GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK DI RUANG FISIOTERAPI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013

Penelitian Keperawatan Jiwa

PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) dalam darahnya. Yang dicirikan dengan hiperglikemia, yang disertai. berbagai komplikasi kronik (Harmanto Ning, 2005:16).

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL

Persutujuan Pembimbing. Jurnal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Dilaporkan pasien mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

MANFAAT AKUPUNKTUR PADA PENDERITA STROKE HEMORRAGIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT ANGGOTA GERAK ATAS

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

MEMAHAMI STROKE. Berdasarkan Pengalamanku

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika setiap tahunnya berkisar antara orang dari orang. terbanyak di Asia (Yayasan Stroke Indonesia, 2010).

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

PERSETUJUAN PEMBIMBING

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma neurologis yang terjadi. tiba-tiba karena cerebrovascular disease (CVD).

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah (RSUD) Prof. DR. Aloe Saboe kota Gorontalo. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Mei s.

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK DI RUANG FISIOTERAPI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO Havid Alulu, Zuhriana, Zuhriana K. Yusuf, Ahmad Aswad 1 Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG Email: Havid_theripper@yahoo.com ABSTRAK Havid Alulu, (2014). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Medik di Ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing I I dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes. dan pembimbing II Ahmad Aswad S.Kep.Ns. M.Ph. Daftar Pustaka : 15 (1996-2013) Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengetahuan dan sikap keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik pada pasien pasca stroke diruang Fisioterapi RSUD. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan pengetahuan dan sikap keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik pada pasien pasca stroke di ruang fisioterapi RSUD. Aloei Saboe Kota Gorontalo Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif. Dalam hal ini peneliti ingin mendeskripsikan pengetahuan dan sikap keluarga tentang pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada Pasien Pasca Stroke. Sampel dari penelitian ini berjumlah 32 responden dengan menggunakan teknik sampling accidental sampling. Analisa data dilakukan dengan menggukan analisa deskriptif yaitu dengan menggunakan rumus presentase. Data diolah menggunakan program SPSS. Hasil dari penelitian ini adalah (a) Pengetahuan keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik di ruang Fisioterapi RSUD. Aloei Saboe Kota Gorontalo tergolong baik. Dari 32 responden yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 24 orang (75%). (b) Sikap keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik di ruang Fisioterapi RSUD. Aloei Saboe Kota Gorontalo tergolong baik. Dari 32 responden yang memiliki sikap baik berjumlah 23 orang (72%). Kesimpulan bahwa untuk pengetahuan dan sikap keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik pada pasien pasca stroke tergolong baik. Saran bagi perawat dapat memberikan informasi kepada responden sehubung dengan pelaksanaan Rehabilitasi medik di ruang Fisioterapi RSUD. Aloei saboe pada pasien pasca stroke sehingga pengetahuan dan sikap responden menjadi lebih baik lagi Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Pasca Stroke, Rehabilitasi Medik 1 Havid Alulu, 841410055, Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG, Zuhriana K. Yusuf, Ahmad Aswad

Data epidemiologis menunjukan bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung (WHO, 2008). Stroke merupakan penyakit keenam yang menjadi penyebab kematian di Negara berpenghasilan rendah dan penyebab kematian ke dua di Negara yang berpenghasilan sedang dan tinggi. Di tahun 2008, stroke dan penyakit cerebrovasculer lainya menyebabkan 6,2 juta orang di dunia meninggal (WHO, 2008), sehingga stroke merupakan masalah utama di Negara maju dan berkembang serta penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Stroke juga menimbulkan dampak yang besar dari segi sosial dan ekonomi, karena biaya pengobatan yang relatif mahal dan akibat kecacatan yang ditimbulkan pada pasien pasca stroke sehingga berkurangnya kemampuan untuk bekerja seperti semula. Rehabilitasi adalah suatu program yang disusun untuk memberi kemampuan kepada penderita yang mengalami disabilitas fisik dan atau penyakit kronis, agar mereka dapat hidup atau bekerja sepenuhnya sesuai dengan kapasitasnya (Harsono, dalam Maliya 2008). Hal ini juga bertujuan untuk membantu korban memahami dan beradaptasi dengan kesulitan, mencegah komplikasi sekunder dan mendidik keluarga untuk memainkan peran pendukung. Menurut Dourman (2013) pada rehabiitasi stroke pasien akan belajar mmenggunakan anggota tubuh yang terkena stroke yang seringkali anggota tubuh ini jarang digunakan atau tidak digunakan sama sekali oleh pasien, sedangkan fisioterapi mengevaluasi apakah anggota tubuh yang terkena stroke tersebut fungsinya sama dengan kondisi sebelum stroke. Jika tidak maka fisioterapi akan mengajarkan bagaimana mengoptimalkan anggota tubuh sisi yang terkena. Dalam pelaksanaan rehabilitasi pasien stroke sangat diperlukan peran keluarga karena keluarga pasien yang bisa mendampingi pasien saat melakukan rehabilitasi dan saat pasien berada di rumah. Hal ini sejalan dengan tugas keluarga di bidang kesehatan menurut Suprajitno (2004) sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan yakni (1) Mengenal masalah kesehatan keluarga, (2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, (3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, (4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga dan (5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga. Sejalan dengan peran keluarga dalam bidang kesehatan maka keluarga harus memiliki pengetahuan untuk merawat dan membantu pasien stroke mengikuti program rehabilitasi. Selain itu keluarga juga harus bersikap baik kepada pasien stroke seperti membantu pasien stroke untuk melakukan aktivitas makan dan minum, membantu pasien stroke untuk melakukan gerak seperti berpakaian, membantu pasien melakukan gerakan tubuh agar tidak merasakan nyeri pada lengan dan tungkai sisi lemah serta memberikan hiburan dan berkomunikasi dengan pasien. Melalui peran keluarga yang ditunjang oleh pengetahuan dan sikap keluarga untuk membantu pelaksanaan rehabilitasi maka pasien stroke bisa mengurangi beban yang dialami. Data yang diperoleh tentang pasien yang melakukan fisioterapi di ruang rehabilitasi medik RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Dari data medical record diketahui bahwa jumlah pasien pada tahun 2013 yang melakukan datang ke bagian fisioterapi berjumlah 2.296 pasien dan yang melakukan rehabilitasi medik berjumlah 379 orang. Sedangkan pada kurun waktu tiga bulan terakhir yakni bulan

oktober tahun 2013 berjumlah 52 pasien, bulan november tahun 2013 berjumlah 32 pasien dan pada bulan desember 2013 berjumlah 31 pasien (Medical Record RSUD Aloei Saboe Kota Gorontalo, 2013). Dari hasil wawancara dengan keluarga pasien pasca stroke yang berkunjung dan berobat di ruang Fisioterapi RSUD.Prof. Dr. H. Aloe Saboe Kota Gorontalo tanggal 19 februari 2014 yang mengatakan bahwa pihak keluarga kurang memiliki pengetahuan tentang pelaksanaan rehabilitasi medic di ruangan fisioterapi. Akibat dari rendahnya pengetahuan keluarga sehingga nampak sikap keluarga untuk membantu pasien stroke saat pelaksanaan rehabilitasi kurang optimal karena pasien cenderung dibantu oleh petugas rehabilitasi dibandingkan keluarga seperti saat akan berjalan untuk pemeriksaan, buang air kecil dan mengajarkan untuk menggerakkan anggota tubuh, padahal untuk kegiatan ini pihak keluarga bisa membantu pasien. Selain itu diketahui pula bahwa keluarga kurang memberikan dukungan kepada pasien untuk melakukan rehabilitasi tepat waktu. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut yang berjudul Gambaran Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Medik di Ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo I. METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di ruang fisioterapo RSUD. Prof. Dr. H. Aloe saboe Kota Gorontalo mulai tanggal 20 mei sampai 20 juni 2014 1.2 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, untuk mengetahui dan mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan sikap keluarga pasien pasca stroke tentang pelaksanaan rehabilitasi medik di RSUD.Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo 2014. 1.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien stroke yang melakukan rehabilitasi di ruang Fisioterapi RSUD. Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo sejak bulan Januari-April 2014 yang berjumlah 115 orang, dan jumlah sampel adalah 32 orang yang ditetapkan berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dari tehnik sampling menggunakan teknik accidental sampling. 1.4 Tehnik Pengumpulan dan Analisa Data Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan instrument penelitian berupa kuesioner kemudian diolah dengan sistem manual dan elektronik dengan menggunakan kalkulator dan komputer dalam bentuk distribusi frekwensi disertai narasi. Analisis data yang digunakan adalah analisa deskriptif. II. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Hasil 2.1.1 Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik di ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Keluarga Tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Medik Di Ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik Cukup Kurang 24 7 1 75% 22% 3% Total 32 100% Sumber Data Sekunder 2014 2.1.2 Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran sikap keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik di ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Tabel 4.5 Distribusi Sikap Keluarga Tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Medik Di Ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Sikap Frekuensi Persentase Baik Cukup Kurang 23 8 1 72% 25% 3% Total 32 100% Sumber Data Sekunder 2014 2.2 Pembahasan 2.2.1 Pengetahuan Keluarga Tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Medik Di Ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Pengetahuan keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik di ruang fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Tahun 2014 sebagian besar baik karena saat diberikan pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan responden tetntang pelaksanaan rehabilitasi medi di ruang fisioterapi yang terdiri dari 10 pertanyaan sebagian besar menjawab benar. Misalnya saat ditanyakan tentang perngertian stroke dikatakan bahwa stroke adalah penyakit ada otak yang timbul secara mendadak dan mengganggu fungsi otak. Pendapat ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Karel (2013) bahwa stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana terjadi gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran darah oleh karena sumbatan atau pecahnya pembuluh

darah tertentu diotak, sehingga menyebabkan sel-sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat-zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu relatif singkat. Stroke merupakan penyakit sistem persyarafan yang paling sering dijumpai. Stroke bisa terjadi pada setiap tingkat umur. Sroke klinis merujuk pada perkembangan neurologis defisit yang mendadak dan dramatis. Stroke dapat didahului oleh banyak faktor pencetus dan seringkali yang berhubungan dengan penyakit kronis yang menyebabkan masalah biasanya penyakit vascular yang berhubungan dengan peredaran darah. Faktor kedua yang mengindikasikan bahwa pengetahuan responden tergolong baik yakni saat ditanyakan bahwa pasien stroke perlu dilakukan rehabilitasi medik karena mengalami gangguan fungsi tubuh, pada umumnya responden menjawab dengan benar bahwa pasien stroke perlu dilakukan rehabilitasi medik karena mengalami gangguan fungsi tubuh. Sejalan dengan hal di atas dapat dikatakan bahwa pengetahuan keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik di ruang fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Tahun 2014 tergolong baik. Dari hasil penelitian diketahui juga bahwa tingkat pengetahuan responden tergolong baik karena dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan responden sebagaian besar SMA yakni berjumlah 21 orang (66%). Pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin banyak informasi yang diperoleh dan kemampuan mengelola informasi semakin baik. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) bahwa tingkat pendidikan berhubungan dengan pengetahuan seseorang. Pada umumnya seseorang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi lebih mudah untuk memahami informasi yang diterima jika dibandingkan dengan tingkat pendidikannya rendah. Jadi dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Dalam hal ini jika keluarga memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka dia memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang pelaksanaan rehabilitasi medik pasien stroke.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat 1 orang yang memiliki pengetahuan kurang tentang pelaksanaan rehabilitasi medik pada pasien pasca stroke di ruang fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe karena saat diberikan 10 pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuannya, ia hanya mampu menjawab dengan benar 5 pertanyaan atau 50% dari 10 pertanyaan yakni tentang pengertian stroke, tujuan rehabilitasi medik pada penderita stroke, anggota keluarga yang mengalami stroke tidak perlu melakukan rehabilitasi medik dan keluarga tidak perlu menilai perkembangan pasien setelah melakukan rehabilitasi medik dijawab salah. 2.2.2 Sikap Keluarga Tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Medik Di Ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Sikap keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik di ruang fisioterapi medik di ruang fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Tahun 2014 tergolong baik hal ini disebabkan karena responden menyatakan sangat setuju dan setuju jika penderita stroke direhabilitasi medik dengan bantuan keluarga dalam melakukan rehabilitasi hingga sembuh. Disisi lain agar kelumpuhan pada pasien stroke bisa dikurangi maka perlu dorongan dari keluarga untuk memberikan semangat pada pasien stroke untuk melakukan rehabilitasi medik. Responden memiliki sikap yang baik karena responden sebagian besar mengatakan setuju bahwa keluarga harus membantu pasien untuk melakukan rehabilitasi medik dan pasien stroke harus dibantu oleh keluarga untuk melakukan aktivitas dan melakukan rehabilitasi medik sampai sembuh. Saat ditanyakan tentang apakah kelumpuhan pada pasien stroke bisa dikurangi maka perlu dorongan dari keluarga untuk memberikan semangat pada pasien stroke, sebagian besar responden menjawab sangat setuju. Disisi lain juga responden dikatakan memiliki sikap yang baik karena sebagian besar menyatakan setuju bahwa sebagai keluarga seharusnya memperhatikan anggota keluarganya yang mengalami stroke, saat pasien melakukan rehabilitasi medik maka diperlukan peran keluarga, jika pasien mengalami kesulitan saat melakukan rehabilitasi medik maka keluarga harus siap mendampinginya dan adanya keluarga yang selalu memperhatikan dapat meningkatkan tingkat kesembuhan dari pasien stroke itu sendiri. Pendapat ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Friedman (2009:12) bahwa tugas keluarga keluarga dalam bidang kesehatan diantaranya adalah memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi, mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga dan mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan artinya bahwa pihak keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang sudah disediakan oleh lembanga kesehatan. Jadi dapat dikatakan bahwa keluarga memilki sikap yang baik dalam melaksanakan rehabilitasi medik pasien stroke di ruang fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini hanya dibatasi pada kajian tentang gambaran tingkat pengetahuan dan sikap keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik pada pasien pasca stroke di ruang fisioterapi RSUD Aloie Saboe Kota Gorontalo yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya. III. SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Simpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan pengetahuan keluarga dan sikap keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik di ruang Fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo tergolong baik. 3.2 Saran Bagi dunia keperawatan; dapat memberikan informasi kepada responden sehubungan dengan pelaksanaan rehabilitasi medik di ruang fisioterapi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo sehingga pengetahuan dan sikap responden menjadi lebih baik. Bagi Dinas Kesehatan, dapat melaksanakan program-program kesehatan khususnya tetntang stroke sehingga masyarakat maupun keluarga dapat memahami upaya pencegahan maupun perawatan pasien stroke. Bagi pasien, sebaiknya tidak putus asa dan terus berupaya untuk melakukan kegiatan rehabilitasi medik serta belajar untuk mandiri dengan melakukan gerakan-gerakan tubuh di rumah. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi dan sebaiknya dapat mengangkat variabel lain yang berhubungan dengan rehabilitasi medik pasien stroke misalnya tentang peran fisioterapi dalam kegiatan rehabilitasi medik, deskripsi tentang tindakan rehabilitasi medik, mengkaji hubungan pengetahuan dan sikap keluarga tentang pelaksanaan rehabilitasi medik pada pasien stroke.

DAFTAR PUSTAKA Depkes. RI. 2002. Buku Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Dikes Provinsi Gorontalo. 2013. Data Medical Record. Gorontalo: Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Festy. 2009. Peran Keluarga Dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Medik Pada Pasien Stroke. Skripsi. Fridmen. 2008. Family Nursung: Research, Theory dan Praktik. Edisi 4. Stamford: Appleton dan Langge Harsono. 1996. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gadjah Mada Press Iman Soeharto. 2002. Serangan Jantung dan Stroke Hubunganya Dengan Lemak dan Kolesterol. Edisi 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama IKAPI. 2006. Patofisiologi :Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Karel Dourman. 2013. Waspadai Stroke Usia Muda. Jakarta: Cerdas Sehat Lanny Lingga. 2013. All About Stroke Hidup Sebelum Dan Pasca Stroke. Jakarta: Gramedia Mahendra B., Rahmawati N.H. Evi. 2005. Atasi Stroke Dengan Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya Marilyn. M. Friedman. 2002. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. Edisi 3. Jakarta: EGC Sugiyono 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung. Alfabeta Supratjitno. 2004. Keluarga: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC WHO. 2008. Stroke. Http: www.data_stroke_didunia.co.id diakses tanggal 12 April 2014 Yuniarsih. 2010. Pengalaman Caregiver Keluarga Dalam Merawat Pasien Stroke Tahap Paska Akut di RSUP Fatmawati. Skripsi