LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

dokumen-dokumen yang mirip
B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

B A B P E N D A H U L U A N

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

INDIKATOR RENCANA STRATEGIK TAHUN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN TARGET. 14 Angka kematian ibu

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI PERIODE intensitas upaya-upaya pencegahan. yang melaksanakan pembinaan petugas kab/puskesmas KH)

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Pemerintah Kota Pekalongan

LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2016

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

TARGET INDIKATOR SATUAN MENINGKATKAN 1. INDIKATOR SASARAN CAPAIAN MISI TUJUAN SASARAN NO

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PANGKALPINANG

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN GRESIK PERJANJIAN KINERJA ESELON III TAHUN 2016

JL. Ahmad Yani No. 159 Serang Banten Telp/Fax. (0254)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

PROGRAM KEGIATAN DINAS KESEHATAN KELUARGA SEHAT DAN LORONG SEHAT TAHUN dr. Hj. A. Naisyah Azikin, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Tabel 2.1 REKAPITULASI HASIL EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DAN PENCAPAIAN RENSTRA S/D TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

2.1 Rencana Strategis

KATA PENGANTAR. Rahmat dan Petunjuknya. Kami diberi kekuatan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

REKAPITULASI LAPORAN TRI WULAN 1 s.d 4 TAHUN ANGGARAN 2016

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

LAKIP Dinas Kesehatan Kota Pasuruan Tahun

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERTNTAH KOTA PRABUMULIH. I}INAS KE,SEHATAN Kantor Pemerintah Kota Prabumulih Lantai 5 Jalan Jenderal Sudirman Km. 12 Pangkul Pratrumulih TENTANG

Juknis Operasional SPM

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

RINGKASAN EKSEKUTIF. LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2015

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BELITUNG

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

Transkripsi:

2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KESEHATAN KABUPATEN OKU TIMUR Jl. Lintas Sumatera KM. 7 Martapura OKU Timur

IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja ini merupakan media atau sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Dinas Kesehatan beserta jajarannya kepada Bupati OKU Timur, dan seluruh kepentingan yang memerlukan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung. Dan sebagai sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Visi Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur adalah Menuju masyarakat yang madani untuk hidup sehat dan berkeadilan. Dalam mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan sebagai Institusi yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang kesehatan menuju pembangunan kesehatan mempunyai misi yaitu : 1). Menjamin pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat, 2). Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, dan 3). Meningkatkan profesionalitas tenaga kesehatan. Dalam mencapai visi dan misi tersebut Dinas Kesehatan menetapkan 6 (enam) Sasaran Strategis yang akan dicapai dalam tahun 2016-2021 yaitu 1. Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat; 2. Memberikan jaminan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu; 3. Menurunnya jumlah kematian ibu maternal; 4. Menurunnya jumlah kematian neonatal, bayi dan balita; 5. Meningkatnya pelayanan gizi di masyarakat; vi

6. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular; Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; 7. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan; 8. Meningkatnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional dan komplementer; 9. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan kesehatan jiwa; 10. Meningkatnya upaya kesehatan kerja dan olahraga; 11. Meningkatnya upaya pengurangan risiko krisis kesehatan; 12. Meningkatnya upaya kesehatan lansia; 13. Meningkatnya ketersediaan dan mutu SDM Kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan; 14. Terselenggaranya standarisasi, sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan; 15. Meningkatnya pelaksanaan pendidikan tinggi dan peningkatan mutu SDM Kesehatan; 16. Meningkatnya perencanaan SDM Kesehatan; 17. Meningkatnya intelegensia kesehatan; 18. Terwujudnya Puskesmas yang teregistrasi dan terakreditasi; 19. Tersedianya pelayanan kefarmasian dan fasilitas kesehatan bagi seluruh masyarakat OKU Timur; 20. Tersedianya pelayanan kesehatan rujukan dengan fasilitas kesehatan yang memenuhi standar. Guna mencapai Sasaran Strategis tersebut diatas, diperlukan dukungan sasaran program dan kegiatan sebagai berikut : 1. Terpenuhinya ketersediaan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan 2. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dalam upaya meningkatkan status kesehatan, gizi ibu dan anak. 3. Meningkatnya pengendalian penyakit. vii

4. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan. Untuk menilai pencapaian sasaran strategis, Dinas Kesehatan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) pada tahun 2016 melalui Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor : /DISKES.1/2016, dengan keputusan tersebut terdapat 45 (empat puluh lima) indikator sebagai alat pengukuran kinerja, yaitu : 1. Persentase penyebarluasan informasi PHBS melalui peran serta lintas program dan lintas sektor 2. Persentase desa menjadi Desa Siaga Aktif dan berkesinambungan 3. Persentase pemanfaatan dana desa minimal 10% untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) 4. Persentase penyediaan sarana dan prasarana promosi kesehatan 5. Cakupan penyediaan sharing Anggaran Jamsoskes Sumsel Semesta 6. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) 7. Jumlah Puskesmas diwajibkan untuk melaksanakan kelas ibu hamil 8. Jumlah Puskesmas melakukan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) 9. Persentase ibu harus melakukan persalinan dengan tenaga kesehatan yang kompeten dan di fasilitas kesehatan 10. Persentase pelayanan KB sesuai standar 11. Persentase neonatus, bayi dan balita mendapatkan pelayanan sesuai standar 12. Persentase penyelenggaraan kegiatan kesehatan bayi, anak dan remaja 13. Persentase pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK 14. Persentase pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil viii

15. Persentase bayi dan balita harus melakukan penimbangan setiap bulan 16. Cakupan sosialisasi dan evaluasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 17. Cakupan sosialisasi dan monitoring ASI Eksklusif 18. Cakupan monitoring balita dengan gizi kurang, gizi buruk dan gizi lebih disertai dengan perencanaan aturan pola makannya 19. Persentase pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk 20. Cakupan sarana dan prasarana program pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular 21. Cakupan pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan standar 22. Persentase verifikasi Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM 23. Persentase Desa Sehat, Kecamatan Sehat 24. Jumlah kebijakan daerah yang mengatur tentang sarana air minum, Tempat-Tempat Umum (TTU) dan tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan dan dilakukannya Inspeksi Kesehatan secara berkala 25. Jumlah pengadaan IPAL untuk Puskesmas dan Rumah Sakit dan pengawasan secara berkala 26. Cakupan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer 27. Persentase penyediaan pelayanan kesehatan jiwa dan NAPZA 28. Persentase penyelenggaraan kegiatan kesehatan kerja dasar 29. Persentase penyelenggaraan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat 30. Persentase penanggulangan krisis kesehatan melalui advokasi dan sosialisasi 31. Persentase pembinaan Posyandu Lansia 32. Cakupan pendistribusian SDM Kesehatan secara merata di setiap fasilitas pelayanan kesehatan ix

33. Persentase pelaksanaan uji kompetensi kepada lulusan Diknakes dan uji kompetensi secara berkala (6 bulan) kepada setiap tenaga kesehatan 34. Persentase pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional bagi tenaga kesehatan secara berkala 35. Persentase pendidikan bersertifikat bagi apartur pada pelatihan yang terakreditasi 36. Persentase SDM Kesehatan yang memiliki STR 37. Persentase tenaga kesehatan potensial 38. Persentase perencanaan SDMK 39. Cakupan penyediaan instrumen peningkatan dan penanggulangan masalah kesehatan inteligensia sesuai siklus hidup untuk mendukung pembangunan pendidikan kewarganegaraan dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas 40. Jumlah Registrasi Puskesmas dan jaringannya 41. Jumlah Puskesmas untuk melaksanakan Akreditasi 42. Persentase penyediaan obat bufferstock setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan program pelayanan kesehatan 43. Cakupan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan melalui pembangunan sarana serta pengadaan prasarana dan alat kesehatan yang memenuhi standar 44. Cakupan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan melalui pembangunan sarana serta pengadaan prasarana dan alat kesehatan yang memenuhi standar 45. Penyediaan fasilitas sarana, prasarana dan alat kesehatan Rumah Sakit dengan status kepemilikan Pemerintah Kabupaten OKU Timur Capaian kinerja dari indikator diatas, 10 indikator sudah mencapai target. x

Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan sesuai kebutuhan yaitu Jumlah puskesmas perawatan 11, non perawatan 11, jumlah puskesmas rawat inap yang mampu PONED ada 5, jumlah POSKESDES dari 206 menjadi 216, dari 362 desa, dan jumlah PUSTU sebanyak 59. Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan berkompetensi kebidanan sebesar 85% dilihat dari meningkatnya jumlah cakupan PeriNatal (PN) mencapai 92,77%. Pelayanan kesehatan anak balita sebesar 85% melalui upaya, penimbangan berat badan bayi yang dapat dilihat dari KMS, dan cakupan kunjungan balita sebanyak 75%. Cakupan pelayanan kesehatan lansia sebesar 85% melalui upaya kegiatan Posyandu lansia yang dilaksanakan ditiap desa binaan di wilayah kerja masing-masing puskesmas. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah sebesar 90% melalui upaya distribusi kapsul Vit.A, pemberian makanan tambahan, pendataan status gizi oleh 430 kader posyandu aktif serta penyuluhan KADARZI bagi ibu balita. Cakupan kelurahan/desa yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam sebesar 95% melalui upaya penyemprotan sarang nyamuk / foging. Penemuan dini kasus HIV/AIDS, Pencegahan penyakit Filariasis, Pengobatan penderita TB. Presentase rumah tangga sehat yang melaksanakan PHBS adalah sebesar 65% Rumah tangga yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 65%. Pada indikator ini capaian kinerja belum maksimal dikarenakan beberapa kendala antara lain pola prilaku. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin sebesar 90% di dapat dari pembayaran klaim kepada fasilitas kesehatan yang sudah ditetapkan sebagai xi

penyelenggara kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu melalui kerjasama dengan BPJS, serta sunatan massal gratis. Jumlah SOP masing-masing bidang pelayanan sebanyak 8 buah, dan jumlah kebijakan strategis yang disusun sebanyak 6 dokumen : SPM, Renstra, Renja, Lakip, IKU dan Profil. Presentase pengelolaan sarana dan prasarana aparatur yang sesuai standar sudah terlaksana 85% melalui pemeliharaan kendaraan dinas operasional dan pemeliharaan barang inventaris. Presentase puskesmas yang menerapkan standar SPM sebasar 95%. Presentase SDM yang ditingkatkan kompetensinya sebesar 85%, melalui kegiatan Pelatihan Jabatan Fungsional antara lain : Jabfung Penyuluh sebanyak 35 orang, Jabfung Adminkes sebayak 50 orang, dan 25 orang yang sudah mengikuti pelatihan PONED. xii

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat_nya sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2017 ini dapat diselesaikan. ini disusun sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Juknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini disusun sebagai informasi tentang pertanggung jawaban kinerja Dinas Kesehatan pada tahun 2017, keberhasilan dan atau kegagalan pelaksanaan program kegiatan, serta hambatan-hambatan / kendala yang dijumpai dalam pelaksanaannya. Pada kesempatan ini kami sampaikan ucapan terimakasih yang sebesarbesarnya pada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini. Semoga membawa manfaat dan keberhasilan bagi kita semua. Martapura, Januari 2017 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR dr. Hj. ERLY YANI, M.M.Kes NIP. 19630126 198911 2 001 i

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii iii BAB I. BAB II. BAB III. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Maksud dan Tujuan 2 C. Tugas Pokok dan Fungsi 2 D. Sistematika LKjIP 4 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Kinerja 6 B. Perjanjian Kinerja 12 AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran dan Analisis Capaian Kinerja 19 B. Sumber Daya 51 1. Sumber Daya Manusia 51 2. Sumber Daya Anggaran 53 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 57 A. Kesimpulan 57 B. Saran 58 ii

DAFTAR TABEL Tabel 1 : Sasaran Strategis, Indikator dan Target Kinerja berdasarkan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur Tahun 2016-2021... 12 Tabel 2 : Perbandingan capaian indikator kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021... 20 Tabel 3 : Capaian indikator kinerja pada sasaran meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat tahun 2016-2021... 30 Tabel 4 : Capaian indikator memberikan jaminan kepada Masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau... 33 dan bermutu tahun 2016-2021 Tabel 5 : Capaian indikator ketersediaan sarana pelayanan kesehatan sesuai standar dan kebutuhan... 34 Tabel 6 : Capaian indikator persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan berkompetensi kebidanan... 37 Tabel 7 : Capaian pelayanan kesehatan pada Lansia... 37 Tabel 8 : Capaian indikator pelayanan kesehatan pada balita... 38 Tabel 9 : Capaian indikator balita gizi buruk yang mendapat iii

Perawatan... 39 Tabel 10 : Capaian indikator desa/kelurahan yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan efidemiologi < 24 jam... 40 Tabel 11 : Capaian indikator rumah tangga yang melaksanakan PHBS... 42 Tabel 12 : Capaian indikator rumah tangga yang memenuhi syarat Kesehatan... 43 Tabel 13 : Capaian indikator pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin... 44 Tabel 14 : Capaian indikator Jumlah SOP yang disusun masing-masing bidang pelayanan per-tahun... 46 Tabel 15 : Capaian indikator jumlah dokumen perencanaan strategis yang disusun per-tahun... 46 Tabel 16 : Capaian indikator pengelolaan sarana prasarana aparatur yang sesuai standar kebutuhan... 48 Tabel 17 : Capaian indikator puskesmas yang menerapkan standar pelayanan minimal... 49 Tabel 18 : Capaian SDM Kesehatan yang kompeten sesuai standar... 50 Tabel 19 : Keadaan Pegawai yang berstatus Pegawai Negeri pada iv

Dinas Kesehatan berdasarkan Tingkat Golongan... 51 Tabel 20 : Keadaan Pegawai yang berstatus PNS pada Dinas Kesehatan berdasarkan Tingkat Golongan... 52 Tabel 21 : Jumlah tenaga kesehatan sesuai kompetensinya Tahun 2016... 52 Tabel 22 : Jumlah sarana pelayanan kesehatan pendukung pada Dinas Kesehatan Tahun 2016... 53 Tabel 23 : Perbandingan Pagu Anggaran dan Realisasi Dana Tahun 2011 2016... 54 Tabel 24 : Rekapitulasi Alokasi dan Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan berdasarkan Progam kegiatan... 54. v

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Terwujudnya tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan harapan semua pihak. Saat ini setiap tindakan dan kebijakan dalam pelaksanaan birokrasi pemerintahan akan selalu dikaitkan dengan konsep good governance dengan tiga pilar utamanya yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah salah satu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki konsekuensi bahwa setiap instansi pemerintah diharapkan mampu mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Untuk itu, penerapan SAKIP terus dilakukan penyempurnaan dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagai pelaksanaan amanah Pasal 20 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 memiliki dua peranan, antara lain sebagai media pertanggungjawaban kinerja dan sebagai alat pengendalian manajemen. Pemahaman yang baik atas kedua sudut pandang dalam pendekatan LKjIP tersebut akan dapat memberikan arah sehingga mendukung terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, terwujudnya pemerintahan yang bersih dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dalam penyusunan LKjIP Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur adalah : 1. Untuk mewujudkan akuntabilitas Dinas Kesehatan kepada pihak yang memberi amanah/mandat. 2. Untuk menginformasikan tentang apa yang telah dicapai dan bagaimana proses pencapaiannya dengan mandat yang diterima. 3. Pertanggungjawaban dari satuan kerja Dinas Kesehatan kepada Bupati. 4. Pengambilan keputusan dan pelaksanaan perubahan-perubahan ke arah perbaikan dalam mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. 5. Untuk perbaikan dalam perencanaan, khususnya perencanaan jangka menengah dan jangka pendek. 6. Mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan. 7. Umpan balik untuk meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan ke depan. C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur mempunyai tugas melaksanakan desentralisasi dibidang kesehatan, untuk melaksanakan tugas tersebut Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan kegiatan tata usaha, urusan umum, perencanaan, kepegawaian dan keuangan b. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan c. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang kesehatan 2

d. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang pelayanan kesehatan, rujukan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan, pengamanan obat, makanan ringan dan minuman serta alat kesehatan, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, perencanaan sistem kesehatan daerah, akreditasi dan sertifikasi kesehatan serta peningkatan SDM kesehatan berdasarkan kebijakan tekhnis. e. Pelaksanaan pembinaan terhadap Unit Pelaksanaan Tekhnis Dinas (UPTD) dalam lingkup tugasnya f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Nomor 33 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Dinas Daerah, Badan Badan Daerah, Kecamatan serta Kelurahan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah sebagai berikut: 1. Kepala Dinas Kesehatan 2. Sekretariat membawahi : a. Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan b. Bagian Keuangan dan Aset c. Bagian Umum dan Kepegawaian 3. Bidang Kesehatan Masyarakat : a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi b. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga 4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit a. Seksi Surveilans dan Imunisasi b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa 3

5. Bidang Pelayanan a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan c. Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional 6. Bidang Sumber daya Kesehatan a. Seksi Kefarmasian b. Seksi Alat Kesehatan dan PKRT c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan 7. Unit Pelaksana Tekhnis Daerah /UPTD (Puskesmas) 8. Kelompok Jabatan Fungsional D. SISTEMATIKA LKjIP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Tahun 2017 ini menjelaskan pencapaian kinerja Dinas Kesehatan selama 5 (lima) Tahun yakni tahun 2016 hingga tahun 2021. Capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan rencana kinerja dan target yang ditetapkan pada masing-masing indikator dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2016-2021 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan. Dari analisis diatas capaian kinerja diharapkan dapat diidentifikasi berbagai informasi untuk perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Dengan demikian, sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan disusun sebagai berikut : a. BAB I. PENDAHULUAN, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi Dinas Kesehatan, serta sistematika penyajian laporan. b. BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA, menjelaskan tentang sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang ingin dicapai. 4

c. BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, capaian kinerja, analisis akuntabilitas kinerja dan realisasi anggaran serta sumber daya manusia sebagai pelaksana kegiatan dan sarana prasarana yang digunakan dalam rangka pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. d. BAB IV. KESIMPULAN, berisi kesimpulan atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan. 5

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Tujuan Sasaran Indikator Program Kegiatan Mewujudkan paradigma sehat dengan mengutamakan pelayanan promotif preventif dengan tetap memperhatikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh masyarakat kabupaten OKU Timur Meningkatnya upaya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat Cakupan Desa Siaga Aktif Persentase pemanfaatan dana desa minimal 10% untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Persentase penyediaan sarana dan prasarana promosi kesehatan Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, Rp. 73.112.000,- Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat, Rp. 63.696.000,- Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan, Rp. 156.850.000,- Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, Rp. 268.413.600,- Memberikan jaminan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan Persentase masyarakat yang mendapatkan jamsoskes Sumsel semesta Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat, Rp. 22.790.964.108,- Kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis, Rp. 105.718.000,-

bermutu. Persentase kasus yang mendapatkan pelayanan dasar masyarakat miskin melalui jamsoskes Sumsel Semesta Persentase kasus yang mendapatkan pelayanan rujukan melalui jamsoskes Sumsel Semesta Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu, Rp. 38.469.500,- Monitoring, evaluasi dan pelaporan, Rp. 25.620.000,- Mewujudkan pembangunan kesehatan yang mengacu pada standar pelayanan minimal kesehatan Menurunnya jumlah kematian ibu maternal Persentase penduduk yang mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan Puskesmas Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) Jumlah Puskesmas diwajibkan untuk melaksanakan kelas ibu hamil Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu, Rp. 86.182.000,- Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga kurang mampu, Rp. 1.029.862.000,- Jumlah puskesmas melakukan orientasi program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

Persentase pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan yang kompeten dan di fasilitas kesehatan Cakupan pelayanan nifas Persentase PUS yang menjadi peserta KB aktif Rasio antara kebutuhan KB dan KB yang tidak dipenuhi Total Fertilty Rate (TFR) Jumlah Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) Menurunnya jumlah kematian neonatal, bayi dan balita Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1) Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita Penyuluhan kesehatan anak balita, Rp. 76.850.000,- Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita, Rp. 90.775.500,- Cakupan kunjungan bayi Cakupan pelayanan anak balita Jumlah neonatal kematian

Jumlah kematian bayi Jumlah kematian balita Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1 Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7 dan 10 Persentase yang kegiatan remaja puskesmas melaksanakan kesehatan Persentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan kespro terpadu Meningkatnya pelayanan gizi di masyarakat Cakupan ibu hamil KEK yang mendapatkan makanan tambahan Program perbaikan masyarakat gizi Pemberian tambahan makanan dan vitamin, Rp. 168.000.000,- Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP) Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya, Rp. 86.323.500,-

Persentase bayi baru lahir yang mendapatkan inisiasi menyusui dini (IMD) Cakupan balita yang ditimbang Persentase balita gizi kurang Persentase balita gizi buruk Persentase balita gizi lebih Prevalensi balita pendek (stunting) Persentase balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan dan makanan tambahan

Berdasarkan dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021, sasaran hasil Dinas Kesehatan adalah: 1. Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat; 2. Memberikan jaminan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu; 3. Menurunnya jumlah kematian ibu maternal; 4. Menurunnya jumlah kematian neonatal, bayi dan balita; 5. Meningkatnya pelayanan gizi di masyarakat; 6. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular; Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; 7. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan; 8. Meningkatnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional dan komplementer; 9. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan kesehatan jiwa; 10. Meningkatnya upaya kesehatan kerja dan olahraga; 11. Meningkatnya upaya pengurangan risiko krisis kesehatan; 12. Meningkatnya upaya kesehatan lansia; 13. Meningkatnya ketersediaan dan mutu SDM Kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan; 14. Terselenggaranya standarisasi, sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan; 15. Meningkatnya pelaksanaan pendidikan tinggi dan peningkatan mutu SDM Kesehatan; 16. Meningkatnya perencanaan SDM Kesehatan; 17. Meningkatnya intelegensia kesehatan; 18. Terwujudnya Puskesmas yang teregistrasi dan terakreditasi; 1

19. Tersedianya pelayanan kefarmasian dan fasilitas kesehatan bagi seluruh masyarakat OKU Timur; 20. Tersedianya pelayanan kesehatan rujukan dengan fasilitas kesehatan yang memenuhi standar. Untuk mencapai sasaran hasil program tersebut keluaran (outcome) yang diharapkan adalah : 1. Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat, indikatornya : a. Persentase penyebarluasan informasi PHBS melalui peran serta lintas program dan lintas sektor b. Jumlah desa menjadi Desa Siaga Aktif dan berkesinambungan c. Persentase pemanfaatan dana desa minimal 10% untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) d. Persentase penyediaan sarana dan prasarana promosi kesehatan 2. Memberikan jaminan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu, indikatornya : a. Cakupan penyediaan sharing Anggaran Jamsoskes Sumsel Semesta 3. Menurunnya jumlah kematian ibu maternal, indikatornya : a. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) b. Jumlah Puskesmas diwajibkan untuk melaksanakan kelas ibu hamil c. Jumlah Puskesmas melakukan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) d. Persentase ibu yang melakukan persalinan dengan tenaga kesehatan yang kompeten dan di fasilitas kesehatan e. Persentase pelayanan KB sesuai standar 2

4. Menurunnya jumlah kematian neonatal, bayi dan balita, indikatornya : a. Persentase neonatus, bayi dan balita mendapatkan pelayanan sesuai standar b. Penyelenggaraan kegiatan kesehatan bayi, anak dan remaja 5. Meningkatnya pelayanan gizi di masyarakat, indikatornya : a. Persentase batita dan balita mendapatkan pelayanan gizi sesuai standar b. Persentase pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK c. Persentase pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil d. Cakupan bayi dan balita harus melakukan penimbangan setiap bulan e. Persentase sosialisasi dan evaluasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) f. Persentase sosialisasi dan monitoring ASI Eksklusif g. Persentase monitoring balita dengan gizi kurang, gizi buruk dan gizi lebih disertai dengan perencanaan aturan pola makannya h. Persentase pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk 6. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular; Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular, indikatornya : a. Jumlah sarana dan prasarana program pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular b. Persentase pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan standar 7. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan, indikatornya : a. Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM 3

b. Jumlah Desa Sehat, Kecamatan Sehat c. Jumlah kebijakan daerah yang mengatur tentang sarana air minum, Tempat-Tempat Umum (TTU) dan tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan dan dilakukannya Inspeksi Kesehatan secara berkala d. Jumlah pengadaan IPAL untuk Puskesmas dan Rumah Sakit dan pengawasan secara berkala 8. Meningkatnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional dan komplementer, indikatornya : a. Jumlah sarana dan prasarana pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer 9. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan kesehatan jiwa, indikatornya : a. Persentase penyediaan pelayanan kesehatan jiwa dan NAPZA 10. Meningkatnya upaya kesehatan kerja dan olahraga, indikatornya : a. Persentase penyelenggaraan kegiatan kesehatan kerja dasar b. Persentase penyelenggaraan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat 11. Meningkatnya upaya pengurangan risiko krisis kesehatan, indikatornya : a. Persentase penanggulangan krisis kesehatan melalui advokasi dan sosialisasi 12. Meningkatnya upaya kesehatan lansia, indikatornya : a. Persentase pembinaan Posyandu Lansia 4

b. Persentase pembinaan Puskesmas Santun Lansia 13. Meningkatnya ketersediaan dan mutu SDM Kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan, indikatornya : a. Cakupan pendistribusian SDM Kesehatan secara merata di setiap fasilitas pelayanan kesehatan b. Persentase pelaksanaan uji kompetensi kepada lulusan Diknakes dan uji kompetensi secara berkala (6 bulan) kepada setiap tenaga kesehatan c. Persentase pendidikan dan pelatihan teknis fungsional bagi tenaga kesehatan secara berkala d. Persentase pendidikan bersertifikat bagi apartur pada pelatihan yang terakreditasi 14. Terselenggaranya standarisasi, sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan, indikatornya : a. Persentase SDM Kesehatan untuk memiliki STR 15. Meningkatnya pelaksanaan pendidikan tinggi dan peningkatan mutu SDM Kesehatan, indikatornya : a. Persentase Beasiswa untuk tenaga kesehatan potensial 16. Meningkatnya perencanaan SDM Kesehatan, indikatornya : a. Persentase Perencanaan SDMK 17. Meningkatnya inteligensia Kesehatan, indikatornya : a. Cakupan penyediaan instrumen peningkatan dan penanggulangan masalah kesehatan inteligensia sesuai siklus hidup untuk mendukung 5

pembangunan pendidikan kewarganegaraan dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas 18. Terwujudnya Puskesmas yang teregistrasi dan terakreditasi, indikatornya : a. Jumlah registrasi Puskesmas dan jaringannya b. Cakupan kewajiban untuk seluruh Puskesmas untuk melaksanakan Akreditasi 19. Tersedianya pelayanan kefarmasian dan fasilitas kesehatan bagi seluruh masyakat OKU Timur, indikatornya : a. Persentase penyediaan obat bufferstock setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan program pelayanan kesehatan b. Persentase penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan melalui pembangunan sarana serta pengadaan prasarana dan alat kesehatan yang memenuhi standar 20. Tersedianya pelayanan kesehatan rujukan dengan fasilitas kesehatan yang memenuhi standar, indikatornya : a. Jumlah penyediaan fasilitas sarana, prasarana dan alat kesehatan Rumah Sakit dengan status kepemilikan Pemerintah Kabupaten OKU Timur B. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian kinerja yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2017 : Tabel 1 6

Sasaran Strategis, Indikator dan Target Kinerja berdasarkan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur Tahun 2016-2021 SASARAN INDIKATOR TARGET 1. Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat 2. Memberikan jaminan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu a. Persentase penyebarluasan 95 informasi PHBS melalui peran serta lintas program dan lintas sektor b. Jumlah desa menjadi Desa Siaga Aktif dan berkesinambungan 319 c. Persentase pemanfaatan 95 dana desa minimal 10% untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) d. Persentase penyediaan sarana dan prasarana promosi kesehatan 70 a. Cakupan penyediaan sharing 85 Anggaran Jamsoskes Sumsel Semesta 3. Menurunnya jumlah a. Persentase ibu hamil yang 70 7

kematian ibu maternal 4. Menurunnya jumlah kematian neonatal, bayi dan balita 5. Meningkatnya pelayanan gizi di masyarakat mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) b. Jumlah Puskesmas diwajibkan 22 untuk melaksanakan kelas ibu hamil c. Jumlah Puskesmas melakukan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) 22 a. Persentase neonatus, bayi 90 dan balita mendapatkan pelayanan sesuai standar b. Persentase penyelenggaraan 80 kegiatan kesehatan bayi, anak dan remaja a. Persentase batita dan balita 80 mendapatkan pelayanan gizi sesuai standar b. Persentase pemberian 90 makanan tambahan pada ibu hamil KEK c. Persentase pemberian Tablet 80 Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil d. Cakupan bayi dan balita 70 harus melakukan penimbangan setiap bulan e. Persentase sosialisasi dan 85 8

6. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular; Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular evaluasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) f. Persentase sosialisasi dan monitoring ASI Eksklusif g. Persentase monitoring balita dengan gizi kurang, gizi buruk dan gizi lebih disertai dengan perencanaan aturan pola Makannya h. Persentase pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk a. Jumlah sarana dan prasarana program pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular b. Persentase pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan standar 95 70 80 85 90 7. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan a. Jumlah Desa/Kelurahan yang 319 melaksanakan STBM b. Jumlah Desa Sehat, 319 Kecamatan Sehat c. Jumlah kebijakan daerah 1 9

8. Meningkatnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional dan komplementer 9. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan kesehatan jiwa 10. Meningkatnya upaya kesehatan kerja dan olahraga yang mengatur tentang sarana air minum, Tempat- Tempat Umum (TTU) dan tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan dan dilakukannya Inspeksi Kesehatan secara berkala d. Jumlah pengadaan IPAL untuk Puskesmas dan Rumah Sakit dan pengawasan secara berkala a. Jumlah sarana dan prasarana pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer a. Persentase penyediaan pelayanan kesehatan jiwa dan NAPZA a. Persentase penyelenggaraan kegiatan kesehatan kerja dasar b. Persentase penyelenggaraan kegiatan kesehatan olahraga 10 22 80 80 80 10

pada kelompok masyarakat 11. Meningkatnya upaya pengurangan risiko krisis kesehatan 12. Meningkatnya upaya kesehatan lansia 13. Meningkatnya ketersediaan dan mutu SDM Kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan a. Persentase penanggulangan krisis kesehatan melalui advokasi dan sosialisasi a. Persentase pembinaan Posyandu Lansia b. Persentase pembinaan Puskesmas Santun Lansia Cakupan pendistribusian SDM Kesehatan secara merata di setiap fasilitas pelayanan kesehatan Persentase pelaksanaan uji kompetensi kepada lulusan Diknakes dan uji kompetensi secara berkala (6 bulan) kepada setiap tenaga kesehatan Persentase pendidikan dan pelatihan teknis fungsional bagi tenaga kesehatan secara berkala Persentase pendidikan bersertifikat bagi apartur pada pelatihan yang terakreditasi 70 80 80 22 80 80 70 11

14. Terselenggaranya standarisasi, sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan 15. Meningkatnya pelaksanaan pendidikan tinggi dan peningkatan mutu SDM Kesehatan 16. Meningkatnya perencanaan SDM Kesehatan 17. Meningkatnya inteligensia Kesehatan 18. Terwujudnya Puskesmas yang teregistrasi dan terakreditasi a. Persentase SDM Kesehatan untuk memiliki STR a. Persentase Beasiswa untuk tenaga kesehatan potensial a. Persentase Perencanaan SDMK a. Cakupan penyediaan instrumen peningkatan dan penanggulangan masalah kesehatan inteligensia sesuai siklus hidup untuk mendukung pembangunan pendidikan kewarganegaraan dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas a. Jumlah registrasi Puskesmas dan jaringannya b. Cakupan kewajiban untuk seluruh Puskesmas untuk melaksanakan Akreditasi 70 60 70 70 22 22 12

19. Tersedianya pelayanan kefarmasian dan fasilitas kesehatan bagi seluruh masyakat 20. Tersedianya pelayanan kesehatan rujukan dengan fasilitas kesehatan yang memenuhi standar a. Persentase penyediaan obat bufferstock setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan program pelayanan kesehatan b. Persentase penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan melalui pembangunan sarana serta pengadaan prasarana dan alat kesehatan yang memenuhi standar a. Jumlah Penyediaan fasilitas sarana, prasarana dan alat kesehatan Rumah Sakit dengan status kepemilikan Pemerintah Kabupaten OKU Timur 90 90 2 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 13

A. PENGUKURAN DAN ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA Pengukuran kinerja untuk membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur dalam kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2017. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Dinas Kesehatan khususnya dibandingkan dengan target di dalam Rencana Strategis. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Indikator Kinerja Utama dan Penetapan Kinerja. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Dinas Kesehatan dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam kurun waktu 14

1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran perlu ditinjau indikatorindikator dari masing-masing sasaran yang telah ditetapkan. Tabel 2 Perbandingan capaian indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur Tahun 2016-2021 SASARAN INDIKATOR TARGET CAPAIAN 1. Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat a. Persentase penyebarluasan informasi PHBS melalui peran serta lintas program dan lintas sektor b. Jumlah desa menjadi Desa Siaga Aktif dan berkesinambungan c. Persentase pe manfaatan dana desa minimal 10% untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) d. Persentase penyediaan sarana dan prasarana promosi kesehatan 95 70 331 312 95 50 70 50 15

2. Memberikan jaminan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu 3. Menurunnya jumlah kematian ibu maternal 4. Menurunnya jumlah kematian a. Cakupan penyediaan sharing Anggaran Jamsoskes Sumsel Semesta a. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) b. Jumlah Puskesmas diwajibkan untuk melaksanakan kelas ibu hamil c. Jumlah Puskesmas melakukan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) a. Persentase neonatus, bayi dan balita mendapatkan 85 60 70 70 22 22 22 12 90 70 16

neonatal, bayi dan balita 5. Meningkatnya pelayanan gizi di masyarakat pelayanan sesuai standar b. Persentase penyelenggaraan kegiatan kesehatan bayi, anak dan remaja a. Persentase batita dan balita mendapatkan pelayanan gizi sesuai standar b. Persentase pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK c. Persentase pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil d. Cakupan bayi dan balita harus melakukan penimbangan setiap bulan e. Persentase sosialisasi dan evaluasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 80 60 80 70 90 80 80 80 70 60 85 70 17

6. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular; Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular f. Persentase sosialisasi dan monitoring ASI Eksklusif g. Persentase monitoring balita dengan gizi kurang, gizi buruk dan gizi lebih disertai dengan perencanaan aturan pola makannya h. Persentase pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk a. Jumlah sarana dan prasarana program pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular b. Persentase pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan standar 95 80 70 60 80 60 85 40 90 70 18

7. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan 8. Meningkatnya pembinaan, pengembanga n dan pengawasan a. Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM b. Jumlah Desa Sehat, Kecamatan Sehat c. Jumlah kebijakan daerah yang mengatur tentang sarana air minum, Tempat-Tempat Umum (TTU) dan tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan dan dilakukannya Inspeksi Kesehatan secara berkala d. Jumlah pengadaan IPAL untuk Puskesmas dan Rumah Sakit dan pengawasan secara berkala a. Jumlah sarana dan prasarana pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer 331 312 331 312 1 0 10 6 22 12 19

upaya kesehatan tradisional dan komplementer 9. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan kesehatan jiwa a. Persentase penyediaan pelayanan kesehatan jiwa dan NAPZA 80 60 10. Meningkatnya upaya kesehatan kerja dan olahraga 11. Meningkatnya upaya pengurangan risiko krisis kesehatan 12. Meningkatnya upaya kesehatan lansia a. Persentase 80 60 penyelenggaraan kegiatan kesehatan kerja dasar b. Persentase penyelenggaraan 80 60 kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat a. Persentase penanggulangan krisis kesehatan melalui advokasi dan sosialisasi 70 50 a. Persentase 80 80 pembinaan Posyandu Lansia b. Persentase 80 80 20

13. Meningkatnya ketersediaan dan mutu SDM Kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan pembinaan Puskesmas Santun Lansia a. Cakupan pendistribusian SDM Kesehatan secara merata di setiap fasilitas pelayanan kesehatan b. Persentase pelaksanaan uji kompetensi kepada lulusan Diknakes dan uji kompetensi secara berkala (6 bulan) kepada setiap tenaga kesehatan c. Persentase pendidikan dan pelatihan teknis fungsional bagi tenaga kesehatan secara berkala d. Persentase pendidikan bersertifikat bagi apartur pada pelatihan yang 22 22 80 0 80 50 70 60 21

terakreditasi 14. Terselenggaran ya standarisasi, sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan 15. Meningkatnya pelaksanaan pendidikan tinggi dan peningkatan mutu SDM Kesehatan 16. Meningkatnya perencanaan SDM Kesehatan 17. Meningkatnya inteligensia Kesehatan a. Persentase SDM Kesehatan untuk memiliki STR a. Persentase Beasiswa untuk tenaga kesehatan potensial a. Persentase Perencanaan SDMK a. Cakupan penyediaan instrumen peningkatan dan penanggulangan masalah kesehatan inteligensia sesuai siklus hidup untuk mendukung pembangunan pendidikan 70 60 60 50 70 70 70 70 22

18. Terwujudnya Puskesmas yang teregistrasi dan terakreditasi 19. Tersedianya pelayanan kefarmasian dan fasilitas kesehatan bagi seluruh masyakat kewarganegaraan dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas a. Jumlah registrasi Puskesmas dan jaringannya b. Cakupan kewajiban untuk seluruh Puskesmas untuk melaksanakan Akreditasi a. Persentase penyediaan obat bufferstock setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan program pelayanan kesehatan b. Persentase penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan melalui pembangunan sarana serta pengadaan prasarana dan alat kesehatan yang 22 22 22 12 90 60 90 50 23

memenuhi standar 20. Tersedianya pelayanan kesehatan rujukan dengan fasilitas kesehatan yang memenuhi standar a. Penyediaan fasilitas sarana, prasarana dan alat kesehatan Rumah Sakit dengan status kepemilikan Pemerintah Kabupaten OKU Timur 2 2 Uraian kinerja dari masing-masing sasaran dan indikatornya adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan upaya promosi kesehatan ke masyarakat Untuk mencapai sasaran ini ada beberapa indikator kinerja yang digunakan, dimana masing-masing indikator dapat diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalahnya sebagai berikut : a. Persentase penyebarluasan informasi PHBS melalui peran serta lintas program dan lintas sektor b. Jumlah desa menjadi Desa Siaga Aktif dan berkesinambungan c. Persentase pemanfaatan dana desa minimal 10% untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) d. Persentase penyediaan sarana dan prasarana promosi kesehatan 24

Tabel 3 Capaian Indikator Kinerja Pada Sasaran Meningkatnya Pelaksanaan Pemberdayaan dan Promosi Kesehatan Kepada Masyarakat Tahun 2016-2021 SASARAN INDIKATOR TARGET CAPAIAN 1. Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat a. Persentase penyebarluasan informasi PHBS melalui peran serta lintas program dan lintas sektor b. Jumlah desa menjadi Desa Siaga Aktif dan berkesinambungan c. Persentase pemanfaatan dana desa minimal 10% untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) d. Persentase penyediaan sarana dan prasarana 95 95 331 312 95 90 70 70 25

promosi kesehatan Kondisi yang dicapai : Tahun 2017 ini capaian hasil pada indikator kinerja penyebarluasan informasi PHBS melalui peran serta lintas program dan lintas sektor adalah 95% dari yang sudah di targetkan yaitu 95%. Jumlah desa menjadi Desa Siaga Aktif dan berkesinambungan adalah 312 desa dari yang sudah ditargetkan 331 desa. Persentase pemanfaatan dana desa minimal 10% untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)adalah 90% dari yang sudah ditargetkan yaitu 95% dan persentase penyediaan sarana dan prasarana promosi kesehatan adalah 70% dari yang sudah ditargetkan yaitu 70%. Kendala yang dihadapi : Promosi kesehatan dalam pelaksanaannya masih belum menjadi yang terdepan dalam pelayanan kesehatan kendala yang dihadapi terbatasnya media untuk informasi kesehatan. Desa siaga aktif dan berkesinambungan tidak terlalu menemukan masalah yang berarti dalam pelaksanaannya karena merupakan kegiatan lanjutan dan sisa dari yang belum terealisasi adalah desa dalam status desa persiapan. Sementara untuk kontribusi dana desa 10% untuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat dirasakan belum optimal, dikarenakan ada beberapa desa yang melaksanakan kegiatan tersebut dan belum menyadari serta mendukung pentingnya pengalokasian 10% dana desa tersebut untuk kesehatan. Sementara rendahnya persentase penyediaan sarana dan prasarana promosi kesehatan dikarenakan keterbatasan alokasi anggaran dalam penyediaan sarana dan prasarana promosi kesehatan tersebut. 26

Usulan Pemecahan Masalah : a. Perencanaan penyediaan media penyebaran informasi yang efektif. b. Peningkatan promosi kesehatan ke fasilitas pelayanan tingkat pertama sampai dengan jaringannya dan ke masyarakat langsung c. Perlu dilakukan advokasi pada pemerintah daerah maupun Legislative untuk pengalokasian dana desa minimal 10% untuk kesehatan terutama untuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat serta untuk sarana dan prasarana promosi kesehatan. Anggaran : Anggaran yang dialokasikan untuk mendukung indikator indikator tersebut diatas pada tahun 2017 adalah : a. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat sebesar Rp.63.696.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 63.696.000,- dan b. Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan sebesar Rp. 159.550.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 156.850.000,- c. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat sebesar Rp. 74.670.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 73.112.000,00 d. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat sebesar Rp. 268.414.100,00 dengan realisasi sebesar Rp. 268.413.600,00 2. Memberikan jaminan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu Untuk mencapai sasaran ini ada beberapa indikator kinerja yang digunakan, dimana masing-masing indikator dapat diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalahnya sebagai berikut : 27

a. Cakupan penyediaan sharing Anggaran Jamsoskes Sumsel Semesta Tabel 4 Capaian Indikator Pada Sasaran Memberikan Jaminan Kepada Masyarakat Untuk Mendapatkan Pelayanan Kesehatan yang Terjangkau dan Bermutu SASARAN INDIKATOR TARGET CAPAIAN Memberikan jaminan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu a. Cakupan penyediaan sharing Anggaran Jamsoskes Sumsel Semesta 85 60 Kondisi yang dicapai Tahun 2017 ini capaian hasil pada indikator kinerja cakupan penyediaan sharing anggaran jamsoskes Sumsel semesta sebesar 60% dari yang sudah ditargetkan yaitu 80%. Kendala yang dihadapi 28

Terbatasnya jenis pelayanan kesehatan yang berada di puskesmas ataupun Rumah Sakit, sehingga masyarakat menganggap bahwa tidak semua jenis pelayanan di cover oleh jaminan (Jamsostek). Usulan pemecahan masalah Terselenggaranya penggunaan jamsostek keseluruh masyarakat yang membutuhkan serta tersedianya jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Anggaran Anggaran yang dialokasikan untuk mendukung indikator indikator tersebut diatas pada tahun 2017 adalah : a. Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat dengan realisasi sebesar Rp. 22.790.964.108,00 b. Kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis dengan realisasi sebesar Rp. 105.718.800,00 c. Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu dengan realisasi sebesar Rp. 38.469.500,00 d. Monitoring evaluasi dan pelaporan dengan realisasi sebesar Rp. 25.620.000,00 Tabel 5 Persentase ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang sesuai standar INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2016 TAHUN 2017 CAPAIAN TARGET CAPAIAN 29

a. Persentase ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang sesuai standar 75% 75% 95% 92% kondisi yang dicapai : Jumlah Rumah Sakit yang mampu PONEK tahun 2017 ini ada 1 (satu) unit, Jumlah puskesmas dari tahun 2015-2017 adalah 22 Puskesmas di tiap kecamatan dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten OKU Timur. yaitu 11 puskesmas perawatan dan sisanya puskesmas non perawatan. Namun ada 2 (dua) kecamatan yang memiliki 2 (dua) puskesmas yakni di kecamatan Martapura terdapat Puskesmas Martapura dan Puskesmas Kotabaru, dan di Kecamatan Semendawai Suku III terdapat Puskesmas Trimoharjo dan Puskesmas Taraman. Puskesmas yang mampu PONED tahun 2017 bertambah menjadi 6 (enam) Puskesmas : Puskesmas Batumarta, Cempaka, Sukaraja, Nusabakti, puskesmas Betung dan Puskesmas Rawa Bening, jumlah Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) pada tahun 2011 adalah 192 unit dan di tahun 2016 bertambah menjadi 219 unit poskesdes dari 362 desa yang ada, 22 Puskesmas di 20 kecamatan, dan 5 puskesmas rawat inap dengan fasilitas PONED siap 24 jam yang mampu memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan ke Rumah Sakit PONEK pada kondisi yang tidak mampu ditangani. (Kepmenkes No.828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Juknis SPM bidang Kesehatan di kab/kota) Jumlah puskesmas rawat inap yang mampu PONED ------------------------------------------- x 100% Jumlah puskesmas rawat inap Kendala yang dihadapi : 30