1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum dan berperan sebagai faktor utama pembangunan. Untuk itu air perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi manusia serta mahluk hidup lainnya. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa air memiliki peran yang sangat strategis dan harus tetap tersedia dan lestari, sehingga mampu mendukung kehidupan dan pelaksanaan pembangunan dimasa kini maupun dimasa mendatang. Indonesia negara kepulauan, tidak bisa dipisahkan dengan air. Potensi sumberdaya pesisir dan lautan tersebar di sekitar 13.487 buah pulau dan 95.181 km panjang pantai di kepulauan Indonesia. Pulau-pulau ini mempunyai nilai penting dari sisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan pertahanan keamanan Indonesia. Tiga belas ribu lebih pulau tersebut disatukan oleh 3,1 juta km 2 perairan teritorial. Sumber air berasal dari gunung, sungai, danau dan laut. Banyak kota yang dibangun didekat sumber-sumber air tersebut, hampir 300 kabupaten dan kotamadya dari 472 tersebar di pesisir, sisanya berada di daerah aliran sungai dan pegunungan. Selain memiliki kelebihan strategis, pulau kecil juga memiliki kekurangan, salah satunya adalah keterbatasan air yang menjadi kendala dalam upaya pengembangan kegiatan di pulau kecil. Definisi sebuah pulau samudera pada dekade 70an oleh IHP-UNESCO dinyatakan sebagai pulau yang berukuran kurang dari 10.000 km 2. Namun karena alasan kepraktisan berdasar permasalahan yang dihadapi para peneliti air dari berbagai penjuru dunia maka ditetapkan dalam UU No.27/2007 untuk memakai nama pulau kecil yang didefinisikan sebagai pulau dengan ukuran luas kurang dari 2000 km 2. Selanjutnya ada pembagian jenis pulau yang lebih rinci menjadi pulau sangat kecil untuk pulau yang luasnya kurang dari 200 km 2. Sebagai salah satu sumberdaya alam, air di muka bumi tidak terdapat secara merata. Distribusi air dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi berbeda-beda menurut ruang dan waktu. Banyak daerah yang mempunyai potensi air yang cukup, tetapi tidak jarang dijumpai daerah-daerah yang mempunyai potensi air yang sangat kecil, bahkan pada waktu- waktu tertentu mengalami kekurangan air.
2 Ketersediaan sumber daya air di pulau kecil sangat rentan akibat perubahan kualitas air oleh intrusi air laut. Dalam UU No.7/2004 tentang Sumber Daya Air telah ditetapkan bahwa air di pulau kecil atau gabungan beberapa pulau kecil wajib dikelola sebagai satu kesatuan wilayah. Agar penyelamatan sumber daya air di sebuah wilayah sungai dapat berhasil, ditetapkan pola pengelolaan air yang lazim memakai kebijakan satu wilayah sungai, satu kebijakan, satu perencanaan pengelolaan. Menurut UU No.7/2004, sebuah wilayah sungai (WS) dapat terdiri dari satu atau gabungan dari beberapa pulau kecil. Dengan ketetapan ini berarti bahwa pulau-pulau kecil juga perlu dilengkapi dengan sebuah rencana pengelolaan air. Pertambahan penduduk yang tinggi diikuti dengan pertumbuhan ekonomi serta perkembangan industri yang banyak menggunakan lahan dan air menyebabkan kelangkaan air semakin meningkat. Sumber-sumber air tercemar karena limbah yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi dan industri, menyebabkan kualitas air yang bisa langsung dicerna dan dikonsumsi oleh penduduk semakin sedikit. Dibutuhkan suatu badan dan sistem pengelolaan dan penyediaan air baku untuk dikelola menjadi air bersih yang dapat didistribusikan kepada penduduk. Perkembangan Kota Tarakan sebagai pintu gerbang kedua Kalimantan Timur setelah Kota Balikpapan bagi lalu lintas pelayaran dan penerbangan menyebabkan daya tarik bagi masyarakat daerah sekitarnya sehingga menyebabkan kepadatan penduduk menjadi meningkat. Industri, dunia usaha dan masyarakat membutuhkan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Pulau Tarakan yang berbatasan dengan lautan mengakibatkan rentannya kondisi/kualitas air tanah maupun air permukaan. Rendahnya cakupan pelayanan air bersih menyebabkan industri dan masyarakat mengunakan air tanah sehingga terjadi penurunan muka air tanah bahkan penurunan muka tanah di beberapa tempat di Pulau Tarakan. Kompleksitas permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian model penyediaan air bersih berkelanjutan di pulau kecil dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan kompleksitas permasalahan tersebut maka Kota Tarakan perlu memiliki strategi dalam penyediaan air bersih.
3 Gambar 1 Kompleksitas permasalahan 1.2 Tujuan Tujuan utama penelitian ini adalah membangun model penyediaan air bersih berkelanjutan di pulau kecil dengan lingkup studi Kota Tarakan. Guna mencapai tujuan tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan berbagai kajian yang akan mendukung penelitian, yaitu: a) Menganalisis kebutuhan air bersih untuk sektor domestik, perhotelan dan industri. b) Menganalisis ketersediaan air bersih berdasarkan pelayanan PDAM dan air bersih alami melalui imbuhan air tanah. c) Menganalisis tingkat keberlanjutan penyediaan air bersih. d) Merancang bangun strategi penyediaan air bersih. e) Merancang bangun suatu model penyediaan air bersih berdasarkan pendekatan sistem dengan memperhatikan aspek lingkungan fisik dan sosial, teknologi, kelembagaan, aspek keuangan, tingkat pelayanan dan efisiensi pengelolaan. 1.3 Kerangka Pemikiran Pulau Tarakan sebagai salah satu wilayah kepulauan hingga saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan diberbagai sektor. Dalam proses
4 melaksanakan pembangunan yang bertujuan untuk pengembangan daerah perkotaan, pemerintah Kota Tarakan dalam hal ini sebagai pemrakarsa kegiatan menghadapi beberapa kendala atau permasalahan dalam pelaksanaan program tersebut. Beberapa kendala atau permasalahan yang hingga kini memerlukan pemecahan baik secara pendekatan persuasif maupun dengan mengadakan kegiatan fisik, antara lain : a) Tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dalarn kurun waktu yang sangat pendek dengan penyebaran di wilayah kota yang tidak merata. b) Masih terdapat daerah pemukiman penduduk yang dibawah standar (kumuh) dalam jumlah dan luas yang cukup besar. c) Penyediaan sarana dan prasarana kota yang masih belum seimbang dengan jumlah penduduk. d) Kurang koordinasi antara pihak-pihak terkait dalam hal ini pemerintah daerah dalam merumuskan suatu kegiatan pembangunan dan pengembangan kota. e) Sumber daya manusia. Dengan meningkatnya pertumbuhan perekonomian dan bidang lainnya maka memacu pertumbuhan penduduk di Kota Tarakan tersebut. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Tarakan sudah tentu kebutuhan akan air bersih untuk masyarakat semakin meningkat. Kebutuhan akan air bersih adalah kebutuhan pokok bagi masyarakat Kota Tarakan sehingga pemerintah sudah seharusnya menyediakan kebutuhan akan air baku untuk masyarakat Kota Tarakan guna mendukung kesejahteraan masyarakat Kota Tarakan. Diantara pulau-pulau kecil, baik di Indonesia bagian Timur maupun Barat, penyediaan air bersih baik di musim kemarau maupun di musim hujan masih merupakan persoalan yang sulit dan harus segera ditangani. Persoalan ini semakin kompleks apabila penyediaan air dikaitkan dengan rencana pengembangan wilayah terpadu yang meliputi daerah permukiman, daerah kegiatan industri, perdagangan, lalu lintas maritim, hankamnas dan lainnya. Strategi pengelolaan pulau kecil harus diupayakan agar sumber daya air yang tersedia tidak akan dipakai melebihi batas daya dukungnya. Permasalahan ini mempunyai aspek yang kompleks dan unik karena kondisi alam dan dinamika sosial, ekonomi dan lingkungan setempat. Perhatian pemerintah Indonesia kepada masalah sumber daya air sebenarnya telah cukup besar namun saat ini masih terkonsentrasi di pulau-
5 pulau besar berpenduduk padat. Hal tersebut tercermin dari banyaknya instansi atau lembaga yang menangani permasalahan air. Namun penanganan khusus sumber daya air di pulau-pulau kecil yang berada di lingkungan lautan dan samudra dirasakan masih belum cukup memadai. Hal tersebut menunjukkan akumulasi permasalahan pengelolaan sumber daya air yang memerlukan penanganan segera secara terintegrasi dan simultan. Penanganan terhadap permasalahan krusial tersebut selama ini masih dilakukan secara parsial tanpa sistem yang terkoordinasi dengan baik, sehingga mengakibatkan tidak tercapainya solusi yang holistik dan berkelanjutan (sustainable). Penanganan permasalahan pengelolaan sumber daya air tersebut membutuhkan pendekatan sistem, kebijakan/regulasi, teknologi dan dukungan pembiayaan. Kerangka pemikiran penelitian model pengelolaan air bersih di Kota Tarakan dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan kondisi dan permasalahan tersebut di atas, maka perlu dikembangkan suatu model terintegrasi yang meliputi prosedur perencanaan, pengembangan sistem dan teknologi pengolahan air bersih, serta kelembagaan, pembiayaan, dan peran serta masyarakat. Gambar 2 Kerangka Pemikiran
6 1.4 Perumusan Masalah Kawasan pesisir dan pulau kecil yang dicirikan dengan tingkat pembangunan yang pesat dan pertumbuhan penduduk yang tinggi, air bersih merupakan barang yang langka dan mahal. Karena selain disebabkan oleh semakin tingginya kebutuhan akan air, juga terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air. Penggunaan air di kawasan perkotaan di pulau kecil antara lain adalah untuk air minum (permukiman), industri, usaha perkotaan (perdagangan/pertokoan), transportasi dan lainnya. Melihat besarnya peran dan fungsi air serta untuk mengantisipasi semakin tingginya kebutuhan air khususnya air bersih di pulau kecil, maka perencanaan sumber daya air harus mendapat perhatian yang serius. Karena perencanaan sumber daya air merupakan salah satu faktor utama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih di pulau kecil. Pada saat ini dipastikan kinerja pelayanan air bersih di pulau kecil masih sangat kurang terutama di kawasan kota. Jika dicermati ada beberapa permasalahan besar yang terkait dengan perencanaan air di pulau kecil, seperti : (1) sumber air baku untuk air bersih di pulau kecil mengalami penurunan baik kualitas dan kuantitas, (2) kebutuhan air yang terus meningkat sejalan dengan peningkatan pembangunan dan pertumbuhan penduduk, (3) rendahnya cakupan pelayanan air bersih, kinerja pengelolaan sistem air bersih yang menurun akibat tingginya kebocoran, (4) biaya operasional dan umur instalasi, dan (5) alih fungsi lahan yang menyebabkan lahan untuk konservasi air semakin sedikit. Dengan demikian diperlukan kajian mendalam mengenai model penyediaan air bersih di pulau kecil secara berkelanjutan. Beberapa pertanyaan penelitian yang merupakan inti permasalahan penyediaan air bersih pulau kecil adalah : 1) Bagaimana kondisi dan potensi air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk penyediaan air bersih di pulau kecil? Apakah sumber air baku tersebut layak dan cukup? 2) Bagaimana sarana penyediaan air bersih yang paling cocok untuk pulau-pulau kecil? 3) Model penyediaan air bersih yang bagaimanakah yang tepat di pulau kecil? Berapa investasinya? Serta bagaimana kebijakan pengelolaannya sehingga bisa berkelanjutan? Perumusan masalah penelitian model pengelolaan air bersih pada pulau kecil di Kota Tarakan dapat dilihat secara sistematis pada Gambar 3.
7 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi berupa konsep model penyediaan air bersih di pulau kecil. Penelitian ini secara praktis bermanfaat: 1) Sebagai alternatif pemecahan masalah dalam penyediaan air bersih di pulau kecil secara komprehensif. 2) Sebagai usulan bagi stakeholder dalam membuat strategi dalam perencanaan penyediaan air bersih di pulau-pulau kecil. Gambar 3 Perumusan Masalah 1.6 Kebaruan (novelty) Penelitian penyediaan dan pengelolaan air bersih di pulau kecil belum pernah dilakukan dengan pendekatan sistem secara menyeluruh dengan melibatkan aspek lingkungan (pengembangan sumber air baku), aspek ekonomi (tarif air bersih yang layak), aspek teknologi (pengembangan teknologi instalasi air bersih skala mikro), aspek hukum-kelembagaan (pengembangan kelembagaan air bersih) dan aspek sosial (peningkatan pelayanan air bersih masyarakat). Berdasarkan hal tersebut, kebaruan dari penelitian ini adalah dihasilkannya rekomendasi kebijakan penyediaan air bersih di pulau kecil khususnya Kota Tarakan.