PROYEKSI PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN SIAK

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. umum disebabkan dua faktor, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Ngawi merupakan kabupaten penghasil beras keempat terbesar

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

repository.unisba.ac.id BAB III METODOLOGI

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

KE-2) Oleh: Supadi Valeriana Darwis

DAMPAK POLA PENGGUNAAN LAHAN PADA DAS TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR LAMPUNG SELATAN

Kajian Alih Fungsi Lahan Pertanian terhadap Swasembada Beras di Kabupaten Bekasi

Konversi Lahan Sawah Berbasis Perubahan Penutup Lahan Citra Multiwaktu di Kota Langsa Iswahyudi 1, Abdurrachman 2 1

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

DAMPAK DAN STRATEGI PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN UNTUK KETAHANAN PANGAN DI JAWA TENGAH

Gambar 2. Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

ANALISA DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK PENYEDIAAN PANGAN DI WILAYAH JAWA TIMUR BAGIAN TENGAH

BIMBINGAN TEKNIS PENGUMPULAN DATA NERACA LAHAN BERBASIS PETA CITRA

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian sebagai Upaya Sinergis Program Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) menjadi isu penting

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS DI KABUPATEN GRESIK

Analisis Penghitungan Pencapaian Swasembada Pangan Pokok di Provinsi Maluku

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

PENDAHULUAN. mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia saat ini tengah menghadapi sebuah kondisi krisis pangan seiring

PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PERTANAHAN

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU : KASUS PETANI DI DESA KUNGKAI BARU

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa, dan Andi Ishak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

METODE. - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan b. Data NBM tahun (sekunder)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU

SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH

Mempertahankan Tanah Agraris

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

ANALISIS TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA PADANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang penting yaitu sebagian besar penggunaan lahan. Pertanian di Indonesia dapat berjalan dengan baik karena didukung adanya

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

PROSPEK TANAMAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam beragam bentuk, maksud, dan tujuan. Mulai dari keluarga, komunitas,

PENDAHULUAN Latar Belakang

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAJIAN LEGISLASI LAHAN DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN

KEBIJAKAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) 1

Kajian. Hasil Inventarisasi LP2B. Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: C-52

ANALISIS TINGKAT KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

Transkripsi:

Proyeksi Bakkareng, Penggunaan A. Wirdhana Lahan S., Pertanian Biowallacea, Berkelanjutan Vol. 4 (2), Hal Kabupaten : 611-616, Konawe Oktober, Kepulauan 2017 611 PROYEKSI PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN Sitti Wirdhana Ahmad Bakkareng* Jurusan Biologi FMIPA Universitas Halu Oleo Kendari *Email : wirdhanaaxtalora@yahoo.com, wirdhana.ahmad@uho.ac.id ABSTRAK Jumlah penduduk yang terus mengalami peningkatan signifikan akan mengancam terjadinya alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Konawe Kepulauan. Diperlukan analisis kebutuhan lahan sawah agar potensi lahan pertanian tidak dialihfungsikan. Hasil analisis menunjukkan, bahwa kebutuhan luas panen dan kebutuhan luas tanam di Kabupaten Konawe Kepulauan sampai tahun 2025 masing-masing 213,7 Ha dan 215,2 Ha, yang tersebar pada enam (6) Kecamatan di Konawe Kepulauan. Kata Kunci : Jumlah Penduduk, Kebutuhan luas tanah, kebutuhan luas panen, Konawe Kepulauan. ABSTRACT The number of the significantly increasing of people will be threatening the agricultural conversion in Konawe Kepulauan. It is needed an analysis as of the agricultural potential is not converted to non agricultural. The result shows that the harvested area and planting area in Konawe Kepulauan until 2025 are 213,7 Ha and 215,2 Ha. It is spread in six districts of Konawe Kepulauan Keywords : Number of Population, planting area, harvested area, Konawe Kepulauan. PENDAHULUAN Lahan pertanian pangan merupakan bagian dari lahan fungsi budidaya. Keberadaanya sangat penting dalam menyokong kedaulatan pangan baik untuk memenuhi kebutuhan wilayahnya maupun untuk dijual ke luar wilayahnya (Christina, 2009). Seiring pertumbuhan penduduk yang cukup cepat, keberadaan lahan pertanian terancam untuk kebutuhan lain seperti perumahan, industri dan sebagainya. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan betapa pentingnya mengalokasikan lahan untuk pertanian pangan secara abadi dan dikuatkan oleh Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B). Kabupaten Konawe Kepulauan merupakan Daerah Otonom Baru, memiliki potensi sumberdaya pertanian, diantaranya sumberdaya alam (natural resource), sumberdaya manusia (human resource) dan sumberdaya buatan (manmade resource). Terdapat potensi lahan, air, dan komoditas yang berpengaruh sangat besar dan baik bagi pengembangan sektor pertanian (Irawan,

Proyeksi Penggunaan Lahan Pertanian Berkelanjutan Kabupaten Konawe Kepulauan 612 2004; Kusumo, 2010). Luas wilayah sekitar ±1.513.98 km terdiri dari daratan ±867,58 km 2 (86.798 ha), luas perairan (laut) ± 646,40 km 2 atau 64.640 ha (4 mil laut) dan garis pantai 178 km 2, dengan luas sawah seluas 3.683 ha (BPS, 2016). Pada tahun 2010, jumlah penduduk tercatat sebanyak 28.980 jiwa dan pada tahun 2014 mencapai 31.183, dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 1,72% pertahun. Meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan pangan dan kebutuhan lahan akan meningkat yang akan mengancam terjadinya alih fungsi lahan pertanian (Krisnamurthi, 2008; Pasandaran, 2006). Oleh karena itu, dibutuhkan informasi kebutuhan lahan sawah akibat pertambahan jumlah penduduk serta membandingkannya dengan ketersediaan luas lahan sawah agar potensi lahan pertanian tidak dialihfungsikan, menggunakan bantuan citra dan kebutuhan pangan nasional. KONDISI GEOGRAFIS KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN Secara administratif, Kabupaten Konawe Kepulauan terdiri atas 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Wawonii Selatan, Wawonii Barat, Wawonii Tengah, Wawonii Tenggara, Wawonii Timur, Wawonii Utara, dan Wawonii Timur Laut. Kecataman terluas adalah Wawonii Tenggara dengan luas 147,00 km² (16,94%), sedangkan Wawonii Timur Laut merupakan kecematan paling kecil karena hanya seluas 90,58 km² (10,44%) dari total luas wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan masih berupa hutan primer dan sekunder (hutan lebat) mencapai 44% (BPS, 2016). Luas hutan tersebut menunjukkan bahwa keseimbangan ekosistem alam di wilayah ini masih memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam UU 20/2007 tentang ruang terbuka hijau uaotu 30% luas daerah aliran sungai. Penggunaan lahan yang juga cukup dominan adalah tipe penggunaan lahan untuk pertanian lahan kering dan pertanian lahan kering campur. Luas lahan terbesar ditempati oleh hutan Negara sebesar 58,41%, lahan yang tidak diusahakan sekitar 10,05%, sawah sekitar 6,32%, dan padang rumput sekitar 6,30% (Tabel 1). Tabel 1. Penggunaan Lahan di Kabupaten Konawe Kepulauan (Sumber: BPS Kabupaten Konawe Kepulauan, 2016) No. Penggunaan Lahan Luas (ha) % 2012 2013 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Tanah sawah 42,156 42,156 6.32 6.32 2 Pekarangan/tanah untuk bangunan dan 14,009 14,009 2.10 2.10 3 Halaman sekitarnya - - - -

Proyeksi Penggunaan Lahan Pertanian Berkelanjutan Kabupaten Konawe Kepulauan 613 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 4 Tegal/kebun 25,506 25,508 3.83 3.83 5 Ladang/huma 19,895 19,895 2.98 2.98 6 Padang rumput 42,975 42,024 6.45 6.30 7 Rawa yang tidak ditanami 10,567-1.59-8 Tambak, kolam, tebat, empang 4,843-0.73-9 Lahan yang sementara tidak diusahakan 66,975 66,975 10.05 10.05 10 Lahan tanaman kayu-kayuan hutan rakyat 26,550 26,550 3.98 3.98 11 Hutan Negara 336,924 389,410 50.54 58.41 12 Perkebunan 40,127 40,127 6.02 6.02 13 Lainnya 36,125 5.42 0.00 Jumlah 666,652 666,654 100 100 METODE Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: 1) tahap identifikasi dengan melakukan observasi langsung dan survey di lapangan; 2) pengumpulan data sekunder, berupa data jumlah penduduk, data eksisting guna lahan dan budidaya pertanian tanaman pangan, dan data pendukung budidaya tanaman pangan; 3) verifikasi citra satelit, yaitu pengolahan pada citra sebelum dilakukan analisis atau interpretasi citra; 4) Menghitung proyeksi Jumlah Penduduk, kebutuhan Pangan, kebutuhan Luas Panen, kebutuhan Luas Tanam, serta kebutuhan Lahan Baku Sawah. ANALISIS PROYEKASI KEBUTUHAN LAHAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep dalam Angka, 2016), yakni Dokumen Hasil Survei Luas Sawah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016 menunjukkan Kabupaten Konawe Kepulauan memiliki potensi lahan pertanian seluas 4.158 ha, terdiri dari lahan pertanian sawah irigasi teknis seluas 475 ha dan lahan pertanian bukan sawah (tegalan) seluas 3.683 ha (Gambar 1). Gambar 1. Peta Eksisting Lahan Pertanian di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2017

Proyeksi Penggunaan Lahan Pertanian Berkelanjutan Kabupaten Konawe Kepulauan 614 Analisis proyeksi kebutuhan lahan sawah digunakan untuk mengetahui kebutuhan lahan sawah dalam jangka waktu tertentu di wilayah tertentu. Proyeksi kebutuhan lahan sawah digunakan sebagai dasar penyusunan usulan perencanaan lahan pertanian pangan berkelanjutan sesuai dengan penyusunan RTRW Kabupaten Konawe Kepupauan. Kebutuhan lahan sawah ini dihitung untuk memenuhi kebutuhan pangan wilayahnya sendiri maupun kontribusi wilayah tersebut terhadap wilayah yang lebih luas. Standar konsumsi beras nasional yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 105,65 kg/kapita/tahun. Proyeksi Jumlah Penduduk atau Y(t) dihitung berdasarkan asumsi bunga majemuk dan mengacu pada RTRW Kabupaten Konawe Kepulauan. Kebutuhan Pangan (KP) adalah perkalian konsumsi beras per kapita dengan proyeksi jumlah penduduk pada tahun tertentu, KP=KB*Y(t)*62.74%, dengan KB adalah konsumsi beras (kg/kapita/tahun). KB atau konsumsi beras per kapita menggunakan standar yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu 105,65 kg/kapita/tahun. Nilai 62,74% adalah faktor konversi beras berdasarkan hasil survei susut panen dan pasca panen gabah beras kerjasama BPS dan Kementan tahun 2009. Kebutuhan Luas Panen (KLP) merupakan kebutuhan pangan dibagi dengan produktivitas, KLP= KP p, dengan p adalah produktivitas (ton/ha). Kebutuhan Luas Tanam (KT) adalah kebutuhan luas panen ditambah dengan luas resiko gagal panen, KT=KLP+LGB, dengan LGB merupakan Luas resiko gagal panen (Ha) yang dihitung berdasarkan asumsi nasional sebesar 1%. Kebutuhan Lahan Baku Sawah (KS) adalah luas tanam dibagi intensitas pertanaman, KS= KT Ip, dengan Ip adalah intensitas pertanaman. Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) pada hakekatnya adalah menetapkan suatu luasan lahan yang mampu mendukung ketahanan pangan khususnya pada aspek ketersediaan secara swasembada dengan mengandalkan pada produksi lokalnya. Sebelum menetapkan luasan lahan pertanian LP2B dengan proyeksi 8 tahun kedepan, perlu dipikirkan apakah pada luasan yang ditetapkan mampu mendukung produksi pertanian khususnya padi berdasarkan proyeksi jumlah konsumsi sampai pada tahun tersebut. Proyeksi kebutuhan LP2B Kabupaten Konawe Kepulauan,dari tahun 2017-tahun 2025, disajikan dalam Tabel 2. Berdasarkan hasil analisis proyeksi kebutuhan pangan (Kg) hingga tahun 2025 di Kabupaten Konawe Kepulauan sebesar 2.458.967,6 Kg dengan rata-rata produksi 0,7 ton/ha. Kebutuhan luas panen (KLP) yang merupakan perbandingan kebutuhan pangan dan produktivitas sebesar 213,7 ha. Kebutuhan luas tanam (KT) yang ditentukan berdasarkan kebutuhan luas panen dan luas resiko gagal panen sebesar 215,2 ha. Kebutuhan lahan pangan hingga tahun 2025 seluas 215,83 ha.

Proyeksi Penggunaan Lahan Pertanian Berkelanjutan Kabupaten Konawe Kepulauan 615 Tabel 2. Proyeksi Kebutuhan Lahan Sawah perkecamatan di Kabupaten Konawe Kepulauan Kecamatan Tahun KP (kg) p (ton/ha) KLP (ha) KT (ha) Ip KS (ha) Selatan Barat Tengah Timur Utara 2017 241.342,99 3,44 3,47 1 3,47 2018 244.524,66 3,48 3,52 1 3,52 2019 246.645,78 3,51 3,55 1 3,55 2020 249.761,16 3,56 3,59 1 3,59 2021 252.611,41 3,60 3,64 1 3,64 2022 255.660,51 3,64 3,68 1 3,68 2023 258.974,75 2024 262.222,71 3,69 3,74 3,73 3,77 1 1 3,73 3,77 2025 278.329,92 3,97 4,01 1 4,01 2017 496.406,94 70,92 71,62 1 71,62 2018 498.992,05 71,28 72,00 1 72,00 2019 504.095,98 2020 511.652,45 72,01 73,09 72,73 73,82 1 72,73 1 73,82 2021 518.877,49 74,13 74,87 1 74,87 2022 524.577,99 74,94 75,69 1 75,69 2023 531.537,89 2024 538.762,94 75,93 76,97 76,69 77,74 1 76,69 1 77,74 2025 544.529,71 77,79 78,57 1 78,57 2017 226.627,77 32,38 32,70 1 32,70 2018 231.864,27 2019 233.786,52 33,12 33,40 33,45 33,73 1 33,45 1 33,73 2020 237.631,04 33,95 34,29 1 34,29 2021 240.746,43 34,39 34,74 1 34,74 2022 244.524,66 2023 246.977,20 34,93 35,28 35,28 35,64 1 35,28 1 35,64 2024 251.086,86 35,87 36,23 1 36,23 2025 254.003,39 36,29 36,65 1 36,65 2017 212.376,53 2018 217.944,46 30,34 31,13 30,64 31,45 1 30,64 1 31,45 2019 219.999,28 31,43 31,74 1 31,74 2020 224.506,65 32,07 32,39 1 32,39 2021 227.025,47 2022 231.201,42 32,43 33,03 32,76 33,36 1 32,76 1 33,36 2023 233.521,39 33,36 33,69 1 33,69 2024 237.564,76 33,94 34,28 1 34,28 2025 239.089,31 2017 379.149,11 34,16 54,16 34,50 54,71 1 34,50 1 54,71 2018 387.699,85 55,39 55,94 1 55,94 2019 395.587,75 56,51 57,08 1 57,08 2020 399.962,54 2021 409.176,13 57,14 58,45 57,71 59,04 1 57,71 1 59,04 2022 416.467,46 59,50 60,09 1 60,09 2023 419.118,85 59,87 60,47 1 60,47 2024 424.289,07 2025 430.453,56 60,61 61,49 61,22 62,11 1 61,22 1 62,11 Total Kebutuhan Lahan Hingga Tahun 2025 (ha) 215,83

Proyeksi Penggunaan Lahan Pertanian Berkelanjutan Kabupaten Konawe Kepulauan 616 KESIMPULAN Kebutuhan luas panen dan kebutuhan luas tanam di Kabupaten Konawe Kepulauan sampai tahun 2025 masingmasing 213,7 Ha dan 215,2 Ha. Kebutuhan ini menjadi dasar penentuan LP2B Kabupaten Konawe Kepulauan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan atas dukungan data yang dibutuhkan dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Haluo Oleo yang telah memberikan fasilitas penelitian, sehingga dapat dilaksaksanakan sesuai harapan. DAFTAR PUSTAKA BPS, 2016. Kabupaten Konawe Kepulauan dalam Angka Tahun 2016. BPS Konawe Kepulauan. Christina, D. R., 2009.Identifikasi Lahan Potensial Untuk Mendukung Usulan Perencanaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Studi Kasus di Provinsi Jawa Barat). Thesis Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. Irawan, B., 2004. Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Forum Penelitian. Agro Ekonomi, Vol. 23 No. 1. Kusumo, 2010. Pemetaan Potensi Konversi Lahan Sawah dalam Kaitan Lahan Pertanian Berkelanjutan dengan Analisis Spasial, Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah IPB, Bogor. Krisnamurthi, B., 2008. Strategi Penanganan Krisis Sumberdaya Lahan untuk Mendukung Kedaulatan Pangan dan Energi, Proseding Seminar dan Lokakarya Nasional Strategi Penanganan Krisis Sumberdaya Lahan untuk Mendukung Kedaulatan Pangan dan Energi, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB. Bogor. Pasandaran, 2006. Alternatif Kebijakan Pengendalian Konversi Lahan Sawah Beririgasi di Indonesia, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Agricultural Research and Development Journal, Vol. 25, No. 4.