ANALISIS ASPEK GRAMATIKAL PENGACUAN PADA KARANGAN SISWA KELAS X.3 SMA NEGERI 1 SLOGOHIMO WONOGIRI. Naskah Publikasi Ilmiah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

REFERENSI DEMONSTRATIF PADA RUBRIK KISAH SAHABAT DALAM MAJALAH NURANI EDISI SEPTEMBER 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

PENGACUAN PRONOMINA PERSONA

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB.

REFERENSI DALAM WACANA TULIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI 2010 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

KELOGISAN GAGASAN PADA KALIMAT DALAM KARANGAN SISWA KELAS IX A SMP AL-ISLAM KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS V11 F SMP 1 MUHAMMADIYAH KARTASURA

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat

ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA LIRIK LAGU GROUP BAND WALI DALAM ALNBUM RELIGI INGAT SHALAWAT NASKAH PUBLIKASI

ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW. Rini Agustina

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

KOHESI GRAMATIKAL PADA KUMPULAN PUISI GELADI DIRI DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

zs. /or.wisman lladi, M.Hum. ANA,LISIS PENAI{DA KOHESI GRAMATIKAL ARTIKEL POLITIK PADA MEDIA OFII.,INE KOMPASIANA.COM ARTIKEL Asrul Khairillrsibuan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

PENGACUAN PRONOMINA PERSONA. SKRIPSI persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

PROBLEMATIKA MENGANALISIS WACANA SECARA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL MAHASISWA FKIP UNA

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PRATIWI AMALLIYAH A

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari

PENANDA KOHESI PADA WACANA RUBRIK SUARA MAHASISWA DALAM HARIAN JOGLO SEMAR

BENTUK PENGACUAN EKSOFORA PADA BAGIAN LATAR BELAKANG SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI UMS, UNS DAN UNIVET

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL LIRIK LAGU WALI DALAM ALBUM CARI JODOH SKRIPSI

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

ANALISIS WACANA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA CERPEN LINTAH DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN MEREKA BILANG SAYA MONYET KARYA DJENAR MAESA AYU

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI MARET 2013

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012

KOHESI GRAMATIKAL DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSIAL DALAM WACANA BERITA SITUS EDISI DESEMBER 2015 JANUARI 2016

ANALISIS PENANDA KOHESI PADA KARANGAN SISWA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARATA

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT WACANA BERITA UTAMA MONITOR DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL PADA KUMPULAN CERPEN BINTANG KECIL DI LANGIT KELAM KARYA JAMAL T. SURYANATA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa

Annisa Rakhmawati, Muhammad Rohmadi, Budhi Setiawan Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Transkripsi:

ANALISIS ASPEK GRAMATIKAL PENGACUAN PADA KARANGAN SISWA KELAS X.3 SMA NEGERI 1 SLOGOHIMO WONOGIRI Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah FIQIH KARTIKA KUSUMANINGTYAS A 310 080 124 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

PENGESAHAN ANALISIS ASPEK GRAMATIKAL PENGACUAN PADA KARANGAN SISWA KELAS X.3 SMA NEGERI 1 SLOGOHIMO WONOGIRI Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh: FIQIH KARTIKA KUSUMANINGTYAS A 310 080 124 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 16 Juli 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Surakarta, 16 Juli 2012 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Drs. H. Sofyan ABSTRAK

ANALISIS ASPEK GRAMATIKAL PENGACUAN PADA KARANGAN SISWA KELAS X.3 SMA NEGERI 1 SLOGOHIMO WONOGIRI Oleh: Fiqih Kartika Kusumaningtyas, A. 310 080 124, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UniversitasMuhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendiskripsikan bentuk aspek gramatikal pengacuan pronomina persona yang ada pada karangan siswa kelas X.3 SMA Negeri 1 Slogohimo Wonogiri, (2) mendiskripsikan bentuk aspek gramatikal pengacuan demonstratif yang ada pada karangan siswa kelas X.3 SMA Negeri 1 Slogohimo Wonogiri, (3) mendiskripsikan bentuk aspek gramatikal pengacuan komparatif yang ada pada karangan siswa kelas X.3 SMA Negeri 1 Slogohimo Wonogiri. Penelitian ini mengambil data dari karangan siswa kelas X.3 SMA Negeri 1 Slogohimo Wonogiri. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari wacana pada karangan siswa kelas X.3 SMA Negeri 1 Slogohimo Wonogiri. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan teknik simak catat. Analisis data yang digunakan adalah metode padan intralingual. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan (1) bentuk pengacuan pronomina persona mencakup pengacuan endofora dan eksofora. 204 pengacuan pronomina persona I tunggal (terdiri atas 93 bentuk bebas aku dan 42 bentuk bebas saya, 2 bentuk terikat lekat kiri ku- dan 67 bentuk terikat lekat kanan ku), 79 pengacuan pronomina persona I jamak (terdiri atas 56 satuan lingual kami, 12 satuan lingual kami semua, dan 11 satuan lingual kita), 6 pengacuan pronomina persona II tunggal (terdiri atas 5 satuan lingual kamu, dan 1 satuan lingual terikat lekat kanan mu), 3 pengacuan pronomina persona II jamak kalian, 1 pengacuan pronomina persona III tunggal dia, dan 2 pengacuan pronomina persona III jamak mereka, (2) bentuk pengacuan demonstratif juga mencakup pengacuan endofora dan eksofora. Terdiri atas 114 pengacuan demonstratif waktu yang mengacu pada waktu netral (pagi, siang, sore, malam, pukul), 1 pengacuan demonstratif waktu yang mengacu pada waktu kini (kini), dan 1 pengacuan demonstratif waktu yang mengacu pada waktu yang akan datang (besok). Pada karangan siswa kelas X.3 SMA N 1 Slogohimo Wonogiri ini tidak terdapat pengacuan demonstratif tempat, (3) bentuk pengacuan komparatif pada karangan siswa kelas X.3 SMA N 1 Slogohimo Wonogiri terdapat 3 bentuk pengacuan komparatif (seperti, seakan). Kata kunci: wacana, pengacuan 1. Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat primer dalam pembentukan masyarakat. Bahasa adalah lambang bunyi yang bersifat arbitrer, terjadi karena konvensi, dan digunakan untuk berkomunikasi (Kridalaksana, 1993: 17). Bertolak dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa dengan bahasa manusia berinteraksi terhadap lingkungannya. Kita tidak dapat membayangkan apa yang terjadi apabila manusia tidak memiliki bahasa. Oleh karena itu, keinginan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, menyebabkan bahasa tidak dapat terlepas dari masyarakat karena pentingnya fungsi bahasa dalam kehidupan. Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tataran tertinggi. Begitu pula ketika mengarang, kata merupakan kunci utama membentuk karangan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami agar ide maupun pesan seseorang dapat dimengerti. Dalam kenyataannya, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks kalimat, alinea maupun wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar. Secara garis besar sarana komunikasi verbal dibedakan menjadi dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana komunikasi yang berupa bahasa tulis. Dengan begitu wacana atau tuturan pun dibagi menjadi dua macam: wacana lisan dan wacana tulis (Sumarlam, 2008: 1). Bentuk wacana lisan misalnya terdapat pada pidato, siaran berita, khotbah, dan iklan yang disampaikan secara lisan. Sementara itu bentuk wacana tulis didapatkan misalnya pada buku-buku teks, surat, dokumen tertulis, koran, majalah, prasasti dan naskah-naskah kuno. Karangan merupakan dokumen tertulis yang masuk dalam bentuk wacana tulis.

Karangan dipelajari siswa di Sekolah Dasar melalui mata pelajaran bahasa. Penulisan karangan memerlukan pengetahuan umum yang cukup luas karena pada dasarnya mengarang adalah menyusun ribuan pikiran yang dituangkan dalam kalimat-kalimat yang di dalamnya terdapat rangkaian kata-kata. Karangan dikatakan baik kalau bahasanya tersusun baik serta ide yang diuraikan berurutan dengan pilihan kata yang tepat. Dengan demikian, orang yang membaca karangan itu akan dapat memahami jalan pikiran dan perasaan pengarang. Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa terdiri atas bentuk (form) dan makna (meaning), maka hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi (cohesion) dan hubungan makna atau hubungan semantis yang disebut koherensi (coherence). Halliday dan Hasan (1976: 6 dalam Sumarlam, 2008: 23) membagi kohesi menjadi dua jenis, yaitu kohesi gramatikal (grammatical cohesion) dan kohesi leksikal (kexical cohesion). Dalam analisis wacana, segi bentuk atau struktur lahir wacana disebut aspek gramatikal wacana; sedangkan segi makna atau struktur batin wacana disebut aspek leksikal wacana. Secara lebih rinci, aspek gramatikal wacana meliputi: (1) pengacuan (reference), (2) penyulihan (substitution), (3) pelesapan (ellipsis), (4) perangkaian (conjunction). Sedangkan pengacuan dibagi menjadi 3, yaitu: (1) pengacuan persona, (2) pengacuan demonstratif, (3) pengacuan komparatif. Bertolak dari latar belakang diatas penulis mengambil judul pada penelitian ini yaitu Analisis Aspek Gramatikal Pengacuan Pada Karangan Siswa Kelas X.3 SMA Negeri 1 Slogohimo. 2. Metode Penelitian

Pelaksanaan kegiatan sejak persiapan sampai dengan penulisan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan kurang lebih selama 6 bulan, yaitu dimulai bulan Desember 2011 sampai bulan Mei 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif karena berusaha mendeskripsikan bentuk aspek gramatikal pengacuan yang terdapat dalam karangan siswa kelas X.3 SMA Negeri 1 Slogohimo sebagai sumber informasi, dan peneliti sebagai alat utama dalam penelitian. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan metode simak dan metode catat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan intralingual. Metode padan intralingual adalah metode analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda (Mahsun, 2005: 117). 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data pada karangan siswa kelas X.3 SMA N 1 Slogohimo Wonogiri dapat diklasifikasikan data berupa bentuk aspek gramatikal pengacuan persona, bentuk aspek gramatikal pengacuan demonstratif, dan bentuk aspek gramatikal pengacuan komparatif. a. Pengacuan Persona Korpus Data 1 (ADIT DIYA BUDI) (1). Pada tanggal 11-16 Juli 2011 aku mengikuti MOPD dan perpegak yang sangat menyenangkan di calon sekolahanku yang tercinta yaitu SMA N 1 Slogohimo. (KS. 1/P.1) Pada data (1) terdapat pengacuan pronomina persona I tunggal bentuk bebas aku dan pengacuan pronomina persona tunggal bentuk

terikat lekat kiri ku pada kata sekolahku, mengacu pada unsur lain yang berada di luar tuturan (teks) yaitu Adit (orang yang menuturkan tuturan itu). Jadi satuan lingual aku dan ku pada data (1) merupakan jenis aspek gramatikal pengacuan eksofora. Korpus Data 3 (ALFIAN TARBIATUL) (16) Pagi harinya kami bangun pukul 04.30 WIB untuk melakukan sholat Subuh kemudian jalan-jalan. Selesai jalan-jalan kami semua mandi ke kali tapi untuk hari itu tidak dibatasi waktunya. (KS. 3/P.5) Pada data (16) terdapat pengacuan pronomina persona I jamak kami dan kami semua mengacu pada unsur lain yang berada di luar tuturan (teks) yaitu orang yang menuturkan tuturan tersebut yaitu Alfian dan teman-teman dari penutur Korpus Data 5 (ANISA Y) (28) Saya bangga menjadi siswa SMA N 1 Slogohimo sebagai siswa didik baru sehingga saya dan teman-teman harus mengikuti MOPD dan Perpegak di sekolah SMA N 1 Slogohimo ini yang berlangsung selama 6 hari mulai tanggal 11 Juli sampai 16 Juli 2011. (KS. 5/P.2) Pada data (28) terdapat pengacuan pronomina persona I tunggal bentuk bebas saya, mengacu pada unsur lain yang berada di luar tuturan (teks) yaitu Anisa (orang yang menuturkan tuturan itu). Jadi

satuan lingual saya pada data (28) merupakan jenis aspek gramatikal pengacuan eksofora. Korpus Data 8 (DEVI WIDYANA) (44) Saya senang diterima di SMA N 1 Slogohimo. Walaupun sekolahnya di desa. Setelah diterima saya dan teman-teman mengikuti MOPD dan perpegak supaya bisa mendapatkan sertifikat. Waktu MOPD saya berada di PJK 3, di PJK 3 dipegang oleh 5 senior. Seniornya antara lain ada kak wahyu, kak Mayla, dan kak Septi, kak Rosika dan kak Dewa. (KS. 8/P.2) Pada data (44) terdapat pengacuan pronomina persona I tunggal bentuk bebas saya, mengacu pada unsur lain yang berada di luar tuturan (teks) yaitu Devi (orang yang menuturkan tuturan itu). Jadi satuan lingual saya pada data (44) merupakan jenis aspek gramatikal pengacuan eksofora. Korpus Data 16 (RAFIKA ANNUR R) (98) Kak senior adalah pembimbing peserta MOPD. Di setiap PJK ada 4-5 pembimbing. Di PJK 3 ini dibimbing oleh 5 orang, diantaranya Kak Wahyu sebagai ketua PJK 3, Kak Dewa, Kak Maylia, Kak Septi, Kak Rosika. Banyak yang menganggap kakak-kakak senior bersifat galak tetapi disamping itu mereka juga baik. (KS. 16/P.4) Satuan lingual mereka pada data (98) merupakan pengacuan pronomina persona III jamak yang mengacu pada kakak-kakak senior yang acuannya berada di dalam teks dan disebut terdahulu.

Pengacuan demikian disebut dengan pengacuan endofora yang anaforis. Korpus Data 23 (SITI QUEENTA RIMADANI) (143) Hari pertama MOPD pun telah tiba waktu itu aku tidak dapat mengikuti MOPD karena sakit, mungkin aku sudah takut dulu sama kak panwas dan kak senior. Hari kedua pun aku masuk sekolah dan mengikuti MOPD. Jantungku pun berdetak kencang sekali saat kak panwas dan kak senior membentak-bentak dengan suara keras sekali dia menyuruh aku dan teman-teman yang lain agar cepat masuk ke lokasi MOPD dan mengikuti kegiatan MOPD. Setelah selesai kegiatan pertama kami pun masuk ke dalam PJK masingmasing. Aku pun lalu duduk tiba-tiba kakak panwas pun datang dan memasang wajah yang menakutkan. Jantungku pun mulai berdetak kencang lagi, akhirnya hari itupun terlewati. (KS. 23/P.1) Pada data (143) terdapat pengacuan pronomina persona I tunggal bentuk bebas aku, mengacu pada unsur lain yang berada di luar tuturan (teks) yaitu Siti (orang yang menuturkan tuturan itu). Pada data (143) juga terdapat pengacuan pronomina persona I tunggal bentuk terikat lekat kanan ku pada kata jantungku, mengacu pada unsur lain yang berada di luar tuturan (teks) yaitu Siti (orang yang menuturkan tuturan itu). Jadi satuan lingual aku dan - ku, pada data (143) merupakan jenis aspek gramatikal pengacuan eksofora. Pada data (143) terdapat pronomina persona III tunggal dia yang mengacu pada unsur lain yang berada di dalam teks yang

disebut terdahulu yaitu kakak senior. Pengacuan demikian disebut pengacuan endofora yang anaforis. Pada data (143) terdapat pronomina persona I jamak kami yang mengacu pada unsur lain yang berada di luar tuturan (teks) yaitu orang yang menuturkan tuturan tersebut yaitu Siti dan temanteman dari penutur. b. Pengacuan Demonstratif Korpus Data 2 (AJENG SUSILOWATI) (9). MOPD selesai dilanjutkan 3 hari perpegak. Aku dan temanteman bersiap-siap dari rumah pagi-pagi karena sampai di sekolah harus pukul 06.30 WIB. Sampai di sekolah msh sepi seakan berada di kuburan. Akhirnya pukul 07.00 WIB apel pagi dan pengarahan dilanjutkan mendirikan tenda, kami merasa senang karena bisa bercanda dengan teman-teman. Tidak terasa waktu berubah menjadi sore jam mandi telah tiba. (KS. 2/P.4) Pada data (9) terdapat satuan lingual pagi-pagi, pukul 06.30 WIB, pagi, dan pukul 07.00 WIB yang termasuk waktu netral yang acuannya berada didalam teks dan antesedennya berada disebelah kiri. Jadi pengacuan ini pengacuan endofora yang anaforis. Disebut waktu netral karena waktu yang disubutkan dalam kalimat tersebut, disebut secara jelas yaitu pagi-pagi, pukul 06.30 WIB, pagi dan pukul 07.00 WIB. Korpus Data 3 (ALFIAN TARBIATUL)

(14) Keesokan harinya aku dan teman-teman hanya membawa bekal sedikit karena kami tidak mau lagi memakan sisa makanan bekal teman kami. Sepulang sekolah aku menyiapkan barang-barang yang besok harus dibawa. Pagi harinya aku berangkat pagi-pagi. Ternyata hari itu di PJK 3 atau PJKku tidak ada yang terlambat. (KS. 3/P.3) Pada data (14) tardapat satuan lingual besok yang termasuk waktu yang akan datang yang acuannya berada diluar teks. Pengacuan demikian disebut pengacuan eksofora. Pada data tersebut juga terdapat satuan lingual pagi yang termasuk waktu netral yang acuannya berada didalam teks dan antesedennya berada disebelah kanan. Pengacuan demikian merupakan pengacuan endofora yang kataforis. Dalam data (14) juga terdapat satuan lingual pagi-pagi yang termasuk waktu netral yang acuannya berada di dalam teks dan atesedennya disebelah kiri. Jadi pengacuan ini pengacuan endofora yang anaforis. Disebut waktu netral karena waktu yang disubutkan dalam kalimat tersebut, disebut secara jelas yaitu pukul 20.00 WIB, pukul 07.00 WIB, siang dan pukul 13.00 WIB. Korpus Data 16 (RAFIKA ANNUR R) (95) Sudah tiga tahun belajar di SMP. Kini semua kelas IX termasuk aku menginjak ke jenjang pendidikan berikutnya tingkat SLTA. Aku dan teman-teman yang berasal dari SMP N 1 Slogohimo memilih untuk melanjutkan ke SMA lengkapnya

SMA N 1 Slogohimo. Sebagian ada yang melanjutkan ke SMK, STM, MA, MK, dan Lain-lain. (KS. 16/P.1) Pada data (95) terdapat satuan lingual kini yang termasuk waktu kini yang acuannya berada didalam teks dan antesedennya berada disebelah kanan. Jadi pengacuan ini pengacuan endofora yang kataforis. Disebut waktu netral karena waktu yang disubutkan dalam kalimat tersebut, disebut secara jelas yaitu kini. c. Pengacuan Komparatif Korpus Data 1 (ADIT DIYA BUDI) (2) Pada hari pertama aku berdandan seperti orang gila. Aku berangkat pukul 05.30 WIB. Sampai di sekolah diajari menyanyi seperti anak TK. Setelah sholat Dzuhur waktunya makan bekal yang sudah disiapkan dari rumah. Semua bekal harus habis dan tidak tersisa, kalau masih tersisa satu butir nasi diganti push up 5 kali. (KS. 1/P.2) Satuan lingual seperti pada tuturan (2) adalah pengacuan komparatif yang mengacu pada perbandingan persamaan antara cara berdandan (berdandan aneh) dengan penampilan orang gila. Korpus Data 2 (AJENG SUSILOWATI) (9) MOPD selesai dilanjutkan 3 hari perpegak. Aku dan temanteman bersiap-siap dari rumah pagi-pagi karena sampai di sekolah harus pukul 06.30 WIB. Sampai di sekolah masih sepi seakan berada di kuburan. Akhirnya pukul 07.00 WIB apel pagi dan pengarahan dilanjutkan mendirikan tenda, kami merasa senang karena bisa bercanda dengan teman-teman. Tidak terasa waktu berubah menjadi sore jam mandi telah tiba. (KS. 2/P.4)

Satuan lingual seakan pada tuturan (9) adalah pengacuan komparatif yang mengacu pada perbandingan persamaan antara keadaan sekolah yang masih sepi dengan suasana di kuburan. Korpus Data 12 (LISA NUR HIDAYATI) (72) Saat di jalan aku bercerita tentang ketakutanku mengikuti MOPD hari pertama ini kepada ayahku. Yah, aku takut ikut MOPD hari pertama ini Rengekku kepada ayahku. Tidak usah rewel seperti anak TK, kamu sekarangkan sudah kelas satu SMA jadikan MOPD sebagai pengalamanmu dan untuk melatih mental dan rasa percaya dirimu jawab ayah dengan bijaksana. Iya yah, Lisa mengerti jawabku agak takut. (KS. 12/P.6) Satuan lingual seperti pada tuturan (72) adalah pengacuan komparatif yang mengacu pada perbandingan persamaan antara sikap rewel dengan sikap anak TK. 4. Simpulan Berdasarkan hasil analisis aspek gramatikal pengacuan pada karangan siswa kelas X.3 SMA N 1 Slogohimo Wonogiri dapat disimpulkan sebagai berikut. Bentuk pengacuan pronomina persona mencakup pengacuan endofora dan eksofora. 204 pengacuan pronomina persona I tunggal (terdiri atas 93 bentuk bebas aku dan 42 bentuk bebas saya, 2 bentuk terikat lekat kiri ku- dan 67 bentuk terikat lekat kanan ku), 79 pengacuan pronomina persona I jamak (terdiri atas 56 satuan lingual kami, 12 satuan lingual kami semua, dan 11 satuan lingual kita), 6 pengacuan pronomina persona II tunggal (terdiri atas 5 satuan lingual kamu, dan 1 satuan lingual

terikat lekat kanan mu), 3 pengacuan pronomina persona II jamak kalian, 1 pengacuan pronomina persona III tunggal dia, dan 2 pengacuan pronomina persona III jamak mereka. Bentuk pengacuan demonstratif juga mencakup pengacuan endofora dan eksofora. Terdiri atas 114 pengacuan demonstratif waktu yang mengacu pada waktu netral (pagi, siang, sore, malam, pukul), 1 pengacuan demonstratif waktu yang mengacu pada waktu kini (kini), dan 1 pengacuan demonstratif waktu yang mengacu pada waktu yang akan datang (besok). Pada karangan siswa kelas X.3 SMA N 1 Slogohimo Wonogiri ini tidak terdapat pengacuan demonstratif tempat. Bentuk pengacuan komparatif pada karangan siswa kelas X.3 SMA N 1 Slogohimo Wonogiri terdapat 3 bentuk pengacuan komparatif (seperti, seakan). 5. Daftar Pustaka Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode dan Tehniknya. Jakarta: Rajawali Pers. Sumarlam. 2008. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka cakra.