PENGARUH PAKET TEKNOLOGI BOKASHI KOTORAN KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KENTANG Oleh: 1) Djatmiko dan 1) Risvan Anwar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

I. MATERI DAN METODE

Tata Cara penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

III. MATERI DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

APLIKASI PUPUK POPS PADA TANAMAN PADI: PENELITIAN DUA TAHUN. Ikhsan Hasibuan* 1, Sunarti 2 1,2

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gandum dan padi. Biji Jagung menjadi makanan pokok sebagian penduduk Afrika

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

III. MATERI DAN METODE

Transkripsi:

PENGARUH PAKET TEKNOLOGI BOKASHI KOTORAN KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KENTANG Oleh: 1) Djatmiko dan 1) Risvan Anwar 1) Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH, Jl. Jend. Sudirman No. 185 Bengkulu. Telp. (0736) 348808, e-mail: djatmikodezuko@gmail.com; ra.mukomuko@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi paket teknologi pupuk bokashi berbahan baku limbah ternak kelinci dan dosis pupuk terbaik untuk budidaya kentang organik. Penelitian dilaksanakan di Desa Talang Ratu, kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong dan Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH., pada bulan Februari sampai Oktober 2017. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Sebagai Petak Utama adalah Paket Teknologi Pupuk Organik Limbah Kelinci (P) terdiri dari 4 (empat) taraf yaitu: P1= Paket Teknologi I (Paket teknologi 50 kg + kapur dolomit 2,5 kg + dedak halus 5 kg dan memfermentasikan dengan menggunakan larutan EM-4 sebanyak 5 liter); P2 = Paket Teknologi II (Paket teknologi 333,3 kg + pupuk kandang sapi 11,1 kg + abu jerami padi 5,6 kg + kapur dolomite 2,5 kg + dedak halus 5 kg dan memfermentasikan dengan menggunakan larutan EM-4 sebanyak 5 liter); P3 = Paket Teknologi III (Paket teknologi 10 kg + pupuk kandang sapi 20 kg + abu jerami padi 10 kg + kapur dolomite 2,5 kg + dedak halus 5 kg dan memfermentasi dengan menggunakan larutan EM-4 sebanyak 5 liter); P4 = Paket Teknologi IV (Paket teknologi 10 kg + pupuk kandang sapi 20 kg + abu jerami padi 10 kg + kapur dolomite 2,5 kg + dedak halus 5 kg dan memfermentasi dengan menggunakan larutan EM-4 sebanyak 5 liter). Sebagai anak petak adalah Dosis Pupuk (D) terdiri dari: D0 = Kontrol (Tanpa Pupuk); D1 = Dosis 5 ton/ha; D2 = Dosis 10 ton/ha; D3 = Dosis 15 ton/ha; D4 = Dosis 20 ton/ha; D5 = Dosis 25 ton/ha; D6 = Pupuk Anorganik, dosis Urea 400 kg/ha, SP36 350 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Hasil penelitian menyimpulkan: (1) Paket teknologi pembuatan pupuk bokashi berbahan baku kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang dan jagung. (2) Perlakuan dosis pupuk bokashi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang dan jagung. Dosis pupuk terbaik adalah 20 ton/ha dan 25 ton/ha. (3) Interaksi perlakuan paket teknologi dan dosis berpengaruh sangatnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang dan jagung. (4) Kombinasi perlakuan terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman kentang adalah perlakuan paket teknologi 1 dengan dosis 20 ton/ha (P1D4) dan dosis 25 ton/ha (P1D5) serta paket teknologi 3 dengan dosis 25 ton/ha (P3D5). (5) Kombinasi perlakuan terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung adalah perlakuan paket teknoligi 3 dengan dosis 15 ton/ha, 20 ton/ha dan 25 ton/ha (P3D3, P3D4, P3D5) dan paket teknologi 4 dengan dosis 20 ton/ha (P4D4). --------------------- Kata Kunci : Paket Teknologi, dosis, bokashi, budidaya organik, kentang 59

PENDAHULUAN Pupuk organik mampu mensubstitusi pupuk anorganik yang harganya semakin mahal dan keberadaannya semakin langka. Prihandarini (2005) menyatakan bahwa prospek pengembangan industri pupuk organik sangat baik dan menguntungkan, karena dewasa ini sangat diminati dan dapat meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk anorganik yang harganya terus meningkat. Selain itu pupuk anorganik tidak baik bagi lingkungan apabila digunakan secara terus menerus. Pupuk anorganik seperti urea, SP.36, KCl ataupun pupuk majemuk memang mampu meningkatkan produksi pertanian namun juga meninggalkan residu di dalam tanah. Residu yang bertumpuk di dalam tanah dalam jangka waktu panjang akan merusak unsur hara di dalam tanah yang berakibat tanah menjadi keras dan menggumpal. Ada tiga komponen yang sangat menentukan tingkat kesuburan tanah di lahan pertanian yaitu komponen biologi, fisika dan kimia. Ketiga komponen ini saling terkait dan harus seimbang. Ketimpangan komponen di dalam kandungan tanah akan mematikan unsur biologi didalam tanah, tanah menjadi semakin keras dan tidak dapat menyimpan air. Kalau sudah terjadi ketimpangan ini, pemulihannya akan memakan waktu lama dan memerlukan biaya yang besar (Parnata S A, 2004 ). Sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu dilakukan penelitian pemanfaatan limbah ternak kelinci sebagai bahan baku pupuk organik berstandar nasional (SNI 19-7030-2004). Apakah limbah ternak kelinci dapat langsung diolah menjadi pupuk organik atau perlu diperkaya terlebih dahulu dengan pupuk kandang dan abu jerami padi? Penelitian Tahun Pertama menemukan empat paket teknologi harapan yaitu Paket 1 = Bahan baku limbah ternak kelinci ( LTK); Paket 2 = LTK : PKS : AJP = 6 : 2 : 1, Paket 3 = LTK : PKS : AJP = 2 : 2 : 1 dan Paket 4 = LTK : PKS : AJP = 1 : 2 : 1. Penelitian Tahun Kedua adalah pengujian pupuk organik harapan yang diperoleh pada tahun pertama pada tanaman kentang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh rekomendasi paket teknologi pupuk organik limbah ternak kelinci terbaik dan dosis pupuk terbaik. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Desa Talang Ratu, Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong dan Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH. Waktu pelaksanaan bulan Februari sampai November 2017. Bahan yang akan digunakan adalah limbah ternak kelinci, pupuk kandang sapi, abu jerami padi, dedak halus, kapur pertanian dan dekomposer EM- 4, benih jagung manis, benih kentang varitas Granola, pupuk urea, SP.36 dan KCl. Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Sebagai Petak Utama adalah Paket Teknologi Pupuk Organik Limbah Kelinci (P) terdiri dari 4 (empat) taraf yaitu: P1= Paket Teknologi 1 (Paket teknologi 50 kg + kapur dolomit 2,5 kg + dedak halus 5 kg dan memfermentasikan dengan menggunakan larutan EM-4 sebanyak 5 liter) P2 = Paket Teknologi 2 (Paket teknologi 333,3 kg + pupuk kandang sapi 11,1 kg + abu jerami padi 5,6 kg + kapur dolomite 2,5 kg + dedak halus 5 kg dan memfermentasikan dengan menggunakan larutan EM-4 sebanyak 5 liter). P3 = Paket Teknologi 3 (Paket teknologi 20 kg + pupuk kandang sapi 20 kg + abu jerami padi 10 kg + kapur dolomite 2,5 kg + dedak halus 5 kg dan memfermentasi dengan menggunakan larutan EM-4 sebanyak 5 liter). P4 = Paket Teknologi 4 (Paket teknologi 10 kg + pupuk kandang sapi 20 kg + 60

abu jerami padi 10 kg + kapur dolomite 2,5 kg + dedak halus 5 kg dan memfermentasi dengan menggunakan larutan EM-4 sebanyak 5 liter). Sebagai anak petak adalah Dosis Pupuk (D) terdiri dari: D0 = Kontrol (Tanpa Pupuk) D1 = Dosis 5 ton/ha D2 = Dosis 10 ton/ha D3 = Dosis 15 ton/ha D4 = Dosis 20 ton/ha D5 = Dosis 25 ton/ha D6 = Pupuk Anorganik, dosis Urea 400 kg/ha, SP36 350 kg/ha dan KCl 100 kg/ha Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali, sehingga diperoleh 84 satuan percobaan. Pelaksanaan: a. Menyiapkan bahan pembuatan pupuk organik (bokashi) dari limbah ternak kelinci dari pupuk organik empat paket terbaik hasil penelitian sebelumnya yaitu Paket 1, Paket 2, Paket 3 dan Paket 4. b. Membuat pupuk organik sesuai rekomendasi penelitian sebelumnya untuk pengujian pada komoditi jagung dan kentang. c. Lahan percobaan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dengan cara menebas. Kemudian lahan dicangkul sebanyak dua kali. Pencangkulan pertama untuk membalikkan tanah. Pencangkulan kedua menghancurkan bongkahan tanah sehingga tanah menjadi gembur. d. Petak percobaan dibuat berbentuk bedengan dengan ukuran 80 cm x 200 cm. Tinggi bedengan 30 cm. Jumlah bedengan yang dibuat sebanyak 84 bedengan untuk tanaman kentang.. e. Benih tanaman kentang yang digunakan adalah varietas Granola, ditanam dengan jarak tanam 30 x 70 cm. Setiap lobang tanam ditanam satu umbi kentang. f. Pemberian Pupuk Anorganik. Pupuk anorganik diberikan dengan dosis Urea sebanyak 400 kg/ha, SP.36 sebanyak 350 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Pupuk Urea diberikan dua kali yaitu setengah dosis (200 kg/ha) pada saat tanam dan setengah dosis lagi ketika tanaman jagung berumur 4 minggu setelah tanam. Pupuk SP.36 dan KCl keseluruhannya diberikan pada saat tanam. Cara pemberian pupuk adalah dengan cara menugal disebelah kanan lubang tanam dengan jarak 5 cm dan kedalaman 7 cm (BPP Kepahiang, 2013). g. Pupuk organik diberikan dengan cara mencampur pupuk organik dengan tanah pada calon lubang tanam. Pupuk organik diberikan satu minggu sebelum tanam. h. Pemeliharaan. Penyiangan gulma dilakukan secara mekanis dengan koret sekali gus membumbun tanaman pada umur tanaman 21 HST dan 45 HST. Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore hari bila tidak turun hujan. i. Panen. Panen kentang dilakukan pada umur 120 HST ketika batang sudah menguning. Peubah yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi pertanaman dan berat umbi per tanaman. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis pupuk bokashi berbahan baku utama kandang kelinci yang sudah diracik menjadi paket teknologi harapan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data hasil Anaisis Kandungan Unsur Pupuk Bokashi Perlakuan N (%) P (%) K (%) Ca (%) Mg (%) S(%) P1 = LTK 2,4 2,7 2,1 6,4 2,0 0,6 P2 = LTK : PKS : AJP = 6 : 2 : 1 2,3 2,8 4,1 6,8 2,4 0,6 P3 = LTK : PKS : AJP = 2 : 2 : 1 2,2 2,7 4,6 7,4 2,8 0,5 P4 = LTK : PKS : AJP = 1 : 2 : 1 2,2 2,8 4,7 7,5 2,8 0,6 Keterangan: P = Paket Teknologi Bokashi 61

Paket Teknologi berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah agronomis tanaman kentang yang diukur. Perlakuan Dosis berpengarus sangat nyata, demikian juga dengan interaksi kedua perlakuan tersebut. Grafik pengaruh interaksi paket teknologi dan dosis terhadap peubah tinggi tanaman yang diamati disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 memperlihatkan bahwa pengaruh paket teknologi terbaik adalah perlakuan paket teknologi 1 dengan dosis 20 35 ton/ha (P1D4) dan Paket Teknologi 1 dan paket teknologi 3 dengan dosis 25 ton/ha (P1D5 dan P3D5). Sedangkan perlakuan terendah adalah perlakuan kontrol (tanpa pemberian pupuk). Grafik pengaruh interaksi paket teknologi terhadap jumlah daun disajikan pada Gambar 2, sedangkan terhadap jumlah batang, jumlah umbi dan berat umbi/batang disajikan masing-masing pada Gambar 3, 4 dan 5. P1D0 P1D1 P1D2 30 P1D3 P1D4 P1D5 P1D6 25 P2D0 P2D1 P2D2 20 P2D3 P2D4 P2D5 P2D6 15 P3D0 P3D1 P3D2 P3D3 10 P3D4 P3D5 P3D6 P4D0 5 P4D1 P4D2 P4D3 0 Tinggi Tanaman mg-4 (cm) Tinggi Tanaman mg-8 (cm) Tinggi Tan mg-12 (cm P4D4 P4D5 P4D6 Gambar 1. Pengaruh Paket Teknologi dan Dosis terhadap Tinggi Tanaman Kentang 62

25 20 15 10 5 0 Jumlah Daun (lembar) P1D0 P1D1 P1D2 P1D3 P1D4 P1D5 P1D6 P2D0 P2D1 P2D2 P2D3 P2D4 P2D5 P2D6 P3D0 P3D1 P3D2 P3D3 P3D4 P3D5 P3D6 P4D0 P4D1 P4D2 P4D3 P4D4 P4D5 P4D6 Gambar 2. Grafik Pengaruh Paket Teknologi dan Dosis terhadap Jumlah Daun Gambar 2 memperlihatkan bahwa perlakuan terbaik adalah P1D4 (Paket Teknologi 1 dan dosis 20 ton/ha), sedangkan jumlah daun terendah adalah perlakuan kontrol. Jumlah batang tertinggi adalah perlakuan P3D2, P3D4 dan P3D5. Sedangkan jumlah umbi terbanyak adalah perlakuan P1D4, demikian juga dengan berat umbi tertinggi yaitu perlakuan P2D3 dan P1D4. Anwar dan Djatmiko (201 6) menyebutkan bahwa Pupuk organik ini bila diaplikasikan pada tanaman mampu meningkatkan produksi tanaman, karena selain mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman juga mengandung hormon tumbuh yang dapat merangsang pertumbuhan. 63

Sajimin et. al.(2005) menyebutkan bahwa kotoran kelinci sangat potensial untuk dijadikan pupuk organik karena mengandung unsur hara yang lebih tinggi dari bahan baku kotoran ternak lainnya, yaitu C/N : (10 12%), P (2,20 2,76%), K (1,86%), dan Ca (2,08%). Dalam penelitian ini setelah dilakukan peracikan komponen bahan organik yang tinggi kandungan unsur haranya maka diperoleh pupuk organik (bokashi) yang kaya unsur hara (Tabel 1). 60 P1D0 P1D1 50 P1D2 P1D3 P1D4 P1D5 40 P1D6 P2D0 P2D1 P2D2 30 P2D3 P2D4 P2D5 P2D6 20 P3D0 P3D1 P3D2 10 P3D3 P3D4 P3D5 0 Berat Umbi (g) P3D6 P4D0 P4D1 P4D2 Gambar 3. Pengaruh Paket Teknologi dan Dosis terhadap Berat Umbi Kentang Hasil sidik ragam memperlihatkan bahwa perlakuan paket teknologi berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. Hal ini berarti keempat paket teknologi yang dicobakan berbeda tidak nyata pengaruhnya terhadap pertumbuhan kentang. Kenyataan ini juga memunjukkan bahwa keempat paket teknologi ini cocok untuk budidaya tanaman kentang organik. Hasil sidik ragam memperlihatkan bahwa perlakuan dosis berpengaruh sangat 64

nyata terhadap semua peubah agronomi tanaman kentang yang diukur. Hal ini menunjukkan bahwa dosis mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. Data memperlihatkan bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan semakin meningkat pertumbuhan dan hasil tanaman hentang. Namun kenaikan pertumbuhan dan hasil antara pemberian dosis 20 ton dan 25 ton berbeda tidak nyata. Hasil sidik ragam juga memperlihatkan bahwa tedapat interaksi pada semua peubah yang diamati kecuali jumlah daun. Hal ini menunjukkan bahwa antara perlakuan paket teknologi dan dosis saling mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. Bila diperhatikan kombinasi perlakuan apa yang terbaik, maka dari grafik di atas terlihat bahwa paket teknologi terbaik untuk pertumbuhan dan hasil kentang adalah perlakuan paket teknologi 1 dengan dosis 20 ton/ha (P1D4) dan Paket Teknologi 1 dan paket teknologi 3 dengan dosis 25 ton/ha (P1D5 dan P3D5). KESIMPULAN 1. Paket teknologi pembuatan pupuk bokashi berbahan baku kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. 2. Perlakuan dosis pupuk bokashi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. Dosis pupuk terbaik adalah 20 ton/ha dan 25 ton/ha. 3. Interaksi perlakuan paket teknologi dan dosis berpengaruh sangatnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. 4. Kombinasi perlakuan terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman kentang adalah perlakuan paket teknologi 1 dengan dosis 20 ton/ha (P1D4) dan dosis 25 ton/ha (P1D5) serta paket teknologi 3 dengan dosis 25 ton/ha (P3D5). DAFTAR PUSTAKA Anwar, R dan Djatmiko. 2016. Limbah Ternak Kelinci Sebagai Bahan Baku Pupuk Organik Potensial. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Univ. Prof. Dr. Hazairin, SH Kuyik, A. R., P. Tumewu, D.M.I. Sumampau dan E. G. Tulungen. 2013. Respon Jagung Manis (Zea mays Saccharata L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik. Novizan. 2001. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Parnata, S A, 2004 Kesuburan Tanah. Jakarta. Agromedia Pustaka. Prihandarini, R. 2005. Wirausaha Berbasis Pengelolaan Limbah Organik. Bagpro PKSDM Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta Rahim, S. 2013. Membuat EM4. Gerbang Pertanian. Jakarta Sajimin, Yono, C. Rahardjo dan Nurhayati D. Purwantari. 2005. Potensi Kotoran Kelinci Sebagai Pupuk Organik dan Pemanfaatannya Pada Tanaman Pakan dan Sayuran. Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Agribisnis Kelinci. Balai Penelitian Ternak, Bogor. P. 156-161 65