BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya mampu menciptakan individu yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. bersungguh-sungguh sehingga dapat memperoleh prestasi yang baik di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. pembimbing utama dan pembimbing kedua, kemudian dilanutkan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi

BAB I PENDAHULUHAN. dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widya iswara, fasilitator

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. merupakan sebentuk komunikasi. Sedangkan Rogers bersama Kuncaid

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelompok dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hindam, 2013

Kelompok Materi : Materi Pokok

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

I. PENDAHULUAN. aktivitas hidupnya dan melanjutkan garis keturunannya. Dalam menjalin

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK. Mengenal tujuan dan arti ibadah.

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bereaksi dan terjadi pada dua orang induvidu atau lebih. Sedangkan sosial adalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang. dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku asertif, dalam hal ini teknik yang digunakan adalah dengan Assertif

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

GAMBARAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU MATA PELAJARAN DENGAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 1 JAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

Pengertian Bimbingan dan Konseling? Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada semua siswa baik secara perorang

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Muhammad (dalam Budiamin, 2011) komunikasi interpersonal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perilaku Keorganisasian IT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

Pengelolaan layanan bimbingan dan konseling Mengembangkan program bimbingan dan konseling Melaksanakan strategi layanan bk Mengembangkan jejaring laya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

Adanya kebutuhan akan layanan bimbingan yang berkaitan dengan karakteristik dan masalah perkembangan siswa

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB II KAJIAN TEORETIK. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Andri Setiawan, 2014 :

Transkripsi:

53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013 Data gambaran umum komunikasi interpersonal siswa diperoleh dari hasil penyebaran instrumen terhadap sampel penelitian. Berdasarkan data, diperoleh gambaran mengenai komunikasi interpersonal, aspek dan indikator komunikasi interpersonal siswa. Secara rinci, gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Gambaran Umum Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Gambaran Umum Rendah Sedang Tinggi Total 24 131 17 Persentase 13,95% 76,16% 9,88% Tingkat Pencapaian 84,23 Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa paling banyak pada kategori sedang, digambarkan dalam bentuk grafik 4.1 berikut : Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

54 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 13,95 76,16 9,88 Rendah Sedang Tinggi Gambaran umum Grafik 4.1 Gambaran Umum Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013 Secara umum komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang, artinya siswa yang termasuk dalam kategori sedang. Siswa yang termasuk dalam kategori sedang mampu mencapai tingkat komunikasi interpersonal yang sudah sesuai kriteria yaitu kemampuan yang sedang terhadap pengiriman pesan atau informasi dengan adanya feedback yang diwujudkan dalam bentuk keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. 2. Gambaran Umum Pencapaian Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013 Hasil yang lebih spesifik mengenai gambaran komunikasi interpersonal siswa di sekolah, berikut disajikan mengenai gambaran komunikasi interpersonal siswa berdasarkan aspek-aspek yang digunakan untuk berkomunikasi dengan teman di Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

55 sekolah yaitu aspek keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraaan. Gambaran pencapaian aspek-aspek komunikasi interpersonal siswa dapat dilihat seperti berikut : a. Aspek Keterbukaan Gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 mengenai indikator-indikator dari aspek keterbukaan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Keterbukaan Rendah Sedang Tinggi Gambaran Total 24 127 21 Umum Persentase 13,95% 73,84% 12,21% Tingkat Pencapaian 80,65 Pada aspek keterbukaan, dari tabel diketahui bahwa kategori sedang masih memiliki persentase paling tinggi. Hal ini dapat dilihat pada grafik 4.2 berikut: 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 73,84 13,95 12,21 Aspek Keterbukaan Rendah Sedang Tinggi Grafik 4.2 Gambaran Komunikasi Interpersonal Siswa Berdasarkan Aspek Keterbukaan Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

56 Grafik 4.2 menunjukkan perolehan aspek keterbukaan berada pada kategori tinggi sebanyak 12,21%, rendah sebanyak 13,95%, dan sedang sebanyak 73,84% yang berarti bahwa pada dasarnya kemampuan komunikasi interpersonal siswa telah mencapai tingkat yang cukup baik. Secara umum, grafik menunjukkan bahwa semua indikator dalam aspek ini berada pada kategori sedang (73,84%). Artinya sebagian besar siswa memiliki kemampuan yang sesuai kriteria siswa sudah memiliki kemampuan yang sesuai kriteria dalam menerima masukkan-masukkan yang datangnya dari orang lain dan membuka diri pada orang lain, dan mengakui perasaan dan pikiran yang diungkapkan adalah milik sendiri dan bertanggung jawab atasnya. Namun jika dibandingkan dengan aspek yang lain, pada aspek keterbukaan ini jumlah siswa yang berada pada kategori rendah memang lebih banyak. Sehingga perlu adanya pelayanan dalam meningkatkan kemampuan siswa pada aspek keterbukaan. Secara spesifik, tingkat pencapaian tiap indikator dapat dilihat pada grafik 4.3 di bawah ini: Keterbukaan 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 86,7 Kemauan Membuka Diri 77,79 78,6 Kemauan Memberikan Tanggapan Mengakui Pendapat Grafik 4.3 Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator Pada Aspek Keterbukaan Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

57 Pada aspek keterbukaan, Pada aspek keterbukaan, tingkat pencapaian dari tiga indikator berada diatas 70% yang artinya bahwa semua indikator berada di kategori sedang dan tinggi. Pada indikator kemauan membuka diri atas pendapat yang dimiliki berada pada tingkat pencapaian 86,7%, kemauan memberikan tanggapan terhadap teman secara jujur mengenai sebuah gagasan dan pendapat sebesar 77,79%, dan mengakui bahwa pendapat yang dikemukakan merupakan milik sendiri dan bertanggungjawab atasnya adalah 78,6%. Artinya sebagian besar siswa memiliki kemampuan yang tergolong optimal dalam kemampuan untuk membuka diri terhadap pendapat dan gagasan yang dimiliki, mampu memberikan tanggapan terhadap teman secara jujur mengenai sebuah gagasan dan pendapat, dan siswa mampu untuk mengakui pendapat dan pikiran yang dikemukakan merupakan milik sendiri. b. Aspek Empati Gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 mengenai indikator-indikator dari aspek empati dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Empati Gambaran Umum Tinggi Sedang Rendah Total 25 118 29 Persentase 14,53% 68,60% 16,86% Tingkat Pencapaian 82,8 Gambaran umum pada aspek empati, jika dibuat grafik maka akan tampak seperti grafik 4.4 berikut: Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

58 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 14,53 68,60 16,86 Rendah Sedang Tinggi Aspek Empati Grafik 4.4 Gambaran Umum Indikator Aspek Empati Pada aspek empati, pencapaian indikator berada pada kategori sedang (68,60%). Sedangkan untuk siswa yang termasuk kategori tinggi (16,86%) memiliki jumlah presentase yang lebih besar daripada siswa yang termasuk kategori rendah (14,53%). Ini artinya bahwa siswa dianggap memiliki potensi dan mampu menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. Kemampuan untuk mampu memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan dari sudut pandang orang lain secara emosional maupun intelektual. Secara rinci, tingkat pencapaian tiap indikator pada aspek empati dapat dilihat pada grafik 4.5 di bawah ini: Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

59 Empati 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 72,67 81,86 91,57 Empati Memikirkan yang dipikirkan teman merasakan yang dirasakan teman mendengarkan dan merasakan cerita teman Grafik 4.5 Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator Pada Aspek Empati Pada aspek empati, dari tiga indikator yang dijadikan acuan semua indikator berada pada tingkat pencapaian dengan kategori tinggi yaitu pada indikator mampu memikirkan apa yang dipikirkan oleh teman (72,67%), mampu merasakan apa yang dirasakan oleh teman (81,86%), dan mampu mendengarkan dan ikut merasakan yang diceritakan dan dialami teman (91,57%). Artinya sebagian besar siswa memiliki kemampuan yang sesuai kriteria dalam kemampuan untuk mampu memikirkan apa yang dipikirkan oleh temannya, siswa sudah mampu untuk merasakan apa yang dirasakan oleh temannya, dan siswa juga memiliki kemampuan yang optimal dalam mendengarkan dan merasakan apa yang dialami oleh temannya. c. Aspek Sikap Mendukung Gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 mengenai indikator-indikator dari aspek sikap mendukung dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini: Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

60 Tabel 4.4 Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Sikap Mendukung Gambaran Umum Tinggi Sedang Rendah Total 27 95 50 Persentase 15,7% 55,23% 29,07% Tingkat Pencapaian 86,6 Grafik 4.6 ini menggambarkan gambaran umum semua indikator dari aspek sikap mendukung: 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 55,23 29,07 15,70 Sikap Mendukung Rendah Sedang Tinggi Grafik 4.6 Gambaran Umum Indikator Aspek Sikap Mendukung Grafik 4.6 menunjukkan spek sikap mendukung berada pada sedang (55,23%), sisanya berada pada kategori rendah (15,70%) dan tinggi (29,07%). Jika dilihat dari persentase, maka siswa lebih banyak yang berada pada kategori sedang yang memiliki arti sebagian besar siswa cukup mampu untuk menggunakan bahasa verbal dan isyarat-isyarat non verbal seperti tersenyum, menganggukkan kepala, mengedipkan mata, tepuk tangan secara tepat sebagai bentuk sikap mendukung yang dimilikinya. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

61 Secara rinci, tingkat pencapaian setiap indikator pada aspek sikap mendukung dapat dilihat pada grafik4.7 yang ada di bawah ini: Sikap Mendukung 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 90,41 87,31 Mengungkapkan perasaannya dan tidak melakukan mekanisme pertahanan diri secara spontan menciptakan suasana mendukung 80,23 bersedia mendengarkan pandangan yang berbeda Grafik 4.7 Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator Pada Aspek Sikap Mendukung Tiga indikator yang dijadikan acuan pada aspek sikap mendukung, semua indikator berada pada tingkat pencapaian dengan kategori tinggi yaitu pada indikator mengungkapkan perasaannya dan tidak melakukan mekanisme pertahanan diri (90,41%), kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana yang bersifat mendukung (87,31%), dan bersedia mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia merubah posisi apabila keadaan mengharuskan (80,23%). Artinya sebagian besar siswa memiliki kemampuan yang optimal dalam kemampuan untuk mampu mengungkapkan perasaannya tanpa ada pertahanan diri yang berlebihan, bersedia menciptakan suasana yang mendukung diantara teman-temannya, dan mau menerima masukan-masukan dan pandangan yang berbeda dari teman. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

62 d. Aspek Sikap Positif Secara rinci, gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 mengenai pencapaian indikator-indikator dari aspek sikap positif dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: Gambaran Umum Tabel 4.5 Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Sikap Positif Tinggi Sedang Rendah Total 21 101 50 Persentase 12,21% 58,72% 29,07% Tingkat Pencapaian 86,2 Tabel di atas, kemudian diubah dalam bentuk grafik agar lebih terlihat bagaimana persentase kelompok siswa. Dipaparkan pada grafik 4.8 berikut: 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 12,21 58,72 29,07 Rendah Sedang Tinggi Sikap Positif Grafik 4.8 Gambaran Umum Indikator Aspek Sikap Positif Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

63 Grafik 4.8 menunjukkan kebanyakan siswa berada pada kategori sedang (58,72%) pada aspek sikap positif. Sedangkan untuk kategori tinggi sebesar 29,07% dan rendah sebanyak 12,21%. Banyaknya siswa yang termasuk kedalam kategori sedang berarti sebagian besar siswa cukup mampu untuk menghargai dirinya sendiri dan orang lain secara positif begitupun yang mempunyai perasaan negatif terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu sikap positif muncul dengan diawali dari adanya penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Secara rinci,tingkat pencapaian setiap indikator pada aspek sikap positif dapat dilihat pada grafik4.9 yang ada di bawah ini: Sikap Positif 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 85,58 87,32 85,61 Sikap positif terhadap diri sendiri Sikap positif sesama jenis kelamin sikap positif terhadap yang berbeda jenis kelamin Grafik 4.9 Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator Pada Aspek Sikap Positif Tiga indikator pada aspek sikap positif yaitu indikator memiliki sikap positif terhadap diri sendiri (85,58%), memiliki sikap positif terhadap teman dengan yang sesama jenis kelamin (87,32%), dan indikator memiliki sikap positif terhadap teman yang berbeda jenis kelamin (85,61%) berada pada tingkat pencapaian yang sedang Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

64 dan cenderung tinggi. Ini berarti bahwa sebagian besar siswa memiliki kemampuan yang optimal dalam memandang positif dirinya dan memiliki sikap positif pada semua teman tanpa membedakan gender. e. Aspek Kesetaraan Gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 mengenai pencapaian indikator-indikator dari aspek kesetaraan dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Gambaran Umum Tabel 4.6 Gambaran Tingkat Pencapaian Aspek Kesetaraan Tinggi Sedang Rendah Total 15 108 49 Persentase 8,72% 62,79% 28,49% Tingkat Pencapaian 84,9 Grafik 4.10 memaparkan mengenai pengelompokkan jawaban pilihan siswa Kelas VIII yang menjadi sampel: 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 62,79 28,49 8,72 Aspek Kesetaraan Rendah Sedang Tinggi Grafik 4.10 Gambaran Umum Indikator Aspek Kesetaraan Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

65 Grafik 4.10 menunjukkan aspek kesetaraan berada pada kategori tinggi (28,49%), terbanyak pada kategori sedang (62,79%), dan rendah (8,72%). Ini berarti bahwa siswa cukup mampu menghargai, berguna, dan memiliki sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Selain itu siswa juga mampu menerima orang lain apa adanya tanpa harus ada syarat-syarat tertentu misalnya tanpa memandang jenis kelamin. Secara rinci, gambaran setiap indikator pada aspek sikap mendukung dapat dilihat pada grafik4.11 yang ada di bawah ini: Kesetaraan 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 72,09 90,41 86,82 Mengaku semua pihak memiliki kepentingan yang sama memberikan penghargaan tidak bersyarat tidak membedakan jenis kelamin Grafik 4.11 Gambaran Komunikasi Interpersonal Tiap Indikator Pada Aspek Kesetaraan Pada aspek kesetaraan, indikator mengaku semua pihak mempunyai kepentingan yang sama (72,09%), memiliki sikap positif terhadap teman yang satu jenis kelamin (90,41%), dan indikator memberikan penghargaan tidak bersyarat (95,93%), dan tidak membedakan jenis kelamin dalam berkomunikasi (86,82%) Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

66 berada pada tingkat pencapaian diatas 70% dan walaupun sudah baik, masih dapat ditingkatkan agar lebih optimal. Artinya sebagian besar siswa memiliki kemampuan yang optimal dalam memandang positif dirinya dan memiliki sikap positif pada semua teman tanpa membedakan gender. ini : Hasil tingkat pencapaian tiap indikator dipaparkan dalam tabel 4.7 di bawah Tabel 4.7 Gambaran Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013 Berdasarkan Aspek dan Indikator Tingkat Tingkat Aspek Indikator Pencapaian Pencapaian 1. Keterbukaan (openness) 2. Empati (empathy) 80,65% 82,92% a. Kemauan untuk membuka diri atas pendapat dan gagasan yang dimiliki. b. Kemauan memberikan tanggapan terhadap teman secara jujur mengenai sebuah gagasan dan pendapat c. Mengakui bahwa pendapat dan pikiran yang dikemukakan merupakan milik sendiri dan beranggungjawab atasnya. a. Mampu memikirkan apa yang dipikirkan oleh teman. b. Merasakan apa yang dirasakan oleh teman. 86,7% 77,79% 78,6% 72,67% 81,86% Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

67 Aspek Tingkat Pencapaian Indikator Tingkat Pencapaian c. Mampu mendengarkan dan ikut merasakan yang 91,57% diceritakan dan dialami teman 3. Sikap a. Mengungkapkan perasaannya mendukung dan tidak melakukan 90,41% (supportiveness) mekanisme pertahanan diri. b. Kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana 87,31% 86,62% yang bersifat mendukung. c. Bersedia mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia merubah posisi 80,23% apabila keadaan mengharuskan. 4.Sikap positif (positiveness) a. Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri 85,58% 86,21% b. Memiliki sikap positif terhadap teman yang satu gender 87,32% c.memiliki sikap positif terhadap teman dengan yang berbeda gender 85,61% 5. Kesetaraan (Equality) 84,93% a. Mengaku semua pihak mempunyai kepentingan yang sama 72,09% Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

68 Aspek Tingkat Pencapaian Indikator Tingkat Pencapaian b. Memberikan penghargaan tidak bersyarat 90,41% c. Tidak membedakan gender dalam berkomunikasi 86,82% B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Mengenai Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 Didasarkan pada data-data yang dihimpun melalui penyebaran angket, menunjukkan secara umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang. Siswa yang berada pada kategori sedang diasumsikan dia telah mencapai tingkat kemampuan komunikasi interpersonal yang sesuai kriteria dalam setiap aspeknya. DeVito (2011:24) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah tindakan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Dengan mengacu pada definisi yang dikemukakan oleh ahli, maka siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot dapat dikatakn sudah mampu untuk mengirim dan menerima pesan, memiliki tujuan dan konteks tertentu dalam komunikasi yang dilakukan, dan mampu melakukan umpan balik. Siswa melakukan interaksi sosial yang baik dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Kemampuan komunikasi interpersonal yang baik dapat menjadikan siswa berprilaku yang diterima secara Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

69 sosial, memainkan peranan di lingkungan sosialnya, dan memiliki sikap yang positif terhadap kelompok sosialnya. Secara umum pencapaian aspek-aspek komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 menunjukkan tingkat pencapaian yang sesuai kriteria yang ditandai melalui data perhitungan bahwa semua aspek berada pada kategori sedang yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Pencapaian aspek-aspek komunikasi interpersonal siswa akan optimal dengan adanya upaya bimbingan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa. Upaya bimbingan diarahkan pada pendekatan preventif dan pengembangan, yaitu meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah sehingga siswa dapat menjalin hubungan sosial dengan tepat dan efektif. Komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh DeVito (2011,285-291) yaitu komunikasi interpersonal dapat berlangsung efektif apabila mengandung 5 aspek yang digunakan untuk mengukur kualitas kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa, yaitu: a) Keterbukaan (Openess), b) Empati (Empathy), c) Sikap mendukung (Supportiveness), d) Sikap positif (Positiveness), e) Kesetaraan (Equality). Siswa diharapkan memiliki tingkat pencapaian yang baik pada setiap aspeknya yaitu siswa mampu meningkatkan sikap keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Penelitian menunjukkan pada aspek keterbukaan, sebagian besar siswa telah memiliki kemampuan yang sesuai kriteria dalam membuka diri terhadap pendapat dan gagasan yang dimiliki, siswa mampu membuka diri kepada orang lain, akan menjadikan orang lain yang diajak bicara merasa aman dalam melakukan komunikasi interpersonal yang akhirnya juga akan turut membuka diri. Selain itu, siswa juga mampu menerima masukan-masukan yang datangnya dari orang lain dan membuka diri pada orang lain, serta mengakui perasaan dan pikiran yang diungkapkan adalah milik sendiri dan bertanggung jawab atasnya. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

70 Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan kemampuan membuka diri merupakan hal penting untuk dimiliki siswa dalam mewujudkan komunikasi yang efektif. Dengan demikian, siswa memerlukan upaya bimbingan untuk meningkatkan kemauan memberikan tanggapan terhadap teman secara jujur mengenai sebuah gagasan dan mengakui bahwa gagasan atau pendapat yang dikemukakan merupakan miliknya. Upaya bimbingan dilakukan dengan pemberian layanan berupa bimbingan kelompok. Pada aspek empati, sebagian besar siswa mampu menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain, memikirkan apa yang dipikirkan oleh temannya dan memiliki kemampuan yang optimal dalam merasakan apa yang dirasakan oleh temannya, dan bersedia mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia merubah posisi. Dengan tingkat pencapaian yang tinggi, maka layanan yang diberikan bersifar pemeliharan untuk menjaga siswa agar terus memiliki empati yang baik karena empati merupakan dasar untuk dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan upaya bimbingan dilakukan dengan pemberian layanan yang tepat berupa bimbingan bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok. Willis (2007: 161) mengungkapkan bahwa empati ialah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain. Empati dibagi menjadi dua yaitu primer dan empati tingkat tinggi. Empati primer yaitu suatu bentuk empati yang hanya memahami perasaan, pikiran, keinginan, dan pengalaman orang lain. Sedangkan empati tingkat tinggi ialah apabila kepahaman seseorang terhadap perasaan, pikiran, keinginan, serta pengalaman orang lain lebih dalam dan menyentuh orang lain. Berdasarkan pendapat ahli, maka siswa kebanyakan berada pada kategori empati primer karena banyak yang berada pada kategori sedang. Hal ini berarti bahwa kemampuan empati siswa masih perlu ditingkatkan. Dalam aspek sikap mendukung, siswa mampu untuk mendengar pandangan yang berbeda dari sekitarnya, mampu untuk mengungkapkan perasaannya dengan tidak melakukan mekanisme pertahanan diri, dan siswa mampu untuk menciptakan suasana yang mendukung. Siswa mampu menyampaikan perasaaan dan persepsi Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

71 kepada orang dan mampu menciptakan suasana yang bersifat mendukung yang dapat dilakukan dengan menggunakan isyarat-isyarat non verbal seperti tersenyum, menganggukkan kepala, mengedipkan mata, tepuk tangan. DeVito (2011:289) mengungkapkan pada aspek sikap mendukung, siswa yang cenderung memiliki sikap spontan dan terus terang serta terbuka dalam mengutarakan pikirannya, biasanya akan bereaksi dengan cara yang sama yaitu terus terang dan terbuka, sedangkan apabila seseorang menyembunyikan perasaan yang sebenarnya, akan bereaksi secara defensif. Hasil penelitian sebenarnya menunjukkan bawa siswa dapat dikatakan sudah optimal dalam aspek ini. Namun, walaupun kemampuan siswa sesuai kriteria pada aspek sikap mendukung akan tetapi hal tersebut dirasa masih dapat ditingkatkan karena masih ada indikator yang didalamnya tidak ada siswa yang berada pada kategori tinggi dan hal ini berarti perlunya upaya peningkatan kemampuan siswa berupa bimbingan kelompok dan konseling kelompok untuk meningkatkan kemampuan mengungkapkan persaannya dengan mampu menciptakan suasana yang mendukung secara spontan dan mendengar pandangan yang berbeda. Pada aspek sikap positif, penelitian menunjukkan siswa memiliki sikap positif yang ditunjukan terhadap dirinya sendiri dan terhadap orang lain. Siswa sudah dapat menghargai dirinya sendiri dan orang lain secara positif begitupun yang mempunyai perasaan negatif terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Siswa sudah mulai memiliki sikap positif yang baik yaitu mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan, menerima diri sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk mengatasi persoalan, peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima. Seperti yang diungkapkan Devito (2011:289) bahwa individu mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman individu berinteraksi. Aspek ini dapat lebih ditingkatkan dan Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

72 dioptimalkan dalam perkembangan siswa melalui upaya pemberian layanan dasar yaitu bimbingan klasikal. Pada aspek kesetaraan, siswa dinilai sudah cukup mampu menerima orang lain apa adanya dan menyetujui kehadiran orang lain sacara positif tanpa harus ada syarat-syarat tertentu. Siswa sudah cukup mampu belajar untuk menganggap bahwa diri sendiri tidak selalu lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan atau kecantikan. Selain itu siswa juga telah mampu bergaul dan berinteraksi dengan semua teman tanpa membedakan jenis kelamin. Penelitian menunjukkan siswa mampu memberikan penghargaan tidak bersyarat pada orang lain, menilai semua orang sama dengan tidak membedakannya memiliki selain itu siswa juga memiliki kemampuan yang optimal dalam mengakui semua pihak mempunyai kepentingan yang sama. Sehingga upaya bimbingan yang diberikan lebih difokuskan pada pengembangan yaitu dengan diberikannya layanan bimbingan berupa bimbingan kelompok. Kemampuan komunikasi interpersonal membuat siswa dapat memahami antar sesamanya dan mengetahui informasi mengenai lingkungan interaksi sekitarnya, sehingga secara otomatis siswa mampu mengambil tindakan dan keputusan sebagai respon informasi yang diberikan karena pada hahikatnya, kemampuan komunikasi interpersonal merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa dalam berinteraksi. Namun kenyataanya di lapangan, ada beberapa siswa yang belum mampu menggunakan kemampuan komunikasi interpersonalnya secara optimal. Persoalan-persoalan yang muncul akibat dari ketidakmampuannya melakukan komunikasi interpersonal tersebut mengakibatkan siswa mengalami kegagalan dalam proses kehidupannya. Penelitian Vance Packard (Budiamin, 2011) mengemukakan bila seseorang mengalami kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain ia akan menjadi agresif, senang berkhayal, dingin sakit fisik dan mental, dan mengalami flight syndrome (ingin melarikan diri dari lingkungannya). Remaja yang Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

73 mengalami kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial yang lebih luas. Berdasarkan data hasil penelitian, kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa pada semua aspek sudah menunjukkan tingkat pencapaian yang sesuai kriteria akan tetapi siswa tetap memerlukan upaya bimbingan yang diharapkan mampu memelihara dan meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal sehingga siswa memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik dan terutama mampu mengatasi dan mengarahkan dirinya, memperhatikan dunia luar dan mempunyai kemampuan untuk berinteraksi sosial yang baik. Seperti yang telah diungkapkan, siswa yang tidak dapat melakukan komunikasi interpersonal akan mengalami permasalahan dan kegagalan dalam proses kehidupannya dan hal ini termasuk kedalam bidang permasalahan pribadi-sosial. Layanan bimbingan dan konseling terutama untuk bidang pribadi-sosial di sekolah memang sudah dibuat dan terencana. Namun tidak ada program khusus yang dibuat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi atau interaksi siswa. Dari hasil wawancara secara informal dengan koordinator dan guru BK didapat kesimpulan bahwa program di sekolah tidak menitikberatkan pada tugas perkembangan tertentu karena semua tugas perkembangan harus dapat diakomodasi dengan baik. oleh karena itu program yang dibuat bersifat menyeluruh. Satuan layanan yang telah dibuat kemudian disampaikan kepada siswa setiap satu minggu sekali sebagai langkah pencegahan atau preventif. Sedangkan untuk pelayanan khusus seperti misalnya kuratif diberikan jika memang sudah ada masalah yang muncul. Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian, maka dibuat hipotetik program bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Program ini dibuat untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan siswa dalam berinteraksi khususnya berkomunikasi dengan lingkungannya. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

74 C. Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Penyusunan program didasarkan pada hasil analisis terhadap data yang diperoleh mengenai gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa dan indikator-indikator kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah. Gambaran dari indikator-indikator komunikasi interpersonal siswa merupakan dasar dalam penyusunan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabpaten Bandung tahun ajaran 2012/2013, diketahui siswa kelas VIII memiliki tingkat pencapaian komunikasi interpersonal yang dapat dikategorikan sesuai kriteria. Penyusunan program bimbingan pribadi sosial diarahkan pada pendekatan preventif dan pengembangan. Program bimbingan pribadi sosial disusun untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Pemberian bantuan dilakukan melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem, dengan materi relevan yang disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 divalidasi oleh dosen ahli Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan serta Guru BK SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Validasi yang dilakukan menunjukkan adanya perbaikan (revisi) pada komponen-komponen tertentu, akan tetapi pada dasarnya program dapat direkomendasikan untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa ini adalah program tambahan bagi program Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

75 bimbingan dan konseling pribadi sosial khususnya bagi siswa kelas VIII sehingga diperlukan adanya sosialisasi terlebih dahulu kepada guru pembimbing siswa kelas VIII. Kesimpulan hasil validasi, sebagai berikut: 1. Rumusan kompetensi yang dikembangkan merujuk pada Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik 2. Deskripsi kebutuhan dan visi misi program dapat dihilangkan. 3. Tujuan program ditulis dan disesuaikan dengan hasil need assesment 4. Point personel yang dilibatkan dapat digabungkan dengan mekanisme kerja antar personel 5. Sarana dan prasarana yang ditulis dalam program adalah yang benar-benar dibutuhkan dan digunakan dalam pelaksanaan program. 6. Instrumen yang dipergunakan untuk evaluasi diusahakan menggunakan bahasa dan format yang mudah digunakan oleh guru BK. Selanjutnya ditarik kesimpulan dari hasil validasi untuk selanjutnya dilakukan perbaikan atau revisi program menjadi program hipotetik, program hipotetik bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa merupakan program yang melengkapi program BK yang sudah ada pada bidang pribadi sosial. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

76 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPRSONAL SISWA (Setelah Validasi) A. Rasional Perkembangan sosial dialami oleh semua individu dalam setiap fase perkembangannya, termasuk remaja. Perkembangan sosial pada fase remaja semakin tampak jelas dan sangat dominan dibandingkan dengan masa anak-anak. Masa remaja merupakan awal pembentukan kematangan karakter sosial dari seseorang yang akan menjadi bekal kemampuan bersosialisasi ketika memasuki masa dewasa. Remaja mulai memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap lingkungan, kesadaran akan kesunyian, dan juga kebutuhan akan teman untuk berinteraksi dan berbagi. Salah satu proses interaksi sosial sebagai bentuk perkembangan sosial remaja ialah interaksi sebagai siswa di sekolah. Interaksi sosial yang baik akan terbentuk jika siswa memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik dapat menjadikan siswa berprilaku yang diterima secara sosial dan memiliki sikap yang positif terhadap kelompok sosialnya. Kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan komunikasi yang efektif ialah salah satu ciri bahwa siswa memiliki komunikasi interpersonal yang baik. Mulyana (Andreas,2009:1) mengemukakan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Devito (2011: 252) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi yang berlangsung diantara dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Ukuran seperti apa seorang siswa dapat diterima Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

77 atau tidak di lingkungan sosialnya dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan efektif. Siswa dalam melakukan komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila tercipta rasa saling menyukai antara satu dengan yang lainnya, dan sebaliknya apabila tidak ada rasa saling menyukai dan membuat hubungan antar sesama menjadi tidak baik maka siswa akan mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Dengan demikian, komunikasi memiliki arti yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam berinteraksi dengan dunia sosial khususnya lingkungan sekolah (Rakhmat, 2001: 45). Siswa yang tidak mampu melakukan komunikasi interpersonal selain mengalami kegagalan juga akan menimbulkan banyak persoalan bagi dirinya. Vance Packard (Budiamin, 2011) mengemukakan bila seseorang mengalami kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain ia akan menjadi agresif, senang berkhayal, dingin, sakit fisik dan mental, dan ingin melarikan diri dari lingkungannya. Pendapat tersebut menyiratkan bahwa komunikasi interpersonal mempunyai dampak yang cukup besar bagi kehidupan siswa. Ketidakmampuan yang dialami siswa dalam melakukan komunikasi interpersonal diindikasikan dengan beberapa kriteria tolak ukur, sesuai yang dikemukakan oleh Devito (2011: 285-291). yaitu keterbukaan (openess), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality) Berdasarkan hasil need assement di sekolah, diperoleh gambaran umum dan aspek kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013. Temuan yang diperoleh menunjukkan 76,16% berada pada kategori sedang tingkat kemampuan komunikasi interpersonalnya,13,95% siswa berada pada kategori tinggi dan 9,88% siswa berada kategori rendah. Dilihat secara umum gambaran yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan komunikasi interpersonal sedang, artinya siswa yang termasuk dalam kategori sedang mampu mencapai tingkat komunikasi interpersonal yang sudah sesuai kriteria yaitu kemampuan yang sedang terhadap pengiriman pesan atau informasi dengan adanya feedback yang diwujudkan dalam bentuk keterbukaan, Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

78 empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Tingkat pencapaian aspek komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 menunjukkan semua aspek berada pada kategori sedang yaitu keterbukaan 73,84%, empati sebesar 68,60%, sikap mendukung 55,23%, sikap positif 58,72%, dan kesetaraan sebesar 62,79%, namun aspek sikap mendukung memiliki persentase yang paling kecil yaitu 55,23%. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013, diketahui siswa kelas VIII memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang dapat dikatakan sesuai kriteria akan tetapi belum maksimal dan perlunya upaya yang mengarah pada suatu kegiatan yang dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal yang dimilikinya. Upaya bimbingan dilakukan oleh pelaksana layanan bimbingan dan konseling di sekolah, karena bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peran yang sangat penting untuk membantu meningkatkan potensi siswa dalam meningkatkan kemampuan diri dan sosial di sekolah. Hadirnya bimbingan dan konseling di sekolah, diharapkan dapat membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang menghambat perkembangannya. Masalah-masalah yang dialami siswa terutama kemampuan komunikasi interpersonal yang muncul termasuk dalam bidang layanan bimbingan pribadi sosial. Bimbingan pribadi-sosial merupakan bimbingan yang memiliki fokus untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah yang bersifat pribadi serta memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, dan diharapkan kedepannya siswa dapat berperilaku sesuai dengan tuntutan lingkungan kehidupan dan perkembangannya. Program bimbingan pribadi sosial diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal yang dimilikinya. Bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang efektif perlu disusun dalam rancangan program bimbingan dan konseling yang direncanakan secara sistematis, terarah, dan terpadu. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

79 Penyusunan program bimbingan pribadi sosial didasarkan pada hasil need assesment yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yaitu diarahkan pada pendekatan preventif dan pengembangan, yaitu program bimbingan pribadi sosial disusun untuk dapat memelihara dan meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot. B. Kompetensi yang Dikembangkan Kompetensi secara umum dititikberatkan kepada meningkatkan kemampuan siswa dalam kematangan emosi, pengembangan pribadi, dan kematangan penempatan diri di lingkungan sosial. Siswa dapat mempelajari cara-cara menumbuhkan empati menjadi bagian dalam dirinya, bersikap toleran terhadap perasaan diri sendiri dan orang lain dan mengekspresikan perasaan dalam cara-cara yang bebas, terbuka dan sesuai dengan norma; mempelajari keragaman interaksi sosial seperti nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam pergaulan; mempelajari keunikan dalam diri, menerima dan menggali keunikan diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya; mempelajari cara menghargai dan menunjukkan dukungan pada teman sebaya; mempelajari cara-cara membina dan kerjasama dan toleransi dalam pergaulan dengan teman sebaya tanpa membedakann jenis kelamin. Kompetensi yang diharapkan setelah pemberian layanan adalah sebagai berikut: 1. Siswa dapat menambah dan membangun pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya kemampuan komunikasi interpersonal (Pengenalan) 2. Siswa dapat menjadikan komunikasi interpersonal sebagai kemampuan yang harus dimiliki (Akomodasi) 3. Siswa dapat mewujudkan kemampuan komunikasi interpersonal yang diperlihatkan dalam tindakan nyata sehari-hari (Tindakan). Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

80 C. Dasar dan Landasan Operasional Penyusunan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa didasari pada landasan hukum sebagai berikut : 1. UU No.20 tahun 2003 ayat 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. 2. UU No.20 tahun 2003 ayat 6 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. 3. Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1990 pasal 27, yaitu bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Secara operasional yang melandasi penyusunan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yaitu adanya hasil observasi dan hasil analisis angket kemampuan komunikasi interpersonal siswa pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot tahun ajaran 2012/2013 yang menunjukkan kategori sedang. Secara umum, program bimbingan diarahkan pada pendekatan yang bersifat preventif dan pengembangan, yaitu meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah. Meskipun secara umum diperoleh gambaran siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun ajaran 2012/2013 memiliki kemampuan komunikasi interpersonal sedang. Hal tersebut belum optimal sehingga perlu adanya layanan bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal di sekolah. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

81 D. Tujuan Program Munculnya aspek-aspek komunikasi interpersonal ditandai oleh adanya indikator yang menunjukkan tingkat pencapaian komunikasi interpersonal siswa VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Secara rinci, dipaparkan sebagai berikut : Pada aspek keterbukaan, tingkat pencapaian masing-masing indikator yaitu kemauan untuk membuka diri atas pendapat dan gagasan yang dimiliki mencapai 86.7%, kemauan memberikan tanggapan terhadap teman secara jujur mengenai sebuah gagasan dan pendapat mencapai 77.79%, dan mengakui bahwa pendapat dan pikiran yang dikemukakan merupakan milik sendiri dan beranggungjawab atasnya mencapai 78,6%. Untuk aspek empati, tingkat pencapaian masing-masing indikator yaitu mampu memikirkan apa yang dipikirkan oleh teman sebesar 72.67%, nerasakan apa yang dirasakan oleh teman sebesar 81.86%, dan mampu mendengarkan dan ikut merasakan yang diceritakan dan dialami teman sebesar 91,57%. Aspek sikap mendukung, tingkat pencapaian masing-masing indikator yaitu mengungkapkan perasaannya dan tidak melakukan mekanisme pertahanan diri sebesar 90.41%, kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana yang bersifat mendukung sebsar 87.31%, dan bersedia mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia merubah posisi apabila keadaan mengharuskan sebesar 80,23%. Aspek sikap positif, tingkat pencapaian masing-masing indikator ialah untuk indikator memiliki sikap positif terhadap diri sendiri sebesar 85.58%, memiliki sikap positif terhadap teman yang satu gender sebesar 87.32%, dan memiliki sikap positif terhadap teman yang berbeda gender sebesar 85.61%. dan untuk aspek yang terakhir yaitu kesetaraan, tingkat pencapaian masing-masing indikator ialah 72.09% untuk mengaku semua pihak mempunyai kepentingan yang sama, 90.41% untuk memberikan penghargaan tidak bersyarat, dan 86.82% untuk indikator tidak membedakan gender dalam berkomunikasi. Temuan penelitian yang merupakan hasil kajian gambaran umum dan aspek kemampuan komunikasi interpersonal siswa, maka diperoleh kebutuhan siswa Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

82 terhadap layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa sebagai berikut : Tabel 4.8 Kebutuhan Layanan Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013 Kebutuhan Siswa Secara Umum Kebutuhan Siswa Secara Khusus 1. Memiliki sikap terbuka a. Kemauan memberikan tanggapan terhadap teman secara jujur mengenai sebuah gagasan dan pendapat b. Mengakui bahwa pendapat dan pikiran yang dikemukakan merupakan milik sendiri dan beranggungjawab atasnya. 2. Menumbuhkan Empati a. Mampu berempati terhadap perasaan teman b. Mampu menunjukkan rasa empati terhadap perasaan teman 3. Meningkatkan keterampilan sikap a. Mampu menunjukkan sikap mendukung kepada teman mendukung 4. Meningkatkan sikap a. Mengetahui dan mengenal positif terhadap diri sendiri dan orang lain keunikan diri serta mampu memanfaatkannya Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

83 Kebutuhan Siswa Secara Umum 5. Menumbuhkan rasa kesetaraan dengan sesama terutama dengan teman Kebutuhan Siswa Secara Khusus b. Mengenal keunikan dari teman-teman serta mampu menghargainya a. Menumbuhkan kebersamaan dan kerjasama dengan semua teman tanpa membedakan jenis kelamin Program disusun bertujuan membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonalnya yang diwujudkan dalam bentuk keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Berbagai strategi dan jenis layanan bimbingan pribadi sosial secara khusus untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa. Secara khusus, layanan yang diberikan dalam program bimbingan pribadi sosial dikembangkan berdasarkan profil aspek dan indikator komunikasi interpersonal siswa yang berada pada kategori tinggi, sedang dan rendah tingkat pencapaiannya. Walaupun secara umum tingkat pencapaian komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun ajaran 2012/2013 sesuai kriteria, hal itu dirasa belum maksimal dan perlu upaya pengembangan ke arah yang lebih berarti. E. Komponen Program 1. Layanan Dasar Layanan dasar memiliki tujuan untuk membantu seluruh siswa SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 (kategori sedang) memperoleh perkembangan yang optimal, dan meningkatkan kemampuan Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

84 komunikasi interpersonal yang dimilikinya secara efektif. Layanan dasar pada program bimbingan pribadi sosial dikembangkan berdasarkan pada hasil penelitian profil kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang mencakup pada indikatorindikator komunikasi interpersonal yang menunjukkan dimana siswa sudah sesuai kriteria dalam menampilkan kemampuan komunikasi interpersonalnya. Strategi yang digunakan dalam layanan adalah bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok menggunakan Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Indikator-indikator yang menjadi fokus pengembangan pelayanan dasar mencakup hal-hal berikut : a) Kemauan untuk membuka diri atas pendapat dan gagasan yang dimiliki, b) Kemauan memberikan tanggapan terhadap teman secara jujur mengenai sebuah gagasan dan pendapat, c) Mengakui bahwa pendapat dan pikiran yang dikemukakan merupakan milik sendiri dan beranggung jawab atasnya, d) Mampu memikirkan apa yang dipikirkan oleh teman, e) Merasakan apa yang dirasakan oleh teman, f) Mengungkapkan perasaannya dan tidak melakukan mekanisme pertahanan diri, g) Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, h) Memiliki sikap positif terhadap teman yang satu gender, i) Memiliki sikap positif terhadap teman dengan yang berbeda gender, j) Mengaku semua pihak mempunyai kepentingan yang sama, k) Memberikan penghargaan tidak bersyarat, dan l) Tidak membedakan gender dalam berkomunikasi. 2. Layanan Responsif Pemberian layanan responsif difokuskan pada siswa SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 yang berada pada kategori rendah tingkat kemampuan komunikasi interpersonalnya. Layanan responsif diasumsikan untuk membantu siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan dengan segera. Layanan responsif dapat membantu siswa dalam memenuhi kebutuhannya terutama dalam mencapai perkembangan pribadi dan sosialnya khususnya dalam kemampuan komunikasi interpersonalnya. Fokus pengembangan layanan responsif yaitu pada upaya membantu siswa memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang dapat digunakan untuk Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

85 melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya. Layanan reponsif diberikan kepada siswa yang selama mengikuti pelayanan dasar cenderung masih memiliki pemahaman yang kurang terhadap pentingnya memiliki kemampuan komunikasi interpersonal. Bentuk layanan yang dilakukan oleh guru BK melalui pendekatan krisis atau kuratif dengan strategi yang digunakan yaitu konseling kelompok. Materi yang dikembangkan berdasarkan indikator-indikator pada aspek komunikasi interpersonal dengan tingkat pencapaian yang dianggap memerlukan layanan ini, yaitu: 1) Mampu mendengarkan dan ikut merasakan yang diceritakan dan dialami teman, 2) Kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana yang bersifat mendukung, dan 3) Bersedia mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia merubah posisi apabila keadaan. 3. Layanan Perencanaan Individual Layanan perencanan individual ialah layanan yang memiliki fokus untuk membantu siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 yang berada kategori tinggi dalam membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana untuk mempertahankan kemampuan komunikasi interpersonalnya. Tujuan dari layanan perencanaan individual adalah membantu siswa agar memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya memiliki kemampuan komunikasi interpersonal, dan menyadari dampak yang ditimbulkan jika tidak memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Fokus pengembangan layanan perencanaan individual mencakup : a. Jangka Pendek 1) Rencana melakukan kegiatan-kegiatan yang rutin positif dalam rangka mencari kesibukan melalui sejumlah aktivitas yang bermanfaat. 2) Rencana melakukan budaya 5S (sapa, senyum, salam, sopan, dan santun) yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari bertujuan untuk melatih komunikasi positif antar siswa. 3) Rencana kerjasama dengan pelatih ekstrakurikuler untuk memasukan materi mengenai pengembangan diri dalam materi ekstrakurikuler. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa