BAB IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian bersifat eksperimental yaitu dilakukan pengujian pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 1.1 Alat dan bahan yang digunakan Alat yang digunakan. 1. Spektrofotometri Visible. 2. Magnetic Stirer. 3.

3 METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

Bab III Metodologi Penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

BAB III BAHAN, ALAT, DAN CARA KERJA. Aminofilin (Jilin, China), teofilin (Jilin, China), isopropil miristat (Cognis

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2014, hal Vol. 11 No. 1 ISSN: EISSN : Online :

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

Bab III Bahan dan Metode

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental laboratorium dan eksperimental survey.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metodologi penelitian eksperimental. Membandingkan pengaruh peningkatan kadar ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) yang dikombinasikan dengan vitamin E sebagai krim antioksidan. 4.2 Variabel Penelitian 4.2.1 Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) pada kadar 8%, 10%, dan 12%. dikombinasikan dengan vitamin E 5% 4.2.3 Variabel tergantung Variabel tergantung pada penelitian ini adalah karakteristik fisik dan efektifitas sediaan dalam penghambatan radikal bebas (nilai IC 50 ). 4.3 Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi: - Krim adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersikan baik dalam emulsi tipe minyak dalam air (m/a) atau air dalam minyak (a/m) (Allen, 2011).Sifat umum sediaan krim adalah mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan dicuci dan atau dihilangkan.krim dapat memberikan efek mengkilap, melembabkan dan mudah tersebar merata, mudah berpenetrasi pada kulit, mudah diusap, dan mudah dicuci dengan air (Anwar, 2012). - Krim antioksidan ekstrak kulit buah naga super merah dikombinasikan vitamin E adalah sediaan topikal bentuk emulsi dengan vitamin E dan ekstrak kulit buah naga merah sebagai bahan aktif dan beberapa bahan tambahan lain seperti asam stearat sebagai basis krim, gliserol 33

34 monostearat (GMS) sebagai emulgator, setil alcohol sebagai basis krim, vaselin putih sebagai emolien krim, nipagin sebagai penggawet, nipasol sebagai pengawet, BHT sebagai antioksidan, serta air sebagai pelarut. - Uji karakteristik fisik meliputi organoleptis, pengukuran viskositas, pengukuran ph, uji tipe emulsi, penentuan daya sebar. 4.4 Tempat dan Waktu Penelitian 4.4.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Laboratorium Kimia Terpadu II Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 4.4.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2018 sampai dengan bulan Juli 2018. 4.5 Alat Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: ph meter Basic 20 + (Crison), neraca analitik digital (Meter toledo), peralatan uji daya sebar, peralatan uji viskositas (Rion Viscotester Vt- 045F), Steroglass hot plate (DAIHAN LABTECH CO. LTD), spektrofotometer UV, cawan petri, mortir, stamper dan alat- alat gelas. 4.6 Bahan Bahan penelitian yang digunakan yaitu: vitamin E, ekstrak kulit buah naga super merah, asam stearat, gliserol monostearat (GMS), vaselin putih, cetil alkohol, nipagin, nipasol, BHT, aquadest, etanol, DPPH, Vitamin C, P.A. 4.7 Metode Kerja Pada penelitian ini diawali dengan pembuatan sediaan krim antioksidan vitamin E dikombinasikan dengan ekstrak kulit buah naga merah. Dilakukan pemeriksaan karakteristik fisik, aseptabilitas dan efektifitas (nilai IC 50 ) sediaan krim antioksidan ekstrak kulit buah naga super merah dikombinasikan dengan

35 vitamin E. Semua uji dilakukan replikasi tiga kali, dengan bobot sediaan 200 g untuk masing- masing formula. Terdapat 3 formula krim antioksidan Formula 1 menggandung 8% ekstrak kulit buah naga super merah dikombinasikan dengan 5% vitamin E, Formula 2 menggandung 10% ekstrak kulit buah naga super merah dikombinasikan dengan 5% vitamin E, Formula 3 menggandung 12% ekstrak kulit buah naga super merah diombinasikan dengan 5% vitamin E.

36 Ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) dikombinasikan dengan Vitamin E Pembuatan sediaan krim antioksidan Ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) dikombinasikan dengan Vitamin E dengan emulgator gliserol monostearat (GMS) Formula 1 dengan kadar 8% ekstrak kulit buah naga merah dikombinasikan dengan vitamin E 5%. Formula 2 dengan kadar 10% ekstrak kulit buah naga merah dikombinasikan dengan vitamin E 5%. Formula 3 dengan kadar 12% ekstrak kulit buah naga merah dikombinasikan dengan vitamin E 5%. Evaluasi Sediaan Uji tipe emulsi Uji karakteristik fisik Sediaan : - Organoleptis ( warna, bau, dan tekstur - ph sediaan - Daya sebar - viskositas Uji penghambatan dengan DPPH Analisis Data Gambar 4.1 Desain Penelitian

37 4.8 Rancangan Formula Pada penelitianxini terdapat tiga formula krim antioksidan ekstrak kulit buah naga super merah dikombinasikan dengan vitamin E yang bertujuan untuk membandingkan karakteristik fisik dari masing-masing formula yang dibuat. Bahan Fungsi Formula 1 Formula 2 Formula 3 Vitamin E Bahan aktif 5% 5% 5% Ekstrak kulit 8% 10% 12% buah naga super merah Bahan aktif Asam stearat Basis Krim 15% 15% 15% Setil Alkohol Basis krim 2% 2% 2% Vaselin putih Emolient 10% 10% 10% Gliserol Emulgator 3% 3% 3% Monostearat Propilenglikol Enhancer 10% 10% 10% Nipagin Pengawet 0,1% 0,1% 0,1% Nipasol Pengawet 0,3% 0,3% 0,3% BHT Antioksidan 0,1% 0,1% 0,1% Aquadest Pelarut Sampai dengan 100 Sampai dengan 100 Sampai dengan 100

38 4.9 Cara Pembuatan Basis Krim Fase air Nipagin dilarutkan dalam propilenglikol+ aqudest Fase minyak Asam stearat+ setil alkohol+ vaselin putih+ GMS+ BHT+ nipasol Campur didalam beaker glass dan panaskan di atas Waterbath sampai suhu ± 70 o C Campur didalam cawan petri dan lebur di atas Waterbath sampai suhu ± 70 o C 4.10 Evaluasi Sediaan 4.10.1 Evaluasi Fisik Sediaan 1. Organoleptis Pemeriksaan organoleptis meliputi warna, bau, dan konsistensi dari sediaan 2. Pengukuran ph Pengukuran dilakukan dengan alat ph meter Basic 20+. Elektroda dicuci dengan aquadest dan dikeringkan dengan tisu, dilakukan kalibrasi dengan larutan buffer standar ph 7,0, kemudian elektroda dicuci dan dikeringkan kembali. Ditimbang sebanyak 5 gram sediaan krim, kemudian diencerkan dengan aquadest bebas CO 2 sampai 50. selanjutnya dilakukan pengukuran ph sediaan dengan cara yang sama seperti saat melakukan kalibrasi (dilakukan replikasi 3 kali). 3. Viskositas Masukkan fase minyak ke dalam mortir yang telah dihangatkan sebelumnya. Aduk perlahan sambil tuangkan fase air ke dalam mortir. Gerus homogen sampai terbentuk massa krim. Gambar 4.2 Pembuatan Krim Pengukuran viskostas menggunakan alat cup and bob. Pertama alat viskometer dinyalakan, kemudian memilih rotor yang sesuai lalu sediaan dimasukkan kedalam rotor. Rotor dipasang pada alat, tombol pemutar alat

39 dinyalakan, kemudian jarum penunjuk viskositas dibaca (replikasi tiga kali). 4. Daya sebar Penentuan daya sebar dilakukan dengan alat sepasang lempeng kaca dengan tebal masing- masing 3mm. Metode penentuan daya sebar dengan cara menimbang krim sebanyak 2gram, diletakkan diatas lempeng kaca yang bagian bawahnya ditempeli kertas milimeter dengan diameter 20cm. selanjutnya sediaan ditutup dengan kaca, bagian atas penutup diberi beban mulai dari terkecil sampai dengan beban terbesar (0g, 1g, 2g, 3g, 4g, 5g, dan seterusnya). Setelah itu amati penyebaran krim dan ukur diameternya (replikasi tiga kali). 5. Penentuan tipe emulsi Dilakukan dengan metode pewarnaan menggunakan metilena biru. Pewarnaan dilakukan dengan cara sediaan krim yang akan diuji diletakkan diatas gelas arloji, kemudian ditambahkan metilena biru, kemudian diaduk hingga homogen. Jika setelah diaduk warna sediaan menjadi berwarna biru yang merata maka sediaan tersebut merupakan krim tipe M/A. 4.10.2 Evaluasi Uji Antioksidan 4.10.2.1 Pembuatan Larutan DPPH 200 ppm Ditimbang sebanyak 10 mg DPPH, BM (394,32 g/mol). Dilarutkan dengan P.A ad 50,0, kemudian ditempatkan pada botol gelap. Cara pembuatan larutan DPPH 200 ppm dapat dilihat pada gambar skema alir dibawah ini. Timbang DPPH 10 mg + 50,0 p.a Larutkan ad homogen Botol gelap Gambar 4.3 Skema Cara Pembuatan Larutan DPPH 200 ppm

40 4.10.2.2 Pembuatan Larutan Blanko Dipipet 2 larutan DPPH 200 ppm, dimasukkan kedalam labu ukur 10,0, ditambahkan ad 10,0. kemudian dikocok ad homogen. Cara pembuatan larutan blanko dapat dilihat pada gambar skema alir dibawah ini 2,0 larutan DPPH (200 ppm) + p.a ad 10 Masukkan dalam labu ukur 10,0 Kocok ad homogen Gambar 4.4 Skema Cara Pembuatan Larutan Blanko 4.10.2.3 Pembuatan Larutan Uji 1. Pembuatan Baku Induk (BI) Dibuat larutan baku induk dengan konsentrasi 1000 ppm ekstrak kulit buah naga super merah,dengan cara ditimbang campuran vitamin E dan ekstrak kental kulit buah naga merah sebanyak 50 mg dilarutkan dalam 50,0 P.A pada labu ukur. Kocok homogen (BI 1). Pipet 2,0 dari BI 1 tambahkan p.a ad 20,0, akan didapatkan larutan dengan konsentrasi 100ppm (BI 2). 1. Pembuatan Baku Kerja Pembuatan larutan baku kerja dilakukan sebagai berikut: BK 1: pipet 1,0 BI 2 + 2 DPPH + P.A ad 10,0 (10ppm) BK 2: pipet 2,0 BI 2 + 2 DPPH + P.A ad 10,0 (20ppm) BK 3: pipet 3,0 BI 2 + 2 DPPH + P.A ad 10,0 (30ppm) BK 4: pipet 4,0 BI 2 + 2 DPPH + P.A ad 10,0 (40ppm) BK 5: pipet 5,0 BI 2 + 2 DPPH + P.A ad 10,0 (50ppm)

41 50 mg ekstrak kulit buah naga + p.a ad 50,0 Labu ukur 50,0. Kocok ad homogen (Larutan BI 1 1000 ppm) Pipet 2,0 (BI 1)+ p.a ad 20,0 (Larutan BI 2 100 ppm) LBI 2 1,0 + 2 DPPH + p.a ad 10,0 LBI 2 2,0 + 2 LBI 2 3,0 + 2 DPPH + p.a ad 10,0 LBI 2 4,0 + 2 DPPH + p.a ad 10,0 LBI 2 5,0 + 2 DPPH + Gambar 4.5 Skema Cara Pembuatan Larutan Uji Vitamin E dan Ekstrak Kulit Buah Naga Merah 1.10.2.4 Pembuatan Larutan Kontrol Positif (Vitamin C) 1. Pembuatan Baku Induk (BI) BI 1: Timbang vitamin C 5mg+ (500ppm) BI 2: pipet BI 1,0 + p.a ad 50,0 (50 ppm) 2. Pembuatan Larutan Baku Kerja Pembuatan larutan baku kerja dilakukan sebagai berikut: BK 1: pipet 1 BI 2 + 2 P.A ad 10,0 (1ppm) BK 2: pipet 2 BI 2 + 2 P.A ad 10,0 (2ppm) BK 3: pipet 3 BI 2 + 2 P.A ad 10,0 (3ppm) BK 4: pipet 4 BI 2 + 2 P.A ad 10,0 (4ppm) BK 5: pipet 1 BI 2 + 2 P.A ad 10,0 (5ppm)

42 3. Pembuatan Larutan Vitamin C Larutan BI 1: 5 mg Vit. C+ (500ppm) Larutan B1 2: pipet 1,0 (BI 1) + p.a 50,0 (50ppm) 1,0 (BI 2)+ 2 2,0 (BI 2)+ 2 3,0 (BI 2)+ 2 p.a ad 10,0 4,0 (BI 2) + 2 1,0 (BI 2) + 2 Gambar 4. 1 Skema Cara Pembuatan Larutan Uji Vitamin E dan Ekstrak Kulit Buah Naga Super Merah. 4.10.2.5 Proses Inkubasi Setelah selesai pembuatan larutan blanko, lakutan uji, larutan baku kerja, dan larutan kontrol positif, maka semua larutan tersebut di inkubasi pada suhu 37 o C selama 30 menit. 4.10.2.6 Proses Pengukuran Absorbansi Larutan di ukur serapannya menggunakan spektrofotometer Uv- Vis dengan panjang gelombang 515-520nm atau sesuai dengan panajang gelombang yang didapatkan. Lalu aktivitas penangkal radikal bebas dihitung sebagai presentase berkurangnya DPPH dengan menggunakan rumus: X 100% Dari harga persen penangkal radikal bebas yang diperoleh, dibuat kurva antara persen penangkal radikal bebas terhadap konsentrasi larutan uji. Dari persamaan regresi linier tersebut dapat ditentukan nilai IC 50 yaitu konsentrasi

43 inhibisi larutan uji yang mampu menangkal 50% radikal bebas, dalam penelitian ini dilakukan uji analisa menggunakan probit log. 4.11 Analisis Data Untuk analisis pemeriksaan organoleptis dilakukan secara visual dengan mengamati sediaan krim setelah satu hari pembuatan. Untuk analisa uji karakteristik fisik, dan efektifitas sediaan menggunakan one way Anova. Dari data yang didapatkan dilakukan analisa statistika dengan derajat kepercayaan α= 0.05. Jika hasil yang diperoleh F hitung > F tabel menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna, sehingga dilanjutkan dengan menggunakan uji Honestly Significant Difference (HSD) untuk mengetahui data mana yang berbeda. Untuk analisis pemeriksaan uji DPPH, hasil IC 50 ditentukan dengan cara analisis linier dengan rumus: % inhibisi = X 100% IC 50 = ( Regresi Linier)