PEMANTAUAN KUALITAS AIR PADA PEMELIHARAAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK DENGAN SISTEM TRADISIONAL PLUS

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA TRADISIONAL PLUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA

PEMASYARAKATAN IPTEK BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SISTEM TRADISIONAL PLUS DI BARRU, SULAWESI SELATAN

PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA PADA BUDIDAYA UDANG PENAEID DI TAMBAK

PENTOKOLAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) SISTEM HAPA DENGAN UKURAN PAKAN BERBEDA

FLUKTUASI SUHU AIR HARIAN DAN PENGELOLAANNYA DI PETAK PENTOKOLAN UDANG WINDU (Penaeus monodon)

M.Faiz Fuady, Mustofa Niti Supardjo, Haeruddin 1

PEMASYARAKATAN TEKNOLOGI BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SISTEM POLIKULTUR DENGAN IKAN BANDENG (Chanos chanos) DI TAMBAK SALINITAS RENDAH

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA EKSTENSIF PLUS DI LAHAN MARGINAL

DESAIN WADAH BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SEMI INTENSIF DI TAMBAK

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TAMBAK MELALUI PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon)

Muhammad Nur Syafaat* & Abdul Mansyur

PEMANFAATAN RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) UNTUK MENGONTROL KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon) DI TAMBAK

SERAPAN TIRAM Crassostrea iredalei TERHADAP POPULASI Nannochloropsis sp. DENGAN KEPADATAN AWAL BERBEDA

PENGGUNAAN RESERVOIR TERHADAP PERFORMA UDANG WINDU (Penaeus monodon Fabricius) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA TRADISIONAL

dan nila merah hybrid F 2 yang dipelihara di tambak. Sebagai perlakuan pada penelitian ini adalah A = penggunaan benih nila merah hybrid F 1

RESPONS YUWANA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) PADA TINGKAT SALINITAS YANG BERBEDA

PRODUKSI UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK BIOCRETE DENGAN PADAT PENEBARAN BERBEDA

FLUKTUASI OKSIGEN TERLARUT HARIAN PADA TAMBAK POLIKULTUR UDANG WINDU (Penaeus monodon), RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.), DAN IKAN BANDENG (Chanos chanos)

Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jln. Makmur Dg. Sitakka No. 129 Maros, Sulawesi Selatan

PERTUMBUHAN DAN VITALITAS LARVA UDANG WINDU DENGAN PENAMBAHAN BUBUK BAWANG PUTIH (Allium sativum)

EVALUASI BUDIDAYA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DENGAN MENINGKATKAN KEPADATAN TEBAR DI TAMBAK INTENSIF

BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) SEMIINTENSIF DENGAN METODE SIRKULASI TERTUTUP UNTUK MENGHINDARI SERANGAN VIRUS

HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK BIOCRETE

INCREASING CALCIUM CARBONATE (CaCO 3 ) TO GROWT AND SURVIVAL RATE VANNAMEI SHRIMP (Litopenaeus vannamei))

Seminar Nasional Tahunan IX Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 14 Juli 2012

PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT PENEBARAN YANG BERBEDA

KARAKTERISTIK KUALITAS PERAIRAN TAMBAK DI KABUPATEN PONTIANAK

PEMANFAATAN JERAMI, PUPUK KANDANG, DAN RUMPUT LAUT SEBAGAI PUPUK ORGANIK PADA BUDIDAYA UDANG WINDU DI TAMBAK

1291 Kajian aspek biologi dan sosial pada budidaya... (Nur Ansari Rangka) ABSTRAK

PRINSIP BUDIDAYA UDANG VANAME Litopenaeus vannamei DI TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI EKSTENSIF PLUS

STRATEGI PENGELOL AAN PAKAN YANG EFISIEN PADA BUDIDAYA UDANG VANAME, Litopenaeus vannamei POL A SEMI-INTENSIF DI TAMBAK

PERTUMBUHAN DAN SINTASAN UDANG VANAMEI POLA TRADISIONAL PLUS DENGAN KEPADATAN BERBEDA

KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKAN DI TAMBAK INTENSIF

PENGARUH PERGILIRAN PAKAN KANDUNGAN PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN, SINTASAN DAN PRODUKSI UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SEMI-INTENSIF

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TAMBAK MEL ALUI BUDIDAYA PERIKANAN TERPADU

TOLERANSI KADAR GARAM JENIS KEPITING BAKAU DI TAMBAK

PENAMPIL AN NIL A GESIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

STATUS, MASALAH, DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PADA PENGEMBANGAN BUDIDAYA UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DI SULAWESI SELATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Benur Udang Vannamei dan Pengemasan

Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2011, hlm ISSN

RINGKASAN LAPORAN KEAHLIAN TEKNIK PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI BAK TERPAL BAPPL STP SERANG, BANTEN

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA

BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) TEKNOLOGI INTENSIF MENGGUNAKAN BENIH TOKOLAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. budidaya karena memiliki nilai ekonomis tinggi ( high economic value) serta

PENDAHULUAN. Latar Belakang. perikanan. Produk domestik bruto (PDB) dari produk perikanan ini pada tahun

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

PENOKOLAN UDANG WINDU, Penaeus monodon Fab. DALAM HAPA PADA TAMBAK INTENSIF DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA

KAJIAN PRODUKSI UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) PADA TAMBAK PLASTIK DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA

BUDI DAYA UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA MENGGUNAKAN SISTEM PEMUPUKAN SUSULAN

NILA MERAH AIR TAWAR, PELUANG BUDIDAYANYA DI TAMBAK AIR PAYAU

1 Volume 4. Agustus Edisi 2 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan

PEMBERDAYAAN PEMBUDIDAYA IKAN DAN UDANG TAMBAK, DESA KENDALKEMLAGI, KECAMATAN KARANGGENENG, KABUPATEN LAMONGAN, PROPINSI JAWA TIMUR

INCREASING CALCIUM OXIDE (CaO) TO ACCELERATE MOULTING AND SURVIVAL RATE VANNAMEI SHRIMP (Litopenaeus vannamei))

PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA

PERFORMA LARVA UDANG WINDU, Penaeus monodon TRANSGENIK DAN TANPA TRANSGENIK PMAV PASCA UJI VITALITAS DAN MORFOLOGI\

PRODUKTIVITAS UDANG PUTIH PADA TAMBAK INTENSIF DI TULANG BAWANG LAMPUNG

PERTUMBUHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK INTENSIF

BUDIDAYA MULTITROPIK UDANG WINDU (Penaeus monodon), NILA MERAH (Oreochromis niloticus), DAN RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DI TAMBAK

KONSENTRASI NITROGEN TERLARUT DAN FOSFAT DALAM TAMBAK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SISTEM SUPER INTENSIF

PERTUMBUHAN BEBERAPA STRAIN IKAN MAS YANG DIPELIHARA PADA TAMBAK BERSALINITAS RENDAH

PEMELIHARAAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DENGAN PERSENTASE PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA

Kualitas Air Media Pemeliharaan Benih Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius) dengan Sistem Budidaya yang Berbeda

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

KONDISI KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG DI TAMBAK WILAYAH PESISIR KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGELOLAAN OKSIGEN PADA TAMBAK INTENSIF

ANALISIS USAHATANI PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI DAN PENGEMBANGANYA DI CV. GELONDONGAN VANNAMEI DESA BANJARSARI KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

STUDI PERBAIKAN PEMATANG TERHADAP KUALITAS AIR DAN PRODUKSI UDANG VANAME ( Litopenaeus vannamei) SEMI INTENSIF PADA TAMBAK ALUVIAL DI KABUPATEN BARRU

PENELITIAN APLIKASI BAKTERI PROBIOTIK PADA BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon) DI TAMBAK

515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)

PENGARUH PARTIKEL LUMPUR TERHADAP TINGKAT KONSUMSI PAKAN UDANG WINDU (PENAEUS MONODON) DALAM WADAH TERKONTROL

Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129 Maros 90512, Sulawesi Selatan

PORTOFOLIO PEMBESARAN UDANG VANAME UNIT 16 ROI

APLIKASI KAPUR TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAH SULFAT MASAM UNTUK GELONDONGAN NENER BANDENG

PENGARUH APLIKASI KONSORSIUM MIKROBA PENITRIFIKASI TERHADAP KONSENTRASI AMONIA (NH3) PADA AIR TAMBAK KASUS : DI DESA GRINTING KABUPATEN BREBES

TEKNIK PEMBESARAN UDANG VANNAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK BUSMETIK BAPPL STP SERANG, BANTEN

ANALISIS JARINGAN KERJA PADA PERSIAPAN TAMBAK TEKNOLOGI SUPER INTENSIF DI KABUPATEN TAKALAR BERDASARKAN CRITICAL PATH METHOD

PENDEDERAN IKAN PATIN DI KOLAM OUTDOOR UNTUK MENGHASILKAN BENIH SIAP TEBAR DI WADUK MALAHAYU, BREBES, JAWA TENGAH

POTENSI KEBERADAAN TEKNOLOGI TAMBAK INTENSIF DI KECAMATAN GANTARANG KABUPATEN BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN: STUDI KASUS PT.

KINERJA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA SUPER INTENSIF DAN ANALISIS BIAYA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Studi Potensi Air Tanah di Pesisir Surabaya Timur Untuk Budidaya Perikanan Air Payau

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR

BUDIDAYA UDANG VANAME SISTEM BIOFLOK

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

Il.TINJAUAN PUSTAKA.

DINAMIKA PLANKTON PADA BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon FABRICIUS) YANG MENGGUNAKAN JENIS PUPUK ORGANIK DI TAMBAK

Tarsim. Jurusan Perikanan Fakultas pertanian Unila ABSTRACT

Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan Balik Diwa Makassar ABSTRAK

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PARAMETER KUALITAS AIR

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERAIRAN TAMBAK DESA MOROREJO KABUPATEN KENDAL

PENELITIAN PENGARUH PEMANFAATAN KONSORSIUM MIKROBA PENITRIFIKASI DALAM BUDIDAYA UDANG

GAMBAR KAWASAN TAMBAK 74,2

PENGARUH TIGA CARA PENGOLAHAN TANAH TAMBAK TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei REZQI VELYAN SURYA KUSUMA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

DINAMIKA KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SEMI-INTENSIF DENGAN TEKNIK PERGILIRAN PAKAN

PERTUMBUHAN DAN SINTASAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DENGAN KOMBINASI PAKAN BERBEDA DALAM WADAH TERKONTROL

Transkripsi:

85 Pemantauan kualitas air pada pemeliharaan udang vaname... (Ike Trismawanti) PEMANTAUAN KUALITAS AIR PADA PEMELIHARAAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK DENGAN SISTEM TRADISIONAL PLUS ABSTRAK Ike Trismawanti dan Agus Nawang Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 9512, Sulawesi Selatan E-mail: litkanta@indosat.net.id; ic_ast@yahoo.co.id Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kisaran parameter kualitas air selama pemeliharaan udang vaname (Litopenaeus vannamei) di tambak dengan sistem tradisional plus. Penelitian ini dilaksanakan di tambak rakyat Desa Lawallu, Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru. Terdiri atas dua kelompok pembudidaya yaitu Kelompok Vaname Jaya dengan jumlah peserta 14 orang masing-masing satu petak tambak dengan luas total 5,63 ha dan kelompok Kawan Sejahtera terdiri atas 1 peserta masing-masing satu petak tambak dengan luas total 4,37 ha. Penebaran benur udang vaname PL-1 setiap petakan tambak kepadatan 8 ekor/ m 2, bobot rata-rata,1 g/ekor. Pemeliharaan selama 65 hari dan dilakukan sampling pertumbuhan setiap 1 hari mulai umur 35 hari. Pengamatan kualitas air setiap 1 hari. Pengukuran parameter seperti suhu, oksigen terlarut, ph, dan salinitas dilakukan langsung di lokasi petakan dan untuk parameter amoniak, BOT, alkalinitas, nitrit, nitrat, dan fosfat dianalisis di Laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros. Pemberian pakan menggunakan pelet setelah umur 35 hari dengan dosis 5%-2% dari berat biomassa udang per hari. Hasil yang diperoleh untuk kisaran parameter kualitas air menunjukkan tingginya variasi nilai parameter khususnya salinitas dan suhu serta oksigen terlarut. Namun, kisaran untuk semua parameter masih dalam batas tolerir untuk budidaya udang vaname di tambak. KATA KUNCI: udang vaname, kualitas air, tradisional plus PENDAHULUAN Udang merupakan salah satu komoditas utama dalam menambah devisa negara yang dapat mendorong dan meningkatkan ekspor non migas. Sampai saat ini udang merupakan salah satu komoditas dari subsektor perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, akan tetapi kondisi pertambakan udang di Indonesia sekarang ini sedang mengalami penurunan setelah terjangkitnya beberapa penyakit terutama Monodon Baculovirus (MBV), Infection Hypodermal and Hematophoietic Necrosis Virus (IHHNV), Baculovirus Penaeid (BP), White Spot Syndrome Virus (WSSV), dan Hepatopancreatic Parva-like Virus (HPV) pada udang windu (Penaeus monodon). Pengelolaan semakin sulit menimbulkan pemikiran untuk mengalihkan pembudidayaan ke spesies alternatif lain yaitu udang putih vaname (Litopenaeus vannamei) yang merupakan udang putih asli perairan Pasifik Meksiko (Amerika Tengah) dan Amerika Selatan (Wyban & Sweeney, 1991). Menurut Amri & Iskandar (28), udang vaname secara resmi diperkenalkan sebagai varietas unggul pada masyarakat pembudidaya pada tanggal 12 juli 21 melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. 41/21 setelah menurunnya produksi udang windu (Penaeus monodon) karena berbagai masalah yang dihadapi dalam proses produksi, baik masalah teknis maupun non teknis. Kelebihan udang putih ini lebih tahan terhadap penyakit dan seluruh daur hidupnya lebih terkendali serta mempunyai pasar yang besar terutama di Amerika. Dibandingkan dengan udang windu, udang ini pertumbuhannya lebih cepat dan lebih toleransi terhadap perubahan lingkungan. Sifat-sifat tersebut yang menyebabkan udang putih ini menjadi alternatif yang cukup menjanjikan untuk dibudidayakan di tambak Indonesia (Sukadi, 24). Akan tetapi hal ini juga didukung dengan kualitas air yang baik dan terkontrol agar pertumbuhan udang vaname di tambak dapat optimal. Kualitas air juga dapat mempengaruhi kesehatan udang vaname. Oleh karena itu, perlu dilakukan monitoring kualitas air di tambak secara berkala. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui nilai kisaran kualitas air selama pemeliharaan udang vaname di tambak dengan sistem teknologi tradisional plus.

Prosiding Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 212 86 BAHAN DAN METODE Kegiatan ini dilaksanakan di tambak rakyat Desa Lawallu Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Gambar 1). Gambar 1. Lokasi tambak budidaya udang vaname sistem tradisional plus Kegiatan ini terdiri atas dua kelompok pembudidaya yaitu Kelompok Vaname Jaya dengan jumlah peserta 14 orang masing-masing satu petak tambak dengan luas total 5,63 ha dan kelompok Kawan Sejahtera terdiri atas 1 peserta masing-masing satu petak tambak dengan luas total 4,37 ha. Jumlah luas keseluruhan tambak yang digunakan yaitu 1 ha. Komoditas budidaya yang digunakan pada kegiatan ini adalah komoditas yang menjadi salah satu produk unggulan Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu udang vaname. Penebaran benur udang vaname PL-1 setiap petakan tambak kepadatan 8 ekor/m 2, bobot rata-rata,1 g/ekor. Persiapan tambak meliputi pengeringan, pengolahan tanah dasar dan pemberantasan hama, pengapuran dengan menggunakan kapur bakar (CaO3) dengan dosis 1. kg/ha dan kapur dolomit 5 kg/ha, pemupukan dilakukan menggunakan pupuk urea 2 kg/ha dan TSP 1 kg/ha. Tinggi air di petak tambak yakni berkisar 5-1 cm. Penebaran benur udang vaname dilakukan setelah pemasukan air dan pertumbuhan makanan alami di tambak yang ditandai dengan tumbuhnya plankton dan klekap yang tumbuh di dasar tambak. Benur vaname yang digunakan adalah benur PL-1 dari hatcheri PT Global Gen Situbondo yang sudah bersertifikat dan dilengkapi dengan dokumen hasil pemeriksaan laboratorium yang memastikan bahwa benur tersebut adalah benur bebas penyakit (SPF). Pengukuran kualitas air meliputi ph, salinitas, suhu, alkalinitas, oksigen terlarut, bahan organik total (BOT), amonia, nitrit, nitrat, dan fosfat dilakukan setiap 1 hari. Pengukuran parameter seperti suhu, oksigen terlarut, ph, dan salinitas dilakukan langsung di lokasi petakan dan untuk parameter amonia, BOT, alkalinitas, nitrit, nitrat, dan fosfat dianalisis di Laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN BAHASAN Beberapa pemantauan parameter kualitas air selama pemeliharaan udang vaname di tambak masyarakat yang dimonitoring setiap 1 hari sekali dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan data hasil pengukuran kisaran parameter kualitas air pada Tabel 1 menunjukkan kisaran amonia yang diperoleh untuk semua perlakuan selama penelitian berfluktuasi sejalan dengan waktu pemeliharaan di tambak. Buwono (1993) yang menyatakan bahwa kadar amonia yang tinggi

87 Pemantauan kualitas air pada pemeliharaan udang vaname... (Ike Trismawanti) Tabel 1. Kisaran kualitas air selama pemeliharaan di tambak Parameter Kisaran Suhu ( C) 26,8-4 Oksigen terlarut (mg/l) 1,44-9,75 ph 6-8 Salinitas 1-5 Amonia (mg/l),924-2,245 BOT (mg/l) 46,77-83,27 Alkalinitas 53,-1,7 Nitrit (mg/l) <,1-,1268 Nitrat (mg/l),1481-1,1852 Fosfat (mg/l),21-,4732 akan bersifat racun apabila ph air tinggi. Total amonia yang baik bagi kehidupan udang dewasa adalah kurang dari 3 mg/l dan bagi kehidupan benur kurang dari 1 mg/l. Konsentrasi BOT yang masih baik untuk kehidupan ikan adalah,1-5 mg/l Cole (1988). Berdasarkan hal tersebut di atas menunjukkan kisaran amonia dan kandungan BOT dalam penelitian ini masih layak untuk budidaya udang vaname. Menurut Liu (1989), bahwa perairan yang baik bagi kehidupan udang memiliki kandungan alkalinitas 1-25 mg/l, dengan demikian berdasarkan kandungan alkalinitas yang diperoleh maka masih tergolong layak bagi kehidupan udang di tambak. Pengukuran parameter kualitas air untuk suhu selama pemeliharaan udang di tambak yakni 1-5 ppt. Menurut Bray et al. (1994), udang vaname hidup pada perairan dengan kisaran salinitas antara 1-4 ppt. Selanjutnya Mc Graw & Scarpa (22) mengemukakan bahwa udang vaname dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebar dari,5-45 ppt. Jadi nilai kisaran salinitas pada pemeliharaan udang vaname masih dapat ditolerir, begitupun juga parameter suhu di mana pada kondisi tertentu beberapa petakan suhu bisa mencapai 4 C-5 C, hal ini disebabkan ketinggian air petakan tambak sangat rendah karena besarnya tingkat resapan tanah dasar tambak pada waktu-waktu tertentu yaitu saat tidak ada pasang tinggi untuk pemasukan air. Dengan demikian sinar matahari pada siang hari pengaruhnya terlalu besar terhadap peningkatan suhu air di tambak. Cholik & Poernomo (1987) berpendapat bahwa kisaran suhu yang terbaik untuk pertumbuhan dan kehidupan udang yaitu 28 C- 3 C, namun udang masih dapat hidup pada suhu 18 C-36 C. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran suhu pada pemeliharaan udang vaname di tambak rakyat ini masih dalam batas yang layak bagi biota. Boyd (199) menerangkan bahwa jika tidak ada senyawa beracun konsentrasi oksigen minimal 2 mg/l sudah cukup untuk mendukung kehidupan jasad perairan secara normal. Hasil di lapangan menunjukkan bahwa oksigen terlarut masih bisa mendukung kehidupan biota, akan tetapi ada satu tambak yang oksigen terlarutnya < 2 mg/l. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh luasnya areal tambak tersebut yakni 1 ha untuk pemeliharaan udang vaname dengan sistem tradisional plus. Kisaran ph selama pemeliharaan yakni 6-8. Haliman & Adijaya (25) mengatakan bahwa kisaran nilai ph yang ideal untuk pertumbuhan udang adalah 7,5-8,5 dan udang masih dapat tumbuh pada kisaran ph 6,5-8,9. Jadi, pemantauan ph selama pemeliharaan masih berada dalam kisaran yang dapat menunjang budidaya udang vaname di tambak. Untuk lebih jelasnya, parameter kualitas air khususnya untuk DO, suhu, dan salinitas pada pemeliharaan udang vaname di tambak rakyat dengan sistem tradisional plus dapat dilihat pada Gambar 2. KESIMPULAN Pemantauan kisaran kualitas air pada pemeliharaan udang vaname di tambak masyarakat dengan sistem tradisional plus sangat bervariasi khususnya parameter oksigen terlarut, suhu dan salinitas. Namun, kisaran parameter kualitas air masih dalam batas tolerir untuk budidaya udang vaname di

Prosiding Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 212 88 DO (mg/l) 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 A A. Ihwan Amiruddin I II III IV V VI DO (mg/l) 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 B Abidin Ali Makmur Basri Suhu ( o C) 41 4 39 38 37 36 35 34 33 32 31 3 29 28 27 C A. Ihwan Amiruddin Suhu ( o C) 36 26 D Abidin Makmur Salinitas (mg/l) 1 E Ihwan Amiruddin Salinitas (mg/l) 55 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 F I II III VI VI Abidin Makmur Keterangan: A = Grafik pengukuran DO kelompok Kawan Sejahtera B = Grafik pengukuran DO kelompok Vanname Jaya C = Grafik pengukuran suhu kelompok Kawan Sejahtera D = Grafik pengukuran suhu kelompok Vanname Jaya E = Grafik pengukuran salinitas kelompok Kawan Gambar 2. Grafik pengukuran DO, suhu, dan salinitas tambak. Melalui kegiatan pemeliharaan udang vaname di tambak rakyat dengan sistem tradisional plus diharapkan teknologi ini dapat diserap oleh masyarakat dan dapat meningkatkan produksi udang vaname sehingga pendapatan masyarakat bisa meningkat. DAFTAR ACUAN Amri, K. & Iskandar. 28. Budidaya udang vaname secara intensif, semi-intensif, dan tradisional. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Boyd, C.E. 199. Water quality in ponds for aquaculture. Auburn University, Alabama, USA, 482 pp. Bray, W.A., Lawrence, A.L., & Leung, T.Jr 1994. The effect of salinity on growth and survival of Penaeus vannamei, with observations on in the interaction of IHHN virus and saline. Aqua., 122: 133-146.

89 Pemantauan kualitas air pada pemeliharaan udang vaname... (Ike Trismawanti) Buwono, I.B. 1993. Tambak udang windu. Sistem Pengelolaan Berpola Intensif. Kanasius, Yogyakarta. Cholik, F. & Poernomo, A. 1987. Pengelolaan mutu air tambak untuk budidaya udang windu intesif. Kumpulan Makalah Seminar Teknologi Budidaya Udang Intensif. PT Kalori Kreasi Bahang. Jakarta. Cole, G.A. 1988. Texbook at limnology. Third Edition. Wave land press. Inc. Illionis, USA, 41 pp. Haliman, R.W. & Dian Adijaya, S. 25. Udang Vannamei. Seri Agribisnis. Pembudidayaan dan Prospek Pasar Udang Putih yang Tahan Penyakit. Penebar Swadaya. Jakarta, 75 hlm. Liu, C.I. 1989. Shrimp disease, prevention and treatment. Dalam Akiyama, D.M. (Ed.) Proceeding of the Southeast Asia Shrimp Farm Management Workshop. USA:Soybeans, America Soybean Association, p. 64-74. Mc Graw, J.W. & Scarpa, J. 22. Determining ion concentration for Litopenaeus vannamei culture in freshwater. Global Aquaculture. Advocate, 5(3): 36-37. Sukadi, M.F, 24. Vannamei, Fenomena baru dalam bisnis budidaya udang. Buletin Departemen Kelautan dan Perikanan. Mina Bahari. 2(8): 17. Wyban, J.A. & Sweeney, J.N. 1991. Intensif Shrimp Production Technology. The Oceanic Institute Srimp Manual. Honolulu, Hawaii, USA, 158 pp.