BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

UNIVERSITAS BENGKULU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Penganggaran Perusahaan

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Penganggaran Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan. dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II BAHAN RUJUKAN Tinjauan Umum Atas Anggaran Biaya Produksi. Kondisi yang selalu berubah ubah sanagat membawa dampak yang

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

BAB II LANDASAN TEORI

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan suatu alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan dan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR BUDGETING

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widayanti (2012) dengan judul penelitian analisis penyusunan anggaran biaya produksi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu membandingkan penyusunan anggaran biaya produksi menurut perusahaan dengan kajian teori. Hasil dari penelitian tersebut adalah penyusunan anggaran biaya produksi pada PG. Madukismo belum sesuai menurut kajian teori. Hal ini dapat dilihat dari prosedur penyusunan anggaran biaya produksi yang dilakukan perusahaan. Selanjutnya, penelitian dilakukan oleh Nugroho (2015) dengan judul penelitian analisis anggaran biaya produksi karet pada PTPN XII Persero Kantor Wilayah II Banjarsari Jember. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil dari penelitian tersebut adalah penggunaan anggaran haruslah juga disertai dengan analisa varians yang lebih mendalam untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan yang ada, sehingga kedepannya dapat diambil langkah yang diperlukan untuk dapat meminimalkan varians yang tidak menguntungkan. Dengan demikian fungsi anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian dapat lebih efektif dan efisien. Selanjutnya, penelitian dilakukan oleh Deasintha (2015) dengan judul penelitian analisis anggaran dan realisasi biaya proyek pembangunan kantor dinas pada cv. banyu bening di samarinda. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dua selisih. Hasil dari penelitian tersebut adalah 5

6 terdapat selisih menguntungkan dalam proyek rehab Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang Kepala Dinas, sehingga hipotesis diterima.bahwa antara anggaran dan realisasi terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp. 2.834.719. selisih ini berasal dari selisih harga bahan bangunan, selisih upah tenaga kerja langsung dan selisish biaya overhead pabrik. Hasil analisis perusahaan berhasil mengendalikan biaya. Dan biaya tersebut lebih rendah dari yang dianggarkan serta kemampuan perusahaan dalam mengerjakan proyek tepat waktu. Kesimpulan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widayanti (2012), Nugroho (2015), dan Deasintha (2015) adalah penelitian yang dilakukan oleh Widayanti dan Nugroho belum efisien karena pada penelitian Widayanti penyusunan anggaran biaya produksi pada PG. Madukismo belum sesuai menurut kajian teori dan penelitian yang dilakukan Nugroho pada nilai anggaran lebih besar dari nilai realisasi namun perusahaan belum melakukan analisa varians yang lebih mendalam. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Deasintha terjadi selisih menguntungkan dimana perusahaan berhasil mengendalikan biaya. Dan biaya tersebut lebih rendah dari yang dianggarkan serta kemampuan perusahaan dalam mengerjakan proyek tepat waktu. B. Tinjauan Pustaka 1. Anggaran a. Pengertian Anggaran Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan penting karena dengan anggaran manajemen dapat merencanakan, mengatur, dan mengevaluasi jalannya suatu kegiatan.

7 Berikut penulis mengemukakan beberapa definisi anggaran yang dinyatakan oleh para ahli diantaranya: Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukur yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi, 2001). Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang (Munandar, 2001). Anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu (Garrison dan Noreen, 2000). Jadi menurut beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran biaya produksi sangat penting peranannya untuk menentukan dan mengetahui jumlah output, agar perusahaan memiliki keunggulan daya saing. Salah satu syarat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan adalah kemampuan dalam meningkatkan laba dan mengendalikan biaya-biaya lainnya. b. Manfaat dan Kegunaan Anggaran Anggaran mempunyai beberapa manfaat, menurut Nafarin (2000) menyatakan manfaat anggaran adalah sebagai berikut: 1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

8 2. Dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kelebihan dan kekurangan pegawai dalam kemampuannya bekerja. 3. Dapat memotivasi pegawai. 4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai. 5. Menghindari pemborosan dan pengeluaran pembayaran yang kurang perlu. 6. Sumber daya seperti tenaga kerja, perlatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. Adapun kegunaan dari anggaran tersebut adalah: 1. Anggaran memberikan suatu pendekatan disiplin untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. 2. Anggaran memberikan arah dan tujuan bagi seluruh tingkatan manajemen. 3. Aggaran meningkatkan koordinasi dan aktivitas bisnis dalam mencapai sasaran dan tujuan perusahaan. 4. Anggaran menyediakan saran untuk memperoleh ide-ide dan kerjasama dari seluruh tingkatan manajemen keahlian dan pengetahuan dari semua manajer diperlukan untuk mengembangkan rencana yang paling efektif dan memungkinkan partisipaso dari pihak yang ada pada setiap tingkatan, tidak hanya membawa ide-ide yang baik menjadi nyata tetapi juga memberikan saran untuk mengkomunikasikan sasaran dukungan untuk rencana terakhir.

9 c. Karakteristik dan Keterbatasan Anggaran Menurut Mulyadi (2001) karakteristik anggaran adalah sebagai berikut: 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang. 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen yang berarti bahwa para manajemen setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. 4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran. 5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu. 6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran, selisihnya dianalisis dan dijelaskan. Keterbatasan anggaran menurut Christina (2002) yaitu: 1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. 3. Karena menyusun anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensi dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran. 4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subjektif pembuat kebijakan terutama saat data dan informasi tidak lengkap dan tidak cukup.

10 d. Klasifikasi Anggaran Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan akan dapat mempunyai lingkup yang luas. Seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan. Maka anggaran perusahaan akan terdiri dari berbagai macam anggaran yan mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. 1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari: a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas atau kegiatan yang berbeda. Misalnya: anggaran penjualan disusun berkisar antara 500 unit sampe 1000 unit. Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel. b. Anggaran Tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Misalnya: penjualan direncanakan 1000 unit, dengan demikian angaran lainnya dibuat berdasarkan anggaran penjualan 1000 unit. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis. 2. Menurut cara penyusunannya, anggaran terdiri dari: a. Anggaran Periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran Kontinu, yaitu anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat.

11 3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari: a. Anggaran Jangka Pendek (Anggaran Taktis), yaitu anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. b. Anggaran Jangka Panjang (Anggaran Strategis), yaitu anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal. Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. 4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk. Anggaran induk yang mengkondisikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan. a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi laba. Anggaran operasional antara lain terdiri dari: Anggaran Penjualan Anggaran Biaya Pabrik: Anggaran Biaya Bahan Baku Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Anggaran Biaya Overhead Pabrik

12 Anggaran Beban Usaha Anggaran Laporan Laba Rugi b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan antara lain terdiri dari: Anggaran Kas Anggaran Piutang Anggaran Persediaan Anggaran Utang Anggaran Neraca 5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari: a. Anggaran komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. b. Anggaran partial, adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran operasional. 6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari: a. Appropriation budget, adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Misalnya: anggaran untuk penelitian dan pengembangan.

13 b. Performance budget, adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas. e. Penyusunan Anggaran Menurut Supriyono (2001) proses penyusunan anggaran sebagai berikut: 1. Menganalisis informasi masa laludan lingkungan luar yang diantisipasi dan SWOT. Manajemen puncak menganalisis masa lalu dan perubahan lingkungan luar yang akan datang dapat diketahui melalui kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi dari luar. Lingkungan luar yang diselidiki dan dianalisis meliputi: kondisi perekonomian, persaingan, selera konsumen, perkembangan teknologi, sosial, politik, kebijakan pemerintah. 2. Menentukan perencanaan strategi Manajemen puncak menyusun perencanaan yaitu dengan penentuan tujuan organisasi dan strategi pokok yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. 3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi, strategi pokok, dan program. Manajemen puncak mengkomunikasikan tujuan organisasi kepada manajer divisi dan manajer bawahannya serta komite anggaran agar mereka mengetahui tujuan yang akan dicapai dan cara-cara pokok untuk mencapai tujuan tersebut.

14 4. Memilih taktik, mengkoordinasi kegiatan, dan mengawasi kegiatan. Manajer divisi menyusun pemilihan taktik yaitu untuk memilih cara-cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan, manajer departemen membuat keputusan pengoperasian yang berhubungan dengan pengkoordinasian semua kegiatan dibawah departemen, adanya manajer seksi bertanggung jawab untuk merencanakan pengawasan terhadap kegiatan seksinya. 5. Menyusun usulan anggaran. Setiap manajer divisi menyusun dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran untuk bagian organisasi dibawahnya yaitu departemen usulan anggaran semua divisi selanjutnya diserahkan kepada komite anggaran. 6. Menyerahkann revisi usulan anggaran. Komite anggaran menyarankan revisi terhadap usulan anggaran setiap divisi agar sesuai dengan rencana jangka panjang dan tujuan organisasi yang telah ditentukan oleh manajemen puncak. 7. Menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi anggaran perusahaan. Setelah usulan anggaran revisi oleh setiap divisi yang berangkutan dan revisinya telah disetujui oleh komite anggaran merakit usulan tersebut menjadi anggaran perusahaan. 8. Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan Anggaran perusahaan masih memerlukan revisi sebelum disahkan oleh manajemen puncak menjadi anggaran perusahaan yang resmi. Setelah dilakukan revisi, anggaran tersebut disahkan dan didistribusikan ke setiap

15 divisi dan bagian organisasi dibawahnya sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan dan sekaligus alat pengendalian. 2. Biaya a. Pengertian Biaya Secara umum biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan (Sunarto, 2004). Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi, 2005). Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas: 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2. Diukur dalam satuan uang 3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi 4. Pengrobanan tersebut untuk tujuan terntentu Selanjutnya pengertian biaya dikemukakan oleh Mursyidi (2008) bahwa: Biaya diartikan sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. Berdasarkan definisi-definisi diatas tentang biaya maka digunakan akumulasi data biaya untuk keperluan penilaian persediaan dan untuk penyusunan laporan-laporan keuangan di mana data biaya jenis ini bersumber pada buku-buku dan catatan perusahaan.

16 b. Pengolongan Biaya Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Mulyadi (2005) mengemukakan bahwa biaya dapat digolongkan menjadi: 1. Objek pengeluaran Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. 2. Fungsi pokok dalam perusahaan Dalam perusahaan manufaktur ada tiga pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok: a. Biaya produksi Biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. b. Biaya pemasaran Biaya- biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

17 c. Biaya administrasi dan umum Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. 3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan: a. Biaya langsung Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yaitu penyebab satu-satunya karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan dmikian biaya langsung tersebut akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu. b. Biaya tidak langsung Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk tersebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. 4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi:

18 a. Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. b. Biaya semivariabel Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. c. Biaya semifixed Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. d. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. 5. Jangka waktu manfaatnya Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua: a. Pengeluaran modal Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau dideplesi.

19 b. Pengeluaran pendapatan Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. 3. Biaya Produksi a. Pengertian Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan di periode mana produk itu dijual. Sebelum laku dijual, biaya produksi dianggap sebagai persediaan. Biaya ini terdiri dari; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Sebelum membahas masalah biaya produksi maka terlebih dahulu perlu dikemukakan pengertian tentang produksi itu sendiri. Secara umum produksi adalah kegiatan suatu organisasi atau perusahaan untuk memproses dan merubah bahan baku menjadi barang jadi melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas produk lainnya. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungan dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang terbagi dalam tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (Mulyadi, 1993).

20 b. Jenis-Jenis Biaya Produksi Menurut Supriyono (1991), ketiga elemen biaya produksi masing-masing didefinisikan sebagai berikut: 1. Biaya bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan secara langsung, atau diikuti jejaknya, atau merupakan bagian internal dari produk tertentu. 2. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan pada produk tertentu. 3. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, misalnya biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya depresiasi, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya listrik dan air, biaya asuransi dan sebagainya. 4. Anggaran Biaya Produksi a. Pengertian Anggaran Biaya Produksi Dengan memahami ketiga unsur biaya produksi, maka akan lebih mudah untuk memahami pengertian anggaran biaya produksi. Hal ini disebabkan karena untuk biaya produksi sejalan dengan unsur anggaran biaya produksi. Anggaran biaya produksi meliputi: 1. Anggaran Biaya Bahan Mentah 2. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Anggaran Biaya Overhead Pabrik

21 Dari uraian diatas, maka anggaran biaya produksi adalah anggaran atas biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa. b. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi Dalam menyusun anggaran perusahaan dapat melakukannya dengan dua cara yakni, secara sebagian demi sebagian (partial) dan secara keseluruhan (comprehensif). Karena itu dikenal comprehensif budget. Comprehensif budget atau anggaran komprehensif menurut Adisaputro dan Asri (2003) yakni penyusunan rencana perusahaan secara keseluruhan. Anggaran komprehensif secara umum terdiri dari anggaran operasi dan anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri dari anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya produksi, dan anggaran laba rugi. Sedangkan anggaran keuangan terdiri dari anggaran neraca, anggaran kas, anggaran piutang, anggaran hutang, dan anggaran modal. Penyusunan anggaran biaya produksi biasanya dimulai dengan anggaran penjualan. Hal ini menjadi dasar perencanaan berkala dalam perusahaan, karena praktis semua perencanaan lainnya disusun berdasarkan anggaran ini, kemudian penyusunan anggaran selanjutnya adalah anggaran produksi karena rencana penjualan yang telah disusun harus direalisasikan dengan memproduksi barang yang telah dianggarkan. Setelah penyusunan anggaran produksi, langkah selanjutnya adalah penyusunan anggaran biaya produksi yang bertitik tolak dari anggaran penjualan dan anggaran produksi.

22 5. Anggaran Penjualan Pengertian Anggaran Penjualan Menurut Haruman dan Rahayu (2007), anggaran penjualan adalah budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan perusahaan selama periode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta tempat/ daerah penjualannya. Manfaat Penyusunan Anggaran Penjualan Menurut Haruman dan Rahayu (2007), tujuan penyusnan anggaran penjualan adalah untuk merencanakan setepat setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang dengan memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian yang dialami perusahaan di masa lalu, khususnya bidang penjualan. Kegunaan Anggaran Penjualan Menurut Munandar (2007), anggaran penjualan mempunyai beberapa kegunaan penting antara lain: a. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Unit yang akan diproduksikan, karena jumlah satuan (unit) yang akan diproduksikan oleh perusahaan ditentukan oleh berapa banyak perusahaan yang bersangkutan mampu menjualnya. b. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Kas, karena penjualan tunai akan mengakibatkan pemasukan Kas. c. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Piutang, karena penjualan kredit akan mengakibatkan bertambahnya Piutang perusahaan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan Menurut Haruman dan Rahayu (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan, yaitu:

23 1. Faktor-faktor internal a. Penjualan tahun-tahun yang lalu b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan c. Kapasitas produksi yang dimiliki serta kemungkinan perluasannya d. Tenaga kerja yang tersedia baik jumlah maupun keahliannya e. Model kerja yang dimiliki perusahaan f. Fasilitas lain yang menunjang 2. Faktor-faktor eksternal a. Keadaan persaingan di pasar b. Posisi perusahaan dalam persaingan c. Tingkat pertumbuhan penduduk d. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan e. Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh 6. Anggaran Produksi Pengertian Anggaran Produksi Menurut Haruman dan Rahayu (2007), anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terpisah mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang didalamnya mencakup rencana mengenai jenis, jumlah, dan waktu produksi akan dilakukan. Menurut Blocher dkk (2000), anggaran produksi merupakan rencana perolehan dan pengkombinasian sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan operasi pemanufakturan yang memungkinkan perusahaan untuk mencapai penjualannya dan mempunyai sejumlah persediaan yang diharapkan pada akhir periode anggaran.

24 Manfaat penyusunan anggaran produksi menurut Haruman dan Rahayu (2007), anggaran produksi merupakan suatu alat perencanaan, koordinasi dan pengendalian kegiatan produksi, sehingga tujuan penyusunan anggaran produksi a. Menunjang kegiatan berbagai penjualan, sehingga barang dapat tersedia sesuai dengan yang direncanakan b. Menjaga tingkat persediaan yang optimum. c. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya produksi menjadi minimum. Faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran produksi Menurut Haruman dan Rahayu (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jumlah barang yang harus diproduksi oleh perusahaan selama periode waktu tertentu adalah: a. Jumlah barang yang telah direncanakan untuk dijual, sebagaimana yang tercantum dalam anggaran penjualan b. Kapasitas mesin dan peralatan pabrik c. Tenaga kerja yang dimiliki yang terkait dengan kualitas maupun kuantitasnya d. Stabilitas bahan baku e. Modal kerja yang dimiliki f. Fasilitas gudang Langkah-langkah dalam menyusun anggaran produksi menurut Haruman dan Rahayu (2007), di samping itu pula dapat disusun langkah-langkah utama yang dilakukan dalam rangka menyusun anggaran produksi dan pelaksannanya: 1. Tahap Perencanaan a. Menentukan periode waktu sebagai dasar penyusunan biaya produksi

25 b. Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan 2. Tahap Pelaksanaan a. Menentukan kapan barang diproduksi b. Menentukan di mana barang akan diproduksi c. Menentukan urutan-urutan proses produksi d. Menentukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi e. Menyusun program tentang penggunaan bahan baku, buruh, service dan peralatan f. Menyusun standar biaya produksi g. Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan 7. Anggaran Bahan Baku Langsung Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dibedakan menjadi dua, yaitu bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Menurut Haruman dan Rahayu (2007), bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian barang jadi yang dihasilkan, sedangkan bahan baku tak langung adalah bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan. Anggaran bahan baku hanya merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku langsung. Bahan baku tak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik. Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku Menurut Haruman dan Rahayu (2007), tujuan penyusunan bahan baku langsung adalah:

26 a. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung b. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung yang diperlukan c. Sebagai dasar memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku langsung d. Sebagai dasar penentuan harga pokok produksi yakni memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku langsung dalam proses produksi e. Sebagai dasar melakukan fungsi pengendalian bahan baku langsung Penyusunan anggaran bahan baku menurut Haruman dan Rahayu (2007), anggaran-anggaran yang berhubungan dengan bahan baku antara lain: a. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. b. Anggaran pembelian bahan baku Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang harus dibeli pada periode mendatang. c. Anggaran persediaan bahan baku Anggaran ini merupakan suatu perencanaan terperinci atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai persediaan. d. Anggaran biaya bahan baku habis digunakan dalam produksi (pemakaian bahan baku) Sebagai bahan baku disimpan sebagai persediaan, dan sebagian dipergunakan dalam proses produksi, anggaran ini merencanakan nilai bahan baku yang

27 digunakan dalam satuan uang. Tentu saja semua bahan baku yang tersedia akan habis digunakan untuk produksi. Hal ini disebabkan karena dua hal, yakni: 1. Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode berikutnya. 2. Perlu adanya persediaan besi (persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan proses produksi) agar kelangsungan produksi tidak terganggu akibat kehabisan bahan baku. 8. Anggaran Tenaga Kerja Langsung Pengertian anggaran tenaga kerja langsung menurut Haruman dan Rahayu (2007), tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi perusahaan dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Tenaga kerja langsung mempunyai sifat: a. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja ini berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi. b. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel c. Umumnya dikatakan tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan denga produk akhir. Manfaat anggaran tenaga kerja langsung menurut Haruman dan Rahayu (2007), manfaat penyusunan anggaran tenaga kerja: a. Penggunaan tenaga kerja lebih efisien b. Biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien c. Harga pokok produk dapat dihitung secara tepat

28 d. Sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyusunan Tenaga Kerja Langsung Menurut Haruman dan Rahayu (2007), faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja adalah: a. Kebutuhan tenaga kerja b. Pencarian atau penarikan tenaga kerja c. Latihan bagi tenaga kerja baru d. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja e. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja f. Pengawasan tenaga kerja