III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Ternak yang digunakan untuk penelitian adalah bibit sapi Pasundan berumur 18-24 bulan dan lebih dari 24 bulan. Penentuan umur dilakukan berdasarkan catatan kelahiran dan pendugaan berdasarkan kondisi gigi seri. Ternak yang diamati sebanyak 15 ekor jantan dan 72 ekor betina yang berada di Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan (BPPIB) Ternak Sapi Potong, Ciamis di Desa Cijeungjing, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Tabel 1. Penentuan Umur Ternak Sumber : (SNI 7651.6:2015).
16 3.1.2 Peralatan Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian: 1. Tongkat ukur (Caliper) dalam satuan (cm) dengan ketelitian 0,1 cm, digunakan untuk mengukur tinggi pundak dan panjang badan. 2. Pita rondo dalam satuan (cm) dengan ketelitian 0,1 cm, digunakan untuk mengukur lingkar dada. 3. Kamera, untuk mengambil foto ternak sapi agar dapat mengetahui bentuk tubuh, warna dan untuk dokumentasi pada saat penelitian. 4. Format pengumpulan data ukuran-ukuran tubuh, bentuk tubuh dan warna ternak sapi. 5. Microsoft Excel, digunakan untuk mengolah data yang didapat dari hasil pengumpulan dan pengolahan data. 6. Alat tulis kerja (ATK), untuk mencatat hasil pengukuran dan mencatat kegiatan yang telah dilakukan di lapangan. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Prosedur Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian (Syah, 2010). Pengambilan data dilakukan berdasarkan Balitbang Pertanian (2011) yakni, kriteria ternak dalam kondisi bersikap tenang, berbulu halus serta bersih, dan lincah di Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan (BPPIB) Ternak Sapi Potong, Ciamis, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan metode Deskriptif Analitik. Metode Deskriptif Analitik adalah suatu metode yang
17 berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiono, 2009). 3.2.2 Peubah yang Diamati Peubah yang diamati terdiri atas sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Sifat kualitatif berupa warna tubuh dominan, tanda pada bagian tubuh. Sifat kuantitatif berupa, umur, ukuran-ukuran tubuh seperti tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengukuran yang mengacu kepada SK Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 1051/Kpts/SR.120/10/2014 mengenai sapi Pasundan, sebagai berikut : 1) Sifat Kualitatif a. Warna tubuh Tubuh sapi Pasundan memiliki warna dominan merah bata, terdapat warna putih pada bagian pelvis dan keempat kaki bagian bawah (tarsus dan carpus). Terdapat garis belut atau garis punggung sepanjang punggung dengan warna lebih tua daripada warna dominan. Hidung berwarna hitam dan ujung ekor berwarna hitam. 1. Warna tubuh dibagi atas warna merah bata, krem, cokelat, dan hitam Warna tubuh merah bata Warna tubuh cokelat
18 Warna tubuh krem Warna tubuh putih Warna Tubuh Hitam Ilustrasi 1. Warna Tubuh Pada Sapi Pasundan 2. Ada tidaknya warna putih pada kaki. Ilustrasi 2. Warna Kaki Pada Sapi Pasundan
19 3. Ada tidaknya warna putih pada pantat. Ilustrasi 3. Warna Putih Pada Pantat Sapi Pasundan 4. Ada tidaknya garis belut. Ilustrasi 4. Garis Belut Pada Sapi Pasundan b. Bentuk Sapi Pasundan memiliki bentuk tubuh segi empat, memiliki bentuk tanduk yang pendek namun bervariasi dari yang kecil hingga yang besar. Sapi Pasundan ada yang bergelambir atau gumba dan tidak gelambir atau gumba. 1. Ada Tidaknya Gelambir Ilustrasi 5. Gelambir Pada sapi Pasundan
20 2. Klasifikasi Bentuk Tanduk. Tidak Bertanduk Pendek ke Atas Pendek Pendek Ke Bawah Panjang Ke Atas Panjang Ke Bawah
21 Panjang Ke Belakang Pendek Ke Samping Panjang Ke Samping Ilustrasi 6. Klasifikasi Bentuk Tanduk Sapi Pasundan 2) Sifat Kuantitatif a. Tinggi Pundak Mengukur jarak dari permukaan yang rata sampai bagian tertinggi pundak melewati bagian scapulla secara tegak lurus, menggunakan tongkat ukur. b. Panjang badan Mengukur jarak dari bongkol bahu (tuberositas humeri) sampai ujung tulang duduk (tuber ischii), menggunakan tongkat ukur.
22 c. Lingkar Dada Mengukur jarak dengan melingkarkan pita ukur pada bagian dada di belakang punuk. Ilustrasi 7. Cara Pengukuran Tubuh Sapi Pasundan Sumber : (SNI 7651.4:2015). Keterangan : (a)tinggi Pundak. (b) Panjang Badan. (c) Lingkar dada. 3.2.3 Analisis Data Data karakteristik yang telah didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yang meliputi: nilai minimum, nilai maksimum, rata rata, ragam, simpangan baku, dan koefisien variasi (Sudjana, 2005).
23 1. Sifat Kualitatif Data sifat kualitatif yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Frekuensi Relatif = Σ Sifat A x 100% N Keterangan : A = Salah satu sifat kualitatif pada sapi yang diamati. N = Total populasi sapi yang diamati. 2. Sifat Kuantitatif 1) Nilai Minimum Nilai minimum adalah nilai terendah dari suatu populasi. 2) Nilai Maksimum NIlai maksimum adalah nilai tertinggi dari suatu populasi. 3. Rata-rata/Mean (µ) Rata-rata hitung untuk data yang terdapat dalam sebuah populasi dihitung dengan cara membagi jumlah nilai data oleh banyaknya data. Keterangan : µ = Rata-rata = Jumlah nilai data N = Jumlah data populasi 4. Simpangan Baku ( Merupakan rata-rata jarak penyimpangan titik-titik data diukur dari nilai rata-rata dari populasi.
24 Keterangan: N = simpangan baku populasi. = jumlah data. = titik tengah kelas ke -i. = rata-rata populasi. 5. Koefisien Variasi (KV) Digunakan untuk mencari keseragaman dalam populasi. KV = σ μ x100% Keterangan: KV = Simpangan baku. = Rata-rata populasi. (Sudjana, 2005). = Koefisien Variasi