IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi dan Topografi Kecamatan Tebing Tinggi merupakan salah satu wilayah adminitrasi Kabupaten Kepulauan Meranti, Selat Panjang merupakan Ibukota Kabupaten dengan luas wilayah adalah ± 83,3 km 2, berada pada kordinator 01 o 00.59 1 Bujur Timur, 102 o 42.731 1 Lintang Timur dan mempunyai batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rangsang Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi Barat Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi Timur Sebelah timur berbatasan dengan Selat Air Hitam Jika dirinci luas wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulaun Meranti, Kecamtan Tebing Tinggi merupakan Kecamatan yang terkecil dengan luas 81 km 2 atau (2,18%) dari luas wilayah di Kabupaten Kepulauan Meranti secara keseluruhan. Untuk lebih jelasnya luas Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5, Kecamatan yang memilik wilayah terluas adalah Kecamatan Tebing Tinggi Timur dengan luas wilayah 768,00 km 2 (20,68%) diikuti oleh Kecamatan Tebing Tinggi Barat dengan luas wlayah 587,33 km 2 (15,81%) sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Tebing Tinggi dengan Tebing Tinggi dengan luas wilayah 81,00 km 2 (2,18%). 33
Tabel 5. Luas Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2016 No Kecamatan Luas Wilayah (km 2 ) Presentase % 1 Tebing Tinggi 81,00 2,18 2 Tebing Tinggi Barat 587,33 15,81 3 Rangsang 411,12 11,07 4 Rangsang Barat 128,20 3,45 5 Merbau 436,00 11,74 6 Tebing Tinggi Timur 768,00 20,68 7 Pulau Merbau 380,40 10,24 8 Rangsang Pesisir 371,14 9,99 9 Tasik Putri Ayu 551,00 14,83 Jumlah 3.714,19 100,00 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Meranti, 2017 Kecamatan Tebing Tinggi memiliki sembilan desa/kelurahan, yang terdiri dari 5 desa dan 4 kelurahan. Desa terluas adalah Desa Banglas dengan luas mencapai 35,56 km 2 atau 44% dari luas Kecamatan Tebing Tinggi. Sedangkan Kelurahan Selat Panjang Barat merupakan desa/kelurahan dengan luas terkecil, yaitu 1 km 2 atau 1% dari luas Kecamatan Tebing Tinggi. Secara geografis seluruh desa di kecamatan Tebing Tinggi bertopografi datar. Sedangkan letak geografis, hampir seluruh desa yang berada di pesisir atau tepi pantai, kecuali kelurahan Selat Panjang Timur, Selat Panjang Selatan dan Desa Alah Air Timur. Ketiganya berada di wilayah daratan. Secara lebih jelas luas wilayah Kecamatan Tebing Tinggi. Tabel 6. Luas Wilayah di Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 2016 No Desa/Kelurahan Luas Wilayah (km 2 ) Presentase % 1 Sesap 8,3 10,25 2 Banglas Barat 16,44 20,30 3 Banglas 35,56 43,90 4 Selat Panjang Timur 5,5 6,79 5 Selat Panjang Selatan 1,5 1,85 6 Alah Air 4,95 6,11 7 Alah Air Timur 3,25 4,01 8 Selat Panjang Barat 1 1,23 9 Selat Panjang Kota 4,5 5,56 Jumlah 81,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2017 34
Berdasarkan Tabel 6, Desa yang terluas di Kecamtan Tebing Tinggi adalah Desa Banglas dengan luas wilayah 35,56 km 2 (43,90%), diikuti oleh Desa Banglas Barat dengan luas wilayah 16,44 km 2 (20,30%) dan seterusnya, sedangkan desa terkecil di Kecamatan Tebing Tinggi adalah Desa Selat Panjang Barat dengan luas 1 km 2 atau (1,23%) dari luas Kecamatan Tebing Tinggi secara keseluruhan. Jika dirinci luas wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulaun Meranti, Kecamtan Tebing Tinggi merupakan Kecamatan yang terkecil dengan luas 81 km 2 atau (2,18%) dari luas wilayah di Kabupaten Kepulauan Meranti secara keseluruhan. 4.2. Keadaan Umum Penduduk 4.2.1. Jumlah, Umur dan Jenis Kelamin Penduduk merupakan potensi sumberdaya manusia yang sangat besar peranannya dalam membangun pertanian. Potensi sumberdaya tersebut terlihat peranannya sebagai penggerak atau tenaga kerja, pemikir dan pemimpin yang diperlukan untuk menciptakan kegiatan ekonomi. Oleh karena itu ketersediaan sumberdaya manusia baik secara kuantitas maupun kualitas akan menentukan keberhasilan di daerah tersebut untuk itu dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut : Berdsarkan data yang diperoleh, jumlah penduduk Kecamatan Tebing Tinggi tahun 2016 berjumlah 55.504 jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 28.189 (50,78%) jiwa dan perempuan sebanyak 27.315 (49,21%) jiwa. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin menunjukkan jumlah laki-laki lebih banyak dibanding penduduk perempuan, yang diindikasikan dengan angka sex ratio 103,2. Berdasarkan nilai sex ratio yang diperoleh, yaitu sebesar 103,2, 35
menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan di Kecamatan Tebing Tinggi terdapat 103 orang penduduk laki-laki. Tabel 7. Jumlah Penduduk Kecamatan Tebing Tinggi Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin pada Tahun 2016 Jenis Kelamin Persentase No Kelompok Umur (Tahun) Pria Wanita Jumlah (%) 1 0-14 8.324 8.051 16.375 29,50 2 15-64 18.742 18.135 36.877 66,44 3 64 1.123 1.129 2.252 4,06 Jumlah 28.189 27.315 55.504 100,00 Sumber: Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka 2017 Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang berada pada usia yang produktif berjumlah cukup tinggi 66,44%, kemudian diikuti penduduk yang berumur 0-14 tahun sebesar 29,50%, sedangkan penduduk yang berada pada usia tua jauh lebih kecil yaitu 4,06% dengan (dependency ratio) sebesar 50% yang artinya 100 orang penduduk yang produktif terdapat 50 orang penduduk yang produktif. Berarti di Kecamatan Tebing Tinggi Potensi tenaga kerja untuk menggerakan pembangunan cukup besar. 4.2.2. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupaka faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi pola pikir seseorang dalam menentukan kemampuan usaha. Artinya tingkat pendidikan akan mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia itu sendiri. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka kemampuannya dalam menerapkan suatu ilmu pada usaha akan semakin baik, sehingga pendapatan yang akan diterima juga semakin tinggi. Rincian jumlah penduduk Kecamatan Tebing Tinggi menurut tingkat pendidikan disajikan dalam Tabel 8. 36
Tabel 8. Jumlah Penduduk Kecamatan Tebing Tinggi Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2016 No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Belum Sekolah 4.282 7,13 2 Tamatan SD/Sederajat 14.170 23,61 3 Tamatan SMP/Sederajat 13.506 22,61 4 Tamatan SMA/Sederajat 17.711 29,51 5 Perguruan Tinggi 7.476 29,51 6 Tidak Sekolah 859 1,43 7 Putus Sekolah 2.018 3,36 Jumlah 60.022 100,00 Sumber: Kantor Kecamatan Tebing Tinggi, 2017 Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa 14.170 jiwa (23,16%) dari jumlah penduduk Tebing Tinggi adalah tamatan SD, sedangkan tingkat SMP adalah sebanyak 13.506 jiwa (22,50%), SMA sebanyak 17.711 jiwa (29,51%), perguruan tinggi sebanyak 7.282 jiwa (7,13%) dan tidak sekolah mencapai 859 jiwa (1,43%). Rendahnya tingkat pendidikan Kecamatan Tebing Tinggi disebabkan masih kurangnya kesadaran penduduk untuk bersekolah dan tentang pentingnya pendidikan untuk menambah pengetahuan, disamping faktor kemampuan yang lemah dalam membiayai pendidikan. 4.2.3. Mata Pencaharian Salah satu faktor yang menentukan pendapatan penduduk adalah mata pencaharian, mata pencaharian dirinci menurut profesi yang dijalani oleh penduduk tersebut. Mata pencaharian penduduk Kecamatan Tebing Tinggi bervariasi, mulai dari petani, buruh tani, pedagang, Pegawai Negeri Sipil, wiraswasta dan lainya. 37
Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 2016 No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Petani 819 2,46 2 Nelayan 281 0,85 3 Buruh 13.358 40,2 4 Pengrajin Industri 256 0,77 5 Pengusaha 1.308 3,94 6 Pedagang 4.324 13,01 7 Pengangkutan 1.567 4,72 8 PNS 1.667 5,01 9 TNI 37 0,11 10 POLRI 34 0,10 11 Pensiunan 524 1,58 12 Peternak 568 1,71 13 Lainnya 8.491 25,55 Jumlah 33.234 100,00 Sumber: Kantor Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 2017 Berdasarkan Tabel 9, dapat diiketahui bahwa sumber mata pencaharian utama di Kecamatan Tebing Tinggi adalah bekerja di sektor buruh dengan jumlah sebanyak 13.358 jiwa (40,2%), pedagang sebanyak 4.324 jiwa (13,01%), PNS sebanyak 1.667 jiwa (5,01%), pengangkutan sebanyak 1567 jiwa (4,72%), dan lain-lain sebanyak 8.491 jiwa (25,5%) dan seterusnya. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian penduduk Kecamatan Tebing Tinggi sebagian besar adalah bekerja disektor buruh. 4.2.4. Komoditi Daerah Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian daerah. Peran sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasilan, penyedia bahan kebutuhan sandang dan pangan serta penyedia lapangan pekerjaan. Sehingga sektor ini menjadi sektor yang diandalkan dalam pembangunan nasional. Masyarakat di Kecamatan Tebing Tinggi melakukan kegiatan pertanian yang berfungsi untuk menyediakan bahan kebutuhan bahan pangan. Setidaknya 38
terdapat 2,46% penduduk Tebing Tinggi bekerja pada sektor pertanian. Kecamatan Tebing Tinggi mempunyai luas panen paling besar pada tahun 2015 adalah ketela pohon. Produski ketela pohon mencapai 232 ton dengan luas panen 25 Ha. Produksi jagung sebesar 84 ton dengan luas panen 14 Ha dan produksi ketela rambat 25 ton dengan luas lahan sebesar 5 Ha. Tabel 10. Komoditi Tanaman Bahan Makanan Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 2016 No Komoditi Luas Panen Produksi (Ha) (%) (Ton) (%) 1 Padi Sawah 0 0 0 0 2 Jagung 14 9,65 84 5,00 3 Ketela Rambat 5 3,44 25 1,48 4 Ketela Pohon 25 17,24 232 13,66 5 Sawi 22 15,2 330 19,42 6 Bayam 25 17,24 150 8,83 7 Kangkung 25 17,24 400 23,54 8 Kacang Panjang 15 10,34 225 13,24 9 Mentimun 14 9,65 255 14,83 Jumlah 145 100,00 1.699 100,00 Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Meranti, 2017 Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa produksi tanaman bahan makanan tertinggi adalah tanaman kangkung yaitu produksi 400 ton dengan luas lahan 25 Ha. Diikuti tanaman sawi yaitu produksi 330 ton dengan luas lahan 22 Ha, tanaman mentimun yaitu produksi 252 ton dengan luas lahan 14 Ha dan seterusnya. Sedangkan tanaman dengan produksi terendah adalah padi dengan produksi sebanyak 0 dengan luas lahan 0. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Tebing Tinggi untuk memenuhi kebutuhan beras harus memasok beras dari luar daerah sedangkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman bahan makanan berupa sayur memproduksi sendiri. 39