BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berkaitan dengan pembangunan

ABSTRAK. Kata Kunci : pengenaan, pemotongan pajak penghasilan pasal 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan

Kata Kunci: Perhitungan, penyetoran, dan pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dimana pendapatan terbesar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) yang mampu berperan sebagai tenaga yang terampil, kritis dan siap untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

: Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 23 atas Jasa Sewa Kendaraan pada PT. Amico ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

BAB I PENDAHULUAN. masalah pembiayaan yang akan dibutuhkan dalam proses pembangunan tersebut. Salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. warga negara dalam membiayai keperluan pembangunan nasional.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan

BAB III PEMBAHASAN TENTANG PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 ATAS WAJIB PAJAK BADAN.

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment

BAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. selalu melakukan pembangunan guna kemajuan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah salah satu Negara. berkembang yang bertujuan untuk menjadi negara maju di masa yang akan

Prosedur Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) 23 Atas Sewa dan Jasa Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Tanjung Priok

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan realisasi penerimaan pajak untuk beberapa

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari pajak juga perlu ditingkatkan karena pajak merupakan

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

ANALISIS PENERAPAN PEMOTONGAN DAN PENYETORAN SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 26 TAHUN (STUDI KASUS: PERUM PERURI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 1 Undang-Undang No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bisa ditarik apa yang telah dibahas dan dianalisis oleh penulis dalam skripsi ini

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. hidup rakyat, dan untuk memajukan bangsa. Pengeluaran-pengeluaran negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Telah diketahui pada umumnya negara yang memiliki administrasi. saat ini bertumpu pada pajak dalam membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya

Judul : Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Nama : Gusti Ayu Dwi Antari NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007

EVALUASI MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT.HUTAMA KARYA (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dan pertumbuhan perekonomian perlu melakukan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 5/PJ/2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar dibandingkan penerimaan

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

PPh Pasal 21. Maksud. Dasar Hukum. Objek Pemotongan Pemotong PPh Pasal 21. Bukan Pemotong PPh Pasal 21. Penerima Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara

BAB IV PEMBAHASAN. (PERSERO) JASA MANAJEMEN KONSTRUKSI area Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

Kata kunci:pph Final Pasal 4 ayat (2) atas Sewa Tanah dan Bangunan, Tata CaraPerhitungan, Penyetoran dan Pelaporan serta Pemungutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung dan digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran negara yang

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang Dasar Negara 1945 dan berasaskan Pancasila. Sekarang ini setiap Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) kehidupan masyarakat khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dana untuk pembiayaan pembangunan guna mencapai tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kemakmuran rakyatnya secara adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun diubah/disempurnakan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. wujud pelayanan pemerintah kepada masyarakat. berasal dari iuran rakyat yang berdasarkan Undang Undang (dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008

BAB I PENDAHULUAN. tangga dimana mengenal sumber penerimaan dan pos pos pengeluaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pajak memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat potensial. Penerimaan dari hasil pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berkaitan dengan pembangunan yang dilakukan pemerintah untuk kebutuhan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pajak merupakan iuran wajib yang dipungut dari Warga Negara Indonesia yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang. Untuk mendukung berjalannya pembangunan di Indonesia dibutuhkan peran serta dan kesadaran masyarakat tentang kewajiban membayar pajak, karena pada akhirnya hasil penerimaan pajak dari masyarakat juga akan digunakan untuk kepentingan masyarakat. Sehingga fungsi dari diberlakukannya pajak adalah untuk pencapaian peningkatan ekonomi suatu negara. Sehingga pajak merupakan alternatif yang sangat potensial sebagai sumber penerimaan negara. Direktur Jenderal Pajak (DJP) berusaha meningkatkan penerimaan pajak diantaranya dengan cara meningkatkan jumlah Wajib Pajak (WP) terdaftar secara terus menerus dan dengan melakukan reformasi kebijakan perpajakan (Tax Reform). Bentuk pembaharuan yang sangat mendasar dari Tax Reform tahun 1983 adalah perubahan sistem pemungutan pajak dari sistem WP bersifat pasif (official assessment) ke sistem WP bersifat aktif (self assessment) yaitu yang memberikan kepercayaan dan tanggung jawab yang besar kepada WP untuk menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri kewajiban perpajakannya dalam bentuk Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak. Kenyataannya dalam praktik sehari-hari, banyak orang atau badan yang menggunakan jasa perhitungan dan konsultasi seperti Kantor Konsultan Pajak (KKP) atau Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk melakukan kewajiban perpajakannya. Hal ini dikarenakan tidak semua WP memahami dengan benar 1

2 bagaimana mekanisme penghitungan, penyetoran dan pelaporan pajak, seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Ekspor, Bea Cukai, Pajak Penjualan Barang Mewah, Pajak Pertambahan Nilai serta jenis pajak lainnya. Salah satu jenis Pajak Penghasilan adalah Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23. PPh Pasal 23 merupakan pajak yang dikenakan pada penghasilan atas modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. Umumnya penghasilan jenis ini terjadi saat adanya transaksi antara dua pihak. Pihak yang menerima penghasilan atau penjual atau pemberi jasa akan dikenakan PPh pasal 23. Pihak pemberi penghasilan atau pembeli atau penerima jasa akan memotong dan melaporkan PPh pasal 23 tersebut kepada kantor pajak. Tarif pajak untuk dividen, bunga, royalti, hadiah dan penghargaan sebesar 15 %, serta 2 % dibebankan pada jenis penghasilan lainnya. Bagi Wajib Pajak yang tidak ber-npwp akan dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 23. Penghasilan lainnya yang dipotong pajak antara lain sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah dan/atau bangunan. Kemudian berupa imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi dan jasa konsultan. Serta imbalan jasa lainnya yang diatur dalam PMK 244/PMK.03/2008 tentang jenis jasa lain yang dimaksud dalam PPh pasal 23. PT Mentari merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha jasa Freight Forwarding. Perusahaan ini melakukan kegiatan usaha yang mewakili kepentingan pemilik untuk mengurus semua/sebagian kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut, dan/atau udara sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya. Penerapan sistem pemungutan pajak self assessment yang berlaku di Indonesia mengharuskan PT Mentari untuk melakukan penghitungan dan penyetoran pajak terutang serta dalam pelaporan kembali SPT PPh Pasal 23 sesuai dengan ketentuan perpajakan. Kenyataanya PT Mentari menggunakan jasa konsultasi dan perhitungan di salah satu Kantor Konsultan Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

3 Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui kewajiban perpajakan PT Mentari atas PPh Pasal 23 atas jasa freight forwarding, penulis bermaksud membuat laporan Tugas Akhir dengan mengambil judul: MEKANISME PENGHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 23 ATAS JASA FREIGHT FORWARDING. 1.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup pembahasan Tugas Akhir ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 atas jasa freight forwarding. Penyusunan laporan Tugas Akhir ini akan dilakukan pembatasan terhadap hal-hal yang akan dibahas. Hal ini dilakukan untuk membatasi ruang lingkup penelitian serta uraian pembahasannya agar tidak menyimpang dari judul penelitian. Ruang lingkup pembahasan masalah meliputi beberapa bagian yaitu: 1. Pemahaman dasar tentang pajak 2. Landasan teori tentang PPh Pasal 23 3. Dasar hukum PPh Pasal 23 4. Tata Cara penghitungan dan pengkajian Pajak Penghasilan Pasal 23 atas jasa freight forwarding. 5. Proses bisnis atas jasa freight forwader 6. Tata cara pengisian Surat Setoran Pajak (SSP) atas PPh Pasal 23. 7. Mekanisme penyetoran dan pelaporan SPT Masa PPh Pasal 23. 8. Sanksi jika terjadi terlambat atau tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)

4 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan 1.3.1 Tujuan Penulisan Kegiatan praktik lapangan yang dilakukan di Kantor Budy Santoso Consulting Tax and Management banyak memberikan ilmu tentang penghitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 atas jasa freight forwarding. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui gambaran umum mengenai PPh Pasal 23 atas jasa freight forwarding. 2. Mengetahui tata cara penghitungan PPh pasal 23 Badan lebih jelas dan rinci atas jasa freight forwarding. 3. Mengetahui tata cara pengisian formulir SSP atas PPh pasal 23 atas jasa freight forwarding dengan benar. 4. Mengetahui mekanisme sistem penyetoran dan pelaporan SPT Masa PPh pasal 23 atas jasa freight forwarding. 5. Mengetahui sanksi yang dikenakan kepada WP jika terlambat atau tidak melapor SPT 6. Mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam mekanisme penghitungan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 23 atas jasa freight forwarding. 1.3.2 Kegunaan Penulisan Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, diharapkan penulisan ini dapat berguna bagi: 1. Bagi Mahasiswa Penulisan laporan ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai penerapan peraturan perundang-undangan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 khususnya tentang mekanisme penghitungan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 23 atas jasa freight forwarding, serta menambah pengetahuan yang bisa

5 digunakan sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja sesungguhnya. 2. Bagi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Penulisan laporan ini sebagai tambahan referensi mengenai mekanisme penghitungan dan penyetoran pajak terutang serta pelaporan SPT Pajak Penghasilan Pasal (PPh) 23 atas jasa freight forwarding, yang diharapkan dapat menambah informasi tentang pembelajaran berdasarkan kasus nyata di lapangan kerja. 3. Bagi Pihak Lain Penulisan laporan ini sebagai wawasan atau tambahan informasi kepada masyarakat untuk mengetahui dengan benar cara penghitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) khususnya pada Pasal 23 atas jasa freight forwarding. Laporan ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap kewajiban perpajakannya. 1.4 Metode Pengumpulan Data 1.4.1 Jenis jenis Data Penyusunan Tugas Akhir ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Adapun jenis jenis data tersebut meliputi: 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperolehpeneliti secara langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer ini diperoleh penulis secara langsung dengan cara interview. Interview dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan karyawan yang berada di Kantor Budy Santoso Consulting mengenai penghitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 atas jasa freight forwarding. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber yang yang sudah ada. Data ini diperoleh dari dokumen resmi pihak Kantor

6 Budy Santoso Consulting Tax and Management Semarang yang ada hubungannya dengan penulisan Laporan Tugas Akhir ini khususnya mengenai Pajak Penghasilan Pasal 23 atas jasa freight forwarding. 1.4.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah: a. Metode Wawancara (Interview) Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan mengajukan pertanyaan langsung kepada responden untuk memperoleh informasi verbal dari responden (Hendryadi, 2007). Penulis mengajukan pertanyaan kepada supervisor dan karyawan Budy Santoso Consulting Tax and Management Semarang. Pertanyaan disusun secara sistematis berdasarkan pada tujuan laporan. Pengumpulan data melaui wawancara digunakan untuk mendukung hasil laporan secara kuat dan baik. b. Metode Pengamatan (Observasi) Metode pengumpulan data dengan cara mengamati (perilaku bukan perilaku dari) subyek penelitian dan merekam jawabannya untuk dianalisis (Hendryadi, 2007). Observasi ini dilakukan dengan cara melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Praktik di Kantor Budy Santoso Consulting. Metode ini dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu : 1. Sebelum pengumpulan data, bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian, sehingga dapat disusun daftar pertanyaan yang sesuai. 2. Sesudah pengumpulan data, bertujuan untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenaran data atau informasi yang telah dikumpulkan/wawancara yang telah dilakukan. c. Metode Studi Pustaka Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari

7 peneliti sebelumnya (Hasan, 2004). Metode tersebut dilakukan guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca dan dikaji, dan dicatat dan dimanfaatkan. Sumber-sumber informasi tersebut meliputi: buku-buku pedoman, referensi umum dan khusus, buku petunjuk, laporan-laporan penelitian, dan jurnal. 1.5 Sistematika Penulisan Penulis menyajikan hasil penulisan Tugas Akhir yang telah disusun sedemikian rupa dengan tujuan agar dapat dipahami dengan mudah. Adapun sistematika penulisan tugas akhir adalah: BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang Latar Belakang Pemilihan Judul, Ruang Lingkup, Tujuan dan Kegunaan Penulisan, Jenis-jenis Data, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan. BAB II : Gambaran Umum Kantor Budy Santoso Consulting Tax And Management Semarang Bab ini berisi Sejarah Kantor Budy Santoso Consulting Tax and Management, Visi dan Misi, Logo Kantor, Ruang Lingkup, Tata Nilai Kantor, Struktur Organisasi dan Tugas Pokok. BAB III : Pembahasan Tentang Mekanisme Penghitungan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jenis Jasa Lain (Freight Forwarding) Bab ini berisi tentang Definisi Pajak, Fungsi Pajak, Unsur Pokok Pajak, Syarat Pemungutan Pajak, Jenis Pajak, Sistem Pemungutan Pajak, Subjek Pajak Penghasilan, Objek Pajak Penghasilan, Surat Pemberitahuan Pajak, Definisi PPh Pasal 23 atas jasa freight forwarding, Dasar Hukum PPh Pasal 23 atas jasa freight forwarding, Proses Bisnis Atas Jasa Freight Forwader, Dasar Penghitungan PPh Pasal 23, Tarif Pajak Penghasilan Wajib atas jasa freight forwarding, Tata Cara Penghitungan dan

8 BAB IV Pengkajian PPh Pasal 23 atas jasa freight forwarding, Mekanisme Penyetoran dan Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 23, Tata Cara Pengisian Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 23, Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan SPT, Solusi Mengurangi Keterlambatan WP dalam Penyetoran dan Pelaporan SPT PPh Pasal 23 pada Budy Santoso Consulting. : Penutup Bab ini merupakan bagian akhir dari Penulisan Laporan Tugas Akhir yang berisi kesimpulan yang diuraikan pada Bab III.