BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian & Definisi Operasional Definisi Operasional Komunikasi Interpersonal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA DALAM KELUARGA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

Bab 3 Desain Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB 3 METODE PENELITIAN Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan diolah dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

Bab 3 METODE PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan menggenai metode penelitian yang diigunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek Penelitian ini adalah sense of humor dan penyesuaian diri pada remaja

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memuat variabel penelitian, hipotesis, subjek penelitian, teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan. signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self. regulation dengan motivasi belajar pada siswa-siswi SMA Permata

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB III METODEOLOGI DAN PENELITIAN. hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. Asumsi dari penelitian kuantitatif ialah fakta-fakta dari objek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional 3.1.1.1 Definisi Operasional Komunikasi Interpersonal Menurut Devito (dalam Abriyoso, 2012), komunikasi interpersonal sebagai proses penyampaian berita yang dilakukan seseorang dan diterimanya berita tersebut oleh orang lain atau kelompok kecil dari orang-orang, dengan satu akibat dan umpan balik yang segera. Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain, artinya pertukaran pesan atau informasi yang bermakna di antara orang yang berkomunikasi dapat terjalin. Selain itu informasi atau pesan yang diterima dapat dipahami oleh kedua pihak. Menurut DeVito (dalam Abriyoso, 2012) komunikasi interpersonal yang efektif memiliki 5 aspek sebagai berikut: 1. Keterbukaan (Opennes) Sikap terbuka (open mindedness) memiliki pengaruh besar dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Untuk menunjukkan kualitas keterbukaan dari komunikasi interpersonal ini terdapat dua aspek, yakni aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap individu yang berinteraksi dengan orang lain, dan keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang datang kepadanya. Keterbukaan juga berarti adanya kemauan untuk membuka diri pada halhal tertentu, agar anak mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau 33

34 pikiran orang tua sehingga komunikasi mudah dilakukan, serta kemauan untuk anak menanggapi secara jujur dan terus terang terhadap apa yang disampaikannya. 2. Sikap Positif (Positiveness) Sikap positif atau faktor percaya ini merupakan bagian yang penting. Bila seseorang mempunyai perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Bagaimana orang tua dapat berperilaku positif seperti berpikir positif terhadap dirinya sebagai orang tua maupun terhadap anaknya sendiri. Sikap positif maksudnya adalah bagaimana orang tua dapat mempercayai anaknya unrtuk melakukan kegiatannya sendiri tanpa harus selalu diawasi serta selalu berupaya untuk mencontohkan perilakuperilaku positif pada anak. 3. Empati (Emphaty) Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain, kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain atau kemampuan memproyeksikan diri kepada diri orang lain. Dengan kata lain, kemampuan menghayati perasaan orang lain atau merasakan apa yang dirasakan orang lain, baik secara emosional maupun intelektual. Dalam hal ini sikap empati adalah bagaimana dalam berkomunikasi seseorang dapat merasakan dan mengerti kondisi setiap anggota dalam keluarga, serta memahami kondisi psikis dalam setiap situasi. Empati merupakan salah satu faktor yang menumbuhkan sikap percaya pada orang lain.

35 4. Sikap Mendukung (Supportiveness) Sikap mendukung adalah adanya sikap saling mendukung antar orang tua dan anak dalam tujuan agar pesan keduanya dapat tersampaikan dengan baik. Dalam hal ini, maksudnya adalah dalam berkomunikasi seseorang dapat menunjukkan sikap menyanggupi untuk mendengar perkataan setiap anggota keluarga yang sedang berbicara. Mampu memberikan masukan dan saran yang membangun, serta fokus dalam memperhatikan pembicaraan yang sedang terjadi. 5. Kesetaraan / Kesamaan (Equality) Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika orang-orang yang berkomunikasi di dalam suasana kesamaan. Kesamaan tersebut diantaranya adalah kesamaan-kesamaan kepribadian ataupun kedudukan antara pembicara dan pendengar. Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada sesuatu untuk saling disumbangkan antara kedua belah pihak (Devito, 1997). 3.1.1.2 Definisi Operasional Kepercayaan Diri Lauster (dalam Hervita, 2005) menyatakan bahwa kepercayaan diri ialah suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri, sehingga orang yang bersangkutan tidak cemas dalam bertindak, merasa bebas, tidak malu dan mampu bertanggung jawab atas apa yang diperbuat. Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan yang dimiliki individu untuk mengembangkan penilaian positif terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapi. Selain itu menerima segala kelebihan dan kekurangan yang

36 dimiliki sehingga dapat mengaktualisasikan diri terhadap lingkungan yang dihadapinya. Menurut Lauster (1997), kepercayaan diri memiliki 5 aspek yang dinyatakan sebagai berikut: 1. Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa dia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya. 2. Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan. 3. Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. 4. Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. 5. Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan. 3.1.2 Hipotesis Agar kegiatan penelitian tetap terarah secara jelas sesuai dengan tujuan penelitian, maka dapatlah dirumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut: H0: Tidak ada hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal remaja dalam keluarga dengan kepercayaan diri remaja. H1: Ada hubungan antara antara persepsi komunikasi interpersonal remaja dalam keluarga dengan kepercayaan diri remaja.

37 3.2 Subyek Penelitian & Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal remaja dalam keluarga dengan kepercayaan diri remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia 15-18 tahun yang merupakan siswa SMA yang berada dalam tahap usia remaja pertengahan. Peneliti memilih tahap usia ini, karena sesuai dengan fenomena yang terjadi pada siswa-siswa SMA dimana pada tahap ini para remaja mengalami kematangan tingkah laku, dan membuat keputusankeputusan yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah banyaknya remaja siswa SMA usia 15-18 tahun yang berada di daerah Jakarta Barat. Sampel yang diambil untuk penelitian ini merupakan sampel yang mempunyai karakeristik utama sebagai berikut: 1. Remaja berusia 15-18 tahun (masa remaja pertengahan) 2. Remaja tergolong siswa SMA kelas 10-12 3. Remaja yang tinggal dan hidup bersama orangtua 4. Remaja laki-laki dan perempuan 3.2.2 Teknik Sampling Teknik sampling merupakan cara menentukan sampel dan pengambilan sampel. Dalam penelitian ini metode sampling yang digunakan peneliti adalah nonprobability sampling, dimana bagian dari teknik nonprobability sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Teknik purposive sampling digunakan peneliti karena sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Dimana dalam pemilihan

38 sampel, dilakukan dengan memilih benar-benar orang yang sesuai dengan kriteria penelitian. 3.3 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk meneliti apakah ada hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal remaja dalam keluarga dengan kepercayaan diri remaja. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan kategori penelitian korelasional. Desain penelitian dengan metode kuantitatif adalah sebuah metode yang datanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Desain ini sangat spesifik karena dirancang untuk mengetahui objek tertentu, dibuat berdasarkan data dari hasil pengukuran, berdasarkan variabel penelitian yang ada. Menurut Sukadji (2000), penelitian korelasional merupakan pengumpulan data untuk menentukan apakah ada hubungan antara dua atau lebih variabel kuantitatif. Hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Bila ada korelasi antara dua variabel, berarti skor pada satu pengukuran berasosiasi dengan skor dalam pengukuran lainnya. Makin tinggi korelasi antara dua variabel, makin akurat prediksi berdasarkan hubungan kedua variabel tersebut. 3.4 Alat Ukur Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner atau angket sebagai metode pengambilan data. Peneliti menggunakan dua kuesioner yaitu kuesioner untuk komunikasi interpersonal dan kuesioner untuk mengukur kepercayaan diri. Dalam penelitian ini juga, peneliti memberikan kuesioner dengan menggunakan skala likert yang memiliki alternatif jawaban menjadi 4 respon yaitu: STS: Sangat Tidak Setuju, TS: Tidak Setuju, S: Setuju, dan SS: Sangat Setuju. Selain itu, terdiri

39 juga dari pernyataan yang favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung). Pernyataan favorable adalah pernyataan yang berisi hal-hal positif mengenai obyek sikap atau pernyataan yang bersifat mendukung terhadap obyek sikap yang hendak diungkap. Sebaliknya pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang berisi hal-hal yang negatif mengenai obyek sikap atau yang tidak mendukung terhadap obyek sikap yang hendak diungkap. Dibawah ini terdapat tabel yang menunjukkan besarnya skor dari setiap item pernyataan yang dipilih. Tabel 3.1 Skor Skala Likert Jawaban Skor Favorable Skor Unfavorable Sangat Setuju (SS) 4 1 Setuju (S) 3 2 Tidak Setuju (TS) 2 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4 3.4.1 Alat Ukur 3.4.1.1 Alat Ukur Komunikasi Interpersonal Peneliti membuat sendiri alat ukur mengenai komunikasi interpersonal. Peneliti menggunakan teori dari Devito dan mengambil aspekaspek dari komunikasi interpersonal sebagai domain yang digunakan. Domain dari komunikasi interpersonal terdiri dari 5 bagian yaitu: keterbukaan, sikap positif, empati, sikap mendukung dan kesetaraan. Dari kelima domain tersebut, diturunkan menjadi masing-masing 3 indikator dari setiap domain. Kemudian dari indikator-indikator yang telah ada, dibuatlah beberapa item dalam setiap indikator yang terdiri dari pernyataan yang favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung).

40 Tabel 3.2 Blue Print Persepsi Komunikasi Interpersonal (Pilot Study) No. Aspek/Dimensi Indikator Item Jumlah Favorable Unfavorable 1. Keterbukaan Kemauan untuk membuka diri dalam berkomunikasi 1, 62. 16, 40. Bersikap jujur dalam berkomunikasi 2, 41. 17, 61. 12 Memiliki kedekatan dan kenyamanan dengan anggota keluarga dalam berkomunikasi 3, 18. 42, 60. 2. Sikap Positif Mampu bersikap baik dalam menanggapi / merespon 34, 59. 4, 19, 48. Saling memahami dan mendengarkan satu dengan yang lain 20, 35, 47. 5, 58. 14 Menunjukkan sikap saling percaya dalam berkomunikasi 21, 46. 6, 36. 3. Empati Memahami sikap dan perilaku anggota keluarga 7, 43, 63. 22, 57. Mampu merasakan kondisi dan situasi yang terjadi 8, 44, 56. 23, 64. 14 Mengerti arah pembicaraan 24, 55. 9, 45. 4. Sikap Mendukung Menunjukkan sikap menyanggupi untuk mendengarkan 10, 31, 54. 25, 65. Mampu memberikan saran yang membangun 26, 32. 11, 53. 13 Fokus memperhatikan pembicaraan 27, 52. 12, 33. 5. Kesetaraan / Kesamaan Adanya kedudukan yang sama dalam berkomunikasi 13, 49. 28, 39, 67. Kesempatan dalam memberikan Pendapat 14, 50, 66. 29, 38. 14 Pemahaman tentang pendapat personal 30, 37. 15, 51. Sumber: Olahan Peneliti Jumlah Item 67 Setelah peneliti membuat dan menyusun kuesioner berdasarkan blue print diatas, maka peneliti melakukan pilot study dengan menyebarkan kuesioner pada responden yaitu remaja yang

41 merupakan siswa SMA. Dari hasil pilot study tersebut, ada 16 item yang harus terbuang/dihapus karena tidak memenuhi standar validitas yang digunakan. Selain itu, ada beberapa item yang harus direvisi kembali kalimatnya. Item yang direvisi yaitu item-item yang berkisar antara 0.25 0.29 atau > 0.25 dan < 0.30 (lihat lampiran). Setelah menyisakan 51 item yang memenuhi standar validitas, maka peneliti siap untuk melakukan field study. Reliabilitas dari alat ukur ini sudah baik yaitu 0.933, namun masih ada beberapa item yang kalimatnya harus direvisi. Dibawah ini terdapat tabel komunikasi interpersonal yang menunjukkan item-item yang tersisa, setelah dilakukan pilot study. Item-item tersebut yang akan digunakan peneliti untuk pengambilan data.

42 Tabel 3.3 Blue Print Persepsi Komunikasi Interpersonal (Field Study) No. Aspek/Dimensi Indikator Item Jumlah Favorable Unfavorable 1. Keterbukaan Kemauan untuk membuka diri dalam berkomunikasi 1, 48. 13, 32. Bersikap jujur dalam berkomunikasi 2 9 Memiliki kedekatan dan kenyamanan dengan anggota keluarga dalam berkomunikasi 3, 14. 33, 47. 2. Sikap Positif Mampu bersikap baik dalam menanggapi / merespon 27, 46. 15, 36. Saling memahami dan mendengarkan satu dengan yang lain 16, 28. 45 10 Menunjukkan sikap saling percaya dalam berkomunikasi 17 4, 29. 3. Empati Memahami sikap dan perilaku anggota keluarga 5, 34, 49. 44 Mampu merasakan kondisi dan situasi yang terjadi 43 18 10 Mengerti arah pembicaraan 19, 42. 6, 35. 4. Sikap Mendukung Menunjukkan sikap menyanggupi untuk mendengarkan 7, 24, 41. 20, 50. Mampu memberikan saran yang membangun 25 8, 40. 10 Fokus memperhatikan pembicaraan 9, 26. 5. Kesetaraan / Kesamaan Adanya kedudukan yang sama dalam berkomunikasi 10, 37. 21, 31. Kesempatan dalam memberikan Pendapat 11, 38, 51. 22 12 Pemahaman tentang pendapat personal 22, 30. 12, 39. Sumber: Olahan Peneliti Jumlah Item 51

43 3.4.1.2 Alat Ukur Kepercayaan Diri Peneliti membuat sendiri alat ukur mengenai kepercayaan diri. Alat ukur yang dibuat, menggunakan aspek-aspek kepercayaan diri yang berasal dari teori Lauster. Domain dari kepercayaan diri ada 5 bagian yaitu: keyakinan akan kemampuan diri, optimis, obyektif, bertanggung jawab, serta rasional dan realistis. Dari kelima domain tersebut, kemudian diturunkan menjadi masing-masing 2 indikator dari setiap domain. Kemudian dari indikator-indikator yang ada, dibuatlah item-item yang terdiri dari pernyataan yang favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung).

44 Tabel 3.4 Blue Print Kepercayaan Diri (Pilot Study) No. Aspek/Dimensi Indikator Item Jumlah Favorable Unfavorable 1. Keyakinan akan kemampuan diri Yakin mampu dalam melakukan dan mengerjakan segala sesuatu 1, 50. 15, 24, 31. 10 Tidak bergantung dengan orang lain 2, 16, 32. 23, 41. 2. Optimis Mau terus berusaha dan bersemangat dalam melakukan segala sesuatu 3, 28, 33. 11, 49. 11 Tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain 12, 27, 42. 4, 34, 51. 3. Obyektif Yakin terhadap keputusan yang telah diambil dan sesuai dengan kemampuan 17, 22, 48. 5, 35. 11 Tidak memihak 6, 36, 43. 18, 21, 53. 4. Bertanggung Jawab Menyelesaikan semua yang menjadi tugas dan kewajiban 7, 13, 37, 47. 26, 52. 11 Bersedia menanggung konsekuensi 8, 25, 44. 14, 38. 5. Rasional & Realistis Melihat dan menerima segala sesuatu sesuai dengan kenyataan 19, 46. 9, 30, 39. 10 Mampu menganalisa suatu masalah sesuai dengan kenyataan 10, 29, 40. 20, 45. Jumlah Item 53 Sumber: Olahan Peneliti Setelah peneliti membuat dan menyusun kuesioner berdasarkan blue print diatas, maka peneliti melakukan pilot study dengan menyebarkan kuesioner pada responden yaitu remaja yang merupakan siswa SMA. Dari hasil pilot study tersebut, ada 20 item yang harus terbuang/dihapus karena tidak memenuhi standar validitas yang digunakan. Selain itu, ada beberapa item yang harus direvisi kembali kalimatnya. Item yang direvisi yaitu item

item yang berkisar antara 0.25 0.29 atau > 0.25 dan < 0.30 (lihat lampiran). Setelah menyisakan 33 item yang memenuhi standar validitas, maka peneliti siap untuk melakukan field study. Reliabilitas dari alat ukur ini sudah baik yaitu 0.886, namun masih ada beberapa item yang kalimatnya harus direvisi. Dibawah ini terdapat tabel hasil pilot study, yang menunjukkan bahwa item-item yang tersisa untuk digunakan dalam pengambilan data sebagai berikut; Tabel 3.5 Blue Print Kepercayaan Diri (Field Study) No. Aspek/Dimensi Indikator Item Jumlah Favorable Unfavorable 1. Keyakinan akan kemampuan diri Yakin mampu dalam melakukan dan mengerjakan segala sesuatu 1, 31. 9 5 Tidak bergantung dengan orang lain 18 14 2. Optimis Mau terus berusaha dan bersemangat dalam melakukan segala sesuatu 2, 19. 7, 30. 10 Tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain 8, 17, 25. 3, 20, 32. 3. Obyektif Yakin terhadap keputusan yang telah diambil dan sesuai dengan kemampuan 10, 13, 29. 4, 21. 7 Tidak memihak 22 12 4. Bertanggung Jawab Menyelesaikan semua yang menjadi tugas dan kewajiban 5, 28. 16, 33. 7 Bersedia menanggung konsekuensi 15, 26. 23 5. Rasional & Realistis Melihat dan menerima segala sesuatu sesuai dengan kenyataan 11, 6. 24 4 Mampu menganalisa suatu masalah sesuai dengan kenyataan 27 Jumlah Item 33 Sumber: Olahan Peneliti 45

46 3.4.2 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 3.4.2.1 Validitas Alat Ukur Peneliti menggunakan teknik uji validitas dalam penelitian ini yaitu content validity, karena peneliti ingin melihat apakah suatu alat ukur mengukur sejauh mana sampel yang representatif dari domain yang diukur. Dalam penelitian ini juga, validitas ini dipertimbangkan melalui expert judgement yaitu dosen pembimbing dan dosen lainnya yaitu dosen psikologi faal dan psikologi perkembangan. Selain itu juga dilakukan uji face validity, yaitu dengan uji keterbacaan pada 59 remaja siswa yang mengikuti pilot study sebagai responden pertama. Pengujian pada butir item menggunakan metode korelasi Pearson. Metode ini dilakukan dengan terlebih dahulu mencari korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur dengan skor yang merupakan jumlah skor tiap butir. Model pengujian dengan pendekatan corrected item-total correlation digunakan untuk menguji validitas internal setiap item pernyataan kuesioner yang disusun dalam bentuk skala. Untuk dapat menentukan apakah sebuah item dinyatakan valid atau tidak, maka para ahli menetapkan standar atau patokan besaran koefisien corrected item-total correlation sebesar 0.25 atau 0.30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item. Artinya, sama atau lebih besar dari 0.25 atau 0.30 mengindikasikan item tersebut memiliki validitas yang memadai (Kusnendi, 2008:96). 3.4.2.2 Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas digunakan untuk melihat konsistensi skor yang diperoleh sama, apabila diadakan pengujian dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama dan menggunakan alat ukur yang sama akan menghasilkan aspek yang diukur pada subjek tidak berubah/tetap. Peneliti menguji dengan menggunakan skala reliabilitas Alpha Cronbach yang merupakan teknik yang digunakan untuk menguji konsistensi internal dari item-item dengan kemungkinan jawaban yang berbeda-beda. Santoso (dalam Gumilar, 2007:24), menjelaskan bahwa reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach s Alpha > 0.60. Semakin nilai alphanya mendekati satu, maka data nilai reliabilitasnya semakin terpercaya. Koefisien reliabilitas yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan nilai klasifikasi koefisien reliabilitas dari Guilford (1978). Di bawah ini terdapat tabel klasifikasi koesfisien reliabilitas: Tabel 3.6 Nilai Reliabilitas Guilford Nilai Keterangan 0.00-0.19 Nilai reliabilitas sangat rendah 0.20-0.39 Nilai reliabilitas rendah 0.40-0.69 Nilai reliabilitas sedang 0.70-0.89 Nilai reliabilitas tinggi 0.90-1.00 Nilai reliabilitas sangat tinggi Sumber: Olahan Peneliti berdasarkan Guilford, J.P (1978) Dibawah ini terdapat tabel hasil reliabilitas dari alat ukur komunikasi interpersonal dan kepercayaan diri. 47

Tabel 3.7 Hasil Reliabilitas Alat Ukur Komunikasi Interpersonal Cronbach's Alpha N of Items.933 51 Sumber: Olahan Peneliti dari SPSS versi 21.0 48 3.4.3 Setting Lokasi Penelitian Tabel 3.8 Hasil Reliabilitas Alat Ukur Kepercayaan Diri Cronbach's Alpha N of Items.886 33 Sumber: Olahan Peneliti dari SPSS versi 21.0 Lokasi penelitian dilakukan di sekolah SMA baik SMA Negeri maupun SMA Swasta yang berada di Jakarta Barat. Peneliti mempersiapkan kuesioner yang diberikan kepada remaja yang bersangkutan, dan kemudian menjelaskan tujuan melakukan penelitian serta memberikan petunjuk cara pengadministrasian pengisian kuesioner kepada semua remaja yang merupakan siswa SMA. 3.5 Prosedur 3.5.1 Persiapan Penelitian Pada tahap awal membuat penelitian, peneliti melihat dan mengumpulkan fenomena yang terjadi. Kemudian dari fenomena tersebut peneliti menemukan hal yang menarik untuk dilakukan suatu penelitian. Hal yang menarik dari fenomena tersebut peneliti hubungkan dengan topik penelitian yang sudah sejak awal membuat peneliti tertarik tentang hal tersebut. Setelah mendapatkan ide, peneliti melakukan survei awal dengan metode wawancara pada beberapa siswa SMA untuk menggali hal-hal atau fakta-fakta yang mendukung dalam masalah penelitian.

49 Setelah itu, peneliti mulai mencari teori-teori yang mendukung, berhubungan dan sesuai dengan topik dan variabel yang akan diteliti. Semua teori yang digunakan, peneliti dapatkan melalui jurnal, buku, dan berbagai literatur dari internet. Selain itu juga, peneliti membaca dari skripsi sebelumnya. Selanjutnya setelah melakukan tahapan-tahapan tersebut, peneliti mulai merancang metode penelitian yang akan menguraikan diantaranya; mengenai populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, desain penelitian, definisi operasional variabel penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Setelah mempersiapkan semua tahapan itu, peneliti melakukan pilot study terlebih dahulu untuk menguji alat ukur yang telah dibuat oleh peneliti dengan melihat validitas dan reliabilitas dari alat ukur tersebut apakah sudah sesuai dengan standar yang digunakan. Peneliti mendapatkan 59 siswa untuk dijadikan sampel, namun dari 59 siswa tersebut hanya 49 siswa yang memenuhi syarat/kriteria dan 10 siswa tidak memenuhi syarat/kriteria yang peneliti inginkan. Bersamaan dengan dilakukannnya pilot study, peneliti melakukan uji keterbacaan pada 59 responden tersebut. Dari hasil pilot study ada sebanyak 16 item yang terbuang dari alat ukur persepsi komunikasi interpersonal dan 20 item dari alat ukur kepercayaan diri. Atas masukan dari expert judgement, peneliti melakukan revisi pada beberapa item yang masih bisa untuk direvisi kembali kalimatnya sesuai dengan teori yang peneliti dapatkan dan gunakan. Setelah mendapatkan hasil validitas dan reliabilitas yang baik (lihat lampiran) dari alat ukur yang peneliti buat, maka selanjutnya peneliti menggunakan alat ukur tersebut untuk melakukan field study.

50 3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Pada saat melakukan penyebaran kuesioner kepada para responden, langkah - langkah yang dilakukan peneliti sebagai berikut: 1. Peneliti melakukan pencarian/screening awal, SMA mana saja yang ada di Jakarta yang akan dijadikan sampel penelitian. 2. Peneliti mendapatkan data sekolah SMA Negeri dari situs (http://myjkt.com/2013/01/12/daftar-alamat-dan-daftar-sma-negeri-di-jakarta/) dan SMA Swasta dari situs (http://myjkt.com/2013/01/12/daftar-alamat-dandaftar-nama-sekolah-swasta-tingkat-sma-di-jakarta-barat/). 3. Peneliti kemudian menentukan dan menetapkan sekolah mana yang akan dijadikan sampel penelitian. Alasan peneliti memilih sekolah-sekolah tersebut, karena berada di daerah Jakarta Barat yang merupakan daerah yang telah peneliti tentukan untuk dijadikan tempat penelitian dan juga karena memiliki kualitas yang bagus. 4. Peneliti kemudian melakukan pengambilan sampel di sekolah-sekolah yang telah ditentukan oleh peneliti. 5. Peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada pihak sekolah yang bersangkutan untuk dapat melakukan penyebaran kuesioner dan pengambilan data guna kepentingan penelitian tugas akhir peneliti. 6. Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah, peneliti kemudian menyebarkan kuesioner kepada siswa/siswi di sekolah yang peneliti datangi. Peneliti juga menjelaskan maksud dari kuesioner tersebut sebagai bagian dari penelitian tugas akhir peneliti serta memberitahukan kepada mereka bahwa kuesioner yang dibagikan kepada semua responden akan dijaga kerahasiaannya.

51 7. Ketika semua responden sudah menyetujui untuk melakukan pengisian kuesioner, peneliti mulai membagikan kuesioner kepada setiap responden yang ada. 8. Setelah semua partisipan selesai mengisi kuesioner, peneliti mengumpulkan kembali kuesioner dan memberikan reward berupa pulpen kepada semua responden, serta tidak lupa peneliti sampaikan ucapan terima kasih kepada semua responden yang sudah bersedia mengisi kuesioner tersebut. 9. Setelah selesai melakukan pengambilan data, peneliti juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah yang sudah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 10. Setelah semua data dari responden sudah terkumpul, maka peneliti melakukan perhitungan analisis item, validitas dan reliabilitas. 3.5.3 Teknik Pengolahan Data Dalam penelitian ini peneliti mengambil data sebanyak 264 reseponden dari beberapa sekolah. Dari 264 responden, ada 11 responden yang datanya tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi syarat/kriteria yang peneliti inginkan. Jadi, jumlah responden yang datanya sesuai dengan kriteria dan dapat digunakan hanya sebanyak 253 responden. Teknik pengolahan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik pengolahan data statistik dengan melakukan uji koefisien korelasi metode Product Moment Pearson, yang cocok bila kedua variabel yang dikorelasikan dinyatakan dalam data rasio atau interval (Sukadji, 2000). Dalam penelitian ini juga, peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan Statistical Package for Social Sciences

52 (SPSS) versi 21.0 untuk menganalisa setiap item dan melihat bagaimana hasil dari data yang peneliti dapatkan. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan one sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan software SPSS. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 maka dapat diindikasikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal. Namun, apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0.05 maka dapat diindikasikan bahwa data yang diperoleh tidak berdistribusi normal.