Syahridzal Putra Arinta ( ) Dosen Pembimbing : Agung Budi Cahyono, ST, M.Sc, DEA. Ujian Tugas Akhir S1 -Teknik Geomatika ITS 08 Januari 2015

dokumen-dokumen yang mirip
SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Aninda Nurry M.F ( ) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

STUDI PEMBUATAN PETA BATAS DAERAH KABUPATEN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DENGAN DATA CITRA LANDSAT 7 ETM DAN DEM SRTM

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1

BAB I PENDAHULUAN I-1

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

Pemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Tampilan 3D DEM SRTM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and

ANALISA TUTUPAN LAHAN TERHADAP RENCANA INVESTASI DI KECAMATAN LABANG, KABUPATEN BANGKALAN PASCA SURAMADU DENGAN CITRA SPOT-5

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1

III. METODOLOGI 3.1 Ruang Lingkup dan Batasan Kajian

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Pemetaan Daerah Risiko Banjir Lahar Berbasis SIG Untuk Menunjang Kegiatan Mitigasi Bencana (Studi Kasus: Gunung Semeru, Kab.

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 DI SUB DAS KALI PUTIH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Apr, 2013) ISSN:

Gambar 7. Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL (Studi Kasus : Kabupaten Lamongan)

PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT DALAM PENGELOLAAN TATA RUANG DAN ASPEK PERBATASAN DELTA DI LAGUNA SEGARA ANAKAN

STUDI PERKIRAAN JALUR ALIRAN AIR AKI MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT LANDSAT DAN SRTM

Kemampuan Tampungan Sungai Code Terhadap Material Lahar Dingin Pascaerupsi Gunungapi Merapi Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT DALAM PENGELOLAAN TATA RUANG DAN ASPEK PERBATASAN DELTA DI LAGUNA SEGARA ANAKAN. Oleh : Dede Sugandi *), Jupri**)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

TINJAUAN PUSTAKA. Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o o LU. (perhitungan luas menggunakan perangkat GIS).

BAB 1 PENDAHULUAN. Peristiwa banjir lahar dingin biasanya mengancam daerah-daerah di. yang lalu Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus,

Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

Studi Penentuan Aliran Hidrologi Metode Steepest Slope dan Lowest Height dengan Aster GDEMV2 dan Alos Palsar (Studi Kasus: Gunung Kelud, Jawa Timur)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Nilai Koefisien Limpasan di DAS Krueng Meureudu Provinsi Aceh

III. BAHAN DAN METODE

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

Studi Penentuan Aliran Hidrologi Metode Steepest slope dan Lowest height dengan ASTER GDEMV2 dan ALOS PALSAR (Studi Kasus: Gunung Kelud, Jawa Timur)

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN WILAYAH PERAIRAN PESISIR SURABAYA TIMUR SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

LAPORAN PROYEK PENGINDERAAN JAUH IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN HIRARKI DI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikeruh adalah merupakan Daerah Aliran

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Norida Maryantika 1, Lalu Muhammad Jaelani 1, Andie Setiyoko 2.

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

KAJIAN MORFODINAMIKA PESISIR KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH MULTI SPEKTRAL DAN MULTI WAKTU

LAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Akurasi Citra Landsat 8 dan Citra MODIS untuk Pemetaan Area Terbakar (Studi Kasus: Provinsi Riau)

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan 4.2 Analisis Terhadap Peta Rupabumi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

Pemodelan Aliran Lahar Menggunakan Perangkat Lunak LAHARZ Di Gunung Semeru, Jawa Timur

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo

Anita Dwijayanti, Teguh Hariyanto Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

III. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) EKSPLORASI GEOTHERMAL DI KECAMATAN SEMPOL, KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan secara tepat tergantung peruntukkannya. perkembangan yang sangat pesat. Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Mousafi Juniasandi Rukmana E

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGANN PARIWISATA DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT FELIK DWI YOGA PRASETYA

Orientasi adalah usaha peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

Transkripsi:

Penggunaan Citra Satelit Multi-Temporal Untuk Kajian Perubahan Pola Sungai dan Perubahan Lahan di Sekitar Aliran Sungai Pasca Erupsi Gunung Api (Studi Kasus: Sub DAS Konto) Syahridzal Putra Arinta (3510100047) Dosen Pembimbing : Agung Budi Cahyono, ST, M.Sc, DEA Ujian Tugas Akhir S1 -Teknik Geomatika ITS 08 Januari 2015

Latar Belakang Sumber : http://daerah.sindonews.com/read/835697/23/gunung-kelud-meletus-2 Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/02/14/letusan-kelud- Capai-17-Kilometer Gunung Kelud adalah salah satu gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang. Sejak tahun 1000 M, Kelud telah meletus lebih dari 30 kali. Ciri khas dari Gunung Kelud ini adalah adanya danau kawah, yang dalam kondisi letusan dapat menghasilkan aliran lahar letusan dan lahar hujan dalam jumlah besar, dan membahayakan penduduk sekitarnya, Gunung ini memiliki tipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif.

Latar Belakang (2) Menurut BMKG, banjir lahar dingin ini mengalirkan 105 juta meter kubik material Gunung Kelud melalui 11 sungai yang berhulu di gunung itu dan mengancam 28 desa di Kabupaten Blitar dan 6 desa di Kabupaten Kediri. Dampak lahar dingin terhadap lahan disekitar aliran atau bantaran sungai merupakan bahaya sekunder dari erupsi gunung api yang perlu diwaspadai. Wilayah yang kemungkinan terdampak lahar dingin adalah yang dekat dengan bantaran sungai. Lahar dingin lebih miskin akan kandungan unsur yang bermanfaat bagi tanaman, oleh karena sudah tercuci oleh air. (FP UGM, 2014) Sumber : http://www.beritametro.co.id/peristiwa/kelud-lahar-dingin-mengancam Dengan menggunakan teknologi Penginderaan Jauh dapat dilakukan pemantauan terhadap perubahan pola sungai dan perubahan tata guna lahan akibat erupsi Gunung Kelud dengan membandingkan data sebelum terjadinya erupsi sampai setelah terjadi erupsi.

Rumusan Masalah Bagaimana melakukan analisis perubahan Pola pada Sungai Konto dalam cakupan luas sungai pada sebagian Aliran Sungai Konto pasca erupsi Gunung Kelud tahun 2014 dengan menggunakan citra satelit multi-temporal? Bagaimana perubahan luas tata guna lahan yang terjadi akibat luapan material erupsi di Sub - DAS Konto pasca erupsi Gunung Kelud tahun 2014 dengan menggunakan citra satelit multi-temporal?

Batasan Masalah Batasan masalah dari penelitian ini adalah : Wilayah studi dari penelitian ini adalah Sub DAS Konto, Waduk Jatimlerek Wilayah DAS Brantas. Penelitian ini menitik-beratkan perubahan fisik pola (lebar dan luas) sungai dan tutupan lahan di Area Sub DAS Konto Waduk Jatim lerek pada saat sebelum terjadi erupsi Gunung Kelud dan sesudah terjadinya erupsi Gunung Kelud. Perubahan Pola Sungai hanya diteliti pada aliran Sungai Konto yang mengalir di Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Citra satelit yang digunakan berupa citra satelit Landsat 8 OLI Sebelum Erupsi (Path/Row 118/066 Tanggal 26 Juni 2013 dan Path/Row 118/065 28 Juli 2013) dan Landsat OLI Sesudah Erupsi (Path/Row 118/066 Tanggal 10 April 2014 dan Path/Row 118/065 26 April 2014) Analisa perubahan pola dan tata guna lahan disekitar sungai Konto dilakukan dengan cara membandingkan data citra satelit yang diambil sebelum erupsi Gunung Kelud dan sesudah erupsi Gunung Kelud. Perubahan tata guna lahan dari Bulan Juni 2013 April 2014 menitik-beratkan pada perubahan akibat erupsi Gunung Kelud. Metode yang digunakan untuk pengamatan perubahan pola sungai adalah metode filter directional dan perubahan tata guna lahan menggunakan metode Supervised Classification.

Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan : Mengetahui bentuk dan pola sungai yang mengaliri Sub DAS Konto sebelum dan sesudah erupsi Gunung Kelud tahun 2014. Mengetahui perubahan luas yang terjadi terhadap lahan disekitar aliran sungai pada Sub DAS Konto pasca luapan lahar dingin pasca erupsi Gunug Kelud pada Februari 2014. Memberikan informasi terkait perubahan pola sungai dan perubahan lahan akibat material erupsi serta potensi kerusakan lahan yang ditimbulkan akibat erupsi gunung api. Manfaat : Memberi masukan yang terkait dengan pengelolaan aliran sungai dalam hal monitoring sungai untuk kepentingan penanggulangan bencana. Selain itu juga memberikan informasi kepada masyarakat agar lebih memperhatikan kelayakan hunian atau tempat tinggal,dan lahan yang lain seperti sawah, kebun, dan sebagainya untuk memastikan apakah lokasi yang dipilih telah aman dari bencana khususnya bencana luapan lahar dingin atau lahar hujan.

Lokasi Penelitian Wilayah Sub Daerah Aliran Sungai Konto Waduk Jatim Lerek Kec. Bandar Kedung Mulyo Kab. Jombang Kecamatan Pare, Kab. Kediri Kecamatan Kandangan, Kab. Kediri 19581.66 Ha. Kecamatan Kepung, Kab. Kediri Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Gn. Kelud Sumber : BPDAS Brantas

Data & Peralatan Data : Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000 dengan nomor lembar peta : 1508-332, 1508-333, 1508-334, 1508-341, 1508-321 dan 1508-323 Peta Kontur Interval 25m milik Bakosurtanal format shapefile tahun 2006. Peta Aliran Sungai milik Bakosurtaanal format shapefile Tahun 2006. Peta landuse area disekitar Sungai Konto (Sub DAS Konto) milik Balai Besar Wilayah Sungai Brantas format shapefile tahun 2012. Citra Satelit Landsat 8 Tertanggal 26 Juni dan 28 Juli 2013 (Sebelum Erupsi). Citra Satelit Landsat 8 Tertanggal 10 April dan 26 April 2014 (Setelah Erupsi).

Data & Peralatan Perangkat Keras (Hardware) Laptop GPS Navigasi Garmin e-trex Perangkat Lunak (Software) Image Processing Software digunakan untuk pengolahan data citra satelit termasuk koreksi geometrik dan klasifikasi supervised, layer stacking, mosaik dan pembuatan batas sungai (directional filtering). ArcGIS 10.1 digunakan untuk delineasi batas sungai, perhitungan luas area dan sekaligus pembuatan layout peta.

Tahapan Penelitian

Diagram Alir Pengolahan Data

Koreksi Geometrik Citra Jumlah Titik GCP RMS - Error Citra Landsat 8 Path/Row 118/065 dan 118/066 Bulan Juni 2013 (Pra Erupsi) Citra Landsat 8 Path/Row 118/065 dan 118/066 Bulan April 2014 12 0,2675 12 0,20917. Hasil RMS-error rata-rata citra mempunyai nilai RMSerror rata-rata kurang dari 1 pixel (Purwadhi, 2001) sehingga dianggap memenuhi toleransi yang diberikan.

Directional Filtering Directional Filter digunakan untuk untuk mengetahui batas topografi antara sungai dan daratan sehingga memudahkan dalam proses delineasi sungai dan penentuan perubahan pola sungai sebelum dan sesudah terjadinya erupsi. Batas sungai pada citra agar bisa terlihat lebih jelas dan o lebih tajam maka digunakan input sudut filter directional sebesar 30 Hasil Directional Filtering pada Citra Landsat 8 Pra Erupsi Hasil Directional Filtering pada Citra Landsat 8 Pasca Erupsi

Perubahan Pola Sungai Konto Setelah Erupsi Pada tabel dibawah ini disajikan gambar zooming terhadap beberapa bagian Sungai Konto yang mengalami perubahan bentuk, pola dan meandering sungai : Pra Erupsi Pasca Erupsi Hasil Overlay Keterangan : Delineasi Sungai Konto Pasca - Erupsi Delineasi Sungai Konto Pra - Erupsi

Perubahan Pola Sungai Konto Setelah Erupsi Luas (dalam m 2 ) Perubahan (dalam m 2 ) Sebelum Erupsi 889251,104 Sesudah Erupsi 842685,336 46565,77 Tabel diatas menunjukkan bahwa perubahan luas sungai sebesar 46565,77 m2 atau seluas 4,65 Ha. Dengan kata lain, terjadi penyempitan terhadap Sungai Konto yang mengalir di Wilayah Administrasi Kec. Kepung Kabupaten Kediri sebelum terjadinya. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah: Sedimen yang dibawa oleh aliran lahar hujan pasca erupsi Gunung Kelud Material Erupsi Gunung Kelud (piroklastik) yang meluncur dan masuk kedalam sungai, sehingga terjadi penyempitan sungai akibat material tersebut. Pengembangan wilayah yang dilakukan BP DAS Brantas atau oleh masyarakat disekitar daerah aliran sungai Konto.

Perubahan Pola Sungai Konto Setelah Erupsi Sebagian Aliran Sungai Konto, Pra dan Pasca Erupsi Gunung Kelud 2014

Hasil Klasifikasi Citra Satelit Klasifikasi yang dilakukan pada citra Landsat 8 menggunakan klasifikasi terselia (Supervised Classification) tipe Maximum Likelihood. Kelas Tata Guna Lahan Pra Erupsi : Pemukiman Hutan Sawah Perkebunan Lahan Terbuka Badan Air Kelas Tata Guna Lahan Pasca Erupsi : Pemukiman Hutan Sawah Perkebunan Lahan Terbuka Badan Air Material Erupsi

Hasil Klasifikasi Citra Satelit Luas Kelas Tutupan Lahan Hasil Klasifikasi Terhadap Citra Satelit Pra Erupsi Nama Kelas Luas (Ha) Badan Air 2716, 83 Hutan 2255,85 Perkebunan 2188,26 Sawah 6385,23 Lahan Terbuka 3431,25 Pemukiman 2604,24 Total 19581,66 Luas Kelas Tutupan Lahan Hasil Klasifikasi Terhadap Citra Satelit Pasca Erupsi Nama Kelas Luas (Ha) Badan Air 2090,97 Hutan 1821,60 Kebun 3241,44 Sawah 4126,68 Lahan Terbuka 3459,69 Pemukiman 3298,59 Material Erupsi 1542,69 Total 19581,66

Hasil Klasifikasi Citra Satelit 7000 6000 5000 Luas 4000 3000 2000 Luas Pra Erupsi (Ha) Luas Pasca Erupsi (Ha) 1000 0 Kelas Material erupsi yang dimuntahkan Gunung Kelud di area Sub DAS Konto sampai dengan April 2014 sebesar 1542,69 Ha. Material erupsi ini menimbulkan potensial kerusakan pada kelas lainnya, potensial kerusakan yang terbesar yaitu Sawah, Hutan dan Badan Air (Sungai, Empang, Waduk dan Sejenisnya). Dari Grafik diatas ditunjukkan bahwa kelas Sawah mengalami potensial kerusakan terbesar akibat erupsi Gunung Kelud.

Hasil Klasifikasi Citra Satelit Peta Hasil Klasifikasi Pra Erupsi Peta Hasil Klasifikasi Pasca Erupsi

KESIMPULAN Metode Directional Filtering dapat digunakan untuk membuat citra satelit lebih menonjolkan aspek topografis yang berfungsi memisahkan daratan dan sungai atau waduk sehingga diketahui perubahan pola, bentuk dan luasnya. Terjadi perubahan luas pada sebagian aliran sungai Konto sepanjang Kecamatan Kepung, Kab. Kediri sebesar 46565,77 m 2 atau seluas 4,67 Ha. Artinya Sebagian Aliran Sungai Konto di Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri menyempit sekitar 5,24 % dari yang sebelum erupsi 88,92 Ha menjadi 84,27 Ha setelah terjadi erupsi. Perubahan tata guna lahan yang dianalisis melalui teknik klasifikasi terselia (Supervised Classification) bertujuan memonitoring perubahan luasan kelas lahan yang tertutup material erupsi Gunung Kelud. Didapatkan bahwa material erupsi telah menutupi kelas lainnya sebesar 1542,69 Ha. Material erupsi akibat erupsi Gunung Kelud yang menutupi kelas lahan menimbulkan potensial kerusakan pada kelas tersebut, potensial kerusakan yang terbesar ke terndah yaitu Sawah, Hutan dan Badan Air (Sungai, Empang, Waduk dan Sejenisnya).

SARAN Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang perubahan pola dan bentuk serta luasan Sungai Konto menggunakan citra resolusi tinggi sehingga meningkatkan mutu citra dan ketelitian dari data yang dihasilkan. Selain perubahan luasan (X dan Y) perlu juga diteliti terkait sedimentasi yang mengendap didalam sungai tersebut. Sehingga dapat dimunculkan kerawanan bahaya terkait banjir lahar juan akibat erupsi gunung api. Dalam meneliti perubahan luas lahan akibat tumpukan material erupsi sebaiknya digunakan citra yang lebih tinggi resolusinya dan lebih dekat rentang waktunya terhadap kejadian erupsi, supaya hasil yang disajikan menjadi lebih aktual.