIP Golkar NasDem PPP Hanura Perindo PSI PKPI 0,0 0,0 Jokowi - KH. Ma'ruf Amin Prabowo - Sandi TT/TJ Pada kelompok partai koalisi Jokowi-KH. Ma ruf Amin, basis PPP dan Hanura paling banyak terbelah kepada oposisi. Rilis Survei Nasional 2019 14
Simulasi Dua Pasangan Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden dan wakil presiden di antara pasangan nama berikut ini?... (%) Koalisi Prabowo - Sandi 100 80 81,5 73,7 71,9 60 40 20 0 14,1 4,4 21,1 26,0 40,5 54,1 5,2 2,1 5,4 42,1 44,8 13,1 Gerindra PKS PAN Demokrat Berkarya Jokowi - KH. Ma'ruf Amin Prabowo - Sandi TT/TJ Sementara pada basis koalisi Prabowo-Sandi, terutama Demokrat dan Berkarya paling besar terbelah ke petahana. Rilis Survei Nasional 2019 15
Split Ticket Voting Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden dan wakil presiden di antara pasangan nama berikut ini?... (%) 100 80 75,9 71,8 60 40 20 24,1 28,2 0 Straight Split Koalisi JOIN Koalisi PAS Pada kedua basis partai, Split-ticket voting terjadi. Rilis Survei Nasional 2019 16
Temuan Secara umum hampir tidak ada partai politik di mana basis pemilihnya selalu linier dengan arah dukungan partai kepada caprescawapres. Pada kelompok partai koalisi pendukung Jokowi-KH. Ma ruf Amin, PDIP paling solid mendukung capres-cawapres yang diusung. PPP dan Hanura paling banyak terbelah kepada oposisi. Kemudian Golkar, PKB, NasDem dan Perindo sekitar 27-31% basisnya tidak searah dengan arah partai. PSI dan PKPI sangat solid mendukung Jokowi-KH. Ma ruf Amin, tapi basisnya masih rendah. Sementara pada kelompok partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi, Demokrat dan Berkarya paling banyak terbelah mendukung petahana, sekitar 40-42%. Secara total, split-ticket voting terjadi pada kedua basis partai koalisi. Rilis Survei Nasional 2019 17
Split Ticket Voting Menurut Demografi
Split Ticket Voting Menurut Demografi MENURUT GENDER MENURUT USIA 40 40 35 33,4 35 33,4 30 25 23,0 23,8 25,2 30 25 27,026,6 28,8 25,4 23,6 22,9 22,7 20 20 15 15 10 10 5 5 0 0 Laki-laki Perempuan <= 28 yo (young millennials) 29-38 yo (old millennials) 39-48 yo (young older) => 49 yo (older) Koalisi JOIN Koalisi PAS Koalisi JOIN Koalisi PAS Berdasarkan gender dan usia, split-ticket voter cukup merata pada basis koalisi Jokowi-Ma ruf Amin (JOIN). Sementara basis partai koalisi Prabowo-Sandi (PAS) lebih banyak split pada kelompok perempuan, juga kelompok usia yang semakin tua. Rilis Survei Nasional 2019 19
Split Ticket Voting Menurut Demografi MENURUT AGAMA MENURUT ETNIS 45 40 40,7 45 40 40,7 41,6 35 35 30 27,0 27,7 30 28,5 25 25 23,4 20 15 20 15 15,9 18,2 10 5 4,9 10 5 0 Islam Lainnya 0 Jawa Sunda Lainnya Koalisi JOIN Koalisi PAS Koalisi JOIN Koalisi PAS Berdasarkan agama, basis JOIN sangat sedikit Split-ticket voter pada kelompok agama lainnya, sebaliknya sangat besar pada basis PAS. Berdasar etnis, koalisi JOIN paling banyak Split pada etnis Sunda, sedangkan PAS banyak Split voter pada etnis Jawa. Rilis Survei Nasional 2019 20
Split Ticket Voting Menurut Demografi MENURUT PENDIDIKAN MENURUT PENDAPATAN 45 35 40 39,0 30 30,4 35 26,0 25,8 30 25 24,4 21,4 25,2 26,025,7 24,4 25 20 19,9 21,7 23,2 20 17,1 15 15 10 10 5 5 0 <= SD SLTP SLTA PT 0 < 2 Juta 2 Juta - < 4 Juta => 4 Juta Koalisi JOIN Koalisi PAS Koalisi JOIN Koalisi PAS Berdasar pendidikan dan pendapatan, basis koalisi PAS lebih banyak terbelah pada kelompok pendidikan dan pendapatan yang semakin rendah. Basis koalisi JOIN lebih solid di tiap kelompok pendapatan. Rilis Survei Nasional 2019 21
Split Ticket Voting Menurut Demografi MENURUT PROFESI 35 30,9 30 25 23,3 23,6 25,4 25,8 27,5 27,6 24,5 20 15 10 5 0 Petani, buruh kasar, kerja tdk tetap, supir/ojek, PKL, menganggur Pegawai (PNS/swasta), wiraswasta, guru/dosen, profesional Ibu rumah tangga Lainnya Koalisi JOIN Koalisi PAS Berdasar profesi, basis koalisi PAS lebih banyak terbelah terutama kalangan petani dan kerah biru. Rilis Survei Nasional 2019 22
Split Ticket Voting Menurut Wilayah MENURUT WILAYAH 60 54,9 50 40 40,6 38,9 38,1 30 20 23,2 31,7 25,24,7 29,2 22,7 20,6 18,3 16,7 32,0 15,4 14,4 19,9 26,2 10 0 Pedesaan Perkotaan Sumatera Banten DKI Jabar Jateng DIY Jatim Lainnya Koalisi JOIN Koalisi PAS Basis koalisi PAS lebih banyak terbelah di sekitar wilayah tengah Pulau Jawa hingga ke Timur Indonesia, terutama wilayah pedesaan. Sebaliknya basis JOIN lebih banyak terbelah di wilayah barat Pulau Jawa dan Sumatera secara umum. Di DKI Jakarta, basis koalisi partai relatif imbang soliditasnya. Rilis Survei Nasional 2019 23
Temuan Basis koalisi partai pengusung Jokowi-KH. Ma ruf Amin lebih banyak terbelah pada kelompok etnis non Jawa, terutama Sunda, karena lebih menonjol di sekitar Banten dan Jawa Barat. Sementara basis koalisi Prabowo-Sandi lebih banyak terbelah pada kelompok perempuan, usia semakin tua, etnis Jawa, agama non Islam, pendidikan dan pendapatan yang semakin rendah, di pedesaan, kalangan kerah biru, dan terutama di sekitar wilayah tengah Pulau Jawa hingga Timur Indonesia. Rilis Survei Nasional 2019 24
Split Ticket Voting Menurut Awareness Isu
Split Ticket Voting Menurut Isu-isu Personal 45 MENURUT AWARENESS ISU-ISU JOKOWI 35 MENURUT AWARENESS ISU PRABOWO 40 38,2 30 30,2 35 30 29,2 25 23,9 26,0 25 20 19,6 20,9 20 15 20,0 15 10 10 5 5 0 0 Ya, tahu atau pernah dengar Tidak tahu Ya, tahu atau pernah dengar Tidak tahu Koalisi JOIN Koalisi PAS Koalisi JOIN Koalisi PAS Basis koalisi PAS lebih besar terbelah pada kelompok yang tidak tahu tentang isu personal Jokowi, sebaliknya pada basis koalisi PAS yang lebih banyak terpapar isu-isu personal Jokowi lebih solid. Sementara pada isu personal Prabowo, di kedua basis koalisi lebih solid pada kelompok yang lebih banyak terpapar isu. Rilis Survei Nasional 2019 26
Split Ticket Voting Menurut Isu 212 45 MENURUT AWARENESS AKSI DAN REUNI 212 50 MENURUT DUKUNGAN AKSI DAN REUNI 212 40 38,7 45 41,4 43,7 35 40 30 25 23,3 26,0 26,0 35 30 25 20 20 18,9 15 15 14,4 10 10 5 5 0 0 Tahu Tidak tahu Mendukung Lainnya Koalisi JOIN Koalisi PAS Koalisi JOIN Koalisi PAS Pada awareness isu 212 (baik Aksi 212 maupun Reuni 212), basis koalisi JOIN lebih solid. Kecuali dalam dukungannya terhadap aksi atau reuni 212, basis koalisi koalisi Prabowo-Sandi jauh lebih solid pada kelompok yang mendukung, sebaliknya pada sikap selain mendukung Aksi atau Reuni 212 basis koalisi PAS jauh lebih solid. Rilis Survei Nasional 2019 27
Temuan Isu-isu personal Jokowi, yaitu gabungan dari kelompok yang tahu atau pernah dengar isu Jokowi terlahir dari orang tua non Islam, isu Jokowi beretnis Cina/Tionghoa, isu Jokowi lebih memihak kelompok Cina/Tionghoa, dan isu keterkaitan Jokowi dengan PKI. Sementara isu personal Prabowo yaitu kelompok yang tahu atau pernah dengar isu keterlibatan Prabowo dalam kasus penculikan aktivis 97/98. Pada isu-isu personal Jokowi, basis koalisi Prabowo-Sandi lebih solid pada kelompok yang lebih banyak terpapar, basis koalisi Jokowi-KH. Ma ruf Amin sebaliknya. Pada kelompok yang terpapar isu-isu personal Jokowi, basis koalisi Prabowo-Sandi lebih solid ketimbang basis Jokowi-KH. Ma ruf Amin. Begitu sebaliknya pada kelompok yang tidak terpapar. Rilis Survei Nasional 2019 28
Temuan Sementara pada isu personal Prabowo, di kedua basis koalisi lebih solid pada kelompok yang lebih banyak terpapar isu, dan basis koalisi Jokowi-KH. Ma ruf Amin lebih solid ketimbang basis koalisi Prabowo-Sandi di tiap kelompoknya. Isu 212 yaitu gabungan dari kelompok yang tahu tentang aksi 212 pada akhir 2016 yang lalu dan kegiatan reuni akbar 212 akhir 2018 yang lalu. Pada level awareness isu 212, basis koalisi Jokowi-KH. Ma ruf Amin lebih solid ketimbang basis koalisi Prabowo-Sandi. Kecuali pada sikap warga terkait isu 212, pada kelompok yang mendukung basis koalisi Prabowo-Sandi jauh lebih solid ketimbang basis koalisi Jokowi-KH. Ma ruf Amin. Sebaliknya, pada sikap selain mendukung basis koalisi Jokowi-KH. Ma ruf Amin jauh lebih solid ketimbang basis oposisi. Rilis Survei Nasional 2019 29
Kesimpulan
Hingga sejauh ini, PDIP masih teratas dukungannya dibanding partai-partai lain. Total suara PDIP dalam simulasi surat suara partai sekitar 21.6%. Kemudian Gerindra 12.2%, Golkar 10.7%, PKB 9.3%, Demokrat 6.3%, NasDem 5.3%, PKS 4.2%, PPP 4%, Perindo 3.4% dan PAN 2.7%. Partai lain masih lebih rendah dukungannya, dan sekitar 16.5% masih belum menentukan pilihan. Kesimpulan Secara total sekitar 56.2% pemilih merupakan basis koalisi partai pengusung dan pendukung pasangan Joko Widodo KH. Ma ruf Amin, 26.2% basis koalisi pengusung dan pendukung pasangan Prabowo Subianto Sandiaga Uno, dan selebihnya merupakan kelompok non partisan dan basis partai di luar koalisi pengusung dan pendukung. Di atas kertas, pasangan petahana sangat diuntungkan menurut akumulasi basis koalisi partai karena biasanya basis pemilih partai akan cenderung mendukung calon yang diusung oleh partainya. Tapi pengalaman pemilu presiden di Indonesia, paling tidak dua pilpres terakhir, memiliki informasi berbeda. Rilis Survei Nasional 2019 31
Kesimpulan Pada pilpres 2009, SBY sangat dominan dibanding dua pesaingnya. Perolehan suaranya jauh melampaui akumulasi suara partai yang mengusungnya. Dan pilpres terakhir pada 2014, pasangan Jokowi-JK keluar sebagai pemenang meski akumulasi basis partai pengusungnya jauh lebih rendah ketimbang basis koalisi pesaingnya yang mayoritas. Kemungkinan besar pola serupa juga akan terjadi dalam pemilu 2019 mendatang, terlebih pemilihan presiden-wakil presiden dan pemilihan anggota legislatif akan dilakukan serentak. Hingga Desember 2018 yang lalu, basis koalisi Prabowo-Sandi sedikit lebih besar yang keluar dari arah dukungan partainya, sekitar 28.2%. Sementara basis koalisi Jokowi-KH. Ma ruf Amin sekitar 24.1% yang tidak searah dengan arah dukungan partai. Rilis Survei Nasional 2019 32
Kesimpulan Pada basis koalisi Jokowi-KH. Ma ruf Amin, PPP merupakan anggota koalisi di mana basisnya paling banyak keluar dari jalur dukungan partai terhadap capres-cawapres, 43.2%. Kemudian Hanura 39.6%, Golkar 31.2%, Perindo 27.9%, NasDem 27.8%, PKB 27%, PSI 8.1% dan PDIP 6%. Sementara pada basis koalisi Prabowo-Sandi, Berkarya paling besar terbelah kepada petahana, 42.1%. Kemudian Demokrat 40.5%, PAN 26%, PKS 21% dan Gerindra 14%. Secara sosiologis, basis koalisi Prabowo-Sandi lebih banyak terbelah pada kelompok perempuan, kelompok usia yang semakin tua, kalangan kerah biru, di pedesaan, dan terutama di wilayah tengah pulau jawa hingga timur Indonesia. Kelompok perempuan, usia semakin tua, warga pedesaan, kalangan kerah biru, biasanya lebih pasif dalam masalah-masalah politik dan pemerintahan. Rilis Survei Nasional 2019 33
Sementara basis koalisi Jokowi-KH. Ma ruf Amin lebih banyak terbelah pada kelompok etnis non jawa, terutama sunda, usia cenderung semakin muda, agama islam, kelas bawah dan terutama di sekitar Banten, Jawa Barat dan Sumatera secara umum. Kemudian dari sisi psikologis, paparan isu-isu personal capres tampak menunjukkan pola yang bervariasi. Kesimpulan Pada isu-isu personal Jokowi, basis koalisi Prabowo-Sandi lebih solid pada kelompok yang lebih banyak terpapar, basis koalisi Jokowi-KH. Ma ruf Amin sebaliknya. Pada kelompok ini basis koalisi Prabowo- Sandi juga lebih solid ketimbang basis Jokowi-KH. Ma ruf Amin. Begitu sebaliknya pada kelompok yang tidak terpapar. Sementara pada isu personal Prabowo, di kedua basis koalisi lebih solid pada kelompok yang lebih banyak terpapar isu, dan basis koalisi Jokowi-KH. Ma ruf Amin lebih solid ketimbang basis koalisi Prabowo-Sandi di tiap kelompoknya. Rilis Survei Nasional 2019 34
Kesimpulan Terakhir, isu tentang gerakan 212. Pada level awareness, kedua basis koalisi tampak lebih solid pada kelompok yang lebih aware dengan isu. Namun pada sikap warga basis koalisi terkait pengetahuan tentang isu tersebut, pembelahan sangat besar terjadi. Pada kelompok yang mendukung basis koalisi Jokowi-KH. Ma ruf Amin sangat besar keluar dari jalur partai, sementara pada kelompok yang selain mendukung basis koalisi Prabowo-Sandi sangat besar keluar jalur partai. Oleh karena itu, secara politis split-ticket voting adalah fakta yang terjadi dalam pemilu di Indonesia. Namun demikian kita bisa melihat bahwa faktor-faktor sosiologis, psikologis dan ideologis yang menyertai munculnya split-ticket voting ini. Rilis Survei Nasional 2019 35