KERAGAAN HASIL GALUR-GALUR PADI PADA DUA LOKASI DI LAHAN LEBAK KABUPATEN TAPIN DAN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI IP 300 DI LAHAN SAWAH IRIGASI SEMI INTENSIF KALIMANTAN SELATAN

PENAMPILAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAB III METODE PENELITIAN

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

Keragaan Varietas Inpari Pada Lahan Lebak Tengahan di Desa Epil Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

III. METODE PENELITIAN

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI YANG ADAPTIF PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI YANG ADAPTIF PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Produktivitas Galur Harapan Padi di Lahan Pasang Surut dan Rawa Lebak. Bambang Kustianto

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

LAMPIRAN. Lampiran 1 Deskripsi dan gambar varietas tanaman padi. 1. Deskripsi Varietas Padi Ciherang (Suprihatno et al. 2009)

Universitas Sumatera Utara

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

KERAGAAN VARIETAS PADI RAWA ADAPTIF PADA LAHAN RAWA LEBAK DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

Evaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PEMUPUKAN N DENGAN MENGGUNAKAN BWD PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DAN JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

Uji Multilokasi Galur Harapan Padi Gogo

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

III. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

Pengelolaan Hara Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Lahan Rawa Pasang Surut Sulfat Masam Potensial

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

KERAGAAN TANAMAN PADI BERDASARKAN POSISI TANAMAN TERHADAP KOMPONEN HASIL PADA SISTEM TANAM LEGOWO 4:1 ABSTRAK

USAHA TANI PARIA MENUNJANG KEGIATAN VISITOR PLOT DI KEBUN PERCOBAAN MAUMERE. I. Gunarto, B. de Rosari dan Masniah BPTP NTT

HASIL DAN PEMBAHASAN

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK UNTUK MENGURANGI PUPUK ANORGANIK DAN PENINGKATAN PODUKTIVITAS PADI DI LAHAN PASANG SURUT

KERAGAAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU ABSTRAK

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Padi Gogo di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN. Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN JAGUNG PADA LAHAN KERING MASAM DI TALAWI, SAWAHLUNTO

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

Transkripsi:

KERAGAAN HASIL GALUR-GALUR PADI PADA DUA LOKASI DI LAHAN LEBAK KABUPATEN TAPIN DAN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Sumanto dan Fahkrina Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. P. Batur Barat no 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan e-mail : sumantoma@gmail.com ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan di lahan rawa lebak Kabupaten Tapin dan Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan pada musim tanam MK 2010. Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan informasi keragaan galur padi dengan produksi tinggi serta adaptif di lahan lebak. Pengolahan tanah dilaksanakan secara sempurna. Petak percobaan berukuran 4 x 5 m 2. Jarak tanam yang digunakan 20 x 20 cm dan jumlah bibit 2-3 batang/lubang. Dosis pupuk yang digunakan yaitu 250 kg urea/ha, 150 kg SP-36/ha, dan 100 kg KCl/ha. Pengendalian OPT berdasarkan konsep PHT. Adapun galur yang dikaji yaitu (1) B11844-MR-29-7-1, (2) BP1031F-PN-25-24-6; (3) B10553E-KN-6-1; (4) B11377F-MR-34-2; (5) B10217F-TB-38-1-1; (6) B11016D-KN-2-1; (7) B10868F-MR-15-1; (8) B10551E-KN-62-2; (9) IR42; (10) Inpara-2. Pengkajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 ulangan. Panen dilaksanakan jika telah masak fisiologis, yaitu 90% malai pada petakan telah berwarna kuning. Panen dengan cara diarit menggunakan sabit bergerigi. Gabah segera dirontok dan dijemur hingga kadar air gabah mencapai 14%. Data yang diamati meliputi komponen hasil dan hasil padi. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan Sidik Ragam dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan DMRT. Galur padi yang dikaji di Kabupaten Tapin memiliki keragaan hasil berkisar antara 3,69 5,45 t/ha GKG, sementara varietas kontrol IR-42 dan Inpara-2 masing-masing 4,73 t/ha dan 5,10 t/ha GKG. Galur yang menghasilkan gabah lebih tinggi dari Inpara-2 adalah B10868F-MR-15-1 (5,45 t/ha GKG) dan B10551E-KN-62-2 (5,17 t/ha GKG). Galur padi yang dikaji di Kabupaten Tanah Laut memiliki keragaan hasil berkisar antara 2,48 4,19 t/ha GKG, sementara varietas kontrol IR-42 dan Inpara-2 masing-masing 2,62 t/ha dan 3,94 t/ha GKG. Galur yang menghasilkan gabah lebih tinggi dari Inpara-2 adalah B10553E-KN-6-1 (4,19 t/ha GKG). Kata kunci : hasil, galur padi, keragaan, lahan lebak Pendahuluan Padi merupakan komoditas utama tanaman pangan yang mendapat prioritas untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan. Luas tanam padi di Kalimantan Selatan adalah 519.286 Ha dengan produktivitas 3,86 t/ha (Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, 2008). Usahatani padi di Kalimantan Selatan sebagian dilaksanakan di lahan rawa dan sebagian besar masih menggunakan varietas lokal, dengan produktivitas rendah (1,5 2,5 t/ha). Rendahnya produktivitas tersebut akibat rendahnya kesuburan tanah dan ph tanah, kandungan Al tinggi, tingginya serangan hama dan penyakit, serta kurang tersedianya Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 73

varietas unggul dengan karakter produksi tinggi, toleran rendaman dan Al, yang adaptif di lahan rawa. Preferensi terhadap varietas lokal terutama karena kemudahan dalam pemeliharaan sehingga petani dapat memanfaatkan waktu untuk pekerjaan yang lain, rasa nasi yang disukai konsumen setempat, sehingga harga jualnya lebih tinggi dan varietas unggul yang belum signifikan peningkatan hasilnya. Beberapa varietas unggul padi lahan rawa telah dihasilkan (Suprihatno, dkk., 2009) dengan potensi hasil berkisar antara 4,5 6,5 t/ha. Selain itu, percepatan pelepasan varietas unggul yang memiliki potensi hasil yang jauh lebih tinggi (40-50%) dari varietas yang telah ada toleran rendaman, Al dan adaptif di lahan rawa juga perlu dilakukan. BB Padi yang memiliki galur-galur harapan padi lahan rawa dengan potensi hasil tinggi, sebelum dilepas galur-galur tersebut perlu dikaji untuk mengetahui keragaannya terlebih dahulu (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2008; Sabran, dkk. 2007). Kalimantan Selatan patut menjadi lokasi kegiatan tersebut, karena selain daerah sentra produksi padi juga merupakan daerah yang membudidayakan padi lahan rawa. Luas penggunaan lahan lebak di Kalimantan Selatan tahun 2007 mencapai 205.545 ha (Sriyono, 2009). Padi rawa lebak secarra umum sama dengan padi sawah, tetapi karena hidupnya di lahan rawa lebak, maka perlu varietas yang adaptif sesuai karakteristik rawa lebak. Agroekosistem lahan rawa lebak mempunyai dua kondisi ekstrim, yaitu tergenang pada musim hujan dan kering pada musim kemarau (Ar-Riza dan Jumberi, 2008). Padi varietas unggul baru yang sesuai di lahan lebak dan disukai petani adalah tahan rendam saat genangan air tinggi dan tahan kekeringan atau berumur genjah, produktivitas tinggi dan rasa sesuai selera masyarakat (Endrizal dan Julistia, 2010). Penerapan teknologi dan strategi pengembangan yang tepat sesuai dengan karakteristik lahan lebak dapat meningkatkan produksi dan produktivitas padi di rawa lebak (Endrizal dan Julistia, 2010). Pengkajian bertujuan untuk mengetahui keragaan hasil galur-galur padi serta adaptif di agroekosistem lebak Kabupaten Tapin dan Kabupaten Tala. Metodologi Kegiatan pengkajian menggunakan 8 galur harapan dan 2 varietas pembanding yaitu IR42 dan Inpara-2. Kegiatan ini dilaksanakan di Tangkawang, Kec. Bakarangan, Kab. Tapin dan Desa Sumber Makmur, Kec. Takisung, Kab. Tala. Adapun galur-galur yang dikaji adalah; (1) B11844-MR-29-7-1, (2) BP1031F-PN-25-24-6; (3) B10553E-KN-6-1; (4) B11377F-MR-34-2; (5) B10217F-TB-38-1-1; (6) B11016D-KN-2-1; (7) B10868F-MR-15-1; (8) B10551E-KN-62-2; (9) IR42; (10) Inpara 2. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan dengan satuan percobaan berupa petak berukuran 4 x 5 m 2. Penanaman dilaksanakan pada MK 2010. Tanam dilakukan dengan jarak tanam 20 x 20 cm dan jumlah benih 2-3 batang/lubang. Pemupukan yang diberikan adalah 250 kg urea/ha, 150 kg SP-36/ha, 100 kg KCl/ha. Pengendalian OPT berdasarkan konsep PHT. Panen dilaksanakan jika telah masak fisiologis, 90% malai pada petakan telah berwarna kuning. Panen dengan cara diarit menggunakan sabit bergerigi. Gabah segera dirontok dan dijemur dengan panas matahari hingga kadar air gabah mencapai 14%. Karakter yang diamati terdiri dari komponen pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman dan jumlah anakan, serta komponen hasil yaitu umur berbunga, banyaknya anakan produktif, jumlah gabah per malai, persentase gabah hampa per malai, hasil panen (ubinan). Data yang diperoleh dianalisis secara statistik, jika berbeda nyata dilanjutkan menggunakan DMRT. Sumanto dan Fahkrina : Keragaan hasil galur padi pada dua lokasi 74

Hasil dan Pembahasan Dilihat dari hasil analisa tanah, yang mana saat pengambilan contoh tanah kondisi lahan sama-sama dalam kondisi terendam. Kandungan C, N tot, C/N ratio, P2O5 total, KTK dan ph, di Kabupaten Tanah Laut (Tala) lebih tinggi dibanding dengan di Kabupaten Tapin. Sedang kandungan P2O5 tersedia, K2O, Al-dd, kejenuhan Al dan basa-basa tukar, di Kabupaten Tapin lebih tinggi (Tabel 1). Kondisi demikian mungkin dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi. Tabel 1. Data Hasil Analisis Tanah di Rawa Lebak Kab. Tapin dan Kab. Tala, MK. 2010 No Sifat fisik dan kimia Desa Tengkawang, Kec. Bakarangan, Kab. Tapin Desa Sumber Makmur, Kec. Takisung, Kab. Tala Nilai Kriteria Nilai Kriteria 1 C (%) 2,10 sedang 4,40 tinggi 2 N tot (%) 0,168 rendah 0,294 sedang 3 C/N 12,50 sedang 14,97 sedang 4 P2O5 (Bray) (ppm) 15,263 sedang 3,614 rendah 5 P2O5 (HCl 25%) (mg/100 g) 18,656 rendah 34,438 sedang 6 K2O (HCl 25%) (mg/100 g) 14,57 rendah 5,42 sangat rendah 7 KTK (me/100 g) 17,80 sedang 25,0 sedang 8 Al-dd (me/100 g) 4,80 sedang 2,20 rendah H-dd 1,20 0,70 Kejenuhan Al (%) 44,46 tinggi 8,8 Sangat rendah Basa-basa tukar 9 K (me/100 g) 0,253 rendah 0,049 sangat rendah 10 Na (me/100 g) 0,162 rendah 0,156 rendah 11 Mg (me/100 g) 1,872 sangat tinggi 0,556 sedang 12 Ca (me/100 g) 2,509 rendah 1,007 sangat rendah 13 ph (H2O) 4,11 masam 4,50 masam Kondisi lahan selama ada pertanaman padi di Kabupaten Tapin, saat tanam lahan masih terendam dan air semakin berkurang seiring dengan bertambahnya umur anaman padi. Lahan mulai tidak tergenang saat tanaman padi berumur 35 hari setelah tanam sampai dengan saat panen. Sementara lahan di Kabupaten Tala selalu terendam sejak bibit padi ditanam sampai padi dipanen. Genangan air diduga berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan padi saat umur 30 hari. Di Kabupaten Tapin, sejak tanaman padi umur 35 hari, lahan sudah tidak tergenang. Kondisi demikian menyebabkan terjadinnya penghawaan lebih baik, sehingga memungkinkan penyerapan unsur hara dari dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman lebih baik. Sementara di Kabupaten Tanah Laut sejak tanam sampai panen lahan selalu tergenang dengan ketinggi antara 25 cm 75 cm. Kondisi demikian mungkin dapat menghambat pertumbuhan tanaman padi seperti tinggi tanaman dan jumlah anakan. Di Kabupaten Tapin, tinggi tanaman berkisar antara 58,43 cm 78 cm dengan jumlah anakan antara 11,45 batang 17,70 batang, sementara di Kabupaten Tanah Laut tinggi tanaman berkisar antara 58,43 cm 68,75 cm dengan jumlah anakan antara 11,68 batang 17,30 batang (Tabel 2). Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 75

Tabel 2. Tanaman dan Jumlah Anakan umur 30 Hari Setelah Tanam (HST) dan Umur Berbunga Galur Padi di Kab. Tapin dan Kab. Tala, MK. 2010. No Galur tanaman Kab. Tapin Jumlah anakan Umur berbunga (hari) tanaman Kab. Tala Jumlah anakan Umur berbunga (hari) 1. B11844-MR-29-7-1 58,43 a 13,30 tn 57,00 a 58,43 a 11,88 a 62,25 a 2. BP1031F-PN-25-24-6 65,05 abc 12,70 58,50 a 59,55 ab 12,08 a 65,25 a 3. B10553E-KN-6-1 70,90 bc 15,15 69,75 d 63,00 ab 11,68 a 76,25 ab 4. B11377F-MR-34-2 67,38 abc 14,30 65,75 bc 62,35 ab 12,40 a 75,50 ab 5. B10217F-TB-38-1-1 65,10 abc 11,45 64,75 bc 59,15 ab 12,93 a 77,75 ab 6. B11016D-KN-2-1 59,95 ab 14,80 70,00 d 59,25 ab 13,13 a 62,00 a 7. B10868F-MR-15-1 72,78 c 13,55 62,50 b 68,75 b 11,95 a 77,25 ab 8. B10551E-KN-62-2 67,88 abc 15,40 62,75 b 56,85 a 13,50 a 75,50 ab 9. IR42 61,65 abc 17,70 77,50 e 55,70 a 17,30 b 91,50 b 10. INPARA 2 65,10 abc 16,85 68,50 cd 61,50 ab 12,90 a 68,50 a Angka sekolom yang diikuti huruf sama tidak beda nyata pada taraf 5% berdasarkan DMRT Genangan air diduga juga berpengaruh terhadap umur berbunga, tinggi tanaman saat panen dan jumlah anakan produktif. Berdasarkan informasi pada saat lahan dalam kondisi kering, dalam rangka tanaman beradaptasi dengan lingkungan tumbuh, maka pertumbuhan tanaman akan dialihkan dari pertumbuhan vegetatif ke generatif, sehingga tanaman yang cenderung kekurangan air akan lebih cepat berbunga (Tabel 2). Galur/varietas padi yang ditanam di Kabupaten Tapin umur berbunga berkisar antara 57 hari 77,5 hari, sedang Galur/varietas padi yang ditanam di Kabupaten Tanah Laut umur berbunga berkisar antara 62 hari 91,5 hari. Tabel 3. Tanaman (saat panen) dan Jumlah Anakan Produktif Galur Padi Saat Panen di Kab. Tapin dan Kab. Tala, MK. 2010. Kab. Tapin Kab. Tala No Galur tanaman (cm) Jumlah anakan produktif tanaman (cm) Jumlah anakan produktif 1. B11844-MR-29-7-1 85,45 a 11,88 a 98,93 a 11,35 d 2. BP1031F-PN-25-24-6 101,53 ab 12,08 a 112,75 cd 9,38 abcd 3. B10553E-KN-6-1 100,53 ab 11,68 a 118,60 d 9,98 bcd 4. B11377F-MR-34-2 100,73 ab 12,40 a 107,98 abc 8,45 abc 5. B10217F-TB-38-1-1 105,88 b 12,93 a 105,08 abc 7,38 a 6. B11016D-KN-2-1 98,45 ab 13,13 a 104,60 abc 11,55 d 7. B10868F-MR-15-1 107,05 b 11,95 a 103,98 abc 8,00 ab 8. B10551E-KN-62-2 96,95 ab 13,50 a 101,85 ab 10,70 cd 9. IR42 93,70 ab 17,30 b 107,60 abc 11,70 d 10. INPARA 2 97,78 ab 12,90 a 109,40 bc 9,68 abcd Angka sekolom yang diikuti huruf sama tidak beda nyata pada taraf 5% berdasarkan DMRT Sumanto dan Fahkrina : Keragaan hasil galur padi pada dua lokasi 76

Telah diinformasikan diatas bahwa pada saat lahan dalam kondisi kering maka pertumbuhan tanaman dialihkan dari pertumbuhan vegetatif ke generatif, sehingga galur/ varietas padi yang ditanam di Kabupaten Tapin tinggi tanaman saat panen rata-rata lebih pendek dari pada yang ditanam di Kabupaten Tanah Laut. tanaman galur/varietas padi saat panen yang ditanam di Kabupaten Tapin berkisar antara 85,45 cm 107,05 cm, sedang di Kabupaten Tanah Laut berkisar antara 98,93 cm 118,60 cm (Tabel 3). Galur/ varietas padi yang ditanam di Kabupaten Tapin menghasilkan jumlah anakan produktif ratarata lebih tinggi dibanding yang ditanam di Kabupaten Tanah Laut. Hal ini diduga saat genangan air berkurang (masih dalam kondisi kapasitas lapang) merangsang terjadinya pembentukan jumlah anakan yang lebih banyak (Tabel 3). Keragaan hasil gabah galur/varietas padi yang ditanam di Kabupaten Tapin berkisar antara 3,69 t/ha GKG 5,45 t/ha GKG, di Kabupaten Tanah Laut berkisar antara 2,48 t/ha GKG 4,19 t/ha GKG. Rata-rata hasil gabah di Kabupaten Tapin lebih tinggi dari pada hasil gabah dari Kabupaten Tanah Laut. Hal ini karena galur/varietas padi yang ditanam di Kabupaten Tapin menghasilkan jumlah anakan produktif dan jumlah gabah isi per malai lebih tinggi dibanding galur/varietas padi yang ditanam di Kabupaten Tanah Laut (Tabel 3, 4, dan 5). Tabel 4. Hasil Gabah Kering (GKG), Jumlah Gabah Isi dan Gabah Hampa Galur Padi di Kab. Tapin, MK. 2010. Kabupaten Tapin No Galur Gabah isi Gabah hampa GKG (t/ha) per malai per malai 1. B11844-MR-29-7-1 3,69 a 129,90 ab 22,70 de 2. BP1031F-PN-25-24-6 3,79 ab 130,80 ab 26,10 ef 3. B10553E-KN-6-1 3,98 ab 143,70 abc 20,80 cd 4. B11377F-MR-34-2 3,75 a 132,20 abc 17,40 bc 5. B10217F-TB-38-1-1 3,97 ab 158,80 c 27,80 f 6. B11016D-KN-2-1 4,47 bc 141,80 abc 13,30 ab 7. B10868F-MR-15-1 5,45 d 129,30 ab 21,90 cde 8. B10551E-KN-62-2 5,17 cd 148,55 abc 20,30 cd 9. IR42 4,73 c 121,50 a 12,30 a 10. INPARA 2 5,10 cd 156,35 bc 22,20 cde Angka sekolom yang diikuti huruf sama tidak beda nyata pada taraf 5% berdasarkan DMRT. Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 77

Tabel 5. Hasil Gabah Kering (GKG), Jumlah Gabah Isi dan Gabah Hampa Galur Padi di Kab. Tala, MK. 2010. Kab. Tala No Galur Gabah isi Gabah hampa GKG (t/ha) per malai per malai 1. B11844-MR-29-7-1 3,51 abc 124,43 b 28,53 cd 2. BP1031F-PN-25-24-6 2,66 a 114,35 a 22,83 bcd 3. B10553E-KN-6-1 4,19 c 136,20 abc 26,30 cd 4. B11377F-MR-34-2 2,50 a 123,63 a 16,78 abc 5. B10217F-TB-38-1-1 2,48 a 157,73 c 31,05 d 6. B11016D-KN-2-1 3,62 abc 137,20 abc 12,70 ab 7. B10868F-MR-15-1 2,74 ab 114,23 a 30,78 d 8. B10551E-KN-62-2 2,87 ab 143,83 bc 19,35 abcd 9. IR42 2,62 a 113,40 a 10,95 a 10. INPARA 2 3,94 bc 159,38 c 24,48 cd Angka sekolom yang diikuti huruf sama tidak beda nyata pada taraf 5% berdasarkan DMRT. Kesimpulan 1. Galur padi yang dikaji di Kab. Tapin memiliki keragaan hasil berkisar antara 3,69 5,45 t/ha GKG, sementara varietas kontrol IR-42 dan Inpara-2 masing-masing 4,73 t/ha dan 5,10 t/ha GKG. Galur yang menghasilkan gabah lebih tinggi dari Inpara-2 adalah B10868F-MR-15-1 (5,45 t/ha GkG) dan B10551E-KN-62-2 (5,17 t/ha GKG). 2. Galur padi yang dikaji di Kab. Tala memiliki keragaan hasil berkisar antara 2,48 4,19 t/ha GKG, sementara varietas kontrol IR-42 dan Inpara-2 masing-masing 2,62 t/ha dan 3,94 t/ha GKG. Galur yang menghasilkan gabah lebih tinggi dari Inpara-2 adalah B10553E-KN-6-1 (4,19 t/ha GkG). 3. Galur-galur padi yang ditanam di Kabupaten Tapin rata-rata menghasilkan gabah lebih tinggi dibanding galur-galur padi yang ditanam di Kabupaten Tanah Laut. Daftar Pustaka Ar-Riza dan Jumberi,A., 2008. Padi di Lahan Rawa Lebak dan Peranannya dalam Sistem Produksi Padi Nasional. Padi Inovasi Teknologi Produksi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanah Laut, 2006. Tanah Laut dalam angka. Pelaihari. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2008. Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi Perubahan Iklim Global Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Pangan. Buku Panduan PPN III 2008. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi). Sukamandi. Sumanto dan Fahkrina : Keragaan hasil galur padi pada dua lokasi 78

Dinas Pertanian, 2004. Laporan Tahunan Dinas Pertanian. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Pertanian. Banjarbaru. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, 2007. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tahun 2006. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, 2005. Pemetaan Daerah Serangan Organisme Pengganggu pada Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, 2008. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tahun 2007. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Endrizal dan Julistia,B., 2009. Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Padi pada Rawa Lebak Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi di Provinsi Jambi. Prosiding Seminiar Hasil Penelitian Padi 2009. Balai Besar Penelitian Padi. Sukamandi, Nopember 2010. Hal 801-814. Noor, A. et al, 2006. Penyusunan Peta Potensi Waktu Tanam Melalui Analisis Neraca Air. Laporan Hasil Pengkajian. BPTP Kalimantan Selatan (tidak dipublikasi). Sabran,M., R.D.Ningsih dan Khairudin. 2007. Adaptasi Varietas Padi di Lahan Pasang Surut. Laporan Hasil Penelitian, BPTP Kalimantan Selatan (tidak dipublikasi). Sriyono, 2009. Laporan Tahunan. Dinas Petanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Hal 108. Suprihatno, B., Aan A.Daradjat, Satoto, Baehaki, S.E., N.Widiarta, A.Setyono, S.D. Indrasari, Ooy S.lesmana, dan H.Sembiring. 2009. Diskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 79